Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Karena atas penyertaan
dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum ini dengan baik. Laporan
praktikum ini akan di ajukan pada dosen mata kuliah KIMIA DAN TEKNOLOGI
KARBOHITDRAT penulis membuat ini bukan semata untuk mencari nilai tetapi penulis
membuat paper ini sambil belajar apa yang penulis sajikan dalam makalah ini.
Penulis menyusun laporan praktikum ini dengan meramu dari berbagai sumber yang
penulis dapatkan dari blog dan juga modul serta diktat dari internet. Penulis menyadari bahwa
hal tersebut bukan dikatakan sebagai salah satu hal yang di anggap dapat memenuhi tugas
tetapi penulis berusaha untuk dapat menyajikannya secara apik kepada pembaca sekalian.
Saran dan kritik penulis harapkan untuk menjadi perbaikan. Akhir kata penulis
menyampaikan terima kasih atas perhatian.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................
DAFTAR ISI..
ii
DAFTAR GAMBAR..
iii
I. PENDAHULUAN
III. HASIL......
10
IV. PEMBAHASAN.....
11
11
12
4.3.Kejernihan pasta
13
14
5.1. Kesimpulan.
16
17
DAFTAR PUSTAKA....
16
iii
DAFTAR GAMBAR
No.
Judul gambar
halaman
1.
11
2.
12
3.
13
4.
14
15
I. PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu dapat membuat pati modifikasi secara
kimia maupun secara fisik serta mempelajari sifat pati alami dan pati hasil modifikasi.
Timbang sampel yang telah berupa serbuk atau bahan yang telah dihaluskan
sebanyak 1 g dalam botol timbang yang telah bersih dan kering serta diketahui
beratnya
Keringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 5 jam tergantung bahannya,
lalu dinginkan dalam desikator dan ditimbang. Panaskan lagi dalam oven
selama 1 jam, lalu dinginkan dalam desikator dan ditimbang. Perlakuan ini
diulangi sampai tercapai berat konstan
Kandungan air =
100%
W2 W1
Dimana :
W1 = Bobot botol timbang konstan (g)
W2 = Bobot botol timbang dan sampel sebelum dikeringkan (g)
W3 = Bobot botol timbang dan sampel setelah dikeringkan (g)
2.3.2. Analisis kandungan amilosa
Proses pengukurannya sebagai berikut :
1. Penentuan Kurva Standar
1) Sebanyak 40 mg amilosa murni dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
ditambahkan 1 ml ethanol 95%, dan 9 ml NaOH 1 N. Campuran dipanaskan
dalam air mendidih selama 10 menit sampai membentuk gel dan didinginkan.
Campuran dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml dan tambahkan aquades
sampai total volume menjadi sebesar 100 ml
2) Larutan tersebut diambil masing-masing 1, 2, 3, 4, dan 5 ml kemudian
dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Kemudian ke dalam labu takar
tersebut ditambahkan asam asetat 1 N masing-masing 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1
ml, lalu ditambahkan masing-masing 2 ml larutan iodin 0,2%. Campuran
dalam labu takar ditambahkan aquades sampai tanda tera, dan kemudian
didiamkan selama 20 menit
% Amilosa
100 %
Keterangan :
X = konsentrasi amilosa dari persamaan kurva standard.
FP = faktor pengenceran
W = berat sampel (mg)
2. Suspensi didinginkan hingga suhu 30C, kemudian disimpan pada suhu 4oC
selama lima hari.
3. Persen transmitansi (%T) diukur dengan spektrofotometer (UV-1800 Shimadzu)
pada panjang gelombang 650 nm. Akuades digunakan sebagai blanko.
2.3.4. Penentuan kelarutan dan swelling power
Proses Pengukuran :
-
Berat sampel
Berat sampel
100 %
III. HASIL
BP2 =
= 57,28
% kadar air =
% kadar air =
-
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100% = 8,7%
100% = 20,5%
100% = 18,60%
10
= 0,517
100% = 8,75%
,
,
= 12,88
100% = 23,1%
,
,
= 14,787
100% = 31%
11
IV. PEMBAHASAN
kadar air
20.00%
15.00%
10.00%
kadar air
5.00%
0.00%
pati alami
pati asetilasi
pati HMT
12
literature. Namun pada modifikasi asetilasi yang dilakukan kadar air masih tinggi
dibandingkan dengan kadar air pati sorgum pada penelitian yang dilakukan oleh
Kinanti et al., (2014) sebesar 9,91%. hal ini disebabkan karena proses pengeringan
dengan suhu rendah dengan waktu yang relative cepat sehingga kadar airnya besar.
4.2. Kadar Amilosa
kadar amilosa
25.00%
20.00%
15.00%
kadar amilosa
10.00%
5.00%
0.00%
pati alami
pati HMT
pati asetilasi
13
IR 42. Hal ini dikarenakan penggunaan bahan yang sudah lama sehingga daya untuk
berikatan pada saat analisis menjadi berkurang.
4.3. Kejernihan pasta
1.50%
1.50%
1.00%
kejernihan
(%T)
0.50%
0.00%
1.00%
kejernihan
(%T)
0.50%
0.00%
0.50%
0.00%
1
14
Kelarutan
kelarutan
35.00%
30.00%
25.00%
20.00%
kelarutan
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
pati alami
pati HMT
pati asetilasi
15
4.4.2.
Swelling power
swelling power
20
15
10
swelling power
5
0
pati alami
pati HMT
pati asetilasi
16
V. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
1. Dari hasil yang didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa kadar air pati
beras merah alami dan modifikasi HMT serta asetilasi berturut-turut
9,50405%, 10,983% dan 15,87%.
2. Kadar amilosa praktikum ini didapat kadar amilosa pati beras merah alami
8,7%, modifikasi HMT 20,5% dan modifikasi asetilasi 18,60%.
3. Kejernihan pasta pati alami cenderung mengalami penurunan kejernihan
tetapi untuk pati beras hasil modifikasi tidak menalami perubahan apapun.
4. Kelarutan dari pati beras merah adalah berturut-turut 8,75%, 23,1% dan 31%
sedangkan swelling power berturut turut 0,517, 12,88 dan 14,787.
17
DAFTAR PUSTAKA