Vous êtes sur la page 1sur 36

LAPORAN KERJA BENGKEL 1 ( SATU )

KERJA BANGKU (TAP)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah Kerja Bengkel 1 (satu)

Disusun Oleh :

Muhammad Irhamdi Amsyah


15141013

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO
SUBANG
2016

Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat rahmat,
taufiq,

inayah,

dan

hidayah-Nya,

karena

hanya

dengan

karunia-Nya

itulah penyusunan laporan ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Tugas
Laporan Praktikum ini dikerjakan dalam rangka memenuhi tugas Matakuliah Kerja
Bengkel 1 di program studi S-1 Jurusan Teknik Mesin STT Texmaco yang dibina
oleh Bapak Maulana Yusup. S.T dan Bapak Dudun Riatna .
Terwujudnya tugas makalah ini telah melibatkan berbagai pihak. Untuk
sumbang saran yang konstruktif yang telah diberikan, kami patut menyampaikan
ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Maulana Yusup. S.T selaku dosen matakuliah Kerja Bengkel 1 yang
telah membimbing selama proses pembelajaran dan praktikum.
2. Bapak Dudun Riatna selakuu asisten Bapak Maulana Yusup. S.T yang telah
membimbing saya selama proses pembalajaran dan praktikum.
3. Teman- teman di jurusan Teknik Mesin Konsentrasi Metalurgi yang telah
berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan praktikum.
4. Dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung
terselesaikannya laporan ini.
Semoga atas bantuan moril dan materiil tersebut, Allah SWT senantiasa
melimpahkan kekuatan dan petunjuk-Nya sebagai amal sholeh dan senantiasa
mendapat balasan karunia yang berlimpah dari- Nya.
Subang, 29 Desember 2016
Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktek .............................................................................. 1
1.3 Peralatan dan Perlengkapan........................................................... 2
BAB II SEJARAH PERUSAHAN
2.1 Gambaran Umum STT Texmaco ................................................ 26
2.2 Sejarah Singkat STT Texmaco .................................................... 26
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Pengetapan................................................................................... 29
3.2 Bahan dan Alat ............................................................................ 29
3.3 Proses Pengerjaan ........................................................................ 29
3.4 Kendala yang Dihadapi ............................................................... 30
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................. 31
4.2 Saran ............................................................................................ 32
Daftar Pustaka ........................................................................................ 33

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerja Bengkel 1 adalah salah satu mata kulah pokok yang diajarkan di
jurusan Teknik Mesin STT Texmaco Subang. Mata kuliah ini sangat penting
guna untuk melatih keterampilan dan kejelian mahasiawa dalam bidang
permesinan. Praktikum kerja bangku ini merupakan langkah awal mahasiswa
untuk maju ke peralatan permesinan lebih canggih dan modern sesuai dengan
pekembangan jaman. Dalam praktikum ini mahasiswa hanya mengenal alat-alat
paraktikum sederhana dan dikerjakan dengan manual dan tanpa mengguna kan
mesin guna untuk melatik keterampilan mahasiswa, sehingga dalam praktikum
selanjutnya mahasiswa tidak mengalami banyak kesulitan.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Bengkel


Adapun tujuan dari praktikum kerja bangku ialah :
1. Untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam memahami alat pengukur dan
alat perkakas yang digunakan dalam pengerjaan benda kerja yang meliputi
mengikir, mengebor, mengetap, menyenei, dan menggergaji pada
praktikum kerja bangku.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah pada proses mengikir,
mengetap, menyenei, mengebor dan menggergaji yang benar pada
praktikum kerja bangku.

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

3. Agar Mahasiswa dapat mengetahui penyebab dan kendala yang terjadi pada
proses praktikum kerja bangku.

1.3 Peralatan Dan Perlengkapan Praktek Kerja Bengkel


a. Alat Ukur dan Alat Penanda
Pada bengkel kerja bangku peralatan ukur yang digunakan harus benar-benar
presisi, maka peralatan ukur, cara memegang alat ukur, cara melakukan
pengukuran, dan kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi dalam pengukuran harus
benar-benar diketahui secara baik.
1. Mistar baja
Mistar baja adalah alat ukur dasar pada bengkel kerja bangku. Alat ukur ini
dapat dikatakan alat ukur yang kurang presisi, karena ia hanya melakukan
pengukuran paling kecil sebesar 0,5 mm. Jenis mistar baja yang dipakai pada
bengkel kerja bangku mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tetapi pada umumnya
panjang mistar baja adalah 150 mm sampai 300 mm, dengan skala ukur terdiri dari
satuan setengah milimeter dan satuan satu milimeter.
Dalam bengkel kerja bangku mistar baja ada dua sistem, yaitu sistem metrik
dan sistem imperial. Pada sistem imperial untuk satuannya dinyatakan dengan
inchi, sedangkan pada sistem metrik satuan dinyatakan dengan millimeter.

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

Gambar 1.3.1 Mistar Baja

2. Jangka sorong
Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
sepersepuluh, seperdua puluh, seperlima puluh, dan seperseratus milimeter. Jangka
sorong dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian luar benda kerja,
kedalaman lobang, diameter bagian dalam suatu benda kerja, lebar suatu celah dan
panjang dari suatu benda kerja, apabila ukuran dari jangka sorong tersebut
mencukupi.

Gambar 1.3.2 Mengukur Menggunakan Jangka Sorong

Ukuran jangka sorong ada beberapa macam, seperti jangka sorong dengan
panjang 150 mm, 175 mm, 250 mm, 300 mm (sistem metrik). Sedangkan untuk
mengukur ukuran benda kerja yang besar juga digunakan jangka dengan ukuran
panjang lebih dari 1 meter.

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

Gambar 1.3.3 Bagianbagian Jangka Sorong

Keterangan gambar :
a. Rahang tetap
b. Rahang yang dapat digerakkan
c. Sensor untuk pengukuran bagian luar benda kerja
d. Sensor untuk penagukuran bagian dalam benda kerja
e. Skala utama
f. Skala vernier
g. Baut pengunci, digunakan apabila jangka sorong akan digunakan untuk
melakukan pengukuran benda kerja dengan ukuran sama dan dalam jumlah
yang banyak.
h. Batang pengukur kedalaman benda kerja
i. Penyetel, digunakan untuk menggeserkan bagian rahang vernier, sehingga
mencapai posisi tertentu sesuai dengan benda kerja yang akan diukur.
LAPORAN KERJA BENGKEL 1

Ketelitian dari jangka sorong bermacam-macam, yaitu ketelitian 0,1 mm yang


berarti pada skala noniusnya dibagi menjadi 10 bagian, di mana setiap bagian
berarti 0,1 mm, sedangkan pada skala utama setiap bagian berarti besarnya 1 mm.
Untuk jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm, maka pada skala noniusnya satu
bagian pada skala utama dibagi menjadi 20 bagian, artinya setiap bagian berharga
0,05 mm, serta jangka sorong dengan ketelitian 0,001 mm.
Mengukur sisi dalam suatu benda dengan cara memasukkan rahang bagian
atas ke dalam benda yang akan diukur. Untuk mengukur panjang suatu benda
dengan cara membuka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar
benda. Untuk mengukur kedalaman suatu benda dengan cara menempatkan benda
yang akan diukur kedalamannya pada tangkai ukur.
Cara membaca hasil pengukuran menggunakan jangka sorong :
-

Bacalah skala utama yang berimpit atau skala terdekat tepat didepan titik
nol skala nonius.

Bacalah skala nonius yang tepat berimpit dengan skala utama.

Hasil pengukuran dinyatakan dengan persamaan : Hasil = Skala Utama +


(skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala Utama
+ (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)

3. Siku-siku
Siku-siku merupakan peralatan yang dapat berfungsi untuk mengukur
kesikuan benda kerja, memeriksa kesejajaran garis, serta merupakan peralatan

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

bantu dalam membuat garis pada benda kerja. Siku-siku terdiri dari satu blok baja
dan satu bilah baja, di mana keduanya digabungkan sehingga membentuk sudut 90
derajat antara satu dengan lainnya. Bahan pembuat siku-suku adalah baja perkakas,
sehingga ia cukup kuat dan tahan terhadap keausan dan karat.

Gambar 1.3.4 Mengukur Kesikuan Benda Kerja

4. Penggores
Penggores adalah alat untuk menggores permukaan benda kerja, sehingga
dihasilkan goresan atau garis gambar pada benda kerja. Bahan untuk membuat
penggores ini ialah baja perkakas, sehingga ia cukup keras dan sanggup menggores
benda kerja. Dua jenis penggores kita kenal, yaitu penggores dengan kedua
ujungnya tajam, tetapi ujung yang satunya lurus sedangkan ujung yang lainnya
bengkok, kedua penggores dengan hanya satu ujungnya yang tajam, sedangkan
ujung yang lainnya tidak tajam.

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

Gambar 1.3.5 Penggores

5. Penitik.
Ditinjau dari segi fungsinya hanya ada dua jenis, yaitu penitik garis dan
penitik pusat/senter. Kedua jenis penitik tersebut sangat penting untuk melukis dan
menandai, sebab masing-masing mempunyai sifat-sifat tersendiri.

Gambar 1.3.6 Cara Menitik

b. Perkakas Tangan
1.Ragum
Ragum berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya
penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja. Dengan demikian ragum
harus lebih kuat dari benda kerja yang dijepitnya. Untuk menghasilkan penjepitan
LAPORAN KERJA BENGKEL 1

yang kuat maka pada mulut ragum/rahangnya dipasangkan baja berigi sehingga
benda kerja dapat dijepit dengan kuat. Rahang-rahang ragum digerakkan oleh
batang ulir yang dipasangkan pada rumah ulir. Apabila batang ulir
digerakkan/diputar searah jarum jam, maka rahang ragum akan menutup, tetapi bila
diputar berlawanan dengan arah jarum jam maka rahang ragum akan membuka.

Gambar 1.3.7 Ragum

Pemasangan ragum pada meja kerja harus disesuaikan dengan tinggi pekerja
yang akan bekerja. Sebagai patokan adalah apabila ragum dipasang pada meja
kerja, maka tinggi mulut ragum harus sebatas siku dari pekerja pada posisi berdiri
sempurna.
Ketinggian pemasangan ragum pada meja kerja sangat berpengaruh dalam
pelaksanaan pekerjaan. Sebagai pedoman pengaturan tinggi rendahnya penjepitan
benda kerja pada ragum adalah untuk pekerjaan yang tidak memerlukan gaya yang
besar seperti pada pekerjaan akhir, benda kerja dapat di jepit lebih tinggi, artinya
permukaan benda kerja yang keluar dari rahang ragum lebih tinggi Untuk pekerjaan

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

yang memerlukan gaya yang besar seperi memahat, menggergaji, mengikir,


mengetap dan menyenai maka kedudukan benda kerja harus serendah mungkin
berada di atas rahang ragum.
Untuk penjepitan pipa-pipa sebaiknya digunakan pelapis rahang, di mana
bentuk pelapis rahang tersebut hendaknya masing-masing berbentuk setengah
lingkaran. Bahan pelapis biasanya bisa dari kayu atau dari bahan yang lunak
sehingga tidak akan merusak penampang pipa.

2. Palu (Hammer)
Palu merupakan alat tangan yang sudah yang lama dipergunakan dalam
bengkel dalam seluruh kegiatan pekerjaan umat manusia. Ukuran palu ditentukan
oleh berat dari kepala palu, seperti palu 250 gr, 500 gr, 1000 gr dan bahkan palu
dengan berat 10 kg.
Jenis palu dapat dibagi dua yaitu palu keras dan palu lunak. Palu keras adalah
palu yang kepalanya terbuat dari baja dengan kadar karbon sekitar 0,6%. Proses
pembuatannya adalah dengan jalan ditempa, kemudian dikeraskan pada bagian
permukaannya agar menjadi keras. Pemakaian palu keras pada bengkel kerja
bangku adalah sebagai pemukul pada kerja memotong dengan pahat, menempa
dingin, pada pekerjaan assembling/perakitan, membengkokkan benda kerja,
membuat tanda dan pekerjaan pemukulan lainnya. Jenis palu keras yang umum
dipakai pada bengkel kerja bangku adalah jenis palu keras yaitu palu konde (ball
pein hammer), palu pen searah (straight peen hammer), dan palu pen melintang
(cross peen hammer).

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

Gambar 1.3.8 Palu Keras

Palu lunak adalah palu yang permukaan kepalanya terbuat dari bahan lunak
seperti plastik, karet, kayu, tembaga, timah hitam, dan kulit. Palu lunak biasanya
digunakan sebagai alat bantu pada pekerjaan pemasangan benda kerja pada mesin
frais, skrap dan merakit benda kerja pada bengkel perakitan. Di samping itu juga
banyak digunakan pada bengkel kerja pelat, bengkel listrik dan bengkel pipa.

Gambar 1.3.9 Palu Lunak

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

10

3. Kikir
Pemakaian kikir pada bengkel kerja bangku adalah untuk menyayat
permukaan bahan benda kerja sedikit demi sedikit, sehingga dapat dihasilkan
permukaan benda kerja yang halus. Bahan untuk membuat kikir adalah baja karbon
tinggi, di mana kandungan karbon pada baja jenis ini adalah kurang 0,7 sampai
0,8%. Untuk mendapatkan pisau potongnya maka permukaan kikir dicacah dengan
pisau yang keras dan tajam.

Gambar 1.3.10 Bagian-Bagian Kikir

Berdasarkan gigi pemotongnya kikir dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis,


yaitu kikir bergigi tunggal dan kikir bergigi kembar/dua. Kikir dengan gigi potong
tunggal digunakan untuk pemotongan benda kerja secara halus. Artinya
pemotongan tidak dapat dilaksanakan secara tepat, tetapi hasil pengikiran pada
permukaan benda kerja menjadi lebih halus. Kikir bergigi tunggal arah gigi
pemotongnya diagonal terhadap permukaan kikir. Kikir dengan dua gigi pemotong
yang saling bersilangan dapat melakukan pemotongan secara cepat, tetapi hasil
pengikirannya kasar. Jadi kikir ini sangat cocok untuk pekerjaan pendahuluan atau

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

11

pekerjaan kasar, sedangkan kikir dengan gigi pemotong tunggal digunakan untuk
pekerjaan akhir ( finishing).
Ditinjau dari sifat kekasaran gigi pemotongnya maka kedua jenis kikir ini
juga mempunyai lima sifat kekasaran yaitu sangat kasar, kasar, sedang, halus dan
sangat halus. Kikir sangat kasar digunakan untuk pemotongan secara cepat
sehingga ia digunakan untuk pemotongan pendahuluan. Kikir kasar digunakan
untuk pemotongan awal, tanpa memperhitungkan kehalusan permukaan benda
kerja. Kikir sedang digunakan untuk menghaluskan permukaan setelah dikikir
dengan menggunakan kikir kasar atau kikir sangat kasar sebelum dikerjakan dengan
menggunakan kikir halus. Kikir halus digunakan untuk pengikiran pada pekerjaan
akhir (finishing) di mana kehalusan permukaan benda kerja sangat diperlukan. Kikir
sangat halus digunakan untuk pekerjaan finishing terutama untuk benda kerja
dengan ketelitian yang tinggi.

Gambar 1.3.11 Jenis Gigi Pemotong Kikir

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

12

Berdasarkan bentuk fisiknya, kikir dibedakan menjadi dua macam, yaitu kikir
rata dan kikir instrumen. Kikir rata digunakan untuk mengikir benda yang
permukaannya rata, sedangkan kikir instrumen untuk pengikiran benda-benda kerja
yang kecil atau instrumen dari suatu peralatan.

Gambar 1.3.12 Kikir Rata dan Kikir Instrumen

Pada saat melakukan pengikiran banyak beram hasil pengikiran akan


tertinggal pada mata potong kikir atau pada gigi pemotong kikir yang menyebabkan
gigi pemotong kikir tidak dapat melakukan pemotongan bahan juga dapat merusak
gigi pemotong karena penumpukan beram sehingga proses pengikiran menjadi
tidak efektif. Maka setiap saat hendaknya beram-beram yang tertahan pada gigigigi pemotong kikir selalu dibuang dengan menggunakan sikat kikir atau peralatan
khusus lainnya. Cara melakukan pembersihan tersebut dengan jalan menyikat gigigigi kikir searah dengan alurnya dan pembersihan satu arah, agar beram bisa

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

13

terbuang dengan baik. Untuk kikir dengan mata ganda maka kedua gigi
pemotongnya harus dibersihkan secara bersama-sama. Apabila digunakan sikat
kikir maka pilihlah sikat kikir dengan bahan kuningan sehingga tidak akan merusak
gigi-gigi pemotong kikir.

Gambar 1.3.12 Cara Membersihkan Kikir

Kikir hendaknya disimpan pada tempat yang kering atau tidak lembab dan
jauh dari tempat yang berminyak. Penempatan kikir tidak boleh ditumpuk artinya
mata-mata potong kikir tidak boleh bersinggungan satu dengan yang lainnya. Cara
penyimpanan kikir yang baik adalah dengan menyimpan secara sejajar dan
memberikan jarak antara kikir yang satu dengan yang lainnya. Cara lain dengan
menggantungkan kikir di dalam lemari alat.

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

14

Gambar 1.3.13 Cara Menyimpan Kikir

4. Gergaji Tangan
Gergaji tangan berfungsi untuk mempersiapkan bahan bakal yang akan
dikerjakan atau dibuat benda kerja. Prinsip kerja dari gergaji tangan adalah langkah
pemotongan ke arah depan, sedang langkah mundur mata gergaji tidak melakukan
pemotongan.

Gambar 1.3.14 Bagian-Bagian Gergaji Tangan

5. Tap
Tap adalah peralatan yang digunakan untuk pembuatan ulir pada suatu benda
kerja. Sebelum benda tersebut diulir, terlebih dahulu benda tersebut dilubangi
dengan menggunakan mesin bor. Ukuran diameter lubang tergantung pada besar
diameter ulir yang akan dibuat. Bahan untuk pembuatan tap adalah baja perkakas
baja potong cepat. Setelah tap dibentuk kemudian dikeraskan dan ditempering.
Tap terdiri dari 3 jenis, yaitu tap konis digunakan untuk melakukan
penguliran pendahuluan/pemotongan awal karena bagian ujung mata potongnya

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

15

berbentuk tirus dan tidak mempunyai gigi pemotong sehingga ia akan dengan
mudah masuk ke dalam lubang yang telah dibuat, tap antara berfungsi untuk
pengulir antara tap konis dan tap rata atau dapat dikatakan ia sebagai pemotong
kedua. Tap ini pada bagian 3 sampai 4 mata potongnya tidak ada, ini dimaksudkan
agar tap dapat masuk ke dalam lubang dengan mudah. Jadi setelah benda kerja diulir
dengan menggunakan tap konis kemudian diulir dengan menggunakan tap antara.
Yang ketiga adalah tap rata yang berfungsi untuk melakukan pekerjaan akhir dalam
pembuatan ulir dengan menggunakan tap. Pada tap ini seluruh mata potongnya
dapat melakukan pemotongan. Bentuk tap ini adalah bagian pemotongannya
mempunyai mata potong dan diameternya adalah sama

Gambar 1.3.15 Tap Konis, Tap Antara, dan Tap Rata

Untuk melakukan penguliran dengan menggunakan tap diperlukan alat bantu


yaitu tangkai tap/pemutar tap. Ukuran dari tangkai tap sangat tergantung pada besar
LAPORAN KERJA BENGKEL 1

16

diameter tap yang akan digunakan. Untuk itu tap dibuat bervariasi dari ukuran kecil
sampai besar.
Langkah kerja pembuatan ulir dengan tap adalah sebagai berikut :
1. Jepit benda kerja pada ragum secara benar dan kuat.
2. Pasang tap konis pada tangkai tap.
3. Tempatkan mata tap tegak lurus pada lubang (periksa dengan
menggunakan siku-siku).
4. Tekan hingga masuk dalam lubang kemudian putar tangkai tap ke kanan
(searah dengan putaran jarum jam). Pemutaran harus tegak lurus.
Pemutaran kira-kira sebesar 900, kemudian putar kembali ke arah kiri.
Maksud pemutaran kembali adalah untuk memotong beram yang belum
terpotong dan memberikan kesempatan beram-beram hasil pemotongan
keluar dari lubang.
5. Berikan pelumasan selama proses pengetapan, kecuali untuk pengetapan
bahan dari besi.
6. Lakukan pengetapan hingga selesai, kemudian ulangi langkah pengetapan
dengan menggunakan tap antara.
7. Setelah selesai ulangi langkah pengetapan dengan menggunakan tap rata/
finishing.

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

17

Gambar 1.3.16 Pengetapan

6. Snei
Snei adalah alat untuk membuat ulir luar. Bentuk snei menyerupai mur tetapi
ulirnya merupakan mata potong. Gigi-gigi ulir setelah dibentuk kemudian
dikeraskan dan temper agar dia mampu melakukan pemotongan terhadap benda
kerja. Snei yang biasanya digunakan untuk pembuatan ulir adalah snei pejal dan
snei bercelah.
Snei pejal berbentuk segi enam atau bulat berfungsi untuk memudahkan
dalam penguliran awal. Maka pada snei jenis ini tidak seluruh mata potongnya sama
besar, tetapi sedikit tirus pada bagian mata pemotong awal. Dengan demikian benda
kerja dapat masuk ke dalam snei sedikit mudah.
Snei Bercelah (split die) digunakan untuk pembuatan ulir luar. Snei ini
memiliki baut penyetel untuk mengatur ukuran diameter. Dengan demikian pada
waktu penguliran pendahuluan diameternya diperbesar dan pada waktu finishing
diameternya dikembalikan pada ukuran standarnya.

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

18

Gambar 1.3.17 Snei Pejal dan Snei Bercelah

Untuk membuat ulir dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu yaitu
pemegang snei. Pada pemegeng snei ini dilengkapi dengan baut-baut pengikat, agar
snei tidak ikut berputar saat melakukan pemotongan/penguliran.
Langkah kerja pembuatan ulir dengan snei adalah sebagai berikut:
1. Persiapkan benda kerja dan jepit pada ragum secara tegak lurus.
2. Pasang snei pada pemegangnya dan kuncikan baut pengikatnya.
3. Tempatkan snei pada benda kerja dengan posisi datar, kemudian tekankan
snei hingga benda kerja masuk pada snei.
4. Lakukan penekanan sambil snei diputarkan searah dengan arah jarum jam.
Pemutaran atau pemakanan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada
posisi semula. Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong beram
dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta memberikan kesempatan
beram keluar dari snei.
5. Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus dan berikan
minyak pelumas untuk mendingingkan snei dan untuk membantu
mengeluarkan beram.

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

19

6. Untuk pembuatan ulir dengan snei bercelah, maka ulangi kembali


penguliran dengan terlebih dahulu menyetel kembali lebar pembukaan
snei.
7. Demikian seterusnya sampai ukuran snei kembali pada ukuran standarnya.
8. Periksa hasil snei dengan menggunakan mal ulir, seterusnya bersihkan ulir
dan snei.

c. Mesin
-

Mesin Bor (Drilling)


Pengeboran adalah proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan

mata bor (twist drill). Mesin bor yang digunakan pada kerja bangku ada dua jenis
yaitu mesin bor bangku untuk pekerjaan-pekerjaan yang kecil sampai sedang dan
mesin bor tiang untuk pekerjaan yang lebih besar.

Gambar 1.3.18 Mesin Bor Bangku dan Mesin Bor Tiang

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

20

Keterangan :
Mesin Bor Bangku
1. Tombol
2. Tuas penekan
3. Tuas pengikat
4. Alas mesin bor
5. Meja mesin bor
6. Penjepit bor
7. Pengaman
8. Mur penyetel
9. Rumahsabuk kecepatan

Mesin Bor Tiang


1. Tuas pengatur kecepatan
2. Tuas penekan
3. Sumbu bor
4. Meja mesin bor
5. Tiang
6. Landasan/bantalan

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

21

Perkakas sebagai kelengkapan mesin bor di antaranya ragum untuk


mencekam benda kerja pada saat akan di bor, klem set untuk mencekam benda kerja
yang tidak mungkin dicekam, landasan (blok paralel) sebagai landasan pada
pengeboran lubang tembus untuk mencegah ragum atau meja mesin turut terbor,
pencekam mata bor untuk mencekam mata bor yang berbentuk silindris, sarung
pengurang untuk mencekam mata bor yang bertangkai konis, pasak pembuka untuk
melepas sarung pengurang dari spindel bor atau melepas mata bor dari sarung
pengurang, boring head untuk memperbesar lubang baik yang tembus maupun yang
tidak tembus, dan mata bor yang berfungsi sebagai pemotong.
Mata bor terdiri dari bor spiral untuk pembuatan lubang yang diameternya
sama dengan diameter mata bor, mata bor pemotong lurus untuk material yang
lunak seperti kuningan, tembaga, perunggu, dan plastik, mata bor untuk lubang
yang dalam (deep hole drill) untuk membuat lubang yang relatif dalam, mata bor
skop (spade drill) untuk material yang keras tetapi rapuh, dan mata bor stelite untuk
membuat lubang pada material yang telah dikeraskan. Mata bor stelite ini
mempunyai bentuk segitiga dan terbuat dari baja campuran yang tahan panas.

Gambar 1.3.19 Mata Bor

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

22

Cara mengebor :
1.

Cekam mata bor, apabila mata bor terlalu kecil untuk dimasukkan pada
tempat pahat gurdi maka perlu disambung dengan sarung tirus, apabila
masih kurang besar sarung tirus tersebut disambung lagi dengan
sambungan sarung tirus.

2.

Cekam benda kerja bisa menggunakan ragum. Benda kerja yang tidak
terlalu besar ukurannya biasanya dicekam dengan ragum meja atau
ragum putar. Apabila diinginkan membuat lubang pada posisi menyudut
pencekaman bisa menggunakan ragum sudut.

3.

Agar ragum tidak bergetar atau bergerak ketika proses pembuatan


lubang, sebaiknya ragum diikat dengan klem C. Beberapa alat bantu
pencekaman yang lain bisa juga digunakan untuk mengikat benda kerja
pada meja mesin bor. Benda kerja dengan bentuk tidak teratur, terlalu
tebal atau terlalu tipis tidak mungkin bisa dipegang oleh ragum, maka
pengikatan pada meja mesin bor dilakukan dengan alat bantu
pencekaman dengan bantuan beberapa buah baut T.

4.

Kencangkan bor.

5.

Kencangkan benda kerja dengan kuat secara meyakinkan.

6.

Ukur panjang sumbu bor dengan jangka sorong sesuai dengan kedalaman
ulir yang akan dibor.

7.

Tekan tombol ON.

8.

Gerakkan tuas penekan perlahan lahan searah dengan jarum jam.


Pemutaran tuas penekan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

23

posisi semula. Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong beram


dan membersihkan ulir yang telah terbuat serta memberikan kesempatan
beram keluar dari lubang pengeboran.
9.

Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus sampai sumbu


bor kembali ke panjang semula dan berikan minyak pelumas untuk
mendingingkan mata bor dan untuk membantu mengeluarkan beram.

10. Tekan tombol OFF jika sumbu bor telah kembali ke panjang semula.

d. Peralatan Pendukung Kerja Bangku


i. Sikat Kikir
Sikat kikir digunakan untuk membersihkan kikir karena terdapan serpihan
bram yang menyangkut pada sela-sela kikir.
ii. Sapu Meja
Sapu meja digunakan untuk alat kebersihan perkakas. Sapu meja ini adalah
jenis sapu yang berbentuk kecil.
iii. Oli dan Air
Dalam praktikum kerja bangku, oli dan air ini memiliki fungsi yang sama,
yaitu sebagai pendingin (coolant) saat pengerjaan benda kerja yang melibatkan
kontak langsung yang menimbulkan gesekan antar logam agar tidak menimbulkan
kerusakan pada alat dan benda kerja, misalnya kepatahan.
iv. Anvil
Merupakan landasan yang digunakan untuk melakukan stamping, pinitikan,
atau pekerjaan lainnya yang menggunakan tenaga pukulan. Alat ini juga bisa

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

24

digunakan untuk membuat tatakan benda menjadi silindris yang terdapat pada
ujungnya.

e. Alat Pelindung Diri


i. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja, misalnya saat mengikir.
ii. Masker (Respirator)
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat
dengan kualitas udara buruk, misalnya misal berdebu dan beracun.
iii. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau
situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan, misalnya saat mengikir dan
menggergaji. Bahan dan bentuk sarung tangan disesuaikan dengan fungsi masingmasing pekerjaan.
iv. Sepatu
Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena
tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

25

BAB II
SEJARAH PERUSAHAAN
2.1 Gambaran Umum STT TEXMACO
Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco merupakan Lembaga Pendidikan Tinggi
yang bernaung di bawah Yayasan Pusat Pengembangan Sains dan Teknologi Texmaco
(YPPSTT) yang bertujuan untuk meningkatkan sumber Daya Manusia Indonesia
dengan melaksanakan pendidikan teknik dan manajemen yang lulusannya memiliki
kualitas keahlian dan pengetahuan yang sejalan dengan tuntutan kebutuhan dunia
industri manufaktur dan jasa di Indonesia maupun internasional .

2.2 Sejarah singkat STT Texmaco


Cikal bakal dari Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco adalah Training
Center (TC) pada tahun 1995 untuk para karyawan Texmaco di Subang yang
pendiriannya bersamaan dengan didirikannya Kawasan Industri Perkasa
Subang.Pada periode ini Training Centre mempunyai tugas untuk melatih
calon karyawan agar terlatih dan siap untuk direkrut menjadi karyawan
operator dan supervisor di Kawasan Industri Perkasa Subang.
Kemudian pada tahun 1997 berubah menjadi Subang Technology
Institute Indonesia (STI - Indonesia). STI Indonesia mengadakan pelatihan
bagi Para Karyawan baru sebelum mereka ditempatkan di Kawasan Industri
tersebut. Saat itu karyawan baru yang dididik oleh STI Indonesia mencapai
lebih kurang 1500 orang. Karyawan baru ini berasal dari lulusan SMK yang
berasal dari berbagai kota-kota sbb: Blitar, Solo, Semarang, Pemalang,
Pekalongan, Jogjakarta, Magelang, Subang, Pabuaran, Madiun dll. Pola
LAPORAN KERJA BENGKEL 1

26

pelatihan yang diterapkan mengacu kepada konsep link and match antara
institusi pendidikan dan industri, yaitu dengan cara membagi program
pelatihannya menjadi tiga bagian: Teori dikelas, Workshop dan On the job
Training. Kegiatan workshop dan on the job training dimaksudkan untuk
melatih ketrampilan teknik. Di workshop ketrampilan teknik dipelajari dan
dibina dengan bantuan supervisor pengalaman bekerja di lapangan. Program
ini diselesaikan dalam waktu delapan bulan. Siswa-siswa pelatihan juga ikut
berpartisipasi dalam pembuatan Gambar teknik traktor tangan.
STI Indonesia mendukung kegiatan produksi dan Perakitan traktor
tangan pada saat itu dengan cara ikut membuat jig dan fixture yang diperlukan
dalam proses pembuatan komponen-komponennya. Setelah periode perekrutan
dan pelatihan selesai, pihak Yayasan berkeinginan untuk mengembangkan
institusi ini menjadi lembaga pendidikan tinggi yang mengadakan pendidikan
formal, dan pada tanggal 2 Desember 1998 melalui Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)No. 163 / D / O / 1998 lembaga
pelatihan ini telah resmi memakai nama Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco
dengan membuka 4 Jurusan untuk jenjang Strata 1 (S1) yaitu Teknik Metalurgi,
Teknik Mesin, Teknik Industri dan Teknik Elektro; serta membuka 2 Jurusan
untuk jenjang Diploma Tiga (D III) yaitu Teknik Informatika dan Teknik
Manajemen Industri.
Kemudian pada tahun 1999 Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco (STT
Texmaco) resmi menerima Angkatan I untuk Tahun Akademik 1999 /
2000.Sejalan dengan perkembangan dunia industri tekstil terutama dengan

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

27

industri tekstil yang menjadi core business (bisnis utama) dari Texmaco sejak
awal; Sekolah Tinggi Teknologi Texmaco pada Tahun Akademik 2001 / 2002
membuka 4 Jurusan baru untuk tekstil yang semuanya jenjang Strata 1 (S1) dan
1 Jurusan untuk manufaktur untuk jenjang Strata 1 (S1) dan Diploma III (DIII).
Jurusan jurusan tersebut adalah: Teknik Tekstil, Teknologi Tekstil, Kimia
Tekstil, Apparel dan Manajemen Tekstil dan Teknik Manufaktur.
Pada Tahun Akademik 2001 / 2002 ini pula STT Texmaco membuka
jenjang Strata 1 (S1) untuk Teknik Informatika dan Teknik Manajemen
Industri dan jenjang Diploma III (D III) untuk Teknik Mesin. Pada tanggal 24
April 2003, bertempat di Aula Serbaguna,STT Texmaco telah melaksanakan
Wisuda I untuk jenjang Diploma III Teknik Informatika dan Teknik
Manajemen Industri; kemudian pada tanggal 23 Oktober 2003 melaksanakan
Wisuda I untuk Strata I dan Wisuda II untuk Diploma III untuk semua jurusan
yang ada di STT Texmaco.

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

28

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Pengetapan
Yaitu proses pembuatan ulir dalam
3.2. Bahan dan alat:
- Gergaji besi
- Alat bor (mesin bor dan kelengkapannya)
- Tap
- Jangka sorong
- Ragum
- Palu
- Penitik
-

Material besi

- Pelumas oli

3.3. Proses Pengerjaan


1. Menyiapkan alat-alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Memotong bahan secukupnya dengan menggunakan gergaji besi.
3. Setelah bahan di potong, cari titik pusatnya, kemudian gunakan penitik
untuk menitik titik tersebut lalu di pukul menggunakan palu (hal ini dilakukan
agar pada saat pengeboran bor tidak melenceng dari titik yang sudah
ditentukan).

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

29

4. Jepit benda kerja pada ragum mesin bor, kemudian bor benda kerja dengan
bor diameter 10 mm.
5. Lakukan pengetapan benda kerja pada ragum dengan menggunakan tap
M12.1,5. Pada saat pengetapan dilakukan dengan melalui 3 tahap yaitu
mengetap dengan tap nomor 1 yang fungsinya untuk awalan, kemudian tap
nomor 2 untuk pembentukan ulir, dan nomor 3 untuk tahap penyelesaian.
7. Pada saat pengetapan posisi benda kerja harus tegak lurus agar ulirnya
terbentuk sempurna dan dapat dipasangkan dengan bautnya.
8. Mengulangi lagi sampai lancar dan jangan lupa juga dikasih oli.

3.4. Kendala yang dihadapi


1. Ulir dan tap yang terbatas menjadi kedala proses karena harus bergantian
2. Untuk pengetapan awal menggunakan ulir 1 harus hati-hati dan teliti karena
membuka awal jalan untuk mengulir.

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

30

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam praktikum ini mahasiswa dapat menyimpulkan :
1. Praktikum kerja bangku adalah kegiatan yang dilakukan di atas meja atau
bangku kerja dengan mengerjakan benda kerja meliputi proses menggergaji,
mengikir menyetap, menyenei, dan mengebor.
2. Dalam praktikum kerja bangku dibutuhkan ketelitian, kesabaran dan
keuletan agar tercapainya target waktu yang telah ditentukan.
3. Dalam praktikum kerja bangku mahasiswa harus memahami semua proses
yang dilakukan, mengerti cara memakai alat-alat ukur dan perkakas yang
digunakan dalam pengerjaan benda kerja.
4. Dalam proses praktikum kerja bangku selain ketrampilan dalam
menggunakan peralatan tangan, orang-orang yang bergerak pada bidang
teknik akan selalu berhubungan dengan bidang pengukuran. Pada praktik
kerja bangku peralatan ukur yang digunakan harus benar-benar presisi.
Guna menghasilkan pengukuran yang presisi, maka peralatan ukur, cara
memegang alat ukur, dan cara melakukan pengukuran harus benar-benar
diketahui secara baik oleh mahasiswa.

5. Dalam penggunaan setiap alat-alat perkakas maka hendakanya selalu


memperhatikan prosedur pemakaian sehingga alat-alat perkakas dapat
digunakan secara maksimal sesuai dengan fungsi dari setiap alat-alat
perkakas tersebut.

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

31

4.2 Saran
Saran yang ditujukan kepada pengelola sebagai berikut :
1.

Alat-alat yang digunakan perlu ditambah lagi dan yang sudah tidak dapat
digunakan juga diganti dengan yang baru agar mahasiswa dalam praktek
dapat bekerja semaksimal mungkin dengan cepat dan hasilnya
memuaskan.

2.

Setiap mahasiswa yang sedang praktek diharapkan datang tetap waktu


agar praktikum bisa untuk segera dimulai. Dengan demikian waktu yang
relatif singkat dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

3.

Ditambahkan rak untuk meletakkan tas mahasiswa yang praktek biar


tidak berceceran dalam meletakkan tas.

4.

Kurangnya sarana dalam bengkel kerja bangku, seperti kotak PPPK yang
berisi obat-obatan yang diperlukan mahasiswa jika terjadi kecelakaan
kerja, setelah mahasiswa selesai melakukan praktik kerja bangku serta
penyediaan alat pelindung diri yang kurang.

5.

Perlunya ketelitian dan kehati-hatian dalam melaksanakan praktik kerja


bangku, sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan.

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

32

DAFTAR PUSTAKA
-

http://charis7512.blogspot.com/2014/04/pratikum-kerja-bangku-kerjabengkel.html?m=1

https://zwingly.wordpress.com/2011/03/29/membuat-ulir-dalam-dan-ulir-luardengan-tap-dan-sney-part-1/

http://pickypicko.blogspot.co.id/2014/07/laporan-praktik-kerja-bangku-danplat.html?m=1

http://siihantudariguabuta.blogspot.com/2011/10/vbehaviorurldefaultvmlo.html?m=1

http://ilmu-mesin-produksi.blogspot.com.tr/2013/05/kerja-bangku.html?m=1

LAPORAN KERJA BENGKEL 1

33

Vous aimerez peut-être aussi