Vous êtes sur la page 1sur 7

Analisis Aktivasi neutron adalah metode kualitatif maupun kuantitatif dimana neutron

dari suatu reaktor digunakan untuk menentukan komposisi kimia dari suatu bahan. Ide
dasarnya adalah sangat sederhana. Mengambil suatu sampel dari bahan untuk dianalisa dan
ditempatkan di dekat reaktor inti. Beberapa neutron dari inti diserap pada sampel dan dibuat
radioaktif. Dipelajari melalui pancaran spektrum gamma oleh sampel dan dapat ditentukan
unsur yang ada pada suatu sampel (Anonymous1, 2010).
Analisis Aktivasi neutron ditemukan pada tahun 1936, dimana ini merupakan teknik
yang penting untuk analisis kuantitatif multi unsur mulai dari unsur utama, minor, sisa hingga
unsur yang jarang ditemui. Tahapan awal dari analisis aktivasi neutron adalah melakukan
irradiasi pada sampel dengan neutron pada reaktor netron atau kadang kadang pada sumber
neutron yang lain. Inti yang stabil akan mengabsorbsi 1 neutron dan menjadi inti yang
radioaktif. Konsentrasi dari unsur yang stabil dalam sampel dapat diukur melalui deteksi
peluruhan inti tersebut. Inti radioaktif akan memancarkan karakter sinar gamma. Deteksi dari
spesifik sinar gamma akan mengindikasikan adanya suatu partikel unsur. Detektor radiasi
semikonduktor yang cocok dapat digunakan untuk perhitungan secara kuantitatif
(Anonymous2, 2007).
Prinsip Umum:
Pada tipe AAN, nuklida yang stabil (AZ, merupakan inti target) pada sampel akan
menangkap neutron pada fluks neutron. Nuklida radioaktif ( A+1Z, merupakan inti senyawa)
akan dihasilkan melalui proses aktivasi ini yang biasanya mengalami peluruhan oleh emisi
dari partikel beta (-) dan sinar gamma () dengan waktu paruh yang khas. Spektrometer
sinar gamma dengan resolusi yang tinggi digunakan untuk mendeteksi sinar gamma yang
tertunda ketika radioaktivitas terinduksi secara buatan pada sampel untuk analisis kualtatif
dan kuantitatif (Anonymous2, 2007).
Hal yang terjadi pada kebanyakan tipe dari reaksi nuklir yang digunakan untuk
analisis aktivasi ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Proses Analisis Aktivasi Neutron

Neutron menumbuk inti target, dimana terjadi tangkapan neutron dan diubah menjadi
suatu inti senyawa. Selanjutnya secara tiba-tiba akan dipancarkan radiasi yang disebut radiasi
prompt gamma dan terbentuk suatu radionuklida. Radionuklida ini akan memancarkan
partikel beta serta radiasi gamma yang tertunda (sejak sinar gamma dipancarkan beberapa
waktu setelah penundaan) dan membentuk inti baru (Anonymous2, 2007).
INAA atau alat analisis aktivasi neutron digunakan untuk menentukan konsentrasi
dari unsur sisa dan unsur utama pada suatu bahan yang berbeda. Suatu sampel merupakan
subjek yang dilewatkan menuju netron fluks dan dihasilkan nuklida yang bersifat radioaktif.
Peluruhan nuklida radioaktif, akan memancarkan sinar gamma dimana energinya akan
digunakan untuk mengakarakterisasi bagi setiap nuklida. Lalu dibandingkan dengan
intensitas sinar gamma yang dipancarkan oleh sejumlah ukuran standar dari konsentrasi yang
nuklidanya bervariasi (Eby, 2012).
Prinsip Dasar dari Alat Analisis Aktivasi Neutron
Reaksi n-gamma adalah reaksi dasar untuk analasis aktivitas neutron. Contohnya,
adalah reaksi berikut (Eby, 2012):
58
Fe + 1n 59Fe + Beta- +

Gambar 2. Energi Relatif Neutron Pada Fluks Neutron


Fe adalah isotop yang stabil dari besi sedangkan 59Fe adalah isotop yang bersifat radioaktif.

58

Sinar gamma yang dipancarkan selama peluruhan dari inti

59

Fe memiliki energi sebesar

142.4, 1099.2 dan 1291.6 KeV, dan energi sinar gamma ini akan mengkarakterisitik untuk
nuklida ini. Kemungkinan dari neutron berinteraksi dengan inti adalah fungsi dari energi
neutron. Kemungkinan ini hampir sama dengan tangkapan cross-section dan setiap nuklida
memiliki hubungan antar energi neutron mereka dengan tangkapan cross-section. Untuk
beberapa nuklida, tangkapan cross-section akan bernilai paling besar untuk energi neutron
yang rendah (sama dengan netron termal). Beberapa nuklida memiliki tangkapan crosssection yang lebih besar untuk energi neutron yang lebih besar (neutron epitermal). Untuk
analisis aktivitas neutron yang dilakukan secara berkala, dapat secara umum dilihat nuklida
yang aktif oleh neutron termal (Eby, 2012).

Aktivitas untuk suatu partikel radionuklida pada waktu t selama terjadi proses
irradiasi dapat dihitung melalui rumus berikut (Eby, 2012):
At = actN(1e-t)
Dimana At = nomor aktivitas dari peluruhan tiap unit waktunya, act = aktivasi dari crosssection, = fluks neutron (biasanya diberikan pada angka dari neutron cm -2 s-1), N = Angka
dari atom induk, = konstanta peluruhan (nilai dari peluruhan tiap unit waktu) dan t= waktu
irradiasi. Dari persamaan ini kita dapat melihat bahwa total aktivitas dari suatu partikel
nuklida adalah fungsi dari aktivasi cross-section, neutron flux, angka dari atom induk dan
waktu irradiasi (Eby, 2012).
Alat Analisis Aktivasi Neutron
Spektrometri gamma didefinisikan sebagai suatu metode pengukuran dan identifikasi
unsur-unsur radioaktif di dalam suatu sampel dengan jalan mengamati spektrum karakteristik
yang ditimbulkan oleh interaksi sinar-yang dipancarkan zat radioaktif tersebut dengan
detektor. Interaksi sinar-dengan detektor akan menghasilkan signal pulsa. Tinggi pulsa yang
dihasilkan detektor bersesuaian dengan tenaga foton-yang mengenai gas isian detektor
(Khairani,dkk.,2007).
Sistem spektroskopi sinar gamma terdiri dari suatu detektor (suplai energi dengan
voltase yang tinggi untuk detektor), pre-amplifier, ampliflier spektroskopi, pengubah analog
menjadi digital, analizer multi chanel, dan suatu output atau keluaran. Sampel yang ada akan
muncul pada detektor (Ge pada analisis sinar gamma). Untuk meminimalkan gangguan dari
suhu pada detektor dengan cara menjaga temperatur kriogenik (pada temperatur nitrogen cair
77K). Signal awal adalah sangat kecil dan pre-amplifier disambungkan searah dengan
detektor, dan akan memperkuat signal. Signal dibentuk oleh amplifier spektroskopi dan
diubah dari analog menjadi signal digital oleh pengubah anlog menjadi digital. Hasilnya
disimpan pada bentuk digital (analizer multi chanel). Pada sistem spektroskopi sinar gamma
yang modern, suplai energi dengan tegangan tinggi, amplifier spektroskopi, pengubah analog
menjadi digital dan analizer multi chanel dikombinasikan menjadi 1 modul (Eby, 2012).

Gambar 3. Diagram Alir untuk Sistem Spektroskopi Sinar Gamma


Suatu komputer digunakan untuk menunjukkan secara visual hasil spektrum dan
untuk menghitung atau mengkalkulasi spektrum. Algoritma yang bervariasi digunakan untuk
menentukan bentuk dan energi dari setiap puncak sinar gamma yang muncul pada spektrum
dan untuk menentukan area yang diliputi oleh puncak seperti intensitas sinar gamma (Eby,
2012).

Gambar 4. Sistem Spektroskopi Sinar Gamma


Sistem spektroskopi sinar gamma (pengubah sampel secara otomatis). Detektor dijaga
pada temperatur nitrogen cair. Kotak kecil berada diatas kabinet yang dikombinasikan dengan
semua fungsi dari suplai energi HV, spektroskopi amplifier dan pengubah analog menjadi
digital. Spektrum yang dihasilkan akan ditunjukkan pada layar komputer (Eby, 2012).
Kelebihan AAN

Berikut merupakan kelebihan dari metode analisis aktivasi neutron (Anonymous2,


2007):
1) NAA memiliki teknik selektivitas yang tinggi dan dimungkinkan untuk memperkirakan
beberapa unsur hingga konsentrasi 10-12 gram.
2) Teknik yang tidak merusak sampel.
3) Teknik ini cocok untuk analisis dari sampel yang bernilai tinggi dan jarang ada seperti koin
kuno, spesimen arkeolog, berlian dan batuan kuno.
4) Dapat menganalisa jumlah yang banyak dari unsur secara bersamaan.
5) Memiliki limit deteksi yang sangat rendah untuk beberapa unsur.
6) Ukuran sampel adalah kecil (1-200 mg)
7) Tidak diperlukan preparasi sampel terlebih dahulu pada analisis dengan INAA
APLIKASI AAN
1. Penentuan Kandungan Unsur Krom pada Limbah Tekstil
Pada penentuan kandungan unsur krom digunakan beberapa bahan yaitu (a) limbah
tekstil, baik dalam sampel endapan maupun cairan, (b) sumber- yang digunakan sebagai
sumber standar adalah Eu-152 untuk kalibrasi energi dan efisiensi, (c) material standar
endapan dengan kandungan Cr 3% dan (d) material standar cairan dengan kandungan Cr 20
ppm, Cd 20 ppm, Co 10ppm, Zn 20 ppm, As 5 ppm, Sc 5 ppm. Sedangkan spesifikasi alat
yang digunakan adalah (a) Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Lazy Susan, fluks neutron
11011n cm-2dt-1, daya 100 kW dan kapasitas 40 kapsul untuk mengiradiasi neutron dan (b)
seperangkat sistem cacah spektrometer-yang berfungsi sebagai alat pencacah terdiri dari
detektor HPGe ( CANBERRA) tipe Coaxial seri GC 1018 untuk mendeteksi sinar-, pre
amplifier (CANBERRA) seri 2002 C untuk membentuk pulsa baru, amplifier (ORTEC) seri
572 sebagai penguat, sumber tegangan tinggi (HV) dengan tegangan 3 kV (ORTEC) seri 495,
cryostat (CANBERRA) seri 75000, penganalisis salur ganda (MCA) model Accu Spec/Aor/D
dan Accu Spec/B, dan komputer dengan sistem operasi DOS untuk menampilkan spektrum
dari unsur radioaktif (Khairani,dkk.,2007).
Sampel terlebih dahulu di preparasi sebelum dilakukan irradiasi. Sampel endapan
yang diambil sebanyak 1 kg itu dibersihkan terlebih dahulu kemudian diberi H2O2 yang
berfungsi sebagai asam kuat kemudian diaduk dan dikeringkan dalam furnace yang bersuhu
500C selama 6 jam. Setelah itu, sampel ditumbuk, diayak menggunakan ayakan 100 mesh
dan ditimbang sebesar 0,5 gram untuk dimasukkan ke 4 vial. Masing-masing sampel
dimasukkan ke dalam plastik klip kecil dan diberi label. Setelah itu, semua sampel
dimasukkan ke dalam masing-masing kelongsong kemudian diisolasi dan diberi tanda supaya
mudah mengidentifikasi kelongsong satu dengan lainnya. Sampel cairan yang diambil dengan
volume 1L disaring dengan kertas kemudian dimasukkan dalam labu ukur. Sebelum
dipekatkan sampel diberi HNO3 sebanyak 5 mL sebagai asam kuat. HNO 3 tersebut berfungsi

untuk merusak ikatan dengan senyawa organik dan untuk melarutkan logam. Kemudian
sampel dipanaskan di atas kompor hingga volumenya menjadi 100 mL. Sampel dimasukkan
ke 4 vial dengan volume 1mL. Masing-masing sampel dimasukkan ke dalam plastik klip
kecil dan diberi label. Setelah itu, sampel dimasukkan ke dalam masing-masing kelongsong
kemudian diisolasi dengan rapat (Khairani,dkk.,2007).
Selanjutnya sampel dilakukan proses iradiasi. Kelongsong yang berisi sampel
diiradiasi dalam fasilitas iradiasi Lazy Susan Reaktor Kartini yang beroperasi pada 100 kW
selama 6 jam. Setelah Reaktor shut down, sampel maupun standar yang dimasukkan ke dalam
kelongsong segera dikeluarkan dari teras reaktor dan didinginkan selama beberapa hari
tergantung dari unsur yang akan dianalisis atau waktu paruhnya. Dalam hal ini radionuklida
misalnya krom waktu paruhnya adalah 27,7 hari. Pada penelitian ini sampel endapan yang
dimasukkan ke dalam kelongsong didinginkan selama 10 hari, sedangkan untuk sampel
cairan didinginkan selama 12 hari untuk menurunkan aktivitas unsur- unsur yang mempunyai
waktu paruh sedikit sehingga aktivitas unsur krom kelihatan (Khairani,dkk.,2007).
Dari hasil percobaan diperoleh hasil dari analisis kualitatif maupun kuantitatif.
Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui unsur yang terkandung di dalam sampel.
Setelah pencacahan selama 300 detik diperoleh spektrum-sampel endapan. Contoh
spektrum-sampel endapan seperti pada gambar berikut (Khairani,dkk.,2007):

Gambar 5. Spektrum gamma limbah tekstil berupa endapan


Tenaga sinar-yang dipancarkan oleh suatu radionuklida merupakan karakteristik dari
radionuklida tersebut. Pada sampel endapan terdeteksi adanya unsur krom. Contoh spektrumsampel cairan seperti pada gambar 6. Pada sampel cairan mengandung unsur krom
(Khairani,dkk.,2007).

Gambar 6. Spektrum gamma limbah tekstil berupa cairan


Analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan kadar suatu unsur di dalam sampel lalu
dibandingkan dengan titik baku mutu limbah. Hasil analisis kuantitatif untuk kadar Cr pada
sampel endapan sebesar (491,6740,96) ppm sedangkan untuk sampel cairan sebesar (0,011
0,004) ppm (Khairani,dkk.,2007).

DAPUS
Anonymous1, 2010, Neutron Activation Analysis, http://reactor.osu.edu/activities/neutronactivation-analysis, diakses tanggal 14 Mei 2012
Anonymous2,
2007,
Neutron
Activation

Analysis

(NAA),

http://dnyanasadhanacollege.org/pdf/634570952573616295Neutron%20Activation
Eby,

%20Analysis%20T%20Y%20Notes%20PDF.pdf, diakses tanggal 20 Mei 2012


N.,
2012,
Instrumental
Neutron
Activation
Analysis
(INAA),
http://serc.carleton.edu/research_education/geochemsheets/techniques/INAA.html,

diakses tanggal 14 Mei 2012


Khairani, N., M. Azam, K. Sofjan dan Soeleman, 2007, Penentuan Kandungan Unsur
Krom Dalam Limbah Tekstil Dengan Metode Analisis Pengaktifan Neutron,
Berkala Fisika Vol 10: 35-43
Tobler, L., R. Erne, G. Kuhne and E. Lehmann, 2002, Feasibility Study For The Determination
Of Copper And Silver In Ancient Silver Coins By Neutron Activation Analysis At
SINQ, http://lch.web.psi.ch/files/anrep02/028-analytics.pdf, diakses tanggal 20 Mei
2012

Vous aimerez peut-être aussi