Vous êtes sur la page 1sur 18

PRESENTASI KASUS

SKIZOFRENIS PARANOID
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kedokteran Jiwa RSUD Dr TjitroWardojo Purworejo

Disusun Oleh:
Eka Fitri Maharani
20100310070
Diajukan Kepada :
dr Y. Kristianta, Sp.KJ
SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UMY
RSUD Dr TJITROWARDOJO PURWOREJO
2015

Halaman Pengesahan
Telah diajukan dan disahkan, presentasi kasus dengan judul

GANGGUAN NYERI SOMATOFORM MENETAP

Disusun Oleh:
Nama

: Eka Fitri Maharani

NIM

: 20100310070

Telah diajukan
Hari/ Tanggal

: 16 Oktober 2015

Disahkan Oleh:
Dosen Pembimbing,

dr Y. Kristianta, Sp.KJ

2|Presentasi Kasus Ilmu Kedokteran Jiwa

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan

rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan presentasi kasus yang

berjudul Skizofrenia Paranoid.


Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. dr. Ardi Pramono, SpAn., selaku Dekan FK UMY.
2. dr. Y. Kristianta, Sp. KJ., selaku Kepala Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa RSUD Dr Tjitro
Wardojo Purworejo sekaligus pembimbing pada pembuatan presentasi kasus ini.
3. Seluruh staf, medis dan paramedis yang bertugas di bagian Kedokteran Jiwa RSUD Tjitro
Wardojo Purworejo.
4. Semua pihak yang telah membantu selama penulisan laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa di dalam presentasi kasus ini masih jauh dari sempurna,
karena keterbatasan pengetahuan serta pengalaman, walaupun demikian penulis telah berusaha
sebaik mungkin. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun diharapkan guna penyusunan
dan kesempurnaannya.

Purworejo, Oktober 2015


Penyusun

3|Presentasi Kasus Ilmu Kedokteran Jiwa

BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama

: Tn. SW

Usia

: 31 tahun

No.RM

: 0018 ** 67

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Alamat

: Banyuurip

Pekerjaan

: Polisi

Agama

: Islam

St. Pernikahan

: Menikah

Pendidikan

: Secaba

Tanggal periksa

: 12 November 2015

B. ANAMNESIS
Data didapatkan melalui autoanamnesis dan alloanamnesis dengan suami yang menemani
dan mengantarkan pasien saat periksa. Wawancara dilakukan pada hari Kamis, 8 Oktober
2015 pada pukul 13. 10 WIB.
Nama
Usia
Jenis Kelamin
Alamat

Ny S
54 tahun
Perempuan
Desa Trimulyo, Grabag

Tn S
58 tahun
Laki-laki
Desa Trimulyo, Grabag

Pekerjaan
Agama
St. Pernikahan
Pendidikan
Hubungan dg pasien

Petani
Islam
Menikah
SD
Istri

Petani
Islam
Menikah
SMA
Suami

4|Presentasi Kasus Ilmu Kedokteran Jiwa

1. Keluhan utama

: Takut

2. Riwayat Perjalanan Penyakit :


Pada tahun 2009
Pasien bekerja sebagai seorang polisi di POLDA Kalimantan Tengah selama 7
tahun. Pasien tinggal di Kalimantan di rumah kakak ketiganya yang juga berpofesi
sebagai polisi. Setelah bekerja pasien cenderung membandingkan keadaan dirinya dengan
teman-temannya dalam hal sosial ekonomi. Pasien cenderung tertekan karena pasien
menginginkan kondisi sosial ekonomi yang sama dengan rekannya. Sementara rekannya
sudah memiliki mobil dan rumah pasien belum bisa membelinya. Tugasnya dalam
pekerjaan juga banyak, padahal ketika tinggal bersama orangtuanya pasien merupakan
anak yang dimanja. Sehingga pasien semakin merasa tertekan.
Pada tahun 2010
Pasien semakin tertekan dengan pekerjaan dan ambisi pribadinya. Pasien mulai
mengeluh tidak bisa tidur, emosinya tidak stabil dan cenderung tidak bisa mengontrol
diri. Kegiatan pasien langsung menurun drastis. Pasien menjadi cenderung pendiam,
bingung dan suka melamun. Tidak jarang tiba-tiba pasien mengamuk di kantor lalu harus
dibawa pulang.
Kakak pasien berinisiatif untuk mengajukan cuti dan menyarankan pasien untuk
berobat di RSJ Soerojo Magelang. Pasien pulang ke Purworejo lalu dibawa ke RSJ
Soerojo Magelang oleh keluarga dan mendapat perawatan selama sebulan. Perawatan
pasien dilanjutkan dengan rawat jalan selama 2 bulan. Lalu pasien kembali ke
Kalimantan untuk bekerja kembali.
Pada tahun 1994
Pasien mengeluhkan lagi nyeri perut seperti tahun 1992. Bila nyeri perut pasien
menjadi tidak bisa tidur. Pasien memeriksakan ke dokter penyakit dalam. Hasil
pemeriksaan tidak ditemukan kelainan.
Pada tahun 1995
Pasien masih mengeluhkan tidak bisa tidur. Dan pasien mulai merasa sering
bingung. Saat ingin melakukan aktivitas namun pasien tiba-tiba bingung, melamun, dan
menyendiri. Kemudian pasien menjadi malu bila bertemu orang lain. Dan pasien merasa
5|Presentasi Kasus Ilmu Kedokteran Jiwa

tidak berguna, selalu bertanya-tanya akan sakitnya. Tetangga menyarankan untuk periksa
ke dokter spesialis kejiwaan, akhirnya pasien pun berobat ke RSUD Saras Husada
Purworejo. Menurut suami, dokter spesialis jiwa mengatakan pasien terlalu banyak
memikirkan sesuatu hal sehingga timbul keluhan-keluhan yang sering dialami. Pasien
mendapat obat yang harus diminum secara rutin.
Pada tahun 1996-2000
Pasien tidak ada keluhan lagi. Pasien sudah bisa tidur seperti biasa dan sudah
tidak bingung.Menurut pasien dan suami, pasien sudah kembali normal seperti sebelum
tahun 1992. Pasien memutuskan berhenti minum obat sendiri tanpa seizin dokter.
Pada tahun 2001
Pasien melahirkan anak ke 4 berjenis kelamin laki-laki. Tidak ada masalah dan
keluhan saat itu.Pasien merasa senang atas kelahiran anak laki-lakinya. Karena kehadiran
anak laki-laki sangat diharapkan pasien.
Pada tahun 2001-2012
Keluhan muncul kembali seperti susah tidur, nyeri perut berat, dan sering bingung
(seperti sepanjang tahun 1995). Sejak tahun 1996 pasien tidak minum obat dikarenakan
sudah merasa tidak ada keluhan. Dan akhirnya pasien berobat kembali ke dokter jiwa
karena merasa cocok dengan pengobatannya.
Pada tahun 2013-2014
Pasien masih dalam pengobatan dan kontrol rutin. Pasien masih mengeluh nyeri
perut dan sekarang disertai keluhan nyeri pinggang. Keluhan susah tidur dan
seringbingung masih dirasakan pasien.Suami pasien mengaku keadaaan pasien semakin
parah dibanding tahun 1992 dan 1995. Nyeri perut semakin hebat, pasien semakin
menarik diri, makin sering sulit tidur, dan tidak bersemangat melakukan hal apapun.Pada
awal tahun 2013 suami pasien mengalami bangkrut/collapsdan mengalami kehilangan
uang dalam jumlah banyak. Selain itu, pasien juga memikirkan kedua anaknya yang
merantau. Pasien terlalu khawatir bila anaknya tidak memberi kabar. Keadaan ini
membuat pasien menjadi selalu kepikiran. Ketika sedang memikirkan hal itu, pasien juga
merasakan nyeri perut dan nyeri pinggang yang hebat. Suami pasien mencoba memeriksa
pasien ke dokter penyakit dalam. Disana pasien mendapat beberapa obat untuk
mengurangi nyeri perut dan nyeri pinggangnya. Dokter mengatakan tidak ada masalah
6|Presentasi Kasus Ilmu Kedokteran Jiwa

kesehatan fisik yang serius yang dialami pasien. Suami menguatkan pasien dan
mengatakan jangan menjadi beban pikiran atas masalah yang sedang dihadapi keluarga
karena ditakutkan akan berakibat ke fisik pasien. Namun, pasien tidak mempercayai
keluhan fisik pasien berhubungan dengan masalah yang dihadapi.
Pada tahun 2015
Saat dilakukan autoanamnesa dan alloanamnesa pada pasien, pasien tampak
tenang. Pasien mengeluhkan tidak bisa tidur dan bingung. Nyeri perut kadang-kadang
masih timbul. Pasien masih bisa beraktivitas. Namun pasien masih kontrol rutin ke dokter
spesialis jiwa.

Grafik Perjalanan Penyakit

7|Presentasi Kasus Ilmu Kedokteran Jiwa

Grafik Perjalanan Penyakit


12

:Penurunan Fungsi
: Gejala

10

3. Riwayat Keluarga
a) Pola Asuh Keluarga
Pasien merupakan anak ketiga dari 9 bersaudara. Pasien diasuh oleh kedua
orang tuanya di Aceh. Namun, pada usia 1 tahun pasien dibawa orang tuanya ke
Desa Trimulyo dan diasuh oleh neneknya. Kedua orang tua kembali ke Aceh.
Neneknya selalu memanjakan dan tidak pernah marah atau memukul.
b) Riwayat Penyakit Keluarga
Pada keluarga tidak memiliki keluhan seperti pasien. Riwayat keluarga
dengan gangguan jiwa disangkal.
c) Hubungan Keluarga
Hubungan pasien dengan kedua orang tua, nenek, kakak dan adik sangat
baik, saling berkomunikasi, saling membantu, dan saling menyanyi. Bila ada
suatu masalah diselesaikan dengen kekeluargaan.
d) Silsilah Keluarga

Keluarga Ny Sarimpi

8|Presentasi Kasus Ilmu Kedokteran Jiwa

8 Oktober 2015

Tn. S

Ny. S

58 thn

54thn

Pasien

Perempuan

Meninggal

Laki-laki

Gangguan Jiwa

4. Riwayat Pribadi
a) Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak yang diharapkan kedua orangtuanya. Sewaktu
hamil, ibu pasien dalam keadaan sehat, ibu tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak
merokok. Tidak ada penyulit dan komplikasi selama hamil, persalinan, maupun
masa nifas.
b) Riwayat 0 3 tahun (masa kanak awal)
Pasien diasuh oleh kedua orang tua hingga usia 1 tahun. ASI diberikan
selama

1tahunusia

pasien.

Selebihnya

menggunakan

minuman/makanan

pendamping. Pertumbuhan dan perkembangan baik, seperti anak sebayanya.


c) Riwayat 3 11 tahun (masa kanak pertengahan)
Pasien bersekolah SD di Desa Trimulyo. Prestasi di sekolah biasa-biasa
saja. Pergaulan dengan teman-temannya baik. Pertumbuhan dan perkembangan
baik seperti anak sebayanya.
d) Riwayat kanak akhir (pubertas remaja)
Pasien tidak melanjutkan pendidikan ke SMP.
9|Presentasi Kasus Ilmu Kedokteran Jiwa

5. Dewasa
a) Riwayat Pendidikan
Pasien hanya bersekolah sampai kelas 6 SD. Pasien tidak melanjutkan
pendidikan ke SMP. Hal tersebut dikarenakan lingkungan rumah yang selalu
banjir, jauh dari perkotaan, dan tidak memiliki kendaraan.
b) Riwayat Pekerjaan
Setelah lulus SD pasien tidak bekerja hanya membantu nenek dan
orangtuanya di rumah.
c) Riwayat Pernikahan
Menikah pada tahun 1987 dan memiliki empat orang anak. Selama
menikah tidak memiliki masalah yang serius dan selalu diselesaikan secara
musyawarah.
d) Riwayat Militer
Tidak ada riwayat kegiatan kemiliteran
e) Aktivitas Keagamaan
Pasien beragama islam dan masih percaya akan mitos dan orang-orang
pintar.
f) Aktivitas Sosial
Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan organisasi selama di sekolah
maupun di lingkungan rumah.Pasien juga jarang menghadiri acara-acara di
lingkungan rumah karena merasa malu.
g) Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum dengan siapapun.
h) Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien saat ini tinggal bersama suami dan anak bungsunya. Hubungan
dengan semua anggota keluarganya dekat dan harmonis.Kedua anak yang lainnya
merantau untuk bekerja. Komunikasi baik dan anak pulang dari rantauan bila ada
libur. Sumber keuangan berasal dari suami yang bekerja sebagai petani. Keadaan
ekonomi keluarga saat ini sedang menurun. Pasien merasa nyaman tinggal di
rumahnya saat ini, namun bila hujan rumah terkena banjir dan harus mengungsi.
6. Riwayat Psikoseksual
Pasien mulai memiliki ketertarikan dengan lawan jenis sejak berumur 14
tahun.
7. Persepsi Pasien tentang Diri dan Kehidupan

10 | P r e s e n t a s i K a s u s I l m u K e d o k t e r a n J i w a

Pasien merasa bingung dan seperti ada yang dipikirkan. Pasien merasa
khawatir dan kepikiran bila anaknya tidak mengangkat telfon atau membalas
pesan singkatnya. Pasien merasa tidak berguna dengan keadaannya yang selalu
merasa sakit-sakitan dan merasa malu bila bertemu orang-orang. Pasien
menyadari

mengeluh

adalah

perbuatan tidak

baik

karena tidak akan

menyelesaikan masalah. Pasien menyadari bahwa apa yang dialaminya


mengganggu aktivitas dan berharap cepat sembuh.
C. KESIMPULAN ANAMNESA
-

Seorang perempuan berusia 54 tahun, menikah, ibu rumah tangga, tinggal bersama suami
dan anak bungsunya. Pasien merupakan anak ketiga dari 9 bersaudara. Pendidikan terakhir

SD. Datang ke RS dengan keluhan utama nyeri perut.


Keluhan berawal pada tahun 1992 karena masalah psikis, berupa nyeri perut berat,
menyiksa dan menetap, sulit tidur, nyeri pinggang,menutup diridan mudah bingung.

Keluhan kambuh bila pasien sedang memikirkan sesuatu.


Pasien berobat ke dokter kandungan, dokter penyakit dalam, mantri, dan orang pintar

dengan hasil tidak ditemukan kelainan.


Keluhan gejala fisik terjadi berulang-ulang ketika stressor datang, namun pasien
menyangkal dan menolak keputusan dokter maupun suami mengenai hubungan keluhan

fisik dengan konflik kehidupan yang sedang dialami. Didapatkan gejala-gejala depresi.
Faktor predisposisi :kepribadian intovert, pola asuh yang permisif, perekonomian yang

rendah, kematian anak kedua di dalam kandungan, kedua anak yang sedang merantau.
Faktor presipitasi : Kekhawatiran terhadap anak yang merantau

D. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Tekanan darah
Nadi
Pernafasan
Suhu

: Tenang, Compos mentis


: 130/80 mmHg
: 78x/menit
: 18x/menit
: Afebris

E. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


Subjektif

: nyeri perut, bingung, sulit tidur

Objektif
No

Pemeriksaan

Hasil

11 | P r e s e n t a s i K a s u s I l m u K e d o k t e r a n J i w a

Keterangan

Kesan umum

Seorang perempuan, sesuai umur, tidak


kurus, kulit agak gelap, cara
berpakaian rapi, berjilbab, tenang, dan

Kesadaran

tampak merawat dirinya dengan baik.


Kuantitas : GCS E4V5M6
Kualitatif : Compos mentis

Pasien sadar penuh,


dan tidak diperlukan
rangsangan untuk

Pembicaraan

Perilaku dan aktivitas


psikomotor

Kuantitas : relevan, koheren


Kualitas : intonasi dan artikulasi baik
Kecepatan produksi :spontan
Sikap : Kooperatif
Perilaku : tenang, tidak ditemukan
gangguan perilaku dan aktifitas

Mood dan Afek

berkomunikasi
Pembicaraan pasien
baik, mudah
dimengerti
Pasien dapat diajak
kerjasama dengan
baik.

psikomotor
Mood : Bingung (+), rasa khawatir (+),
rasa bersalah (+), rasa tidak berguna
(+), rasa putus asa (+)
Afek
Kualitatif : Serasi

Berpikir

Kuantitatif : normal
Bentuk pikir :realistic
Isi Pikir :
Waham curiga(-)
Waham kejar (-)
Waham kebesaran (-)
Waham bersalah (-)
Waham cemburu (-)
Siar pikir (-)
Sedot pikir (-)
Kendali pikir (-)

Persepsi

Sisip pikir (-)


Halusinasi auditorik (-)

Pasien tidak pernah

Halusinasi visual (-)

mendengar suara

12 | P r e s e n t a s i K a s u s I l m u K e d o k t e r a n J i w a

Halusinasi olfaktorik (-)


Ilusi (-)

berbisik dan tidak


pernah melihat suatu
sosok yang mengajak

Fungsi sensori dan

Orientasi orang : baik

nya berbuat buruk.


Pasien dapat

intelektual

Orientasi tempat : baik

mengetahui diri

Orientasi waktu : baik

sendiri, anak, dan

Orientasi situasi : baik

pemeriksa. Dapat
membedakan tempat,
hari, tanggal, dan
pasien dapat bersikap

Konsentrasi dan perhatian : baik

sesuai situasi.
Saat bercerita pasien
focus kepada

Daya Nilai

Baik

pemeriksa
Pasien menyadari
bahwa memilki
masalah dalam waktu
tidurnya dan selalu
bingung.Pasien tidak
memiliki waham mau

10

Hubungan Jiwa

Baik

halusinasi.
Mudah membina
hubungan dengan

11

Insight

Baik

pemeriksa
Merasa sakit dan
harus minum obat dan
kontrol rutin

F. Sindrom yang Didapat


Sindrom Depresi :
Rasa tidak berguna, rasa putus asa, rasa bersalah
Sindrom Cemas :
Rasa khawatir
13 | P r e s e n t a s i K a s u s I l m u K e d o k t e r a n J i w a

G. DIAGNOSIS BANDING
- Gangguan nyeri somatoform menetap (F 45.4)
- Episode depresif berat tanpa gejala psikotik (F32.2)
- Gangguan somatisasi (F45.0)

H. PEDOMAN DIAGNOSIS
Gangguan Somatoform(F45)
No

Kriteria Diagnosis
Keterangan
Ciri utama gangguan ini adalah adanya keluhan- Terpenuhi
keluhan gejala fisik yang berulang-ulang disertai
dengan

permintaan

pemeriksaan

medis,

sudah

dijelaskan oleh dokternya bahwa tidak ditemukan


kelainan yang menjadi dasar keluhannya.
Penderita juga menyangkal dan menolak untuk
membahas kemungkinan kaitan antara keluhan
fisiknya

dengan

problem

atau

konflik

dalam

kehidupan yang dialaminya, bahkan meskipun


didapatkan gejala-gejala anxietas dan depresi.
Tidak adanya saling pengertian antara dokter dan
pasien mengenai kemungkinan penyebab keluhankeluhannya menimbulkan frustasi dan kekecewaan
pada kedua belah pihak.

14 | P r e s e n t a s i K a s u s I l m u K e d o k t e r a n J i w a

Gangguan Nyeri Somatoform Menetap (F45.5)


No

Kriteria Diagnosis
Keterangan
Keluhan utama adalah nyeri berat, menyiksa dan Terpenuhi
menetap, yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya atas
dasar proses fisiologik maupun adanya gangguan
fisik
Nyeri timbul dalam hubungan dengan adanya konflik Terpenuhi
emosional atau problem psikososial yang cukup
untuk dapat dijadikan alasan dalam mempengaruhi
terjadinya gangguan tersebut
Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan Terpenuhi
dukungan, baik personal maupun medis, untuk yang
bersangkutan.

Episode depresif berat tanpa gejala psikotik (F32.2)


No

Kriteria Diagnosis
Keterangan
Semua 3 gejala utama depresi harus ada
Terpenuhi
Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya, Terpenuhi
dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat
Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardai Tidak terpenuhi
psikomotor) yang mencolok, maka pasien mungkin
tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan
banyak gejala secara rinci.
Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh
terhadap episode depresif berat masih dibenarkan.
Episode depresif biasanya harus berlangsung Tidak terpenuhi
sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala
amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih
dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam kurun
waktu dari 2 minggu

15 | P r e s e n t a s i K a s u s I l m u K e d o k t e r a n J i w a

Sangat

tidak

mungkin

pasien

akan

mampu Tidak terpenuhi

meneruskan kegiatan social, pekerjaan atau urusan


rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas

Gangguan somatisasi (F45.0)


No

Kriteria Diagnosis
Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut :
a. Adanya banyak keluhan-keluhan fisikyang

Keterangan
Terpenuhi

bermacam-macam yang tidak dapat dijelaskan


atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah
berlangsung sedikitnya 2 tahun;
b. Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan
dari beberapa dokter bahwa tidak ada
kelainan

fisikyang

dapat

menjelaskan

keluhan-keluhannya;
c. Terdapat disabilitas dalam masyarakat dan
keluarga,

yang

berkaitan

keluhan-keluhannya

dan

dengan

sifat

dampak

dari

perilakunya

I. DIAGNOSIS
Axis I
: Gangguan nyeri somatoform menetap (F 45.5)
Insomnia
Axis II
: Tipe kepribadian introvert
Axis III
: Tidak ditemukan
Axis IV
: Masalah primary support group (keluarga) (Komunikasi yang kurang
dengan anak yang merantau)
Masalah ekonomi (pemenuhan kebutuhan sehari-hari terbatas)
Axis V

: GAF 60 51 ( gejala sedang, moderate, disabilitas sedang)

J. PENATALAKSANAAN
16 | P r e s e n t a s i K a s u s I l m u K e d o k t e r a n J i w a

Farmakologi
-

Clobazam 1x10 mg
Fluoxetin 1x20 mg (Pagi)

Psikoterapi
-

Terapi suportif : ventilasi, sugesti


Terapi keluarga
Terapi perilaku kognitif (CBT, Cognitive Behaviour Therapy)

Edukasi
-

Edukasi tentang gangguan somatoform


Edukasi keluarga pentingnya minum obat rutin dan tepat waktu sesuai dosis dan

anjuran
Edukasi keluarga tentang pentingnya dukungan terhadap pasien

K. PROGNOSIS
No
1
2
3
4
5
6
7
No
1
2
3
4
5
6

Indikator Premorbid
Faktor keturunan
Pola asuh anak
Tipe kepribadian
Riwayat pendidikan
Status pernikahan
Faktor presipitasi
Sosial Ekonomi
Indikator Morbid
Onset
Kronologi perjalanan penyakit
Percobaan bunuh diri
Respon terapi
Aktivitas sosial
Dukungan keluarga

Pada pasien
Tidak ada
Permisif
Introvert
SD
Menikah
Jelas
Rendah
Pada pasien
Dewasa
Kronis
Tidak ada
Baik
Menarik diri
Semua
keluarga
mendukung

Prognosis : Dubia at malam


17 | P r e s e n t a s i K a s u s I l m u K e d o k t e r a n J i w a

Prognosis
Baik
Jelek
Jelek
Jelek
Baik
Baik
Jelek
Prognosis
Jelek
Jelek
Baik
Baik
Jelek
Baik

18 | P r e s e n t a s i K a s u s I l m u K e d o k t e r a n J i w a

Vous aimerez peut-être aussi