Vous êtes sur la page 1sur 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kehamilan

resiko

tinggi

adalah

kehamilan

yang

dapat

menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi sakit atau meninggal, sebelum
persalinan berlangsung (Sinsin, 2008). Kehamilan resiko tinggi adalah
suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari biasanya (baik bagi
ibu maupun bayinya), dapat terjadinya penyakit atau kecacatan bahkan
kematian sebelum maupun sesudah persalinan.
B. Epidemiologi
World Health Organization (WHO) mengatakan tahun 2010 Angka
Kematian Ibu (AKI) di Amerika Serikat yaitu 17 per 100.000 kelahiran
hidup, Afrika Utara 92 per 100.000, Asia Barat 68 per 100.000. Angka
kematian ibu di negara-negara ASEAN masih jauh lebih tinggi, yaitu
Indonesia 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000
kelahiran hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44
per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan
Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup. Survey Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyatakan bahwa Angka Kematian Ibu
(AKI) sebesar 228 per 100 ribu kelahiran hidup, sedangkan pada tahun
2012, rata-rata AKI tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup.
Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang
mencapai 228 per 100 ribu. Peningkatan angka kematian ibu salah satunya
disebabkan oleh meningkatnya usia kawin muda (Kompas, 2012).
Berdasarkan laporan tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Riau tahun 2011

tercatat JOM PSIK VOL. 1 NO. 2 OKTOBER 2014 2 112.851 ibu hamil
terdapat 12.025 ibu hamil yang memiliki resiko tinggi dalam
kehamilannya, Sedangkan menurut Millenium Development Goals
(MDGs) diharapkan AKI di Indonesia turun dari118 menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Profil Kesehatan Propinsi Jawa
Timur, 2012).
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per
100ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding
hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup. Dalam
hal ini, fakta melonjaknya kematian ini tentu sangat Memalukan
pemerintahan yang sebelumnya bertekat akan menurunkan AKI hingga
108 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 sesuai dengan target
MDGs(Depkes RI, 2013).
Berdasarkan catatan medik yang diperoleh dari Puskesmas Jagir
Surabaya, didapatkan jumlah ibu hamil trimester III yang mengalami
Risiko tinggi dalam kehamilan berdasarkan Skor Poedji Rohjati dalam 3
tahun terakhir yaitu dari tahun 2011, 2012 dan 2013 dapat disimpulkan
bahwa angka kejadian ibu hamil trimester III dengan kehamilan risiko
tinggi berdasarkan Skor Poedji Rochjati di Puskesmas Jagir Surabaya
jumlah ibu hamil risiko tinggi pada tahun 2011-2012 terjadi peningkatan
sebesar 5,21% dan tahun 2012-2013 terjadi peningkatan ibu hamil risiko
tinggi sebesar 3,12%. Pada tahun 2013 angka kehamilan risiko tinggi

sebesar 42,86% melebihi angka toleransi 20% yang ditetapkan Dinas


Kesehatan Kota Surabaya.
Faktor-faktor yang memengaruhi kehamilan risiko tinggi, antara
lain: (1) karakteristik ibu meliputi umur, paritas, kondisi fisik ibu (status
gizi dan tinggi badan ibu hamil). Umur ibu 16 tahun rahim dan panggul
ibu sering kali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa akibatnya
diragukan keselamatan dan kesehatan janin dalam kandungan. Selain itu
mental ibu belum cukup dewasa sehingga diragukan ketrampilan
perawatan diri dan bayinya. Umur ibu 35 tahun usia tersebut terjadi
perubahan-perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir
tidak lentur lagi, cenderung mengalami risiko dalam kehamilan dan
persalinannya. Pada ibu yang sering melahirkan anak (grandemultipara),
kemungkinan kondisi kesehatan selama hamil terganggu, kekendoran
dinding rahim/perut gantung yang akan menyebabkan kelainan letak.
Faktor fisik dimana kondisi fisik ibu sebelum hamil telah berisiko,
misalnya : ibu yang TB 145 cm, kemungkinan panggul sempit dan janin
tidak dapat lahir secara normal. Ibu yang kurang gizi dalam masa
kehamilannya akan memperburuk keadaan ibu dan menghambat
pertumbuhan janin. (2) penyakit-penyakit kronis sebelum ibu hamil atau
yang menyertai kehamilan misalnya : TBC, HIV/AIDS dan penyakit
jantung. Faktor predisposisi yang memengaruhi kehamilan risiko tinggi
antara lain: pengetahuan, faktor sosial ekonomi juga dapat berpengaruh
pada gizi ibu hamil yaitu tentang biaya dalam perawatan kehamilan dan
persalinan (Rochjati, P., 2011).

Faktor Predisposisi terjadinya kehamilan risiko yaitu pengetahuan.


Kurangnya pengetahuan/terbatasnya pengetahuan ibu, suami dan keluarga
tentang kehamilan risiko tinggi dan bahaya yang akan dialami, juga akan
meningkatkan kejadian kehamilan risiko tinggi, perilaku dan sosial
ekonomi juga berpengaruh pada ibu dengan risiko dalam kehamilan
(Depkes RI,2002). Dampak dari pengetahuan ibu yang cukup atau kurang
maka ibu akan kurang memerhatikan kesehatannya. Ibu hamil yang tidak
memerhatikannya kesehatannya jarang memeriksakan kehamilannya
secara teratur ke petugas kesehatan sehingga petugas kesehatan tidak dapat
mendeteksi dini adanya risiko tinggi, sedangkan ibu yang berpengetahuan
baik akan memerhatikan kesehatannya, dengan memeriksakan kehamilan
secara teratur ke petugas kesehatan sehingga petugas kesehatan
mendeteksi dini adanya risiko tinggi dan dapat segera dicegah (Wiryawan,
P., 2011).
Kehamilan dengan resiko tinggi pada ibu hamil
meliputi: umur ( terlalu muda yaitu kurang dari 20 tahun
dan terlalu tua yaitu lebih dari 35 tahun ), jarak kurang dari
2 tahun, tinggi badan kurang dari 145 cm, lingkar lengan
atas kurang dari 23,5 cm, hemoglobin kurang dari 11 gr/dl,
hamil lebih dari 4 kali, riwayat keluarga menderita penyakit
kencing manis atau diabetes melitus, hipertensi dan
riwayat cacat kongenital, kelainan bentuk tubuh, misalnya
kelainan tulang belakang atau panggul (Azwar, 2008).
Kehamilan dengan resiko tinggi bisa mengakibatkan resiko

di dalam persalinannya, kira-kira 40% ibu hamil mengalami


masalah kesehatan berkaitan dengan kehamilan dan 15%
dari semua ibu hamil menderita komplikasi jangka panjang
yang

mengancam

jiwa

bahkan

sampai

menimbulkan

kematian (Wiknjosastro, 2002).


C. Klasifikasi Kehamilan Resiko Tinggi
Kehamilan Resiko tinggi dapat digolongkan secara sederhana
berdasarkan2,3 :
A. Demografis / Umum
a. Usia Ibu
Primipara kurang dari 18 tahun
Kehamilan diatas 35 tahun
Perkawinan diatas 5 tahun ( anak mahal )
b. Suku /Ras
Bukan ras Kaukasia
Kecenderungan BBLR pada bayi kulit hitam
c. Status Sosio Ekonomi
Keadaan keuangan yang buruk
Lingkungan yang buruk

Masalah sosial yang berat / Kelas sosial


Pekerjaan orang tua
Pendidikan orang tua
d. Status Perkawinan
Orang tua tunggal
Orang tua tidak menikah
B. Riwayat Obstetri Terdahulu
a. Paritas
Primigravida tua primer atau sekunder
Grandemultipara
b. Riwayat kehamilan yang buruk
Pernah Keguguran( Keguguran yang berulang lebih dari 2
kali )
Kehamilan dengan kelainan letak
Sering mengalami perdarahan saat hamil / perdarahan
antepartum (solusio plasenta / plasenta previa)
Terjadi Infeksi saat hamil
Riwayat Mola hidatidosa atau Korio Karsinoma

Kehamilan ganda dan juga Hydramnion


Kehamilan dengan Preeklamsia dan Eklampsia
Gravida Serotinus
Riwayat IUFD
Kehamilan Ektopik
c. Riwayat persalinan terdahulu
Riwayat persalinan dengan tindakan (Ekstraksi vakum,
Ekstraksi Forceps, Operasi Sectio Caesaria, Ekstraksi
Plasenta manual)
Riwayat persalinan prematur dua kali atau lebih
Riwayat persalinan lahir mati
Riwayat persalinan dengan perdarahan pasca salin
Riwayat persalinan dengan berat bayi lahir rendah
Riwayat persalinan dengan induksi
Terdapat Disproporsi Sevalopelvik
Sangkaan Dismaturitas
d. Komplikasi medis dari kehamilan yang berhubungan dengan:
Anemia

Hipertensi ( Tekanan darah > 140/90 mmHg )


Penyakit jantung ( RHD, CHD )
Hamil dengan penyakit menular seksual ( Chlamidia, HIV,
GO ) Hamil dengan Penyakit Metabolik ( DM, Penyakit
Thyroid )
Hamil dengan Kejang
Hamil dengan obesitas
Hamil dengan penyakit ginjal ( Glomerulonephritis,
Nefrotik syndrome )
Hamil dengan penyakit hepar ( Hepatitis )
Hamil dengan penyakit paru ( TBC, Asma bronchiale )
Hamil dengan kelainan endokrin ( Pituitary, Adrenal )
Hamil dengan penyakit gastrointestinal ( Appendicitis )
e. Hasil kehamilan
Kelainan Kongenital ( Kemungkinan untuk berulang )
misalnya : Hidrosepalus, anensepalus, kembar siam
f. Riwayat infertilitas
C. Riwayat Medis Terdahulu

a. Perokok
b. Penyalahgunaan Alkohol
c. Penyalahgunaan Obat-obatan
d. Ibu yang sedang sakit kronis dan sedang mendapatkan
pengobatan
e. Riwayat operasi
Operasi plastik pada fistel vagina atau tumor vagina
Operasi persalinan atau operasi pada rahim
Riwayat adanya masalah dengan anastesi
D. Riwayat Ginekologi
a. Subfertilitas
b. Kontrasepsi
c. Ketidakteraturan pola menstruasi
E. Riwayat Penyakit Keluarga
a. Kelainan kongenital
b. Diabetes Mellitus
c. Hipertensi
d. Penyakit ginjal

F. Pemeriksaan Fisik
a. Hasil pemeriksaan umum :
Berat badan ibu
BB < 45 kg (Resiko bayi IUGR)
BB > 65 kg (Hipertensi, Diabetes Gestasional)
Tinggi badan ibu <145 cm
Deformitas pada tulang belakang
b. Hasil pemeriksaan Kehamilan (Faktor resiko yang timbul
selama kehamilan) :
Kehamilan Triemster I
Hiperemesis gravidarum berat
Perdarahan
Nyeri abdomen
Infeksi Intrauterine (CMV, TORCH)
Kehamilan Trimester II dan III
Perdarahan
Preeklamsi, Eklampsi
Gangguan pertumbuhan

Hidramnion
Kehamilan ganda
Saat Inpartu
Keadaan Resiko Tinggi Dari Sudut Ibu
- Ketuban Pecah dini
-

Persalinan

lama

melampaui

batas

waktu

perhitungan partograf WHO


- Persalinan terlantar
- Ruptura uteri imminens
- Ruptura uteri - Persalinan kelainan letak janin
- Distosia karena tumor jalan lahir, distosia bahu
bayi atau bayi yang besar
- Perdarahan antepartum
- Retensio plasenta
Keadaan Resiko Tinggi Ditinjau Dari Janin
- Distres Janin
- Pecah ketuban disertai perdarahan
- Dismaturitas

- Makrosomia
- Infeksi Intrauterine
- Pembentukan kaput yang besar
Keadaan Resiko Tinggi Paska Partus
- Persalinan dengan Retensio plasenta
- Atonia uteri paska partus
- Persalinan dengan robekan perineum yang luas,
robekan serviks, vagina dan juga ruptura uteri.
.

Vous aimerez peut-être aussi