Vous êtes sur la page 1sur 20

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR


Disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Profesi Ners Departemen
Maternitas di Puskesmas Gondanglegi Malang

OLEH :
Trian Agus Hartanto
150070300011005
Kelompok 1A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017

BAYI BARU LAHIR NORMAL


A. Pengertian
Menurut Dep. Kes. RI (2005), bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram

sampai 4000 gram


Menurut Saifuddin (2002), bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu

jam pertama kelahiran.


Menurut Donna L. Wong (2003), bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia

4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 42 minggu.


Menurut M. Sholeh Kosim (2007), bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara
2500 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
kongenital (cacat bawaan) yang berat.

B. Adaptasi Fisiologis
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
1.
Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran melalui
plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-paru (setelah tali pusat
dipotong). Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama ialah akibat adanya
tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan
oksigen dan peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus
karotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli adanya
surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan dengan menjerit sehingga oksigen
tertahan di dalam. Fungsi surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli.
Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada neonatus biasanya
pernapasan diafragma dan abdominal. Sedangkan respirasi setelah beberapa saat
2.

kelahiran yaitu 30 60 x / menit.


Jantung dan sirkulasi darah
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal dari
plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis, sebagian besar
masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan vena sasaranti, darah dari sel-sel
tubuh yang miskin oksigen serta penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian
akan dialirkan ke plasenta melalui umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat, dengan
demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru mengecil dan darah
mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus botali tidak berfungsi lagi, foramen

3.

ovale akan tertutup. Penutupan foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat.
Saluran pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan janin telah
dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup banyak. Absorpsi air ketuban

terjadi melalui mukosa seluruh saluran pencernaan, janin minum air ketuban dapat
dibuktikan dengan adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan).
Mekonium merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam
4.

pertama.
Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam metabolisme
hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam hepar, setelah bayi lahir
simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin A dan D juga sudah disimpan dalam
hepar.
Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam keadaan
imatur (belum matang). Hal ini dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk
meniadakan bekas penghancuran darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum
aktif benar pada neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide
Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase) yang berfungsi
dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga neonatus memperlihatkan gejala

ikterus fisiologis.
5.
Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat dan pada
hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi tambahan yang diperlukan
neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme lemak
6.

sehingga kadar gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.


Produksi panas
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan penyesuaian
suhu terutama dengan NST (Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan
pembakaran Brown Fat (lemak coklat) yang memberikan lebih banyak energi
daripada lemak biasa. Cara penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas
mengalir dari permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih dingin. Radiasi yaitu
kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin
tanpa kontak secara langsung. Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap
seperti yang terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan konduksi
yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan benda yang lebih dingin

7.

dengan kontak secara langsung.


Kelenjar endokrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada waktu bayi
baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih berfungsi misalkan pengeluaran
darah dari vagina yang menyerupai haid perempuan. Kelenjar tiroid sudah terbentuk

sempurna sewaktu lahir dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
8.
Keseimbangan cairan dan ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar natrium relatif
lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan bahwa ruangan ekstraseluler luas.

Fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang
dewasa dan ada ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada neonatus relatif kurang
9.

bila dibandingkan dengan orang dewasa.


Susunan saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka dapat dilihat
bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan. Gerakan menelan pada
janin baru terjadi pada kehamilan empat bulan. Sedangkan gerakan menghisap baru
terjadi pada kehamilan enam bulan.
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot menjadi
lebih sempurna. Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32 minggu dapat hidup diluar

kandungan. Pada kehamilan 7 bulan maka janin amat sensitif terhadap cahaya.
10.
Imunologi
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada kehamilan 2
bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi dilahirkan. Khususnya pada
traktus respiratoris kelenjar liur sesuai dengan bakteri dapat alat pencernaan,
imunoglobolin G dibentuk banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig
D dan Ig E diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak dicapai
sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui mendapat kekebalan pasif
11.

dari kolostrum dan ASI.


Sistem integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua struktur
kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur. Epidermis dan dermis tidak terikat dengan
erat dan sangat tipis, vernik keseosa juga bersatu dengan epidermis dan bertindak

12.

sebagai tutup pelindung dan warna kulit bayi berwarna merah muda.
Sistem hematopoesis
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggi dari nilai
normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 22,5 gr/dl, Ht 44 72%, SDM 5 7,5
juta/mm3 dan Leukosit sekitar 18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar
80% Hb janin. Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu kelima dan

13.

5% pada minggu ke 20.


Sistem skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh secara
keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat panjang tubuh. Lengan
sedikit lebih panjang daripada tungkai. Wajah relatif kecil terhadap ukuran tengkorak
yang jika dibandingkan lebih besar dan berat. Ukuran dan bentuk kranium dapat
mengalami distorsi akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan tumit
disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak melengkung. Saat baru lahir tidak
terlihat lengkungan pada telapak kaki. Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku jari

tangan dan kaki, garis-garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup
bulan.
C. Ciri-ciri Bayi Baru Lahir
1.
Berat badan 2500 4000 gram
2.
Panjang badan 48 52 cm
3.
Lingkar dada 30 38 cm
4.
Lingkar kepala 33 35 cm
5.
Frekuensi jantung 120 160 kali/menit
6.
Pernafasan 60 40 kali/menit
7.
Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8.
Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9.
Kuku agak panjang dan lemas
10.
Genitalia;
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
Laki laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
11.
Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12.
Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13.
Reflek graps atau menggenggan sudah baik
14.
Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan

D. APGAR Score
TANDA
Appearance/
warna kulit

0
Seluruh tubuh biru
atau putih

2.

Pulse/
jantung

Tidak ada

< 100

> 100

3.

Grimace/
Reflek

Tidak ada

Perubahan mimik

Bersin,
batuk,
menangis kuat

4.

Activity/
aktivitas

Tidak ada

Ekstremitas sedikit
flexi

Gerakan
aktif,
ekstremitas flexi

5.

Respiratory/
pernapasan

Tidak ada

Lambat,
teratur

Menangis
atau kuat

1.

bunyi

1
Badan
tangan
biru

merah,
dan kaki

tidak

2
Seluruh
kemerahan

tubuh

keras

E. Refleks Fisiologis pada Bayi Baru Lahir


a. Mata
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba-tiba pada kornea.Jika tidak
ada maka menunjukan adanya kerusakan saraf kranial.Pupil kontriksi saat

diarahkan sinar kepadanya, ketukan halus pada glabela (bagian dahi diantara dua
iris mata) menyebabkan mata tertutup rapat.
b. Mulut dan tenggorokan
1. Menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai
respon terhadap rangsangan dapat terjadi pada saat tidur sekalipun.
2. Rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi
membalikan kepala kaarah sisi tersebut dan mulai menghisap.
3. Menguap
Respon spontan terhadap penurunan oksigen dengan meningkatkan jumlah
udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup.
4. Muntah
Stimulasi terhadap faring posterior terhadap makanan, hisapan atau masuknya
selang harus menyebabkan bayi mengalami refleks muntah.
5. Ekstruksi
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi meresponnya dengan mendorongnya keluar,
harus menghilang saat bayi berumur 4 bulan.
6. Batuk
Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, biasanya ada setelah hari
pertama lahir.
c. Ekstremitas
1. Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau kaki menyebabkan fleksi tangan dan jari.
2. Masa tubuh
- Refleks moro
Memberikan isyarat pada bayi dengan satu teriakan kencang dan gerakan mendadak
respon bayi akan berupa menghentakan tangan dan kaki lurus arah keluar,
sedangkan lutut fleksi dan tangan akan kembali kearah dada seperti bayi dalam
pelukan.
-

Tonik leher
Jika bayi dimiringkan dengan cepat kesalah satu sisi lengan dan kakinya akan
berekstensi dan lengan berlawanan serta kaki fleksi.

d. Neck-Righting
Jika bayi terlentang kepalan dipalingkan kesalah satu sisi bahu dan batang tubuh
membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis.
e. Inkurvasi batang tubuh
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul
bergerak kearah sisi yang distimulasi.
Refleks-Refleks Bayi

A. Refleks Mempertahankan Diri


Breathing Reflex
- menghirup dan menghembuskan nafas secara berulang-ulang
- fungsi : menyediakan O2 dan membuang CO2
- permanen dalam kehidupan
Eyeblink Reflex
- menutup dan mengejapkan mata
- fungsi : melingdungi mata dari cahaya dan benda-benda asing
- permanen dalam kehidupan
Puppilary Reflex
- menyempitkan pupil mata terhadap cahaya terang, membesarkan pupil mata
terhadap lingkungan gelap.
- fungsi : melindungi dari cahaya terang, menyesuaikan terhadap suasana gelap
Rooting Reflex
- memalingkan pipi ke arah rangsangan sentuhan, pappa ibu, atau botol minuman
- melemah perlahan-lahan setelah 6 bulan pertama kehidupan
Sucking Reflex
- menghisap benda-benda yang didekatkan ke mulut, memungkinkan bayi memasukkan
makanan
- berubah perlahan-lahan setelah bulan-bulan pertama melalui pengalaman
Swallowing Reflex

menelan benda-benda yang didekatkan ke mulut, memungkinkan bayi memasukkan


makanan

ada secara permainan tapi berubah sesuai pengalaman

B. Refleks Primitif / Subkortikal


Babinski Reflex

jari-jari mencengkram ketika bagan bawah longlegs diusap, indikasi syaraf


berkembang dengan normal

hilang setelah 8-12 bulan

Grasping Reflex

jari-jari tangan mencengkram benda-benda yang disentuhkan ke bayi, indikasi syafar


berkembang normal

hilang setelah 3-4 bulan

Reflek :

Moro

reflek lengan dan tangan terbuka serta kemudian diakhiri dengan adduksi lengan.
Menggenggam
: Bila telapak tangan dirangsang akan memberi reaksi

seperti menggenggam.
Menghisap

Bila diberi rangsangan yang mengagetkan akan terjadi

Bila diberi rangsangan pada ujung mulut, kepala akan

menoleh ke arah rangsangan, serta bila dimasukkan sesuatu ke dalam mulutnya


otomatis membuat gerakan menghisap (Navaretta, 2010)
Pada bayi, terdapat 3 jenis refleks yang berhubungan dengan proses menyusu, yaitu:
Refleks mencari puting susu(rooting reflex)
BBL akan menoleh ke arah pipi yang disentuh. Bayi akan membuka mulutnya apabila
bibirnya disentuh dan berusaha untuk mengisap benda yang disentuhkan tersebut.
Refleks mengisap (suckling reflex)
Rangsangan puting susu pada langit-langit bayi menimbulkan refleks mengisap.
Isapan ini akan menyebabkan areola dan puting susu ibu tertekan gusi, lidah dan
langit-langit bayi, sehingga sinus laktiferus di bawah areola tertekan dan ASI terpancar
keluar.
Refleks menelan (swallowing reflex)

ASI di dalam mulut bayi akan didorong oleh lidah ke arah faring, sehingga
menimbulkan refleks menelan (Menkes, 2010)

F. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir


a. Pemeriksaan fisik pada Bayi
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik BBL, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain :
1. Bayi sebaiknya dalam keadaaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi
tidak mudah kehilangan panas atau lepaskan pakaian pada daerah yang
diperiksa
2. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala dan kaki atau lakukan prosedur
yang memerlukan observasi ketat lebih dahulu, seperti paru, jantung dan
abdomen.
3. Lakukan prosedur yang mengganggu bayi seperti pemeriksaan refleks pada
tahap akhir
4. Bicara lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya
b. Hal-hal yang Akan Diperiksa
1. Penampilan secara umum
Yang dinilai penampilan secara umum adalah seperti tangisan bayi, ukuran
tubuh bayi apakah kecil, besar atau kurus.
2. Tanda-tanda fisik
a. Tingkat pernapasan
Bayi yang baru lahir umumnya bernapas antara 30-60 x/menit, dihitung
selama satu menit penuh dengan mengamati naik turun perutnya, bayi dalam
keadaan tenang.
b. Detak jantung
Jantung

BBL

normalnya

berdetak

antara

120-160

x/menit

dengan

menggunakan stetoskop dapat didengar dengan jelas di telinga.


c. Suhu tubuh
Suhu tubuh BBL normalnya 36,5-37,5C diukur di daerah ketiak bayi selama
15 menit dengan menggunakan thermometer.
d. Kepala
Lakukan inspeksi daerah kepala, lihat apakah ada molase, Caput succadenum
dan chepal hematoma, perdarahan atau kelainan lainnya.
e. Telinga

Untuk memeriksa telinga bayi tataplah mukanya.Bayangkan sebuah garis


melintas kedua matanya, normalnya beberapa bagian telinga harus berada di
garis ini.
f.

Mata
Lihat kedua mata bayi apakah kedua mata tampak normal dan apakah
bergerak bersama, lakukan pemeriksaan dengan melakukan penyinaran pada
pupil bayi.Jika disinari, kedua mata mengecil berarti dalam keadaan
normal.Selanjutnya lihat sclera dan konjungtivanya.

g. Hidung dan mulut


Pertama yang kita lihat apakah bayi dapat bernapas dengan lancar tanpa
hambatan, kemudian lakukan pemeriksaan pada bibir dan langit-langit dengan
cara menekan sedikit pipi bayi untuk membuka mulut bayi kemudian
masukkan jari tangan anda untuk merasakan hisapan bayi.
h. Leher
Periksa leher apakah ada pembengkakan dan benjolan.Pastikan untuk melihat
apakah kelenjar thyroid bengkak, hal ini merupakan suatu masalah pada BBL.
i.

Dada
Yang diperiksa adalah bentuk dari dada, puting, bunyi napas dan bunyi
jantung.

j.

Bahu, lengan dan tangan


Yang dilakukan adalah melihat gerakan bayi apakah aktif atau tidak kemudian
menghitung jumlah jari.

k. Perut
Pada perut yang diperhatikan adalah bentuk dari perut bayi, lingkar perut,
penonjolan sekitar tali pusat ketika bayi menangis, perdarahan pada tali pusat,
dinding perut lembek pada saat bayi tidak menangis dan benjolan yang terlihat
pada perut bayi.
l.

Alat kelamin
Pada bayi laki-laki yang harus diperiksa adalah normalnya dua testis dalam
skrotum kemudian apakah pada ujung penis terdapat lubang.Pada bayi
perempuan yang harus diperiksa adalah normalnya labia mayora dan minora,
pada vagina terdapat lubang, pada uretra terdapat lubang dan terdapat klitoris.

m. Pinggul
Untuk pemeriksaan pinggul peganglah tungkai kaki bayi.Tekan pangkal paha
dengan lembut ke sisi luar, dengarkan dan rasakan adakah bunyi "klik" ketika
menggerakkan kaki bayi.Bila terdengar bunyi "klik", laporkan dokter.
n. Kulit

Pada kulit yang perlu diperhatikan adalah verniks, warna, pembengkakan atau
bercak-bercak hitam dan kemerahan seperti tanda lahir.
o. Punggung dan anus
Lihat punggung apakah terdapat kelainan atau benjolan, apakah anus
berlubang atau tidak.
p. Tungkai dan kaki
Yang perlu diperiksa adalah gerakan kaki, bentuk simetris kaki, panjang kedua
kaki dan jumlah jari pada kaki.
Pemeriksaan Fisis
Prinsip:
- Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis)
- Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan tarikan dinding
dada ke dalam, denyut jantung serta perut
N
o
.
1

Pemeriksaan fisis yang dilakukan

Lihat postur, tonus


dan aktivitas

Lihat kulit

Hitung pernapasan
dan lihat
tarikan dinding dada
kedalam
ketika bayi sedang
tidak menangis.

Hitung
denyut
jantung dengan
meletakkan
stetoskop di dada
kiri setinggi apeks
kordis.
Lakukan
pengukuran
suhu
ketiak
dengan
termometer.
Lihat
dan
raba
bagian kepala

Keadaan normal

Posisi tungkai dan


lengan fleksi.
Bayi
sehat
akan
bergerak aktif.
Wajah,
bibir
dan
selaput lendir, dada
harus berwarna merah
muda, tanpa adanya
kemerahan atau bisul.
Frekuensi
napas
normal 40-60 kali per
menit.
Tidak ada tarikan
dinding
dada
kedalam yang kuat
Frekuensi denyut
jantung
normal
120-160 kali per
menit.
Suhu normal adalah
36,5 - 37,5 C

Bentuk
kepala
terkadang
asimetris karena
penyesuaian pada
saat
proses
persalinan,
umumnya hilang

Lihat mata

Lihat bagian dalam


mulut.
- Masukkan satu jari
yang
menggunakan
sarung
tangan ke dalam
mulut,
raba langit-langit.

Lihat dan raba perut.


Lihat tali pusat

1
0

Lihat punggung dan


raba
tulang
belakang.

1
1

Lihat ekstremitas

1
2

1
3

Lihat lubang anus.


Hindari
memasukkan alat
atau
jari
dalam
memeriksa
anus
- Tanyakan pada ibu
apakah
bayi sudah buang
air besar
Lihat dan raba alat
kelamin luar.
- Tanyakan pada ibu
apakah
bayi sudah buang
air kecil

dalam 48 jam.
Ubun-ubun besar
rata atau tidak
membonjol, dapat
sedikit membonjol
saat
bayi
menangis.
Tidak
ada
kotoran/sekret
Bibir, gusi, langitlangit utuh dan
tidak ada bagian
yang terbelah
Nilai kekuatan isap
bayi.
Bayi
akan
mengisap kuat jari
pemeriksa.
Perut bayi datar,
teraba lemas.
Tidak
ada
perdarahan,
pembengkakan,
nanah, bau yang
tidak enak pada tali
pusat.
atau
kemerahan sekitar
tali pusat
Kulit terlihat utuh,
tidak
terdapat
lubang
dan
benjolan
pada
tulang belakang
Hitung jumlah jari
tangan dan kaki
Lihat apakah kaki
posisinya baik atau
bengkok ke dalam
atau keluar
Lihat
gerakan
ekstremitas
simetris atau tidak
Terlihat
lubang
anus dan periksa
apakah mekonium
sudah keluar.
Biasanya
mekonium keluar
dalam
24
jam
setelah lahir.
Bayi
perempuan
kadang
terlihat
cairan
vagina
berwarna
putih
atau kemerahan.
Bayi
laki-laki

1
4

Timbang bayi.
Timbang
bayi
dengan
menggunakan
selimut,
hasil
dikurangi
selimut

1
5

1
6

Mengukur panjang
dan lingkar kepala
bayi

Gambar
5.
Mengukur Lingkar
Kepala
Menilai
cara
menyusui, minta ibu
untuk
menyusui
bayinya

(Menkes, 2010)

terdapat
lubang
uretra pada ujung
penis.
Pastikan
bayi
sudah buang air
kecil dalam 24 jam
setelah lahir.
Berat lahir 2,5-4 kg.
Dalam
minggu
pertama, berat bayi
mungkin
turun
dahulu
baru
kemudian
naik
kembali dan pada
usia
2
minggu
umumnya
telah
mencapai
berat
lahirnya.
Penurunan
berat
badan
maksimal
untuk bayi baru
lahir cukup bulan
maksimal
10%,
untuk bayi kurang
bulan
maksimal
15%.
Panjang
lahir
normal 48-52 cm.
Lingkar
kepala
normal 33-37 cm.

Kepala dan badan


dalam garis lurus;
wajah
bayi
menghadap
payudara;
ibu
mendekatkan bayi
ke tubuhnya
Bibir
bawah
melengkung keluar,
sebagian
besar
areola berada di
dalam mulut bayi
Mengisap
dalam
dan pelan kadang
disertai
berhenti
sesaat

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR NORMAL


a. Pengkajian
1) Pengkajian fisik
a) Pengukuran umum :
Lingkar kepala 33-35 cm
Lingkar dada 30,5-33 cm
Lingkat kepala 2-3 cm > dari linkar dada
Panjang kepala ke tumit 48-53 cm
BBL 2700-4000 gram
b) Tanda vital :
Suhu 36,50C-370C (aksila),
Frekwensi jantung 120-140 x/m (apical),
Pernafasan 30-60x/m
c) Kulit :
Saat lahir: merah terang, menggembung, halus
Hari kedua-ketiga: merah muda, mengelupas, kering
Vernik kaseosa
Lanugo
Edema sekitar mata, wajah, kaki, punggung tangan, telapak, dan skrotum atau
labia
d) Kepala
Fontanel anterior: bentuk berlian, 2,5-4,0 cm
Fontanel posterior:bentuk segitiga 0,5-1 cm
Fontanel harus datar, lunak danpadat
Bagian terlebar dari fontanel diukur dari tulang ke tulang, bukan dari sututa ke
sutura.
e) Mata :
Kelopak biasanya edema, mata tertutup
Warna agak abu-abu, biru gelap, coklat
Tidak ada air mata
Ada refleks merah, reflek pupil (repon cahaya), refleks berkedip (respon cahaya

f)

atau sentuhan)
Fiksasi rudimenter pada obyek dan kemampuan mengikuti ke garis tengah
Telinga :
Posisi puncak pinna berada pada garis horizontal bersama bagian luar kantus

mata
Reflek moro atau refleks terkejut ditimbulkan oleh bunyi keras dan tiab-tiba
Pina lentur adanya kartilago.
g) Hidung : patensi nasal, rabas nasal-mukus putih encer, bersin
h) Mulut dan tenggorok :
Utuh, palatum arkus-tinggi, uvula di garis tengah, frenulum lidah, frenulum bibir

i)
j)

atas
Reflek menghisap kuat dan terkoordinasi, reflek rooting
Refleks gag, refleks ekstrusi
Salivasi minimal atau tidak ada, menangis keras
Leher : Pendek, gemuk, biasanya dikelilingi oleh lipatan kulir, reflek leher tonik, refleks
neck-righting, refleks otolith righting
Dada :
Diameter anterior posteriordan lateral sama
Retraksi sternal sedikit terlihat selama inspirasi
Terlihat prosesusxifoideus pembesaran dada.

k) Paru-paru :
Pernafasan utamanya adalah pernafasan abdominal
Reflek batuk tidak ada saat lahir, ada setelah 1-2 hari.
Bunyi nafas bronchial sama secara bilateral
l) Jantung :
Apeks: ruang intercostal ke4-5, sebelah lateral batas kiri sternum
Nada S2 sedikit lebih tajam dan lebih tinggi daripada S1
m) Abdomen :
Bentuk silindris
Hepar: dapat diraba 2-3 cm dibawah marjin kostal kanan
Limpa: puncak dapat diraba pada akhir minggu pertama
Ginjal: dapat diraba 1-2 cm diatas umbilicus
Pusat umbilicus: putih kebiruan pada saat lahir dengan 2 arteri dan 1 vena
Nadi femoral bilateral sama
n) Genetalia
wanita :
Labia dan klitoris biasanya edema
Labia minora lebih besar dari labia mayora
Meatus uretral di belakang klitoris
Verniks kaseosa di antara labia
Berkemih dalam 24 jam
pria :
Testis sudah turun
o) Punggung dan rektum :
Spina utuh, tidak ada lubang masa, atau kurva menonjol
Refleks melengkung, batang tubuh
Wink anal
Lubang anal paten

Lintasan mekonium dalam 36 jam


p) Ekstremitas :
10 jari kaki dan tangan
rentang gerak penuh
punggung kuku merah muda, dengan sianosis sementara segera setelah lahir

fleksi ekstremitas atas dan bawah


telapak biasanya datar
ekstremitas simetris
tonus otot sama secara bilateral, terutama tahanan pada fleksi berlawanan
nadi brakialis bilateral sama.
q) Sistem neuromuskuler:
Ekstremitas biasanya mempertahankan derajat fleksi
Ekstensi ekstremitas diikuti dengan posisi fleksi sebelumnya.
Kelambatan kepala saat duduk, tetapi mampu menahan kepala agar tetap tegak

walaupun sementara
Mampu memutar kepala dari satu sisi kesisi lain ketika tengkuran
Mampu menahan kepala dalam garis horizontal dengan punggung bila tengkurap.

2) Pengkajian usia gestasi


3) Observasi status tidur dan aktivitas
Tidur regular: 4-5 jam/hari, 10-20 menit/siklus mata tertutup, pernafasan regular, Tak

ada gerakan kecuali sentakan tubuh yang tiba-tiba.


Tidur ireguler: 12-15 jam/hari, 20-45 menit/siklus tidur, mata tertutup, pernafasan tidak
teratur, sedikit kedutan pada otot.

Mengantuk: bervariasi, mata mungkin terbuka, pernafasan ireguler, gerakan tubuh

aktif.
Inaktivitas sadar: 2-3 jam/hari. Berespon terhadap lingkungan dengan gerakan aktif

dan mencari obyek pada rentang dekat.


Terbangun dan menangis: 1-4 jam/hari.

Mungkin dengan merengek dan sedikit

gerakan tubuh, berlanjut pada menangis keras dan marah serta gerakan ekstremitas
yang tidak terkoordinasi.
4) Observasi perilaku kedekatan orang tua
Bila bayi dibawa ke orang tua, apakah mereka meraih anak dan memanggil

namanya?
Apakah orang tua membicarakan tentang anaknya dalam hal identifikasi/
Kapan orang tua menggendong bayi, kontak tubuh seperti apa yang terjadi?
Ketika bayi bangun, stimulasi apa yang dilakukan?
Seberapa nyaman keleihatan orang tua dalam merawat bayi?
Tipe afeksi apa yang ditunjuukan pada bayi baru lahir, seperti tersenyum, membelai,

mencium atau menimang?


Bila bayi rewel, tehnik kenyamanan apa yang dilakukan orang tua?
b. Diagnosa Keperawatan
1) bersihkan jalan nafas tidak efektif sampai dengan obstruksi jalan nafas banyaknya
mukus.
2) resiko infeksi
3) resiko ketidakseimbangan suhu tubuh dengan faktor resiko paparan dingin/sejuk:
perubahan suhu infra uteri ke extra uteri.
c.

No

Rencana Keperawatan

Dianogsa
Keperawatan

Tujuan

Intervensi

1.

Bersihan jalan nafas


tak
efektif
b.d
obstruksi
jalan
nafas : banyaknya
mucus.
Batasan
Karakteristik:
Dyspuea
Cyanosis
Kelainan suara
nafas (kracles)
Mata melebar
Produksi sputan
Gelisah
Perubahan
frekwensi
dan
irama nafas

Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
selama X 24 jam,
klien
diharapkan
mampu menunjukan
jalan nafas yang paten
dengan indicator :
Status Respirasi :
Patensi Jalan Nafas
(0410) :
Pasien
tampak
tenang
(tidak
cemas)
RR: 30-60X/menit
Irama
nafas
teratur
Pengeluaran
sputum
pada
jalan nafas
Tidak ada suara
nafas tambahan
Warna
kulit
kemerahan

Manajemen Jalan Nafas (3140) :


a. Buka jalan nafas
b. Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi
c. Identifikasi klien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
d. Keluarkan sekret dengan suction
e. Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
f. Monitor respirasi dan ststus O2
Suction Jalan Nafas (3160) :
a. Auskultasi suara nafas sebelum
dan sesudah suctioning
b. Informasikan
pada
keluarga
tentang suctioning
c. Berikan O2 dengan menggunakan
nasal untuk memfasilitasi suction
nasotracheal
d. Gunakan alat yang steril setiap
melakukan tindakan
e. Berikan waktu istirahat pada klien
setelah kateter dikeluarkan dari
naso trakeal
f. Hentikan suction dan berikan O2
jika klien menunjukan bradikadi,
peningkatan saturasi O2, dll.

2.

Risiko Infeksi
Batasan
Karakteristik:
Prosedur invasive
Malnutrisi
Ketidakadekuatan
imun buatan

Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
selamaX 24 jam,
pasien
diharapkan
terhindar dari tanda
dan gejala infeksi
dengan indicator :
Status Imun (0702) :
RR
:
3060X/menit
Irama
napas
teratur
Suhu 36-37 C
Integritas
kulit
baik
Integritas mukosa
baik
Leukosit
dalam
batas normal

Mengontrol Infeksi (6540) :


a. Bersihkan box / incubator setelah
dipakai bayi lain
b. Pertahankan teknik isolasi bagi
bayi ber-penyakit menular
c. Batasi pengunjung
d. Instruksikan pada pengunjung
untuk cuci tangan sebelum dan
sesudah berkunjung
e. Gunakan sabun antimikrobia
untuk cuci tangan
f. Cuci tangan sebelum dan sesudah
mela-kukan tindakan keperawatan
g. Pakai sarung tangan dan baju
sebagai pelindung
h. Pertahankan lingkungan aseptik
selama pemasangan alat
i. Ganti letak IV perifer dan line
kontrol dan dressing sesuai
ketentuan
j. Tingkatkan intake nutrisi
k. Beri antibiotik bila perlu.
Mencegah Infeksi (6550)
a. Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
b. Batasi pengunjung
c. Skrining pengunjung terhadap
penyakit menular
d. Pertahankan teknik aseptik pada
bayi beresiko
e. Bila perlu pertahankan teknik
isolasi
f. Beri perawatan kulit pada area
eritema
g. Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, dan drainase
h. Dorong masukan nutrisi yang
cukup
i. Berikan antibiotik sesuai program

3.

Resiko
ketidakseimbangan
suhu tubuh b.d faktor
resiko
paparan
dingin / sejuk :
perubahan
suhu
intrauteri
ke
extrauteri.

Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
selamaX 24 jam
diharapkan
klien
terhindar dari ketidakseimbangan
suhu
tubuh
dengan
indicator :
Termoregulasi
Neonatus (0801) :
Suhu axila 3637C
RR
:
30-60
X/menit
HR
120-140
X/menit
Warna kulit merah
muda
Tidak ada distress
respirasi
Hidrasi adekuat
Tidak menggigil
Bayi tidak gelisah
Bayi tidak letargi

Mengatur temperature (3900) :


a. Monitor temperatur klien sampai
stabil
b. Monitor nadi, pernafasan
c. Monitor warna kult
d. Monitor
tanda
dan
gejala
hipotermi / hipertermi
e. Perhatikan keadekuatan intake
cairan
f. Pertahankan panas suhu tubuh
bayi (missal : segera ganti pakaian
jika basah)
g. Bungkus bayi dengan segera
setelah lahir untuk mencegah
kehilangan panas
h. Jelaskan kepada keluarga tanda
dan gejala hipotermi / hipertermi
i. Letakkan bayi setelah lahir di
bawah lampu sorot / sumber panas
j. Jelaskan kepada keluarga cara
untuk
mencegah
kehilangan
panas / mencegah panas bayi
berlebih
k. Tempatkan bayi di atas kasur dan
berikan selimut.

DAFTAR PUSTAKA
Navaretta, Gressta E. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.S Bayi Baru Lahir
Normal Di Bps Ny. Pristi Wahyuni, Amd.Keb Bendo Magetan. Politeknik
Kesehatan Depkes Surabaya.
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Menkes RI
Akbid BM. 2009. Askeb Bayi Baru Lahir Normal. Palembang: Akademi Kebidanan Budi
Mulia.
Herawati, Neti. 2007. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Normal Terhadap Bayi
Ny. R Di Rb Sayang Ibu di 38b Banjarejo Lampung Timur. Pliteknik Kesehatan
Tanjung Karang.
Depkes, RI. 2009. Pedoman Asuhan Byi Baru Lahir Terpadu. Jakarta: Depkes RI.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Universitas Padjadjaran. 2000. Asuhan Bayi Baru Lahir. Bandung. Universitas
Padjadjaran.
Wong, Donna L. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

Vous aimerez peut-être aussi