Vous êtes sur la page 1sur 2

ASAL USUL SUNGAI LANDAK

(CERITA RAKYAT KALBAR)


Dahulu kala, hiduplah seorang petani bersama istrinya. Mereka hidup
sederhana namun tetap bahagia. Walaupun tidak kaya, mereka suka menolong
orang lain.
Hingga suatu malam, petani sedang duduk di tempat tidur sementara
disampingnya sang istri sudah tidur lelap. Tiba-tiba ia terkejut melihat seekor
kelabang putih yang muncul dari kepala istrinya. Kelabang putih itu berjalan
meninggalkan rumah petani. Petani itu mengikutinya hingga tiba di sebuah kolam
tak jauh dari rumah mereka. Tapi kelabang itu lalu menghilang. Petani akhirnya
memutuskan untuk kembali ke rumah. Sampai di rumah, istrinya masih tidur
lelap sehingga petani tidak menceritakan apa yang baru saja dialaminya. Petani
pun tertidur lelap tidak lama kemudian.
Esok paginya, istri petani menceritakan mimpinya tadi malam.
Tadi malam aku bermimpi sedang berjalan di padang rumput. Ada sebuah danau
disana. (istri)
Apakah kau melihat ada sesuatu di danau itu? (suami)
Ya, aku melihat seekor landak raksasa di dalam danau itu. Ia melotot padaku,
maka aku pun lari (istri)
Setelah mendengar cerita istrinya, petani teringat pada kelabang putih yang
dilihatnya tadi malam. Petani itu lalu pergi lagi ke kolam di dekat rumahnya. Di
dalamnya ia melihat suatu benda yang berkilau. Ia pun mengambilnya. Ternyata
itu adalah sebuah patung landak dari emas. Patung itu sangat indah, matanya dari
berlian. Petani membawanya pulang dengan perasaan gembira sekaligus bingung.
Ketika tiba di rumah, petani memperlihatkan penemuannya kepada istrinya.
Ia juga menceritakan pengalamannya tadi malam. Istrinya sangat gembira melihat
patung tersebut. Walaupun mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap
patung itu, mereka menyimpannya di tempat yang aman.
Malam harinya, petani didatangi seekor landak raksasa dalam mimpinya.
IJinkan aku tinggal di rumahmu. Sebagai balasannya, aku akan memberikan apa
yang kau minta.
1

Baiklah, aku akan mengizinkanmu tinggal di rumahku.


Landak itu mengajarkan cara untuk mengusap kepala patung landak emas
dan mengucapkan kalimat pertama untuk meminta sesuatu. Jika yang diminta
sudah cukup, petani harus mengucapkan kalimat lain untuk menghentikannya.
Keesokan harinya, petani menceritakan mimpinya kepada istrinya. Mereka
ingin membuktikan mimpi itu. Petani kemudian mengusap kepala patung dan
mengucapkan kalimat permintaan. Ia meminta beras. Seketika keluarlah beras
dari mulut patung tersebut! Beras itu terus mengalir keluar hingga banyak sekali.
Petani segera mengucapkan kalimat kedua dan beras berhenti keluar dari mulut
patung landak itu.
Kemudian mereka berdua meminta berbagai benda yang mereka butuhkan.
Mereka menjadi kaya dan berkecukupan. Namun mereka tetap tidak sombong dan
semakin gemar menolong. Banyak orang datang untuk meminta tolong.
Namun seorang pencuri mengetahui rahasia patung landak. Ia berpura-pura
minta tolong. Ketika petani dan istrinya sedang lengah, pencuri itu pun segera
membawa pulang patung landak tersebut ke desanya.
Ternyata di desa si pencuri sedang terjadi kekeringan. Pencuri berkata
kepada para penduduk di desa:
Hai, warga kampung. Aku dapat mendatangkan air untuk mengatasi kekeringan
di desa kita.
Selanjutnya pencuri memohon air sambil mengusap kepala patung dan
mengucapkan kalimat permintaan. Air keluar dari mulut patung. Penduduk desa
sangat senang. Tak lama kemudian, air yang keluar sudah mencukupi kebutuhan
penduduk desa. Namun air terus mengalir sehingga terjadi banjir. Pencuri itu
kebingungan karena tidak tahu bagaimana menghentikan air yang keluar dari
patung. Penduduk desa berusaha menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi.
Pencuri juga ingin menyelamatkan diri namun tidak bisa menggerakkan
kakinya. Ia melihat seekor landak raksasa memegangi kakinya. Akhirnya ia
tenggelam dalam air yang makin lama makin tinggi. Air itu kemudian membentuk
sungai yang disebut sungai landak.
Demikianlah cerita asal usul sungai landak yang memberi pesan kepada kita
agar saling tolong menolong dan agar kita tidak mengambil sesuatu yang bukan
hak kita. Karena setiap perbuatan baik akan berakibat pula sedangkan perbuatan
yang tidak baik akan berakibat tidak baik pula. Terimakasih atas perhatiannya
sekalian. wrb
2

Vous aimerez peut-être aussi