Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.2Tujuan Penulisan
a. Untuk Mengetahui konsep Dasar Pasien Menjelang Ajal
b Untuk Mengetahui Tahapan-Tahapan menjelang ajal
c. Untuk Mengetahui tipe-tipe Perjalanan menjelang kematian
d. Untuk Mengetahui tanda-tanda klinis menjelang kematian
e Untuk Mengetahui macam-macam tingkat kesadaran
f. Untuk Mengetahui bantuan yang diberikan oleh pasien menjelang ajal
g. Untuk Mengetahui Asuhan keperawatan pada pasien menjelang ajal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
a. Pengertian
Kematian merupakan bagian mutlak dalam sejarah manusia. Meskipun fenomena
kematian telah akrab dengan manusia, namun bukan hal yang mudah untuk
menentukan kapan kematian itu benar-benar terjadi sehingga memunculkan banyak
keraguan tentangnya.Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut
akal sehat tidak tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu
dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu kecelakaan. Kematian adalah suatu
pengalaman tersendiri, dimana setiap individu akan mengalami/menghadapinya
seorang diri, sesuatu yang tidak dapat dihindari, dan merupakan suatu kehilangan.
1. Menolak/Denial
Pada fase ini , pasien/klien tidak siap menerima keadaan yang sebenarnya
terjadi, dan menunjukkan reaksi menolak. Timbul pemikiran-pemikiran seperti:
Seharusnya tidak terjadi dengan diriku, tidak salahkah keadaan ini?.
Beberapa orang bereaksi pada fase ini dengan menunjukkan keceriaan yang palsu
(biasanya orang akan sedih mengalami keadaan menjelang ajal).
2. Marah/Anger
Kemarahan terjadi karena kondisi klien mengancam kehidupannya dengan
segala hal yang telah diperbuatnya sehingga menggagalkan cita-citanya. Timbul
pemikiran pada diri klien, seperti:
Mengapa hal ini terjadi dengan diriku?
Kemarahan-Kemarahan tersebut biasanya diekspresikan kepada obyek-obyek
yang dekat dengan klien, seperti:keluarga, teman dan tenaga kesehatan yang
merawatnya.
3. Menawar/bargaining
Pada tahap ini kemarahan baisanya mereda dan pasien malahan dapat
menimbulkan kesan sudah dapat menerima apa yang terjadi dengan dirinya.
Pada pasien yang sedang dying, keadaan demikian dapat terjadi, seringkali klien
berkata:
Ya Tuhan, jangan dulu saya mati dengan segera, sebelum anak saya lulus jadi
sarjana.
4. Kemurungan/Depresi
Selama tahap ini, pasien cen derung untuk tidak banyak bicara dan
mungkin banyak menangis. Ini saatnya bagi perawat untuk duduk dengan tenang
disamping pasien yang sedangan melalui masa sedihnya sebelum meninggal.
5. Menerima/Pasrah/Acceptance
Pada fase ini terjadi proses penerimaan secara sadar oleh klien dan
keluarga tentang kondisi yang terjadi dan hal-hal yang akan terjadi yaitu
kematian.
Fase ini sangat membantu apabila kien dapat menyatakan reaksi-reaksinya atau
rencana-rencana yang terbaik bagi dirinya menjelang ajal. Misalnya: ingin
bertemu dengan keluarga terdekat, menulis surat wasiat, dsbg.
3. Kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh belum pasti, biasanya terjadi
pada pasien dengan operasi radikal karena adanya kanker.
4. Kemungkinan mati dan sembuh yang tidak tentu. Terjadi pada pasien dengan
sakit kronik dan telah berjalan lama.
4. Gangguan Sensori
a. Penglihatan kabur.
b. Gangguan penciuman dan perabaan.
perasaan
Akan lebih baik bila kemarahan ditujukan kepada perawat sebagai orang
yang dapat dipercaya, memberikan ras aman dan akan menerima kemarahan
tersebut, serta meneruskan asuhan sehingga membantu pasien dalam
menumbuhkan rasa aman.
c). Pada Fase Menawar
Pada fase ini perawat perlu mendengarkan segala keluhannya dan
mendorong pasien untuk dapat berbicara karena akan mengurangi
rasa
disampingnya dan
mungkin dalam
kemampuannya.
dsbg.
oksigen.
d). Bergerak
Apabila kondisinya memungkinkan, klien dapat dibantu untuk
bergerak, seperti: turun dari tempat tidur, ganti posisi tidur untuk
mencegah decubitus dan dilakukan secara periodik, jika
diperlukan dapat
menurun.
e). Nutrisi
Klien seringkali anorexia, nausea karena adanya penurunan
peristaltik. Dapat diberikan annti ametik untuk mengurangi nausea
dan
kalori dan
perlu
f). Eliminasi
Karena adanya penurunan atau kehilangan tonus otot dapat terjadi
konstipasi, inkontinen urin dan feses. Obat laxant perlu diberikan
untuk
mencegah konstipasi.
Klien dengan inkontinensia dapat diberikan urinal, pispot secara teratur
atau dipasang duk yang diganjti setiap saat atau dilakukan
kateterisasi.
perawat dan
berbisik-bisik.
10
PENGKAJIAN
1) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang penyakit yang diderita klien pada saat sekarang
b. Riwayat kesehatan dahulu
Berisi tentang keadaan klien apakah klien pernah masuk rumah sakit
dengan penyakit yang sama
c. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pernah menderita penyakit yang sama dengan
klien
2) Head To Toe
Perubahan fisik saat kematian mendekat:
1. Pasien kurang rensponsif.
2. Fungsi tubuh melambat.
3. Pasien berkemih dan defekasi secara tidak sengaja.
4. Rahang cendrung jatuh.
5. Pernafasan tidak teratur dan dangkal.
11
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Ansietas/ ketakutan (individu , keluarga ) yang berhubungan diperkirakan dengan
situasi yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan takut
akan kematian dan efek negatif pada pada gaya hidup.
b) Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang dihadapi,
penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain.
c) Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupan
keluarga,takut akan hasil ( kematian ) dengan lingkungnnya penuh dengan stres (
tempat perawatan ).
d) Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari system
pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam
menghadapi ancaman kematian.
KRITERIA HASIL
a) Klien atau keluarga akan :
1. Mengungkapkan ketakutan yang berhubungan dengan gangguan.
2. Menceritakan pikiran tentang efek gangguan pada fungsi normal , tanggung
jawab peran dan gaya hidup.
12
b) Klien akan :
1. Mengungkapkan kehilangan dan perubahan.
2. Mengungkapkan perasaan yang berkaitan kehilangan dan perubahan.
3. Menyatakan kematian akan terjadi.
Anggota keluarga akan melakukan hal berikut :
Mempertahankan hubungan erat yang efektif, yang dibuktikan dengan cara
berikut:
a. Menghabiskan waktu bersama klien.
b. Memperthankan kasih sayang , komunikasi terbuka dengan klien.
c. Berpartisipasi dalam perawatan.
c) Anggota keluarga atau kerabat terdekat akan:
1. Megungkapkan akan kekhawatirannya mengenai prognosis klien.
2. Mengungkapkan kekawtirannnya mengenai lingkungan tempat perawatan.
3. Melaporkan fungsi keluarga yang adekuat dan kontiniu selama perawatan
klien.
d) Klien akan mempertahankan praktik spritualnya yang akan
mempengaruhi penerimaan terhadap ancaman kematian.
13
Intervensi Keperawatan
Diagnosa I
Ansietas / ketakutan ( individu , keluarga ) yang berhubungan dengan situasi yang
tak dikenal. Sifat kondisi yang tak dapat diperkirakan takut akan kematian dan efek
negative pada gaya hidup.
Criteria Hasil
Klien atau keluarga akan :
1. Mengungkapkan ketakutannya yang berhubungan dengan gangguan.
2. Menceritakan tentang efek gangguan pada fungsi normal, tanggung jawab, peran
dan gaya hidup.
No
1
Intervensi
Bantu klien untuk
Rasional
Klien yang cemas
mengurangi ansietasnya
mempunyai
penyempitan lapang
persepsi dengan
a. Berikan kepastian
dan kenyamanan
b. Tunjukkan perasaan
tentang pemahman dan
empti, jangan
menghindari pertanyaan
penurunan kemampuan
untuk belajar. Ansietas
cendrung untuk
memperburuk masalah.
Menjebak klien pada
lingkaran peningkatan
ansietas tegang,
mengungkapkan setiap
fisik.
ketakutan permasalahan
yang berhubungan
14
dengan pengobatannya
d. Identifikasi dan
dukung mekanisme
2
koping efektif
Kaji tingkat ansietas
klien : rencanakan
penyuluhan bila
dapat dihilangkan
sedang.
dengan memberikan
informasi akurat. Klien
dengan ansietas berat
atau parah tidak
menyerap pelajaran.
Pengungkapan
teman untuk
memungkinkan untuk
mengungkapkan
ketakutan-ketakutan
memberiakan
mereka.
kesempatan untuk
memperbaiki konsep
keluarga kesempatan
menguatkan renson
positif.
Diagnosa II
15
Berduka yang berhubungan penyakit terminal dan kematian yang akan dihadapi
penurunan fungsi, perubahan konsep diri dan menark diri dari orang lain
Klien akan :
1. Mengungkapakan kehilangan dan perubahan.
2. Mengungkapakan perasaan yang berkaitan kehilangan dan perubahan.
3. Menyatakan kematian akan terjadi.
Anggota keluarga akan melakukan hal berikut : mempertahankan hubungan erat
yang efektif , yang dibuktikan dengan cara sbb:
a. Menghabiskan waktu bersama klien.
b. Mempertahankan kasih sayang , komunikasi terbuka dengan klien.
c. Berpartisipasi dalam perawatan.
No
1
Intervensi
Berikan kesempatan pada
Rasional
Pengetahuan bahwa tidak
mengungkapkan perasaan,
didiskusikan kehilangan
dapat menyebabkan
menimbulkan perasaan
kehilangan.Jelaskan bahwa
Berikan dorongan
pemecahan masalah.
memberikan keberhasilan
3
untuk mengekpresikan
terjadi.
Proses berduka, proses
terima.
Penelitian menunjukkan
menghilangkan ketidak
keperawatan berikut :
a. Membantu berdandan.
b. Mendukung fungsi
kemandirian.
c. Memberikan obat nyeri
saat
diperlukan dan
d. Meningkatkan
kenyamanan
fisik
( Skoruka dan
17
Bonet 1982 ).
Diagnosa III
Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan kehidupan takut
akan hasil ( kematian ) dan lingkungannya penuh stres ( tempat perawatan ).
Anggota kelurga atau kerabat terdekat akan :
1. Mengungkapkan akan kekhawatirannya mengenai prognosis klien.
2. Mengungkapkan kekhawatirannnya mengenai lingkungan tempat perawatan
3.
No
1
Intervensi
Luangkan waktu bersama
Rasional
Kontak yang sering dan
mengkmuikasikan sikap
yang empati.
membantu mengurangi
kecemasan dan
meningkatkan
pembelajaran.
Saling berbagi
memungkinkan
mengekspresikan perasaan,
perawat untuk
mengintifikasi ketakutan
dan kekhawatiran
kemudian merencanakan
intervensi untuk
mengatasinya.
18
peralatan ICU
Jelaskan tindakan keperawatan
dan kemajuan postoperasi
berkaitan
dengan ketidaktakutan.
Kunjungan dan partisipasi
meningakatkan interaksi
keluarga berkelanjutan.
Keluarga dengan masalah-
Diagnosa IV
Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari sistem
pendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam menghadapi
ancaman kematian
19
Intervensi
Gali apakah klien menginginkan untuk
Rasional
Bagi klien yang
mendapatkan
spiritual lainnya,
melakukannya.
kekuatan.
Menunjukkan
dapat membantu
mengurangi
kesulitan klien
dalam
mengekspresikan
keyakinan dan
prakteknya.
Privasi dan
ketenangan
dapat dilaksanakan.
memberikan
lingkungan yang
memudahkan
refresi
dan perenungan.
20
Perawat
meskipun yang
tidak menganut
agama atau
keyakinan yang
sama dengan
klien dapat
membantu klien
memenuhi
kebutuhan
spritualnya.
Tindakan ini
dapat membantu
klien
mempertahankan
ikatan spiritual
dan
mempraktikkan
ritual yang
penting ( Carson
1989 ).
IMPLEMENTASI
Diagnosa I
1. Membantu klien untuk mengurangi ansientasnya :
a.
21
d.
Diagnosa II
1. Memberikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk mengungkapkan
perasaan, diskusikan kehilangan secara terbuka dan gali makna pribadi dari
kehilangan. Jelaskan bahwa berduka adalah reaksi yang umum dan sehat.
2. Memberikan dorongan penggunaan strategi koping positif yang terbukti
memberikan keberhasilan pada masa lalu.
3. Memberikan dorongan pada klien untuk mengekpresikan atribut dari yang positif.
4. Membantu klien menyatakan dan menerima kematian yang akan terjadi, jawab
semua pertanyaan dengan jujur.
22
Diagnosa III
1. Meluangkan waktu bersama keluarga/orang terdekat klien dan tunjukkan
pengertian yang empati.
2. Mengizinkan keluarga klien/orang terdekat untuk mengekspresikan perasaan,
ketakutan dan kekhawatiran.
3. Menjelaskan akan lingkungan dan peralatan itu.
4. Menjelaskan tindakan keperawatan dan kemajuan postoperasi yang dipikirkan dan
memberikan informasi spesifik tentang kemajuan klien.
5. Menganjurkan untuk sering berkunjung dan berpartisipasi dalam tindakan
keperawatan.
6. Mengkonsul atau memberikan rujukan ke sumber komunitas dan sumber lainnya.
Diagnosa IV
1. Menggali apakah klien menginginkan untuk melaksanakan praktik atau ritual
keagamaan atau spiritual yang diizinkan bila ia memberikan kesempatan pada
klien untuk melakukannya.
2. Mengekpresikan pengertian dan penerimaan anda tentang pentingnya keyakinan
dan praktik religius atau spiritual klien.
23
3. Memberikan privasi dan ketenangan untuk ritual, spiritual sesuai kebutuhan klien
dan dapat dilaksanakan.
4. Menawarkan untuk menghubungi religius atau rohaniwan rumah sakit untuk
mengatur kunjungan menjelaskan ketersediaan pelayanan misalnya : alquran dan
ulama bagi yang beragama islam
EVALUASI
a). Klien
1. Klien merasa nyaman (bebas dari rasa sakit) dan mengekpresikan perasaannya
pada perawat.
2. Klien tidak merasa sedih dan siap menerima kenyataan.
3. Klien selalu ingat kepada Allah dan selalu bertawakkal dan klien sadar bahwa
setiap apa yang diciptakan Allah SWT akan kembali kepadanya.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
25
atau
otak
pada
suatu
makhluk.
Namun demikian, selama proses meninggal dunia tetap berlangsung dalam konteks
teknologis, berbagai definisi ini akan tetap diperdebatkan. Banyaknya definisi tentang mati
memunculkan kesan yang tak terelakkan, yakni seolah-olah mati dari waktu ke waktu selalu
mengalami perubahan. Sementara di pihak lain, proses kematian sejak manusia pertama
hingga kini tidak pernah berubah sampai berakhirnya sejarah manusia. Maka sudah
sewajarnya definisi mati juga tidak berubah-ubah.
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa mampu memahami betul apa saja yang menjadi konsepkonsep dasar dari pasien menjelang ajal , apabila pada saat praktek, mahasiswa mampu
memberikan asuhan keperawatan yang telah mereka pelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Potter and Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Filsafatku79.2009.kematian
dalam
perspektif
ilmu.dalam
(http://filsafatku79.blogspot.com/2009/02/kematian-dalam-perspektif-ilmu.html) diakses
tanggal 19 maret pukul 13.45
Kesehatan Kompasiana. 2014. Kebutuhan dasar manusia ii konsep dan asuhan
keperawatan
pada
pasien
terminal
dan
menjelang
ajal.dalam
26
(http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2014/02/08/kebutuhan-dasar-manusia-iikonsep-dan-asuhan-keperawatan-pada-pasien-terminal-dan-menjelang-ajal-630439.html)
diakses tanggal 19 maret pukul 13.45
Xomankoni.2013.askep
pada
pasien
menjelang
ajal.dalam
(http://xomankoni.wordpress.com/2013/01/04/askep-pada-pasien-menjelang-ajal/)
diakses tanggal 19 maret pukul 13.45
27