Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kelezatanimandirasakanolehorang yang ridhakepadaAllahsebagaiTuhan, Islam
sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul (HR. Muslim).
2. Mencintai Rasul
SetiapmuslimyangberakhlakbaikkepadaRasulsawniscayaakanmencintaibeliau
dalamkehidupandiduniaini.KecintaankepadaRasulmerupakanurutankeduasetelah
kecintaankepadaAllahswtsebagaimanafirmanNyadidalamAlQuran:
Katakanlah: Jika bapakbapak, anak anak, saudarasaudara, isteriisteri, kaum
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiaannyadanrumah rumahtempattinggal yang kamusukai, adalahlebihkamu
cintaidaripadaAllah, RasulNyadan(dari)berjijhaddijalan Nya,makatunggulah
sampaiAllahmendatangkankeputusanNya.DanAllahtidakmemberipetunjukkepada
orangorangfasik(QS9:24).
DanbarangsiapayangmentaatiAllahdanRasul(Nya)merekaituakanbersamasama
dengan orangorang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabinabi, para
shiddiqin,orang yang mati syahiddanorang yang shaleh.Dan merekaitulahteman
yangsebaikbaiknya(QS4:69).
Olehkarenaitu,ketaatankepadaRasulullahsawjugamenjadisalahsatukunciuntukbisa
masukkedalamsurga.AdapunorangyangtidakmaumengikutiRasuldenganapayang
dibawanya,yakniajaranIslamdianggapsebagaiorangyangtidakberiman.
4. Bershalawat
Bershalawat kepada Nabi Muhammad saw merupakan sesuatu yang sangat
dianjurkan,bahkandiperintaholehAllahswtkarenaAllahswtdanparamalaikatjuga
bershalawat,haliniterdapatdalamfirmanAllah:
Sesungguhnya Allah dan malaikatmalaikatNya bershalawat untuk nabi. Hai orang
orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam
perhormatankepadanya(QS33:56).
BahkanbilakitabershalawatkepadaNabi,makaAllahswtbershalawatlebihbanyak
lagikepadakitahinggasepuluhkalilipat,Rasulullahsawbersabda:
Barangsiapabershalawatkepadakusatukali,makadenganshalawatnyaituAllahakan
bershalawatkepadanyasepuluhkalilipat(HR.Ahmad).
Manakala seseorang telah menunjukkan akhlaknya kepada Nabi dengan
mengucapkan shalawat,makaorangtersebutakandinyatakanolehRasulsawsebagai
orangyangpalingutamakepadanyaparaharikiamat,beliaubersabda:
Sesungguhnyaorangyangpalingutamakepadakunantipadaharikiamatadalahsiapa
yangpalingbanyakbershalawatkepadaku(HR.Tirmidzi).
Oleh karena itu, orang yang tidak mau bershalawat kepada Nabi, apalagi saat
namanya disebut, maka ia dianggap sebagai orang yang bakhil atau kikir, hal ini
dinyatakandalamsabdabeliau:
yang benarbenarbakhiladalahorang yang ketikadisebutnamakudi hadapannya,ia
tidakmengucapshalawatkepadaku(HR.TirmidzidanAhmad).
Karena ulama disebut sebagai pewaris Nabi, maka orang yang disebut ulama
seharusnyatidakhanyamemahamitentangbelukbelukagamaIslam,tapijugamemiliki
sikapdankepribadiansebagaimanayangtelahdicontohkanolehNabidanulamaseperti
inilahyangharuskitahormati.Adapunorangyangdianggapulamakarenapengetahuan
agamanya yang luas, tapi tidak mencerminkan pribadi Nabi, maka orang seperti itu
bukanlah ulama yang sesungguhnya dan berarti tidak ada kewajiban bagi kita untuk
menghormatinya.
7. Melanjutkan Misi Rasul
MisiutamaRasuladalahberdakwah,yaknimenyerudanmengajakmanusiauntuk
berimandantundukkepadaAllahswt.Tugasinimerupakanhalyangamatpentingdan
dibutuhkanolehmanusia.Orangbaikmembutuhkandakwahagarbisamempertahankan
dan meningkatkan kebaikannya, sedangkan orang yang belum baik lebih
membutuhkannyalagiagarbisamemperbaikidirinya.Karenaitudakwahmenjaditugas
bagisetiapmuslimsebagaimanatercermindalamhaditsNabisaw:
Sampaikanlahdarikuwalaupunhanyasatuayat(HR.Ahmad,BukharidanTirmidzi).
Manakala dakwah bisa kita tunaikan dengan sebaikbaiknya, maka kita akan
memperolehderajat yangtinggidisisiAllahdengandikelompokkankedalamkelompok
umat yangterbaik(khairuummah)sebagaimanayangdisebutkandalamfirmanNya:
Kamuadalahumatyangterbaikyangdilahirkanuntukmanusia,menyuruhkepadayang
maruf,danmencegahdariyangmunkar,danberimankepadaAllah(QS3:110).
Disampingitu,orang yang berdakwahjugaakanmemperoleh pahala yang amat
besar,halinikarenadalamsatuhaditsRasulullahsawmenyatakan:
Barangsiapa yang menunjukkan pada suatu kebaikan, maka baginya seperti pahala
orangyangmengerjakannya(HR.Ahmad,Muslim,AbuDauddanTirmudzi).
Demikianbeberapahal yang haruskitatunjukkanagarkitatermasukorangorang
yangmemilikiakhlakyang baikkepadaNabiMuhammadsaw.1
1
Drs. H. Ahmad Yani, Buletin KMII Media Fikir dan Tausiyah, Edisi 2 Th. 4/15 Rabbiul Awwal 1428 H/3
April 2007
yang patuh, dan Dia akan melimpahkan berkah kepadanya sebagaimana berkah kepada
nabiNya. 2
Shalawat Nabi SAW dipercaya telah menjadi syafaat, rahmat, berkah, dan obat yang
orisinil untuk menyelamatkan kehidupan seseorang baik di dunia maupun di akhirat.
Bahkan kerap kali shalawat ini memutarbalikkan sebuah fakta inderawi. Berikut beberpa
buah kisah yang bertutur tentang keajaiban shalawat.
SEORANG SUFI DAN PENJAHAT
Konon seorang sufi menceritakan pengalaman hidupnya tentang keajaiban dari shalawat
Nabi SAW. Ia menuturkan bahwa ada seorang penjahat yang sangat melampaui batas
yang kehidupannya hanya diisi dengan perbuatan-perbuatan maksiat. Demikian
tenggelamnya penjahat itu ke dalam lumpur kemaksiatan seperti kebiasaan mabukmabukan, ia tidak bisa lagi membedakan mana hari kemarin, hari ini, dan hari esok. Sang
sufi lalu menasehati sang penjahat agar ia tidak mengulangi lagi kedurhakaannya, dan
segera bertobat pada Allah SWT. Namun demikian, penjahat tetaplah penjahat, nasehat
2
yang mengerikan yang sama. Pada saat itulah aku menyesali segala kesalahan dan dosa
yang telah kuperbuat, dan bertobat dengan sebenar-benarnya tobat di hadapan Ilahi.
Kemudian, aku membaca Al-quran dan shalawat Nabi SAW sebanyak sepuluh kali dan
membacakan shalawat kesebelas kalinya dan pahalanya kuhadiahkan kepad ahli kubur
yang naas tersebut, sehingga disitulah Allah SWT menunjukkan
kemahapengampunanNya. Dia mengampuni dosa-dosaku. Jadi apa yang telah engkau
lihat wahai ibunda, itulah nikmat yang telah diberikan Allah SWT atasku. Ketahuilah
ibunda, bahwa shalawat atas Nabi SAW itu menjadi cahaya di dalam kuburku,
menghapuskan dosa-dosaku dan menjadi rahmat bagi orang-orang yang hidup maupun
yang sudah meninggal.
SEORANG MUSAFIR DAN AYAHNYA
Dalam kisah lain, juga diriwayatkan tentang seorang musafir bersama ayahnya. Sang
musafir mengisahkan bahwa di suatu ketika di suatu negeri, ayahnya meninggal dunia
sehingga wajah dan sekujur tubuhnya menjadi hitam dan perutnya membusung. Sang
musafir lalu mengucapkan La haula wala quwwata illa billahil aliyyil azhim (Tiada daya
dan kekuatan kecuali Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung).
Ayah sang musafir tersebut mati dalam kedukaan, dan hal ini diumpamakan dengan
kelakuan sang ayah ketika ia masih hidup. Pada saat itulah sang musafir merasakan beban
teramat berat menimpanya karena mendapatkan ayahnya mati dalam kondisi seperti itu.
Tetapi, ketika ia terlelap tertidur, ia bermimpi bahwa seorang laki-laki yang sangat
tampan dan tubuhnya dipenuhi bulu halus datang kepada ayahnya dan menyapu wajah
dan tubuh ayahnya tersebut dengan tangannya sehingga jasad sang ayah menjadi putih
kembali, bahkan lebih bagus daripada bentuknya semula dan berseri-seri dengan cahaya.
Melihat perlakuan baik lelaki ini terhadap ayahnya sng musafir takjub dan kemudian
bertanya, Siapakah Anda, yang telah menyampaikan karunia Ilahi atas ayahku? Lakilaki itu menjawab, Aku adalah Rasulullah. Ayahmu termasuk dianatara orang-orang
yang memperbanyak bershalawat atasku. Maka, tatkala ia berhasil melakukannya aku
pun datang untuk membersihkannya. Kemudian sang musafir merasa sangat berbahagia.
Ia melihat pancaran dan cahaya keputihan itu ada pada ayahnya. Dia mengucapkan puji
syukur kehadirat Allah SWT mengangungkan dan menanamkanNya didalam hatinya
serta bershalawat kepada Nabi SAW.
UNTA MENJADI SAKSI BAGI ORANG YANG DIFITNAH
Pada masa permulaan Islam, ada seorang muslim yang difitnah telah mencuri seekor
unta. Pemfitnahnya mengajukan saksi-saksi palsu, yakni orang-orang munafik yang tidak
segan untuk bersumpah palsu. Maka, orang yang seyogyanya tak bersalah itu diputus
oleh hakim sebagai pencuri.
Menurut hukum Islam, seorang pencuri harus dihukum potong tangan. Lalu, orang
mukmin yang malang ini pun berdoa, Tuhanku, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.
Mereka telah memfitnahku. Aku tidak mencuri unta itu. Engkau Mahatahu,
selamatkanlah aku dari kehinaan ini, karena aku telah bershalawat pada Nabi paling
mulia. Engkau Mahakuasa, izinkanlah unta itu berbicara. Jadikanlah ia sebagai saksiku.
Setelah berdoa demikian, dia mendesah keras, dan rahmat Allah SWT pun meliputi
dirinya. Tak sulit bagi Sang Mahaperkasa dan Mahakuasa untuk membuat unta tersebut
dapat berbicara dengan bahasa manusia. Hewan ini berkata, Ya, Rasulullah, aku milik
orang beriman ini. Orang-orang itu adalah saksi palsu dan si pemfitnah telah membuat
tuduhan palsu terhadap orang mukmin sejati ini. Lantas unta tersebut mendekati
pemiliknya dengan sikap tunduk dan duduk didepannya.
Syahdan, terkuaklah kebohongan saksi-saksi palsu ini, mereka tak dapat berkutik dengan
kesaksian unta itu dan merasa malu. Seiring dengan itu, tumbuhlah cahaya iman dalam
hati orang-orang yang turut menyaksikan peristiwa menakjubkan ini. Nabi Muhammad
SAW bertanaya, Wahai orang mukmin, bagaimana engkau dapat memperoleh keajaiban
itu? Orang mukmin tadi menjawab, Ya Rasulullah, saya selalu bershalawat kepadamu
sepuluh kali sebelum tidur.
Nabi yang adil dan suci bersabda, Karena shalawatmu kepadaku, Allah SWT bukan
hanya menyelamatkanmu dari hukuman potong tangan di dunia ini, tetapi juga akan
menyelamatkanmu dari siksa neraka di akhirat. Barangsiapa bershalawat kepadaku
sepuluh kali pada sore hari dan sepuluh kali pada pagi hari, Allah SWT akan
membangkitkannya bersama para nabi kesayangan dan kepercayaanNya dan wali-wali
yang patuh, dan Dia akan melimpahkan berkah kepadanya sebagaimana berkah kepada
nabiNya.
SUFYAN ATS-TSAURI DAN KISAH ANAK SI TUKANG RIBA
Sufyan ats-Tsauri menuturkan, Aku pergi haji. Manakala Tawaf di Kabah, aku melihat
seoerang pemuda yang tak berdoa apapun selain hanya bershalawat kepada Nabi SAW.
Baik ketika di Kabah, di Padang Arafah, di mudzdalifah dan Mina, atau ketika tawaf di
Baytullah, doanya hanayalah shalawat kepada Baginda Nabi SAW.
Saat kesempatan yang tepat datang, aku berkata kepadanya dengan hati-hati, Sahabatku,
ada doa khusus untuk setiap tempat. Jikalau engkau tidak mengetahuinya,
perkenankanlah aku mengajarimu. Namun, dia berkata, Aku tahu semuanya. Izinkan
aku menceritakan apa yang terjadi padaku agar engkau mengerti tindakanku yang aneh
ini.
Aku berasal dari Khurasan. Ketika para jamaah haji mulai berangkat meninggalkan
daerah kami, ayahku dan aku mengikuti mereka untuk menunaikan kewajiban agama
kami. Naik turun gunung, lembah, dan gurun. Kami akhirnya memasuki kota Kufah.
Disana ayahku jatuh sakit, dan pada tengah malam dia meninggal dunia. Dan aku
mengkafani jenazahnya. Agar tidak mengganggu jemaah lain, aku duduk menangis dalam
batin dan memasrahkan segala urusan pada Allah SWT. Sejenak kemudian, aku merasa
ingin sekali menatap wajah ayahku, yang meninggalkanku seorang diri di daerah asing
itu. Akan tetapi, kala aku membuka kafan penutup wajahnya, aku melihat kepala ayahku
berubah jadi kepala keledai. Terhenyak oleh pemandangan ini, aku tak tahu apa yang
mesti kulakukan. Aku tidak dapat menceritakan hal ini pada orang lain. Sewaktu duduk
merenung, aku seperti tertidur. Lalu, pintu tenda kami terbuka, dan tampaklah sesosok
orang bercadar. Seraya membuka penutup wajahnya, dia berkata, Alangkah tampak
sedih engkau! Ada apakah gerangan? Aku pun berkata, Tuan, yang menimpaku
memang bukan sukacita. Tapi, aku tak boleh meratap supaya orang lain tak bersedih.
Lalu orang asing itu mendekati jenazah ayahku, membuka kain kafannya, dan mengusap
wajahnya. Aku berdiri dan melihat wajah ayahku lebih berseri-seri ketimbang wajah
tuanya. Wajahnya bersinar seperti bulan purnama. Melihat keajaiban ini, aku mendekati
orang itu dan bertanya, Siapakah Anda, wahai kekasih kebaikan? Dia menjawab, Aku
Muhammad al Musthafa (semoga Allah melimpahkan kemuliaan dan kedamaian kepada
Rasul pilihanNya). Mendengar perkataan ini, aku pun langsung berlutut di kakinya,
menangis dan berkata, Masya Allah, ada apa ini? Demi Allah, mohon engkau
menjelaskannya ya Rasulullah.
Kemudian dengan lembut beliau berkata, ayahmu dulunya tukang riba. Baik di dunia ini
maupun di akhirat nanti. Wajah mereka berubah menjadi wajah keledai, tetapi disini
Allah Yang Mahaagung mengubah lagi wajah ayahmu. Ayahmu dulu mempunyai sifat
dan kebiasaan yang baik. Setiap malam sebelum tidur, dia melafalkan shalawat seratus
kali untukku. Saat diberitahu perihal nasib ayahmu, aku segera memohon izin Allah
untuk memberinya syafaat karena shalawatnya kepadaku. Setelah diizinkan, aku datang
dan menyelamatkan ayahmu dengan syafaatku.
Sufyan menuturkan, Anak muda itu berkata, Sejak saat itulah aku bersumpah untuk
tidak berdoa selain shalawat kepada Rasulullah, sebab aku tahu hanya shalawatlah yang
dibutuhkan manusia di dunia dan di akhirat.
Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW telah bersabda bahwa, Malaikat Jibril, Mikail,
Israfil, dan Izrail Alaihumus Salam telah berkata kepadaku. Jibril As. berkata, Wahai
Rasulullah, siapa yang membaca shalawat atasmu tiap-tiap hari sebanyak sepuluh kali,
maka akan kubimbing tangannya dan akan ku bawa dia melintasi titian seperti kilat
menyambar.
Berkata pula Mikail As. , Mereka yang bershalawat atasmu akan aku beri mereka itu
minum dari telagamu. Dan Israfil As. berkata pula, Mereka yang bershalawat
kepadamu, maka aku akan bersujud kepada Allah SWT dan aku tidak akan mengangkat
kepalaku sehingga Allah SWT mengampuni orang itu.
Kemudian Malaikat Izrail As. pun berkata, Bagi mereka yang bershalawat atasmu, akan
aku cabut ruh mereka itu dengan selembut-lembutnya seperti aku mencabut ruh para
nabi.
Bagaimana kita tidak cinta kepada Rasulullah SAW? Sementara para malaikat
memberikan jaminan masing-masing untuk orang-orang yang bershalawat atas
Rasulullah SAW. Dengan kisah yang dikemukakan ini, semoga kita tidak akan
melepaskan peluang untuk selalu bershalawat kepada pemimpin kita, cahaya dan pemberi
syafaat kita, Nabi Muhammad SAW. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang
kesayangan Allah SWT, Rasul, dan para MalaikatNya.
Semoga shalawat, salam, serta berkah senantiasa tercurah ke hadirat Nabi kita, Rasul kita,
cahaya kita, dan imam kita, Muhammad al Musthafa SAW beserta seluruh keluarga,
keturunan, dan sahabat-sahabat beliau, dan seluruh kaum mukmin yang senantiasa untuk
melazimkan bershalawat kepada beliau. Amin.
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orangorang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya. (Al-Ahzab: 56)
Allah telah mengutus nabi Muhammad dan telah memberinya kekhususan dan kemuliaan
untuk menyampaikan risalah. Ia telah menjadikannya rahmat bagi seluruh alam dan
pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa serta menjadikannya orang yang dapat
memberi petunjuk ke jalan yang lurus. Maka seorang hamba harus taat kepadanya,
kepada yang lainnya: Bila salah seorang di antara kalian sholat (berdoa) maka hendaklah
ia memulainya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah lalu bersholawat untuk nabi,
kemudian berdoa setelah itu dengan apa saja yang ia inginkan. [H. R. Abu Daud,
Tirmidzi, Ahmad dan Hakim]
2- Ketika menyebut, mendengar dan menulis nama beliau, berdasarkan kepada sabda
Rasulullah saw:
Celakalah seseorang yang namaku disebutkan di sisinya lalu ia tidak bersholawat
untukku. [H. R. Tirmidzi dan Hakim]
3- Dianjurkan memperbanyak shalawat Nabi pada hari Jumat, sebagaimana hadis yang
diriwayatkan dari Aus bin Aus: Rasulullah saw bersabda:
Sesungguhnya di antara hari-hari yang paling afdhal adalah hari Jumat, maka
perbanyaklah sholawat untukku pada hari itu, karena sholawat kalian akan sampai
kepadaku [R. Abu Daud, Ahmad dan Hakim]
4- Ketika masuk dan keluar masjid, sebagaimana disebutkan di dalam hadis yang
diriwayatkan dari Fatimah ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Bila anda masuk
mesjid, maka ucapkanlah: Dengan nama Allah, salam untuk Rasulullah, ya Allah
sholawatlah untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, ampunilah kami dan
mudahkanlah bagi kami pintu-pintu rahmat-Mu. Dan bila keluar dari mesjid maka
ucapkanlah itu, tapi (pada penggalan akhir) diganti dengan: Dan permudahlah bagi kami
pintu-pintu karunia-Mu. [H. R. Ibnu Majah dan Tirmidzi]
5. Ketika Shalat jenazah
Disyariatkan bershalawat pada shalat jenazah setelah takbir yang kedua didasarkan atas
hadis yang diriwayatkan oleh Abu Umamah ra, bahwa beliau diberitahu oleh seorang
shahabat nabi; Bahwa sunnah di dalam shalat bagi mayat adalah imam bertakbir,
kemudian membaca Fatihatul Kitab (surat al-Fatihah) setelah takbir pertama, kemudian
bershalawat kepada Nabi saw (Hadis Shahih, diriwayatkan oleh an-Nasai dan yang
lainnya)
Cara Bershalawat kepada Rasulullah
Di dalam firman Allah di atas, Allah memerintahkan agar dalam bershalawat diikuti
dengan salam, Bersholawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan
kepadanya. (Q. S. Al-Ahzab: 56) Berdasarkan ayat tersebut yang utama adalah dengan
menggandengkan shalawat dan salam, seperti shallallahu alaihi wasallam. Inilah bentuk
shalawat dan salam untuk beliau saw secara umum. Maka tidak benar kalau
mengucapkan salam kepada Rasulullah saw tanpa diikuti dengan shalawat, atau shalawat
tanpa salam, seperti alaihis salam atau allahumma shalli alaih saja.
Selain dalam makna umum, shalawat harus terdiri dari shalawat dan salam, Rasulullah
teleh memberikan contoh bacaan shalawat secara khusus, di dalam hadis disebutkan, dari
Abi Hamid As-Said -Radhiyallahu Anhu- berkata: Mereka bertanya: Ya Rasulullah
bagaimana kami bersholawat untukmu? Beliau menjawab: Katakanlah :
Ya Allah! Berilah sholawat untuk Muhammad, istri-istri dan keturunannya, sebagaimana
Engkau memberi sholawat untuk Ibrahim. Berkatilah Muhammad, istri-istri dan
keturunannya, sebagaimana Engkau memberkati Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji lagi Maha Pemurah. [Muttafaqun Alaihi]
Selain bacaan shalawat tersebut, masih ada beberapa riwayat lain yang menyebutkan
bacaan shalawat sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah saw.
Celaan Bagi Yang Tidak Bersholawat Untuk Nabi.
Mengingat benyaknya jasa Rasul kepada kita, tentu layak kalau kita mendoakan beliau.
Terlebih lagi karena doa itu bukan untuk beliau sendiri, tetapi untuk kita sendiri. Sebab
ketika kita mengucapshalawat, banyak keutamaan yang diberikan kepada kita. Maka
orang yang tidak mau mengucap shalawat kepada Nabi saw adalah sebuah tindkan
kurang ajar, sekaligus sombong. Setidaknya kekurangajaran itu digambarkan di dalam
riwayat dari Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah saw bersabda: Orang yang paling bakhil
adalah seseorang yang jika namaku disebut ia tidak bersholawat untukku. [H. R. Nasai,
Tirmidzi dan Thabaraniy]
Kesalahan yang Berkait dengan Shalawat
Dalam melaksanakan perintah Allah untuk bershalawat kepada nabi Muhammad saw ini,
ada beberapa kekeliruan yang biasa dilakukan oleh umat Islam. Di antara kekeliruannya
adalah mengkhususkan waktu yang tidak ditentukan oleh Rasulullah untuk bershalawat.
Dan ada juga yang membuat bacaan shalawat yang bertentangan dengan kaidah umum
dalam Agama Islam. Di antara kekeliruan itu antara lain;
1. Mengkhususkan shalawat pada bular Rabiul Awwal. Di bulan Rabiul Awwal ini
sebagian kaum muslimin mengadakan peringatan atas kelahiran Nabi Muhammad saw.
Di antara bentuk peringatan yang dilakukan adalah dengan memperbanyak membaca
shalawat dan berzanji. Tindakan ini termasuk ke dalam bidah, meskipun pada dasarnya
membaca shalawat itu ada perintah dari Allah dan juga sunnah Rasulullah saw. Sebab
Alah dan RasulNya tidak pernah menentukan bulan Rabiul Awwal sebagai bulan
shalawat, sebagaimana yang mereka lakukan. Berbeda halnya dengan hari Jumat,
memang kita diperintahkan untuk meperbanyak bacaan shalawat kepada Rasulullah saw.
2. Membaca shalawat-shalawat bidah, bahkan syirik, seperti shalawat Badar dan
Shalawat Nariyah.
Shalawat sudah sangat masyhur, bahkan banyak didendangkan di dalam nasyid, yaitu
shalatullah salamullah, ala thaha Rasulillah Kekeliruan shalwat ini adalah bertawasul
dengan nabi, bahkan para pahlawan perang Badr. Perhatikanlah bagian dari shalawat itu,
tawassalna bibismillah, wabil hadi Rasulillah, wakulli mujahidilillah biahlil badri yaa
Allah (kami bertawasul dengan Nama Allah, dan juga dengan pembawa hidayah,
Rasulullah, dan juga bertawassul dengan seluruh mujahid Allah, dengan para pahlawan
badar, Ya Allah. .
Sedangkan shalawat Nariyah, adalah Allahumma shalli shalatan kamilah.
Kekeliruannya, di dalam shalawat ini disebutkan bahwa Nabi Muhamad adalah pelepas
segala problem kehidupan, sebagaimana disebutkan di dalam baitnya, tanhallu bihil
uqad, wa tuqdlo bihil hawaij. . (dengannya (Nabi Muhammad saw) segala ikatan akan
lepas, dan segala kebutuhan akan dipenuhi)
Shalawat semacam ini bermasalah, tetapi cukup poluler di hamper semua lapisan kaum
muslimin di Indonesia hari ini. Ketika ada upaya untuk mengingatkan mereka, maka tibatiba mereka marah. Dalam keadaan marah itu lah lalu mereka menuduh orang yang
mengingatkan kekeliruan dalam bershalawat sebagai kelompok anti shalawat. Ini adalah
sebuah tuduhan yang kelewat batas. Sebab yang ditolak bukan shalawat yang benar,
tetapi yang ditolak adalah shalawat yang tidak benar.
(http://abahzacky. wordpress. com)