Vous êtes sur la page 1sur 14

DISA NOVELLIN

04011281419134
BETA 2014
Analisis Masalah
1. Mrs. Melinda, a pregnant woman ( 34 years old ) come to public health center with
complains malaise and dizzy.
a. Apa saja penyebab malaise dan dizzy pada kasus ? 2,3,4
Jawab:
Keluhan malaise dan pusing pada kasus ini terjadi karena asupan nutrisi yang
tidak adekuat pada Ny Melinda yang berdampak pada timbulnya tanda-tanda
anemia. Frekuensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia masih relatif tinggi yaitu
63,5%. Defisiensi zat Besi adalah penyebab anemia yang sering terjadi pada
wanita usia subur dan hamil (51%) diseluruh dunia. Adapun penyebab defisiensi
zat besi pada ibu hamil diantaranya:
1. Kurangnya asupan makanan bergizi, padahal pada kehamilan terjadi
peningkatan metabolisme energi guna pertumbuhan dan perkembangan janin.
2. Pada kehamilan terjadi peningkatan volume darah sehingga menyebabkan
anemia fisiologis.
3. Adanya defisiensi besi sehingga menyebabkan gangguan pembentukan
hemoglobin yang akibatnya berdampak pada gangguan perfusi darah
b. Bagaimana mekanisme malaise dan dizzy pada kasus ? 3,4,5
Jawab: Pada kehamilan, fetus menggunakan sel darah merah ibu untuk
pertumbuhan dan perkembangan terutama pada tiga bulan terakhir kehamilan.
Bila ibu telah mempunyai banyak cadangan zat besi dalam sumsum tulang
sebelum hamil maka pada waktu kehamilan dapat digunakan untuk kebutuhan
bayinya.
Akan tetapi bila pembentukan sel-sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah yang menyebabkan
konsentrasi atau kadar hemoglobin tidak dapat mencapai normal sehingga akan
terjadi anemia. Keadaan ini dapat terjadi mulai sejak umur kehamilan 10 minggu

dan mencapai puncaknya dalam kehamilan umur 32 sampai 36 minggu. Anemia


menimbulkan manifestasi berupa malaise dan pusing.
2.

She is G6P4A1 and 32 weeks gestational age. In this pregnancy, she experience poor
dietary intake.
a. Apa makna klinis dari G6P4A1 pada kasus ? 4,5,6
Jawab:
G (gravida) 6 jumlah kehamilan keenam
P (partus) 4 jumlah persalinan yang mencapai viable (janin yang dilahirkan

dengan selamat) ada 4


A (abortus) 1 jumlah aborsi / keguguran 1 kali

Hubungan antara paritas dengan kejadian anemia.


Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Makin sering
seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak
kehilangan zat besi dan makin menjadi anemis. Sekitar 80% kasus anemia pada
masa hamil merupakan anemia tipe defisiensi besi (Bobak Irene M, 2004:737).
Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras
persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan
berikutnya (Manuaba IBG, 1998:29).
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya anemia pada kehamilan adalah
karena kurang gizi atau malnutrisi, kurang zat besi dalam diet, malabsorpsi,
kehilangan darah yang banyak pada persalinan yang lalu.
Hubungan jarak kehamilan yang dekat dengan kejadian anemia.
Menurut BKKBN (2005) dalam Tukiran (2010) perempuan setelah melahirkan
akan menyusui bayinya dan tidak langsung memperoleh menstruasi (amenorrhea
laktasi) untuk beberapa bulan (6-12 bulan). Selama periode tersebut, seseorang
ibu umumnya tidak subur sehingga memberikan kesempatan untuk memiliki anak
dengan jarak kelahiran yang tidak terlalu pendek. Dari kajian selama ini, terlalu
dekat jarak antar kehamilan dapat membahayakan bayi yang akan dilahirkan
karena belum sempurna kondisi fisik alat kandungan ibu. Oleh karena itu,
diperlukan jarak optimal antar dua kelahiran anak, yaitu lebih dari 36 bulan.
Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam
kehamilan. Di sebabkan cadangan zat besi ibu hamil belum pulih, akhirnya

terkuras untuk keperluan janin yang dikandungnya. Wanita memerlukan zat besi
lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi menstruasi dengan perdarahan banyak. Di
samping itu,kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan
jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Jika
persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras
persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan.
3. She is a housewife and his husband only a welder. They are very poor family. The
youngest child age is 2 years old.
a. Bagaimana hubungan status ekonomi dengan penyebab keluhan pada kasus ?
8,9,10
b. Apa pengaruh jarak kehamilan dekat dengan kejadian munculnya keluhan pada
kasus ? 9,10,1
4. In the examination findings:
Upon admission,
Height : 155 cm; Weight: 48 kg
Sense: Compos mentis
BP : 100/60 mmHg; HR : 96xmnt, RR: 20x/mnt
Palpebral conjunctival looked pale.
a. Bagaimana adaptasi maternal normal pada kehamilan trimester III? 1,2,3
Jawab:
a) Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah pengaruh estrogen dan
progesteron yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan
oleh hipertrofi otot polos uterus; di samping itu, serabut-serabut kolagen yang
adapun menjadi higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus
dapat mengikuti pertumbuhan janin. Bila ada kehamiln ektopik, uteru akan
membesar pula, karena pengaruh hormon-hormon itu. Begitu pula endometrium
menjadi desidua. Berat uterus normal lebih kurang 30 gram; pada akhir kehamilan

(40 minggu) berat uterus menjadi 1000 gram dengan panjang 20 cm dan dinding
2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk uterus seperti buah alpukat
agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu, uterus berbentuk bulat. Selanjutnya
pada akhir kehamilan kembali seperti bentuk semula, lonjong seperti telur.
Hubungan antara besarnya uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting
diketahui antara lain untuk membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil
fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola hidatidosa dan
sebagainya. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri mengadakan hipertrofi
seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama membuat ismus
menjadi panjang dan lebih lunak. Hal ini dikenal dalam obstetric sebagai tanda
hegar.
b) Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri
atas jaringan ikat dan hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak
mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus serviks akan
membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri keatas dan tekanan bagian
bawah janin kebawah. Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan
tidak menutup seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu diketahui
sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang memeriksa hendaknya berhatihati dan tidak dibenarkan melakukannya dengan kasar, sehingga dapat
mengganggu kehamilan. Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan
akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita yang sedang
hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Pada keadaan ini
sampai batas tertentu masih merupakan keadaan fisiologik.
c) Vagina dan vulva

Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan


agak kebiru-biruan (livide). Warna porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh
darah alat genetalia interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena
oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut menigkat. Apabila terjadi
kecelakaan pada kehamilan/persalinan maka perdarahan akan banyak sekali,
sampai dapat mengakibatkan kematian.
d) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum graviditatis sampai
terbentuknya plasenta pada kira-kira kehamilan 16 minggu. Korpus luteum
graviditas berdiameter kira-kira 3 cm. Kemudian, ia mengecil setelah plasenta
terbentuk. Eperti telah dikemukakan, korpus luteum ini mengeluarkan hormon
estrogen dan progesteron. Lambat-laun fungsi ini diambil alih oleh plasenta.
Dalam dasawarsa terakhir ini ditemukan pada awal ovulasi hormon relaxin, suatu
immunoreactive inhibin dalam sirkulasi maternal. Diperkirakan korpus luteum
adalah tempat sintesis dari relaxin pada awal kwhamilan. Kadar relaxin di
sirkulasi maternal dapat ditentukan dan meningkat dalam trimester pertama.
Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi
baik hingga term.
e) Mamma
Mamma akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin,
estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen
menimbulkan hipertrofi sistem saluran, sedangkan progesteron menambah sel-sel
asinus pada mamma. Somatomammotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel
asinus pula dan menimbulakan perubahan dalam sel-sel, sehingga terjadi
pembuatan kasein, laktalbumin, dan laktoglobulin. Dengan demikian mamma
dipersiapkan untuk laktasi. Di samping ini, di bawah pengaruh progesteron dan
somatomammotropin, terbentuk lemak i sekitar kelompok-kelompok alveolus,
sehingga mamma menjadi lebih besar. Papila mamma akan membesar, lebih
tegak, dan tampak lebih hitam, seperti seluruh areola mamma karena

hiperpigmentasi. Glandula Montgomery tampak lebih jelas menonjol di


permukaan areola mamma. Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu
dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum. Kolostrum ini
berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.
f)

Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke

plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh - pembuluh darah yang


membesar pula, mamma dan alat lain-lain yang memang berfungsi berlebihan
dalam kehamilan. Volume darah ibu adalah kehamilan bertambah secara
fisiologik dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Volume darah
akan bertambah banyak 25% pada puncak usia kehamilan 32 minggu. Meskipun
ada peningkatan dalam volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan
volume plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi hemoglobin dalam darah
menjadi lebih rendah. Walaupun kadar hemoglobin ini menurun menjadi 120
g/L. Pada minggu ke-32, wanitahamil mempunyai hemoglobin total lebih besar
daripada wanita tersebut ketika tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih
meningkat ( 10.500/ml), demikian juga hitung trombositnya. Untuk mengatasi
pertambahan volume darah, curah jantung akan meningkat 30% pada minggu
ke-30. Kebanyakan peningkatan curah jantung tersebut disebabkan oleh
meningkatnya isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut jantung meningkat
15%. Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan
peningkatan tekanan darah.
g) Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena pergerakan
diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas lebih dalam,
dengan

meningkatkan

volume

tidal

dan kecepatan

ventilasi,

sehingga

memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi oksigen meningkat


20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron.
Keadaan tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebih dan PO2 arteri lebih

rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah melebar keluar sedikit dan
mungkin tidak kembali pada keadaan sebelum hamil, sehingga menimbulkan
kekhawatiran bagi wanita yang memperhatikan penampilan badannya.
h) Traktus Digetivus
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi cairan
intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter esophagus bawah
relaksasi, sehingga dapat terjadi regorgitasi isilambung yang menyebabkan rasa
terbakar di dada (heathburn). Sekresi isilambungberkurang dan makanan lebih
lama berada di lambung. Otototot usus relaks dengan disertai penurunan motilitas.
Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat
menyebabkan konstipasi, yang memana merupakan salah satu keluhan
utamawanita hamil.
i)

Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus

yang mulai membesar, ehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan
makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada
akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering kencing dan
timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping itu,
terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah
di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai
69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga produkproduk eksresi seperti
urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.
j)

Sistem Integumen
Perubahan

deposit

pigmen

dan

hiperpigmentasi

karena

pengaruh

melanophore stimulating hormone (MSH), pengaruh lobus hipofisis anterior , dan


pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum
lividae atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra, dan pipi (chloasma
gravidarum). Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan menghilang. Perubahan

kondisi kulit yang berubah terbalik dari keadaan semula, yang biasanya (pada saat
belum hamil) kulit kering, maka kini akan menjadi berminyak, begitu pula
sebaliknya. Hal ini terjadi karena adanya perubahan hormone didalam tubuh ibu
hamil. Rambut menjadi lebih kering atau berminyak karena adanya perubahan
k) Metabolisme dalam kehamilan
BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada trimester
III. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh terutama dari pembakaran
karbohidrat, khususnya sesudah kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi bila
dibutuhkan, dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori dalam
pekerjaan sehari-hari. Dalam keadaan biasa wanita hamil cukup hemat dalam hal
pemakaian tenaganya. Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan
tulangtulangnya dan hal ini terjadi terutama dalam trimester terakhir. Makanan
tiap harinya diperkirakan telah mengandung 1,5-2,5 gr kalsium. Diperkirakan 0,20,7 gr kalsium tertahan dalam badan untuk keperluan semasa hamil. Ini kiranya
telah cukup untuk pertumbuhan janin tanpa mengganggu kalsium ibu. Kadar
kalsium dalam serum memang lebih rendah, mungkin oleh karena adanya
hidremia, akan tetapi kadar kalsium tersebut masih cukup tinggi hingga dapat
menanggulangi kemungkinan terjadinya kejang tetani. Segera setelah haid
terlambat, kadar enzim diamino-oksidase (histamine) meningkat dari 3-6 satuan
dalam masa tidak hamil ke 200 satuan dalam masa hamil 16 minggu. Kadar ini
mencapai puncaknya sampai 400-500 satuan pada kehamilan 16 minggu dan
seterusnya sampai akhir kehamilan.Pinosinase adalah enzim yang dapat membuat
oksitosin tidak aktif. Pinositase ditemukan banyak sekali di dalam darah ibu pada
kehamilan 14-38 minggu. Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira diantara
6,5-16,5 kg rata-rata 12,5 kg. Kenaikan berat badan ini terjadi terutama dalam
kehamilan 20 minggu terakhir. Kenaikan berat badan dalam kehamilan
disebabkan oleh hasil konsepsi, fetus placenta dan liquor (Wiknjosastro, 2005).
5. Obstetric Examination:

External examination : Normal presentation, FHR: 140x/mnt, there is no uterine


contraction
Laboratory examination: Hb : 8,6 g/dl; MCV: 70fl;MCH: 23 pg; MCHC: 29g/dl
TIBC : 400 microgram/dl , Ferritin serum : 12 ng/ml, Besi serum : 260 microgrm/l,
Gambaran darah tepi : anemia hipokrom mikrositik
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal dari obstetric examination dan
laboratory examination pada kasus ? 2,3,4
Jawab:
Indikator

Hasil pemeriksaan

Nilai rujukan

Interpretasi

FHR

140x/menit

120-160x/menit

Normal

Hb

8.6g/dl

13-16g/dl

Abnormal

MCV

70fl

80-95fl

Mikrositik

MCH

23pg

27-32pg

Hipokrom

MCHC

29gr/dl

32-37g/dl

Hipokrom

Fe serum

260g/l

64-157ng/dl

Abnormal

TIBC

400 g/dl

251-346ng/dl

Abnormal

Ferritin

12ng/ml

10-150ng/ml

Normal

Persentasi normal:
Pada

inspeksi

pasien

posisi

litotomi

tidak

ditemukan

adanya

pembengkakan, perubahan warna, bentuk, dan sebagainya pada genital externa,


perineum, anus dan sekitranya. Tidak ada darah/flour albus, pertumbuhan rambut
pubis normal. Tidak ditemukan peradangan, iritasi kulit, eksema dan tumor. Pada
orifisium uretra eksternum merah dan ada nanah, tidak ada karunkula atau polip.
Himen masih utuh, tidak ada benda menonjol dari introitus vagina (kasus prolaps
uteri, mioma yang sedang dilahurkan, polipus servisis yang panjang). Pasien
diminta untuk batuk atau meneran sambil meniup punggung tangannya tidak
ditemukan nyeri menandakan tidak ada prolaps uteri.

Tidak ada kontraksi uterus:


Kontraksi uterus (His) adalah serangkaian kontraksi rahim yang teratur
karena otot - otot polos rahim yang bekerja dengan baik dan sempurna secara
bertahap akan mendorong janin melalui serviks (rahim bagian bawah) dan vagina
(jalan lahir), sehingga janin keluar dari rahim ibu. Kontraksi menyebabkan serviks
membuka eara bertahap (mengalami dilatasi), menipis dan tertarik sampai hampir
menyatu dengan rahim. Perubaan ini memungkinkan janin bisa lahir.
His biasanya mulai dirasakan dalam waktu 2 minggu (sebelum atau
sesudah) tanggal perkiraan persalinan. Penyebab yang pasti dari mulai timbulnya
his tidak diketahui pasti, mugkin karena pengaruh dari oksitosin (hormon yang
dilepas oleh kelenjar hipofisa dan menyebabkan kontraksi rahim selama
persalinan). Persalinan biasanya berlangsung selama tidak lebih dari 12-14 jam
(pada kehamilan pertama) dan pada kehamilan berikutnya cenderung lebih
singkat (6-8 jam).
Show (sejumlah kecil darah yang bercampur dengan lendir dari serviks)
biasanya merupakan petunjuk bahwa persalinan segera dimulai tetap: show bisa
keluar 72 jam sebelum kontraksi dimulai kadang selaput ketuban pecah sebelum
persalinan dimulai dan cairan ketuban mengalir melalui serviks dan vagina. Jika
selaput ketuban pecah, segera hubungi dokter atau bidan sekitar 80-90% wanita
yang selaput ketubannya pecah berlanjut menjadi persalinan spontan dalam waktu
24 jam. Jika setelah lewat 24 jam persalinan belum juga dimulai dan keadaan
bayinya baik, biasanya dilakukan induksi persalinan untuk mengurangi resiko
infeksi akibat masuknya bakteri dari vagina ke dalam rahim infeksi bisa
menyerang ibu maupun bayinya. Untuk menginduksi persalinan biasanya
digunakan oksitosin atau obat yang serupa.
Pada kasus Mrs. Vita belum mengalami kontraksi uterin tanda bayi belum
sampai pangkal vagina dan blm siap dilakukan persalinan dan normal pada
trisemester ke3.
b. Bagaimana cara pemeriksaan eksternal pada kasus ? 3,4,5

Jawab:
o Kontraksi Uterus

Letakkan telapak tangan pada dinding depan abdomen ibu dan


rasakan kontraksi uterus yang terjadi. Catat awal dan akhir
kontraksi uterus.

Kontraksi uterus juga dapat diperiksa dengan menggunakan


kardiotokografi.

Denyut jantung janin

Dilakukan dengan Doppler , monitor janin elektronik , visualisasi


ultrasonografi atau dengan sthetoscope fetal DeLee

Angka normal 120 160 dpm (pada kehamilan postmatur frekuensi


detik jantung janin kurang dari 110 dpm )

Irama detik jantung janin harus regular

c. Bagaimana mekanisme kontraksi uteri selama kehamilan ? 4,5,6


6. Aspek Klinis
a. Patogenesis 2,3,4
Jawab:

Kehamilan membutuhkan tambahan zat besi sekitar 800-1000 mg untuk


mencukupi kebutuhan yang terdiri dari :
1. Terjadinya peningkatan sel darah merah membutuhkan 300-400 mg zat
besi dan mencapai puncak pada 32 minggu kehamilan.
2. Janin membutuhkan zat besi 100-200 mg.
3. Pertumbuhan plasenta membutuhkan zat besi 100-200 mg.
4. Sekitar 190 mg hilang selama melahirkan.
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan, antara lain
adalah oleh karena peningkatan oksigen, perubahan sirkulasi yang makin
meningkat terhadap plasenta dan janin, serta kebutuhan suplai darah untuk
pembesaran uterus, sehingga terjadi peningkatan volume darah yaitu
peningkatan volume plasma dan sel darah merah. Namun, peningkatan
volume plasma terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi
hemoglobin akibat hemodilusi. Volume plasma meningkat 45-65 %
dimulai pada trimester II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke9 yaitu meningkat sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem
serta kembali normal tiga bulan setelah partus. Stimulasi yang
meningkatkan

volume

plasma

seperti

laktogen

plasenta,

yang

menyebabkan peningkatan sekresi aldosteron.


Volume plasma yang terekspansi menurunkan hematokrit, konsentrasi
hemoglobin darah, dan hitung eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah
absolut Hb atau eritrosit dalam sirkulasi. Penurunan hematokrit,
konsentrasi hemoglobin, dan hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu
ke-7 sampai ke-8 kehamilan, dan terus menurun sampai minggu ke-16
sampai ke-22 ketika titik keseimbangan tercapai. Sebab itu, apabila
ekspansi volume plasma yang terus-menerus tidak diimbangi dengan
peningkatan produksi eritropoetin sehingga menurunkan kadar Ht,
konsentrasi Hb, atau hitung eritrosit di bawah batas normal, timbullah
anemia. Umumnya ibu hamil dianggap anemia jika kadar hemoglobin di
bawah 11 g/dl atau hematokrit kurang dari 33 %.

Tahap-tahap terjadinya anemia defisiensi pada ibu hamil antara lain:


1. Stadium 1 Kehilangan zat besi melebihi ukuran, menghabiskan
cadangan dalam tubuh terutama disumsum tulang.
2. Stadium 2 Cadangan zat besi yang berkurang tidak dapat memenuhi
kebutuhan membentuk sel darah merah yang memproduksi lebih
sedikit.
3. Stadium 3 Mulai terjadi anemia kadar hemoglobin dan haemotokrit
menurun.
4. Stadium 4 Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan
kekurangan zat besi dengan mempercepat pembelahan sel dan
menghasilkan sel darah merah baru yang sangat kecil (Mikrositik).
5. Stadium 5 Semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia
maka timbul gejala - gejala karena anemia semakin memburuk. Ibu
hamil memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel
darah merah dan membentuk sel darah merah, janin dan plasenta.
Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan
kebutuhan Fe dan zat besi.

b. Manifestasi Klinis 3,4,5


Jawab: Gejala umum anemia Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat
lelah, mata berkunang- kunang, serta telinga berdenging. Anemia bersifat
simtomatik jika hemoglobin telah turun dibawah 7 g/dl. Pada pemeriksaan
fisik dijumpai pasien yang pucat, terutama pada konjungtiva dan jaringan

dibawah kuku.
Gejala Khas Defisiensi Besi, gejala yang khas dijumpai pada defisiensi
besi, tetapi tidak dijumpai pada anemia jenis lain adalah koilonychia,
atropi papil lidah, stomatitis angularis, disfagia, atrofi mukosa gaster

sehingga menimbulkan akhloridia, pica.


Gejala penyakit dasar. Pada anemia defisiensi besi dapat dijumpai gejalagejala penyakit yang menjadi penyebab anemia defisiensi besi tersebut.
Misalnya pada anemia akibat cacing tambang dijumpai dispepsia, parotis

membengkak, dan kulit telapak tangan berwarna kuning seperti jerami.


Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering
pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu
makan
turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah)
dan
keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda, perubahan jaringan
epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah, disphagia
dan pembesaran kelenjar limpa

c. Pemeriksaan Penunjang 4,5,6


Jawab:
Pemeriksaan darah perifer lengkap meliputi Hb, Ht, MCV, MCH, MCHC,
apusan darah,
Pemeriksaan kimia darah meliputi TIBC, kadar ferritin, serum iron, transferrin
dan saturasi transferrin
Pemeriksaan feses rutin ; untuk mengetahui apakah ada telur cacing yang bias
saja menjadi salah satu penyebab ADB.

Vous aimerez peut-être aussi