Vous êtes sur la page 1sur 86

LAPORAN HASIL PRAKTEK PROFESI

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI DUSUN PEJAMBON DAN KEMBANG
KIDUL DESA AMBOKEMBANG
KABUPATEN PEKALONGAN

11 Oktober-17 Desember 2010

KELOMPOK I

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN
2010

LAPORAN HASIL PRAKTEK PROFESI


ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI DUSUN PEJAMBON DAN KEMBANG
KIDUL DESA AMBOKEMBANG
KABUPATEN PEKALONGAN

11 Oktober-17 Desember 2010


KELOMPOK I

1. Benny Arif Sulistyanto, SKep


2. Dewi Rohmawati, SKep
3. Eka Rakhmawati, SKep
4. Fitriyani, SKep
5. Hana Nafiah, SKep
6. Irma Suryani, SKep
7. Khelly Aprilani M, SKep
8. Musfiroh, SKep
9. Nanang Gustaman, SKep
10.Nur Adhimah, SKep
11.Nur Hamidah, SKep

(09.0003.N)
(09.0005.N)
(09.0006.N)
(09.0007.N)
(09.0008.N)
(09.0009.N)
(09.0010.N)
(09.0013.N)
(09.0014.N)
(09.0015.N)
(09.0016.N)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN
2010

HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas di Dusun Pejambon dan Kembang
Kidul Desa Ambokembang Kabupaten Pekalongan telah mendapat persetujuan :

Pembimbing
Keperawatan Komunitas
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Pekajangan

Wiwiek Natalya, SKep. MKom

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan
dengan judul Asuhan Keperawatan Komunitas di Dusun Pejambon dan
Kembang Kidul Desa Ambokembang Kabupaten Pekalongan.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mendapat bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima
kasih kepada :
1.

Bapak Didik Kuspriyadi, selaku Kepala Desa Kelurahan Ambokembang


Kabupaten Pekalongan.

2.

Bapak Absori, selaku Kepala Dusun Kembang Kidul Desa Kelurahan


Ambokembang Kabupaten Pekalongan.

3.

Bapak Darnoto, selaku Kepala Dusun Pejambon Desa Kelurahan


Ambokembang Kabupaten Pekalongan

4.

Bapak-bapak Ketua RW Dusun Kembang Kidul Desa Kelurahan


Ambokembang Kabupaten Pekalongan.

5.

Bapak-bapak Ketua RT Dusun Pejambon Desa Kelurahan Ambokembang


Kabupaten Pekalongan.

6.

Ibu Fatiroh, SKM, selaku Kepala Puskesmas Kedungwuni II Kabupaten


Pekalongan.

7.

Ibu Wiwiek Natalya, SKep. MKom selaku koordinator Keperawatan


Komunitas profesi keperawatan dan pembimbing Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.

8.

Ibu Aida Rusmariana, MAN, selaku Kaprodi Profesi dan pembimbing


Keperawatan Komunitas profesi keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

9.

Bapak Sugiharto, MAN, selaku Kaprodi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi


Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

10.

Ibu Ns. Neti Mustikawati, S.Kep selaku pembimbing Keperawatan


Komunitas

profesi

keperawatan

Sekolah

Tinggi

Ilmu

Kesehatan

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.


11.

Ibu Ns. Rita Dwi Hartati, S.Kep selaku pembimbing Keperawatan


Komunitas

profesi

keperawatan

Sekolah

Tinggi

Ilmu

Kesehatan

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.


12.

Ibu Ns. Fida Diah Puspasari, S.Kep selaku pembimbing Keperawatan


Komunitas

profesi

keperawatan

Sekolah

Tinggi

Ilmu

Kesehatan

Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.


13.

Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan laporan ini.
Harapan penulis semoga laporan ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu keperawatan.

Pekalongan, 2010
Tim

DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................

Halaman Persetujuan .......................................................................................

ii

Kata Pengantar ................................................................................................. iii


Daftar Isi .......................................................................................................... iv
Daftar Lampiran ............................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

A. Latar Belakang.............................................................................................
B. Tujuan Penulisan..........................................................................................
C. Manfaat Laporan..........................................................................................
D. Sistematika Penulisan...................................................................................

1
4
5
5

BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................

A. Pelayanan Kesehatan Utama........................................................................ 7


B. Konsep Keperawatan Komunitas................................................................. 10
C. Peran perawat komunitas (Provider Of Nursing Care)................................ 17
D. Asuhan Keperawatan Komunitas................................................................. 16
BAB III PELAKSANAAN .............................................................................. 29
A. Pengkajian....................................................................................................
B. Analisa Data.................................................................................................
C. Prioritas Masalah Kesehatan........................................................................
D. Perumusan Masalah.....................................................................................
E. Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas..................................................
F. Implementasi Plan Of Action (POA)...........................................................
G. Evaluasi Hasil Keperawatan Komunitas......................................................
H. Rencana Tindak Lanjut Keperawatan Komunitas........................................

29
39
45
46
47
68
80
95

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................ 99


A. Risiko terjadi penyakit diare di wilayah RW III Kelurahan Bangetayu
Wetan Kecamatan Genuk berhubungan dengan perilaku yang tidak sehat
99
B. Resiko meningkatnya angka kejadian demam berdarah di lingkungan RW
III Kelurahan bangetayu Wetan Kecamatan Genuk berhubungan dengan
penataan lingkungan yang menunjang terjadinya demam berdarah ...........
106

C. Resiko terjadinya peningkatan stroke akibat hipertensi pada lansia di RW


III kelurahan Bangetayu Wetan berhubungan dengan ketidakmampuan
merawat lansia dengan hipertensi ...............................................................
110
D. Tingginya angka kejadian ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut non
Pneumoni) di wilayah RW III kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan
Genuk berhubungan dengan lingkungan yang tidak sehat...........................
117
E. Resiko gangguan tumbuh kembang janin dan penyulit persalinan pada
ibu hamil di wilayah RW III Kelurahan Bangetayu Wetan Kecamatan
Genuk berhubungan dengan ketidakmampuan merawat ibu hamil. ...........
121
BAB V PENUTUP........................................................................................... 123
A. Kesimpulan ................................................................................................ 123
B. Saran ........................................................................................................... 125
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat
yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang
sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial
yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka
dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan
masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan
antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta
masyarakat dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatan.
Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan
masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta mendorong kemandirian
dalam memecahkan masalah kesehatan.
Oleh karena itu layanan kesehatan utama merupakan salah satu
pendekatan dan alat untuk mencapai kesehatan bagi semua pada tahun 2010

sebagai tujuan pembangunan kesehatan dalam mencapai derajat kesehatan


yang optimal. Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan
adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang
bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai,
perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang
berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling
tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Selain
lingkungan, perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan
adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Yuddi,2008).
Selanjutnya kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan
adalah yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa
adanya hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi
(Yuddi,2008). Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku sehat
serta meningkatnya kemampuan masyarakat tersebut diatas, derajat kesehatan
perorangan, keluarga dan masyarakat dapat ditingkatkan secara optimal
(Yuddi,2008).
Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan
proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Riyadi,
2007).

Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat terfokus pada


peningkatan kesehatan dalam kelompok masyarakat (Naomi, 2002). Untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dapat dimulai dari individu,
kelompok sampai tingkat RT dan RW. Di Dusun Kembang Kidul dan
Pejambon Desa Ambokembang Kabupaten Pekalongan, terdiri dari 7 RT, 3
RW dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 453 KK lebih rinci hasilnya
adalah sebagai berikut jumlah penduduk 1707 jiwa (laki-laki 855 jiwa dan
perempuan 852 jiwa), kondisi lingkungan di Dusun Kembang Kidul dan
Pejambon merupakan pemukiman kampung dengan karakteristik saluran
pembuangan limbah yang kurang lancar, pembuangan sampah yang kurang
tertib sehingga memungkinkan terjadinya penyakit yang berbasis pada
lingkungan seperti ISPA, demam berdarah, diare dan lainnya.
Untuk melaksanakan tugas tersebut dibutuhkan peran aktif masyarakat dalam
pemeliharaan lingkungan beserta petugas kesehatan (perawat) yang kompeten
dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, untuk mendapatkan hasil
yang optimal dibutuhkan pengalaman selain pengetahuan. Salah satu cara
memperoleh pengalaman adalah melalui praktik program profesi keperawatan
komunitas di Dusun Kembang Kidul dan Pejambon Desa Ambokembang
Kabupaten Pekalongan.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Menerapkan

konsep

keperawatan

komunitas

guna

meningkatkan

kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat


kesehatan yang optimal bagi masyarakat Dusun Kembang Kidul dan
Pejambon Desa Ambokembang Kabupaten Pekalongan.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas di Dusun Kembang
Kidul dan Pejambon Desa Ambokembang Kabupaten Pekalongan selama
2 Bulan diharapkan mahasiswa dapat :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang ada di
Dusun Kembang Kidul dan Pejambon Desa Ambokembang Kabupaten
Pekalongan.
b. Merumuskan alternatif untuk memecahkan masalah yang telah
teridentifikasi.
c. Mendorong

dan

meningkatkan

partisipasi

masyarakat

dalam

peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit di Dusun


Kembang Kidul dan Pejambon Desa Ambokembang Kabupaten
Pekalongan.
d. Menanamkan perilaku sehat melalui kegiatan pendidikan kesehatan
pada masyarakat Dusun Kembang Kidul dan Pejambon Desa
Ambokembang Kabupaten Pekalongan.

e. Mengevaluasi dan merumuskan rencana tindak lanjut untuk mengatasi


masalah kesehatan yang ada di Dusun Kembang Kidul dan Pejambon
Desa Ambokembang Kabupaten Pekalongan.

C. MANFAAT LAPORAN
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Masyarakat Dusun Kembang Kidul dan Pejambon Desa Ambokembang
Kabupaten Pekalongan
Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk, kesehatan
lingkungan, pendidikan, dan permasalahan kesehatan yang ada serta
pelayanan sosial yang ada / kegiatan sosial kemasyarakatan.
2. Puskesmas
Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-kegiatan
kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di masyarakat Dusun
Kembang

Kidul

dan

Pejambon

Desa Ambokembang

Kabupaten

Pekalongan.
3. Mahasiswa/Penyusun
Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam
memberikan asuhan keparawatan individu, keluarga, kelompok dan
komunitas khususnya di Dusun Kembang Kidul dan Pejambon Desa
Ambokembang Kabupaten Pekalongan.

D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan
Praktik Belajar Lapangan Keperawatan Komunitas Di Wilayah Dusun
Kembang Kidul dan Pejambon Desa Ambokembang Kabupaten Pekalongan
ini sebagai berikut :
Bab I

: Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaat


penulisan dan sistimatika penulisan laporan.

Bab II : Tinjauan teori yang terdiri dari tinjauan tentang paradigma sehat,
konsep keperawatan komunitas, asuhan keperawatan komunitas.
Bab III : Pelaksanaan terdiri dari hasil winshield survey, pengkajian, analisa
data,

perumusan

diagnosa

keperawatan

komunitas,

tahap

perencanaan, tahap implementasi, tahap evaluasi serta rencana


tindak lanjut untuk mengatasi masalah keperawatan yang ada.
Bab IV : Pembahasan

berisi

tentang

analisis

kekuatan,

kelemahan,

kesempatan, dan ancaman (SWOT) dari proses keperawatan


komunitas yang dilakukan.
Bab V : Penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran

BAB II
TINJAUAN TEORI

A.

PARADIGMA KESEHATAN 2010


1. LATAR BELAKANG
a.

Kesehatan hak azasi manusia, menentukan kualitas hidup SDM

b.

Kesehatan karunia Tuhan, perlu disyukuri

c.

Kesehatan dipengaruhi banyak faktor, yang utama lingkungan dan


perilaku

d.

UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 3 menyebutkan bahwa


tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan yang optimal.

2. VISI KESEHATAN
a.

Untuk mewujudkan paradigma sehat tersebut ditetapkan visi, yaitu


gambaran, prediksi atau harapan tentang keadaan masyarakat
Indonesia pada masa yang akan datang

b.

Indonesia Sehat 2010


Indonesia Sehat 2010 adalah gambaran masyarakat Indonesia di masa
depan yang penduduknya hidup dalam: Lingkungan sehat, Perilaku
sehat, Mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil
dan merata, Memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tinggi nya.
1) PARADIGMA SEHAT
Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model
pembangunan kesehatan yang bersifat holistic, dengan melihat
masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang
bersifat lintas sector. Upayanya lebih diarahkan pada peningkatan,

pemeliharaan

dan

perlindungan

kesehatan,

bukan

hanya

panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan.


Perubahan Paradigma sehat meliputi Paradigma sakit (upaya
membuat orang sakit menjadi sehat), Paradigma sehat (upaya
membuat

orang

mengutamakan:

sehat
upaya

tetap

sehat).

Paradigma

sehat

dan

preventif

tanpa

promotif

mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif


2) INDONESIA SEHAT 2010
a) Lingkungan Sehat
Lingkungan Sehat adalah lingkungan yang kondusif bagi
terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang:
(1)

Bebas polusi,

(2)

Tersedia air bersih,

(3)

Sanitasi lingkungan memadai,

(4)

Perumahan dan pemukiman sehat

(5)

Perencanaan kawasan berwawasan kesehatan,

(6)

Kehidupan masyarakat saling tolong-menolong.

b) Perilaku Sehat
Perilaku Sehat adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit, berperan aktif dalam
gerakan kesehatan masyarakat
3.

MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN


Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, berbagai
sektor pembangunan harus memasukkan pertimbangan kesehatan dalam
semua kebijakan pembangunan-nya, program pembangunan yang tidak
berkontribusi positif terhadap kesehatan, apalagi yang berdampak negatif

terhadap kesehatan, seyogyanya tidak diselenggarakan, mendorong


kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
Kesehatan adalah tanggung jawab bersama setiap individu, masyarakat,
pemerintah dan swasta , apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah,
tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga
kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai. Memelihara dan
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.
Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh
masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan oleh
pemerintah, swasta dan masyarakat. Memelihara dan meningkatkan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Tugas utama sektor kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan
kesehatan segenap warganya: Oleh karena itu upaya kesehatan yang harus
diutamakan adalah yang bersifat promotif-preventif yang didukung oleh
upaya kuratif-rehabilitatif. Selain itu upaya penyehatan lingkungan juga
harus diprioritaskan.
4. STRATEGI PEMBANGUNAN KESEHATAN
1) Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan
Semua kebijakan pembangunan nasional yang sedang dan atau akan
diselenggarakan harus berwawasan kesehatan, setidak-tidaknya harus
memberikan kontribusi positif terhadap pembentukan lingkungan dan
perilaku sehat. Sedangkan pembangunan kesehatan harus dapat
mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, terutama melalui
upaya

promotif-preventif yang didukung oleh upaya

rehabilitatif.

kuratif-

2) Profesionalisme
Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung oleh penerapan
pelbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan
nilai-nilai moral dan etika. Untuk itu akan ditetapkan standar
kompetensi bagi tenaga kesehatan, pelatihan berdasar kompetensi,
akreditasi dan legislasi serta kegiatan peningkatan kuatitas lainnya
3) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
Untuk memantapkan kemandirian masyarakat dalam hidup sehat perlu
digalang peranserta masyarakat yang seluas-luasnya termasuk dalam
pembiayaan. JPKM pada dasarnya merupakan penataan sistem
pembiayaan kesehatan yang mempunyai peranan yang besar pula
untuk mempercepat pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan.
4) Desentralisasi
Untuk

keberhasilan

pembangunan

kesehatan,

penyelenggaraan

pelbagai upaya kesehatan harus berangkat dari masalah dan potensi


spesifik masing-masing daerah. Untuk itu wewenang yang lebih besar
didelegasikan kepada daerah untuk mengatur sistem pemerintahan dan.
rumah tangga sendiri, termasuk di bidang kesehatan.
5. PROGRAM UNGGULAN
a. Kebijakan Kesehatan, Pembiayaan Kesehatan dan Hukum Kesehatan,
b. Perbaikan Gizi.
c. Pencegahan Penyakit Menular termasuk Imunisasi.
d. Peningkatan Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Mental.
e. Lingkungan Pemukiman, Air dan Udara Sehat.
f. Kesehatan Keluarga, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
g. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
h. Anti Tembakau, Alkohol dan Madat

i. Pengawasan obat, Bahan Berbahaya, Makanan dan Minuman.


j. Pencegahan Kecelakaan dan Rudapaksa, termasuk Keselamatan Lalu
Lintas
B.

KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi,
social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga
dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia
(Riyadi, 2007).
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik
maupun mental, keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju
kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan
penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care)
untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan
produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab
serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat
dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat
yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang
sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial
yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

Menurut Kontjaraningrat (1990) Komunitas adalah sekumpulan


manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi.
Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masuyarakat (1990) dijelaskan
bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan (Nursing) dan kesehatan
masyarakat (Public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara
aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan
(Nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005).
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi
yang berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Naomi, 2002).
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa
prinsip, yaitu:
1.

Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan
manfaat yang besar bagi komunitas (Riyadi, 2007). Intervensi atau
pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian
(Mubarak, 2005).

2.

Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas
sektoral (Riyadi, 2007).

3.

Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan
intervensi, klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi
serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi,
2007).

4.

Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri (Riyadi, 2007). Dalam pengertian
melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas
komunitas (Mubarak, 2005).

5.

Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
Strategi

pelaksanaan

keperawatan

komunitas

yang

dapat

digunakan dalam perawatan kesehatan masyarakat adalah:


1.

Pendidikan kesehatan (Health Promotion)


Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan
(Naomi, 2002).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai
suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
secara keseluruhan ingin hidup sehat (Yuddi, 2008). Menurut
Notoatmodjo pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep
pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
2.

Proses kelompok (Group Process)


Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari
kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang
terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus.
Menurut Nies dan McEwan (2001), perawat spesialis komunitas dalam
melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status
kesehatan

masyarakat

dapat

menggunakan

alternatif

model

pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau


pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan
masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan
pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan
masyarakat (community development) (Palestin, 2007).

3.

Kerjasama atau kemitraan (Partnership)


Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau
lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan
atau

memberikan

manfaat

(Depkes

RI,

2005).

Partisipasi

klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri


terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan (Palestin, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait
dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara
komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya
upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing
yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
masyarakat (Palestin, 2007).
4.

Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru (Palestin, 2007).
Perawat

komunitas

perlu

memberikan

dorongan

atau

pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif


masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-

upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi


masyarakat (Palestin, 2007).
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu,
keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit
yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Nasrul Effendy,
1998), sasaran ini terdiri dari :
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan
utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat
pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan
dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien (Riyadi, 2007).
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri
atas kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan
tinggal dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan
perkawinan atau adopsi, satu dengan yang lainnya saling tergantung
dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan/ keperawatan, maka akan berpengaruh
terhadap anggota-anggota keluarga lain, dan keluarga-keluarga yang
ada disekitarnya (Nasrul Effendy, 1998).

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan


erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik
secara

perorangan

maupun

secara

bersama-sama,

di

dalam

lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga


dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia
dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan
fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri
dan aktualisasi diri (Riyadi,2007).
3. Kelompok khusus
Kelompok

khusus

adalah

kumpulan

individu

yang

mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan


yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan
(Mubarak, 2005).
4. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu,
keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini
diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan.
Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas diberikan
dengan mamandang komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).

C.

PERAN PERAWAT KOMUNITAS (Provider Of Nursing Care)


Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan
masyarakat diantaranya adalah :
1.

Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)


Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
keperawatan

yang

ada,

merencanakan

tindakan

keperawatan,

melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang


telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
(Helvie, 1997).
2.

Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)


Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat
secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga
terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai
derajat kesehatan yang optimal (Helvie, 1997).
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan
mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun
hubungan

interpersonal

yang

baik

dan

untuk

meningkatkan

perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional


dan intelektual (Mubarak, 2005).
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses
keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan

pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama


perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran.
Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama
evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
3.

Sebagai Panutan (Role Model)


Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh
yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru
dan dicontoh oleh masyarakat (Helvie, 1997).

4.

Sebagai pembela (Client Advocate)


Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau
tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan
fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat (Helvie,
1997). Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.
Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk
klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak
klien (Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya (Mubarak, 2005). Tugas
yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus

dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
5.

Sebagai Manajer kasus (Case Manager)


Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola
berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya
(Helvie, 1997).

6.

Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan
cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli
gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat
proses penyembuhan klien (Mubarak, 2005). Tindakan kolaborasi atau
kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain
pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting
untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Helvie, 1997).

7.

Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)


Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah
menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.
Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami
perbaikan kondisi kesehatan (Helvie, 1997).

8.

Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)


Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang
terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang

menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul


serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data (Helvie, 1997).
9.

Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)


Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien (Mubarak, 2005). Pelayanan dari semua anggota
tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional
(Mubarak, 2005).

10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and
Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang
berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan
pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan
pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji
motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative,
menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya,
menunjukkan

peran

membantu,

membina

dan

mempertahankan

hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan


membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari
perawatan.

Dengan

menggunakan

proses

keperawatan,

perawat

membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga

perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan perilaku


yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005)
11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care
Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan
kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.
Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain
juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas (Helvie, 1997).

D.

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara
lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis
sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis,
psikologis, sosial elkonomi, maupun spiritual dapat ditentukan (Mubarak,
2005). Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu:
pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau
penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak,
2005).

a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak, 2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang
berbentuk tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga
pasien, masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah
kesehatan pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah,
terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara
atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak,
2005).
2) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan
meliputi aspek fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka
menegakkan diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan
menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat dalam format
proses keperawatan (Mubarak, 2005).
3) Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya
asuhan keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan

keluarga, maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya


membantu menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara
Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).
b. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan
data denga cara sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)

Klasifikasi data atau kategori data


Penghitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly
Tabulasi data
Interpretasi data

c. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan (Mubarak, 2005).
d. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan

yang

dihadapi

oleh

masyarakat,

sekaligus

dapat

dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian


masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh
karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
e. Prioritas masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan


keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria
diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
1)
2)
3)
4)
5)
6)

Perhatian masyarakat
Prevalensi kejadian
Berat ringannya masalah
Kemungkinan masalah untuk diatasi
Tersedianya sumberdaya masyarakat
Aspek politis
Dalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis

komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan) yang digunakan dalam


keperawatan komunitas adalah format penapisan menurut Stanhope ,
Lancaster, 1988 :
Bobot
No

Kriteria

kriteria Masalah
1 - 10

Kesadaran

terhadap masalah
Motivasi
komuniti
untuk

masyarakat

mengatasi

masalah
3

Kemampuan
untuk

perawat
mengatasi

masalah
Fasilitas yang tersedia

untuk mengatasi
Bertanya akibat

masih tetap
Cepat masalah teratasi

2. Diagnosis keperawatan

jika

Bobot
1 - 10

Rasional

Makna
masalah

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah


kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah
masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah
potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian (ANA). Jadi
diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti
tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan.

Dengan demikian

diagnosis

keperawatan

ditetapkan

berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan


memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang
nyata (aktual), dan yang mungkinterjadi (potensial) (Mubarak, 2005).
Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu problem
(masalah), etiologi (penyebab), sign atau symtom (tanda gejala) (Mubarak,
2005).

3. Perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien (Pusdiklat DJJ Keperawatan). Jadi
perencanaan

asuhan

keperawatan

kesehatan

masyarakat

disusun

berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana


keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana

tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai
pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan

yang

telah

disusun.

Dalam

pelaksanaan

tindakan

keperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan


anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan pihak Puskesmas,
Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Prinsip yang umum
digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan
komunitas adalah :
a. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas
dan

mampu

menyesuaikan

diri

dengan

perkembangan

ilmu

pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa
(IMTAQ) (Mubarak, 2005).
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2005).
c. Rasional
Perawat

kesehatan

masyarakat

dalam

melakukan

asuhan

keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi


tercapainya rencana program yang telah disusun (Mubarak, 2005).

d. Mampu dan mandiri


Perawat

kesehatan

masyarakat

diharapkan

mempunyai

kemampuan dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan


serta kompeten (Mubarak, 2005).
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan
implementasi yang menjadi fokus adalah : program kesehatan
komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership in
community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2005).
5. Evaluasi atau Penilaian
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan
keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat
kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah
ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Kegiatan yang
dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul Effendi, 1998 :
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian
sampai dengan pelaksanaan.

c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan


selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat
bahwa evaluasi dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap
program kesehatan. Macam evaluasi: formatif dan sumatif, input
procces dan out put (Mubarak, 2005).

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DUSUN KEMBANG KIDUL DAN PEJAMBON KELURAHAN
AMBOKEMBANG
A. PENGKAJIAN
1. Hasil winshield survey

Hasil Winshield Survey di Dusun Pejambon dan Kembang Kidul


Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan yang dilakukan pada 12
Oktober 2010:
A. Batas wilayah Dusun Pejambon dan Kembang Kidul
Sebelah Utara

: Dusun Kembang Tengah

Sebelah Selatan

: Desa Podo

Sebelah Barat

: Dusun Paesan Utara

Sebelah Timur

: Desa Podo

B. Perumahan penduduk di wilayah Dusun Pejambon dan Kembang


Kidul termasuk lingkungan yang cukup padat, umur perumahan
sebagian besar merupakan bangunan lama tetapi terpelihara bagus,
jarak antar rumah terlalu dekat, rata rata tiap rumah memiliki
halaman yang sempit, rata rata memiliki jenis bangunan rumah
permanen dan beberapa masih ada yang semi permanen, kondisi
perumahan cukup baik dan masih layak untuk ditinggali.
C. Lingkungan
1. Jalan utama Desa Ambokembang beraspal, jalan masuk ke tiap
perkampungan (gang) sudah beraspal dan beberapa menggunakan
paving. Tidak semua rumah memiliki halaman dan pekarangan.
Sebagian masih banyak terdapat pekarangan yang berupa kebun
dan belum dimanfaatkan secara optimal yaitu sebagian besar
digunakan untuk membuang sampah.
2. System pembuangan sampah di Dusun Pejambon dan Kembang
Kidul belum ada satu dusun pun yang memiliki tempat
pembuangan akhir. Sebagian besar warga mengelola sampah
dengan dibakar di pekarangan rumah atau kebun sehingga
menimbulkan polusi udara. Semua dusun membuang air limbahnya
melalui selokan. Sebagian kondisi selokan tidak lancar karena
terdapat daun kering dan sampah.
D. Sekolah

Wilayah Dusun Pejambon dan Kembang Kidul memiliki sarana


pendidikan yaitu 1 PAUD, 1 TK, 2 SD, 1MTS/SMP, 1 SMA, 1
Perguruan tinggi, 1 Pondok Pesantren.
E. Kegiatan Ekonomi
Kegiatan ekonomi masyarakat sebagian besar adalah sebagai
pedagang. Mereka berjualan di rumah dengan membuka warung atau
toserba. Untuk bapak-bapak / kepala keluarga bekerja sebagai buruh.
F. Transportasi
Transportasi yang ada di wilayah Dusun Pejambon dan Kembang
Kidul adalah angkutan umum, kendaraan pribadi dan ojek.
G. Komposisi Penduduk (Lihat data demografi)
H. Tempat Terbuka
Tempat terbuka di Dusun Pejambon dan Kembang Kidul yaitu 1
lapangan bulutangkis, 1 lapangan sepak bola, 1 pemakaman.
I. Tempat Ibadah
Di Dusun Pejambon dan Kembang Kidul terdapat 1 masjid, 4 mushola.
J. Pelayanan Keamanan
Di Dusun Pejambon dan Kembang Kidul memanfaatkan pos kampling
untuk menjaga keamanan sekitar, dengan swadaya masyarakat.
K. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan di Dusun Pejambon dan Kembang Kidul
diantaranya 1 bidan desa, 1 balai pengobatan. Memiliki pusat
pelayanan posyandu balita dengan kegiatan penimbangan, imunisasi,
pemberian makanan tambahan. Posyandu dilakukan di tiap dusun
setiap bulan sekali. Masyarakat menggunakan pelayanan kesehatan
untuk berobat ke Puskesmas Kedungwuni II.
Hasil wawancara terhadap pihak yang terkait dengan pedoman wawancara
yang dilakukan pada tanggal 11 12 Oktober 2010 adalah sebagai berikut:
a. Wawancara

dengan

kepala

Desa

Kedungwuni Kabupaten Pekalongan:

Ambokembang

Kecamatan

1) Jumlah penduduk Desa Ambokembang (Dusun Pejambon dan


Kembang Kidul) adalah 1707 orang yang terdiri dari 855 orang
berjenis kelamin laki-laki dan 852 dengan jenis kelamin
perempuan
2) Struktur penduduk termasuk penduduk desa
3) Jumlah kepala keluarga yang ada di Desa Ambokembang (Dusun
Pejambon dan Kembang Kidul) adalah 453 KK
4) Jenis keluarga terdiri dari keluarga inti dan keluarga besar
5) Status perkawinan keluarga adalah kawin
6) Agama yang paling banyak dianut oleh penduduk Desa
Ambokembang adalah agama islam dengan jumlah penganut
adalah 1707 orang.
7) Masalah kesehatan yang paling dirasakan oleh penduduk desa
adalah batuk dan pilek atau demam
8) Sumber dana/daya yang diselenggarakan untuk mengatasi masalah
kesehatan warga adalah berupa kartu Jamkesmas dan adanya surat
keterangan tidak mampu bagi warga yang tidak mampu yang
dirawat di rumah sakit
9) Faktor penghambat yang dirasakan dalam menanggulangi masalah
kesehatan di masyarakat adalah belum adanya sumber dana yang
mencukupi
10) Menurut kepala desa motivasi masyarakat terhadap kegiatankegiatan yang berkaitan dengan masalah kesehatan kurang baik
11) Metode/cara yang paling disukai dan paling sering digunakan
untuk mengambil keputusan adalah dengan musyawarah warga.
12) Metode yang paling disukai oleh warga dalam menyampaikan
informasi adalah melalui pertemuan-pertemuan yang dilakukan di
setiap RT (pengajian, arisan) yang dilakukan dengan cara ceramah
dan diskusi
13) Tokoh masyarakat yang paling berpengaruh ditingkat dusun adalah
kepala dusun, ketua RW, ketua RT, tokoh agama/kyai

b. Wawancara dengan ketua PKK


1) Jumlah posyandu yang ada di Dusun Pejambon dan Kembang
Kidul adalah berjumlah 2, yang terdapat di tiap dukuh ( Pejambon
dan Kembang Kidul).
2) Posyandu yang ada berjalan rutin dan pelaporannya dilakukan
sebulan sekali dalam pertemuan kader setiap tanggal 23 pada
Kembang Kidul dan tanggal 15 pada Dusun Pejambon.
3) Jumlah kader yang ada 4 orang.
4) Sebagian besar kader posyandu sudah mendapatkan pelatihan.
5) Seluruh kader posyandu aktif.
6) Setiap diadakan kegiatan posyandu petugas puskesmas atau bidan
selalu datang.
7) Menurut keterangan dari ketua PKK di Dusun Pejambon dan
Kembang Kidul sudah terdapat posyandu lansia yang dilaksanakan
di mushola Umi Hani setiap hari rabu minggu ke-3.
8) Masalah yang dirasakan kader dalam mengelola posyandu adalah
ketersediaan dana yang belum mencukupi.
9) Kegiatan yang dilakukan di posyandu adalah pemberian makanan
tambahan (PMT), imunisasi, Penimbangan BB balita.
c. Wawancara dengan kader kesehatan
1) Jumlah kader yang terdapat di Desa Dusun Pejambon dan
Kembang Kidul sebanyak 4 orang
2) Semua kader yang ada aktif dalam kegiatan-kegiatan yang ada.
3) Motivasi untuk menjadi kader adalah untuk memperoleh tambahan
informasi dan pengetahuan.
4) Dari 4 orang kader yang ada, dua orang diantaranya sudah pernah
pelatihan kader, sedangkan yang lain belum.
5) Menurut keterangan kader perlu adanya pelatihan bagi kader yang
ada dan perlu merekrut kader yang baru untuk meningkatkan
aktivitas dari para kader

6) Jumlah posyandu yang ada di Dusun Pejambon dan Kembang


Kidul adalah 2 posyandu, kegiatan posyandu dilakukan sebulan
sekali.
7) Masalah kesehatan yang terdapat di Dusun Pejambon dan
Kembang Kidul adalah masalah kesehatan balita (ISPA/ batuk
pilek) dan masalah lansia (hipertensi, rematik dan asam urat).
d. Hasil wawancara dengan Bidan Desa
1) Jumlah posyandu di Ambokembang Dusun Kembang Kidul ada 1
dan dukuh Pejambon juga satu posyandu yang pelaksanaanya
kegiatan dilakukan setiap tanggal 23 di rumah kepala dusun.
2) Wilayah Dusun Pejambon dan Kembang Kidul termasuk wilayah
binaan Puskesmas Kedungwuni II.
3)

Menurut keterangan bidan dari jumlah kunjungan yang datang


sebagian besar balita dengan keluhan ISPA

e. Hasil wawancara dengan tokoh masyarakat


1) Organisasi yang ada di Dukuh Kembang Kidul adalah jamaah
pengajian khusus bapak bapak dan ibu ibu. Untuk Pengajian
bapak-bapak dilaksanakan setiap hari kamis malam di rumah salah
satu warga dan untuk pengajian ibu-ibu dilakukan setiap jumat
sore di mushola Nurul Huda.
2) Di Dusun Pejambon dan Kembang Kidul belum terdapat organisasi
swadaya bidang kesehatan, belum adanya PokjaKes.

2. Pengkajian Sosial
Nama Wilayah

: Dusun Kembang Kidul dan Pejambon

Batas Wilayah

: Sebelah Utara

: Dusun Kembang Tengah

Sebelah Selatan

: Desa Podo

Sebelah Barat

: Dusun Paesan Utara

Sebelah Timur

: Desa Podo

a. Data Demografi
1) Jumlah penduduk berdasarkan tingkat usia
Diagram 1 Proporsi Penduduk Berdasarkan Tingkat Usia di Dusun
Kembang Kidul dan Pejambon.

Diagram 1 Menunjukkan bahwa sebagian besar warga Dusun


Pejambon dan Kembang Kidul usianya 21-30 tahun yang
berjumlah 337 orang (19.74 %), dan yang paling sedikit berusia
0<1 tahun dan > 80 tahun yang berjumlah 9 orang (0.52 %).
2) Pasangan usia subur
Diagram 2 Proporsi Penduduk Berdasarkan pasangan Usia
Subur di Dusun Kembang Kidul dan Pejambon

PASANGAN USIA SUBUR

BUKAN
PASANGAN
USIA SUBUR
127
36%

PASANGAN
USIA SUBUR
224
64%

Berdasarkan diagram 2 dapat disimpulkan bahwa di Dusun


Kembang Kidul dan Pejambon banyak terdapat pasangan usia
subur yang jumlahnya 224 orang (64%), dibangdingkan
pasangan usia yang tidak subur yang hanya berjumlah 127
(36%).
3) Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
Diagram 3 Proporsi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat
Pendidikan di Dusun Kembang Kidul dan Pejambon

Diagram 3, menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk di


Dusun Kembang Kidul dan Pejambon berpendidikan tamat SD
yang berjumlah 281 orang (16,46%), penduduk yang

berpendidikan SMP berjumlah 247 (14,47%), penduduk yang


tamat sampai SMA 177 (10,37%), penduduk yang tidak pernah
sekolah

94

penduduk

(5,51%)

dan

penduduk

yang

berpendidikan hingga tamat perguruan tinggi sejumlah 33


penduduk (1,93%).
4) Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan
Diagram 4 Proporsi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat
Pendidikan di Dusun Kembang Kidul dan Pejambon

5) Jumlah penduduk berdasarkan penghasilan


Diagram 5 Proporsi jumlah penduduk berdasarkan penghasilan
Dusun Pejambon dan Kembang Kidul Kecamatan Kedungwuni

b. Kesehatan Lingkungan

Dari hasil pengkajian data komunitas di dapatkan jumlah total rumah


warga adalah 40 dari total KK sejumlah 321. hal ini dikarenakan ada
beberapa rumah yang ditempati oleh lebih 1 KK.
1) Jenis rumah
Diagram 6 di bawah menunjukkan bahwa sebagian besar
penduduk di Dusun Kembang Kidul dan Pejambon Desa
Ambokembang Kecamatan Kedungwuni bentuk rumahnya
sudah permanen yaitu sebesaar 76,14%, sedangkan 20.45%
rumahnya jenis semipermanen dan 3,41% rumahnya berjenis
non permanen.
Diagram 6

Proporsi jumlah rumah berdasarkan jenis rumah di


Dusun Kembang Kidul dan Pejambon Desa
Ambokembang Kecamatan Kedungwuni

2) Lantai rumah
Diagram 7

Proporsi jumlah rumah berdasarkan jenis lantai di


Dusun Kembang Kidul dan Pejambon Desa
Ambokembang Kecamatan Kedungwuni

Diagram 7 menunjukkan bahwa

mayoritas sebagian besar

rumah penduduk di Dusun Kembang Kidul dan Pejambon Desa


Ambokembang

Kecamatan

Kedungwuni

berlantai

ubin/keramik 57,95% sedangkan berlantai plesteran retak dan


berdebu 37,50%, sisanya 4,55% berlantai tanah.
3) Perilaku Membuka Jendela
Grafik

di bawah menunjukkan bahwa penduduk di Dusun

Kembang

Kidul

dan

Pejambon

Desa

Ambokembang

Kecamatan Kedungwuni membuka jendela setiap hari 39.77%,


penduduk yang kadang-kadang membuka jendela juga 39.77%,
penduduk yang tidak pernah membuka jendela 19,23 % dan
rumah yang tidak mempunyai jendela hanya 1,14%.
Diagram 8 Proporsi Jumlah kebiasaan penduduk membuka
jendela.

4) Cahaya matahari
Diagram 9 Proporsi cahaya yang masuk ke dalam rumah di
Dusun Kembang Kidul dan Pejambon Desa
Ambokembang Kecamatan Kedungwuni

Grafik 9 menunjukkan bahwa penduduk di Dusun


Kembang Kidul dan Pejambon Desa Ambokembang
Kecamatan Kedungwuni mayoritas 54,55% pencahayaan
matahari baik atau cahaya matahari dapat masuk ke rumah
dan pencahayaan matahari kurang atau cahaya matahari
kurang dapat masuk ke dalam rumah sebesar 45,45 %.
5) Ventilasi
Diagram 10 Proporsi ventilasi rumah di Dusun Kembang Kidul
dan Pejambon Desa Ambokembang Kecamatan Kedungwuni

Diagram 10 menunjukkan bahwa ventilasi rumah di Dusun


Kembang

Kidul

dan

Pejambon

Desa

Ambokembang

Kecamatan Kedungwuni mayoritas 60,23% ventilasi rumah


kurang dari 10% luas lantai, 39,77% ventilasi rumah lebih dari
10% luas lantai.
6) Lubang Asap Dapur
Diagram 11 Proporsi Lubang Asap Dapur di Dusun Kembang
Kidul dan Pejambon Desa Ambokembang Kecamatan
Kedungwuni

Diagram 11 menunjukkan bahwa lubang asap dapur di


Dusun Kembang Kidul dan Pejambon Desa Ambokembang
Kecamatan Kedungwuni mayoritas 52,27% lubang asap
dapur ada kurang dari 10% luas lantai, 25% lubang asap
dapur, ada lebih dari 10% luas lantai dan 22,73% rumah
warga tidak memiliki lubang asap dapur.
7) Kebersihan Rumah
Diagram 12 Proporsi Kebersihan Rumah di Dusun Kembang
Kidul dan Pejambon Desa Ambokembang Kecamatan
Kedungwuni

Diagram 12 menunjukkan bahwa kebersihan rumah di Dusun


Kembang

Kidul

dan

Pejambon

Desa

Ambokembang

Kecamatan Kedungwuni mayoritas 53,41% kebersihan rumah

warga cukup, 25% kebersihan rumah warga kurang dan 21,59%


kebersihan rumah warga baik
8) Perilaku Menguras Bak Mandi
Diagram 11 Proporsi Perilaku Menguras Bak Mandi di Dusun
Kembang Kidul dan Pejambon Desa Ambokembang
Kecamatan Kedungwuni

Diagram 13 menunjukkan bahwa perilaku warga menguras


bak mandi di Dusun Kembang Kidul dan Pejambon Desa
Ambokembang Kecamatan Kedungwuni mayoritas 54,55%
warga menguras bak mandi lebih dari 1minggu, 37,50% warga
menguras bak mandi 1minggu sekali, 6,82% warga menguras
bak mandi jika kotor, dan 1,13% warga tidak pernah menguras
bak mandi.
9) Kondisi Kandang Ternak
Diagram 14
Kembang

Proporsi Kondisi Kandang Ternak di Dusun

Kidul

dan

Kecamatan Kedungwuni

Pejambon

Desa

Ambokembang

Diagram 14 menunjukkan bahwa kondisi kandang ternak di


Dusun Kembang Kidul dan Pejambon Desa Ambokembang
Kecamatan Kedungwuni mayoritas 54,29% kondisi kandang
ternak warga bersih dan 45,71% kondisi kandang ternak warga
kotor.
10) Penggunaan Sumber air bersih
Berdasarkan diagram 8 di bawah maka dapat dilihat sebagian
besar warga menggunakan sumur sebagai sumber air dengan
jumlah 95,45% dan warga yang menggunakan sumber air
dengan PAM sebesar 4,55%.
Diagram 8 Proporsi jumlah rumah berdasarkan jenis lantai di
Dusun Kembang Kidul dan Pejambon Desa
Ambokembang Kecamatan Kedungwuni

11) Kualitas air bersih


Diagram 9 Kualitas air bersih di Dusun Kembang Kidul dan
Pejambon Desa Ambokembang Kecamatan Kedungwuni

Berdasarkan diagram dibawah maka dapat dilihat warga Dusun


Kembang

Kidul

dan

Pejambon

Desa

Ambokembang

Kecamatan Kedungwuni sebagian besar kualitas air bersih baik


yaitu 93,18% sedangkan kualitas air bersih cukup 6,82%.

12) Keberadaan Jentik nyamuk


Diagram 10 Proporsi jumlah rumah berdasarkan keberadaan
jentik nyamuk di Dusun Kembang Kidul dan
Pejambon

Desa

Ambokembang

Kecamatan

Kedungwuni

Berdasarkan diagram 10 diatas dapat diketahui bahwa hampir


seluruh warga Dusun Kembang Kidul dan Pejambon Desa
Ambokembang Kecamatan Kedungwuni tidak terdapat jentik
nyamuk di penampungan air yaitu sebayak 67,05%, sedangkan
yang terdapat jentik nyamuk sebanyak 32,95%.
13) Pengelolaan Sampah
Diagram 1 Proporsi jumlah rumah berdasarkan hewan
pembawa penyakit di Dusun Kembang Kidul dan
Pejambon

Desa

Kedungwuni

Ambokembang

Kecamatan

Diagram 11 menunjukkan bahwa hampir dari separuh warga


membuang sampah di tempat sampah 52,28%, membuang sampah
dibakar 40,90%, membuang sampah sembarangan 6,82%.
14) Kepemilikan Kamar Mandi dan WC
Dari diagram 12 di bawah dapat diketahui bahwa sebagian
besar warga di Dusun Kembang Kidul dan Pejambon Desa
Ambokembang Kecamatan Kedungwuni sudah memiliki
jamban sendiri (87.50%), sedangkan yang belum memiliki ada
(2%)
Diagram 12 Proporsi jumlah rumah berdasarkan kepemilikan
kamar mandi dan WC di Dusun Kembang Kidul
dan Pejambon Desa Ambokembang Kecamatan
Kedungwuni

15) Penggunaan pelayanan kesehatan


Diagram 13 Proporsi jumlah rumah berdasarkan penggunaan
pelayanan kesehatan di Dusun Kembang Kidul
dan Pejambon Desa Ambokembang Kecamatan
Kedungwuni

Diagram di atas menunjukkan bahwa warga yang menggunakan


fasilitas pelayanan kesehatan di bidan

(36%), dokter (13%),

Dokter (21%), puskesmas (19%) sedangkan yang paling jarang


digunakan yaitu RS (2%).

Diagram 14 Proporsi jumlah Pola Penggunaan Obat berdasarkan


resep dokter di Dusun Kembang Kidul dan Pejambon
Desa Ambokembang Kecamatan Kedungwuni

Diagram di atas menunjukkan bahwa lebih dari separo warga


mernggunakan obat dengan resep dokter yaitu sebesar (55%) dan
yang tanpa resep dokter sebesar (45%).
c. Kesehatan lanjut usia (lansia)
1) Jumlah penduduk yang berusia lanjut
Jumlah penduduk yang berusia lanjut dari hasil pengkajian data
komunitas didapatkan jumlah lansia di Dusun Kembang Kidul
dan Pejambon Desa Ambokembang Kecamatan Kedungwuni
berdasarkan jumlah sampel (160 rumah) adalah 47 jiwa.
2) Aktivitas lansia
Diagram 23 Proporsi jumlah aktivitas lansia di Dusun
Kembang

Kidul

dan

Kecamatan Kedungwuni

Pejambon

Desa

Ambokembang

Diagram di atas menunjukkan bahwa 23% lansia melakukan


aktivitas membantu rumah tangga, membantu rumah tangga
dan mengasuh cucu (19%),

membantu rumah tangga dan

nonton TV sebanyak (13%)


3) Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia

Diagram di atas menunjukkan bahwa 100% lansia Dusun


Kembang

Kidul

dan

Pejambon

Desa

Ambokembang

Kecamatan Kedungwuni tidak melakukan kunjungan ke


posyandu lansia.

4) Keluhan lansia
Diagram 23 Proporsi jumlah lansia berdasarkan penyakit saat
ini di Dusun Kembang Kidul dan Pejambon Desa
Ambokembang Kecamatan Kedungwuni

Berdasarkan diagram 23 di atas dapat diketahui bahwa penyakit


yang sering terjadi adalah darah tinggi adalah (21,78%), resiko
TBC (21,78%), ISPA (12,87%), kencing manis (6,93%),tifoid
(5,94%),

Asam

jiwa(3,96%),Asma,

urat

(4,95%),TBC

(3,96%),

Maag, dan Penyakit

gangguan

Kulit (1,98%)

sedangkan yang paling sedikit Resiko TBC,anemia, Ambeien,


Buta, Tuli , Dislokasi, Diare yaitu sebanyak (0.99%).
5) Pengetahuan tentang posyandu lansia
Diagram 24 Proporsi jumlah lansia berdasarkan pengetahuan
tentang posyandu lansia Dusun Kembang Kidul

dan Pejambon Desa Ambokembang Kecamatan


Kedungwuni

Diagram di atas menunjukkan bahwa 100% lansia Dusun


Kembang

Kidul

dan

Pejambon

Desa

Ambokembang

Kecamatan Kedungwuni kurang mengetahui tentang posyandu


lansia.
6) Pelayanan Posyandu Lansia
Diagram 25 Proporsi Pelayanan Posyandu Lansia Dusun
Kembang

Kidul

dan

Pejambon

Ambokembang Kecamatan Kedungwuni

Desa

Dari diagram 25 dapat diketahui bahwa 100% lansia


mengatakan pelayanan posyandu lansia kurang.

B. ANALISA DATA
NO

DATA FOKUS

Dx KEPERAWATAN

DO :
Hasil observasi dari winseiled survey pada tanggal 12 Oktober 2010 di
dapatkan data:
1. Sampah rumah tangga berserakan di kebun dan di sekitar rumah
2. Belum terdapat TPS di Dusun Pejambon dan Kembang Kidul
3. Got tidak lancar, hitam, berbau, dan terlihat sampah
4.

Perilaku membakar sampah rumah tangga di kebun

5. Sebagian besar warga yang tidak mempunyai tempat sampah


6. Masih terdapat saluran got yang terbuka
7. Kondisi kandang yang kotor, berbau, dan tidak terawat
8. Tampak barang-barang bekas yang berserakan di sekitar rumah warga
9. Pencahayaan dan ventilasi kurang
10. Kondisi kamar mandi warga yang masih kurang bersih dan licin

Resiko terjadinya demam berdarah pada


masyarakat Pejambon dan Kembang Kidul
Kelurahan Ambokembang
Berhubungan

dengan

ketidakmampuan

mengambil keputusan yang tepat dalam


management lingkungan sekunder terhadap
kurang pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan lingkungan.

Berdasarkan hasil kuestioner didapatkan data:


1. Cahaya matahari kurang dapat masuk ke dalam rumah sebesar 45 %.
2. Membuang sampah di kebun dan dibakar 41%, membuang sampah
sembarangan 7%.
3. Tidak ada saluran terbuka 9,09%
4. Kondisi pembuangan limbah tidak mengalir lancar 4,55% , dan
menggenang atau becek 9,09%
5. Kondisi kandang ternak yang berbau dan kotor 45,71%
6. Kondisi kamar mandi yang kurang bersih/licin 47,73%
7. Perilaku warga yang menguras kamar mandi lebih dari 1 minggu 54,55%
DS:
Berdasarakan hasil wawancara
a. Kebersihan lingkungan dilakukan 1 minggu sekali
b. Masyarakat kurang aktif dalam pelaksanaan kebersihan lingkungan
c. Sebagian warga membuang sampah di kebun
d. Sebagian kecil warga masih mempunyai kebiasaan BAB di kebun

DO :

Resiko

Berdasarkan hasil observasi didapatkan data sebagai berikut :

kejadian hipertensi dan rematik pada lansia

a.

Sebagian besar lansia tinggal di rumah dan tidak bekerja

di

b.

Terdapat beberapa lansia yang sedang merokok saat perkumpulan Kelurahan Ambokembang
masyarakat seperti tahlilan, yasinan.

c.

Pejambon

dan

peningkatan
Kembang

angka
Kidul

b.d belum

adanya wadah pembinaan kesehatan lansia,

Belum terdapat posyandu lansia khusus di dusun yang menangani ketidaktahuan tentang pola hidup ysng sehat
masalah lansia

d.

terjadinya

dan tentang masalah kesehatan (hipertensi

Terdapat beberapa lansia yang mengalami hipertensi saat dilakukan dan rematik)
pengukuran tekanan darah dalam acara pengajian dan saat pengkajian
rumah ke rumah

Berdasarkan hasil kuestioner didapatkan data:


a. Jumlah lansia di RW I sebanyak 47 orang
b. 23% lansia melakukan aktivitas membantu rumah tangga, membantu
rumah tangga dan mengasuh cucu (19%), membantu rumah tangga dan
nonton TV sebanyak (13%)
c. 100%

lansia

Dusun

Kembang

Kidul

dan

Pejambon

Desa

Ambokembang Kecamatan Kedungwuni tidak melakukan kunjungan


ke posyandu lansia.

d. penyakit yang sering terjadi

adalah darah tinggi adalah (21,78%),

resiko TBC (21,78%), ISPA (12,87%), kencing manis (6,93%),tifoid


(5,,94%), Asam urat (4,95%),TBC (3,96%)
e. Lansia yang berolah raga sebanyak 33 0rang (47,86%), Lansia yang
mengurangi konsumsi gula, garam, lemak sebanyak 10 orang (14,5%)
dan 98% lansia tidak mengetahui adanya posyandu lansia.
f. 100%

lansia

Dusun

Kembang

Kidul

dan

Pejambon

Desa

Ambokembang Kecamatan Kedungwuni kurang mengetahui tentang


posyandu lansia.
g. 100% lansia mengatakan pelayanan posyandu lansia kurang.
3

Resiko terjadinya demam berdarah di Dusun

DS:
a. Menurut keterangan kader kesehatan yang ada di Dusun Pejambon dan
Kembang

Kidul,

sudah

ada

kegiatan

posyandu

lansia

yang

pelaksanaannya bersamaan dengan kegiatan pengajian ibu-ibu Pada


Hari Rabu, yang diadakan setiap satu bulan sekali tetapi banyak lansia
yang tidak datang karena berbagai alasan diantaranya terlalu jauh dari
rumah, banyak lansia yang malas berjalan, dan hanya mencakup lansia
perempuan.

Pejambon

dan

Kembang

Kidul

Desa

Ambokembang kecamatan Kedungwuni b.d


inefektifitas pemeliharaan lingkungan

b. Sebagian lansia mengatakan tidak mengetahui penyakit hipertensi dan


rematik
DO :
Hasil observasi dari winseiled survey pada tanggal 12 Oktober 2010 di
dapatkan data:
1. Sampah rumah tangga berserakan di kebun dan di sekitar rumah
2. Got tidak lancar, hitam, berbau, dan terlihat sampah
3. Sebagian besar warga yang tidak mempunyai tempat sampah
4. Masih terdapat saluran got yang terbuka
5. Kondisi kandang yang kotor, berbau, dan tidak terawat
6. Tampak barang-barang bekas yang berserakan di sekitar rumah warga
7. Pencahayaan dan ventilasi kurang
8. Kondisi kamar mandi warga yang masih kurang bersih dan licin
Berdasarkan hasil kuestioner didapatkan data:
1. Cahaya matahari kurang dapat masuk ke dalam rumah sebesar 45 %.
2. Membuang sampah di kebun dan dibakar 41%, membuang sampah
sembarangan 7%.
3. Tidak ada saluran terbuka 9,09%
4. Kondisi pembuangan limbah tidak mengalir lancar 4,55% , dan

menggenang atau becek 9,09%


5. Kondisi kandang ternak yang berbau dan kotor 45,71%
6. Kondisi kamar mandi yang kurang bersih/licin 47,73%
7. Perilaku warga yang menguras kamar mandi lebih dari 1 minggu 54,55%
8. Pengelolaan kaleng/barang bekas:
Disimpan di gudang
Berserakan di luar rumah
Ditimbun
Dijual
Dibuang

23.86%
27.27%
11.36%
23.87%
13.64%

DS:
Berdasarakan hasil wawancara
1. Kebersihan lingkungan dilakukan 1 minggu sekali
2. Masyarakat kurang aktif dalam pelaksanaan kebersihan lingkungan
3. Sebagian warga membuang sampah di kebun
4. Sebagian kecil warga masih mempunyai kebiasaan BAB di kebun

PRIORITAS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No.
Masalah Kesehatan
1.
Inefektifitas pemeliharaan kesehatan
lingkungan
2.
Risiko terjadinya peningkatan angka
kejadian hipertensi dan rematik pada
lansia
3.
Risiko terjadinya penginkatan demam
berdarah
Keterangan Pembobotan:
1. Sangat Rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat Tinggi

A : Risiko terjadi
B : Risiko keparahan
C : Potensial untuk penkes
D : Minat masyarakat
E : Kemungkinan diatasi

F : Sesuai dengan program pemerintah


G : Tempat
H : Waktu
I : Dana
J : Fasilitas kesehatan
K : Sumber daya

RENCANA KEPERAWATAN
No

1.

Dx
Keperawatan

Inefektifitas
pemeliharaan
kesehatan
lingkungan
pada
masyarakat
Pejambon dan
Kembang Kidul
Desa
Ambokembang
Berhub.
dgn
ketidakmampua
n mengambil
keputusan yang
tepat
dalam
management
lingkungan,
kurang
pengetahuan
masyarakat
tentang
kesehatan
lingkungan.

Tujuan

Umum

Khusus

Pemeliharaan
kesehatan
lingkungan
masyarakat
Dusun
Pejambon dan
Kembang Kidul
Desa
Ambokembang
Kecamatan
Kedungwuni
efektif setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2 bulan.

Meningkatka
n kesadaran
warga untuk
menerapkan
perilaku
hidup bersih,
sehat (PHBS)
khususnya
pengolahan
pembuangan
sampah yang
efektif

Strategi
InterVensi

KIM

Rencana
Kegiatan

Evaluasi

enyuluhan
dan
pendidikan
kesehatan,
PHBS,
meliputi :
1. Penyuluhan
tantang
KesLing
khususnya
pengolahan
sampah dan
akibat dari
pengolahan
sampah
yang tidak
efektif
2. Menggerak
kan warga
untuk
menerapkan
PHBS,

Kriteria

Standar

Sumber

Tempat

PJ

Verbal

80% kader dan


keluarga
mendapatkan
penyuluhan
kesehatan
tentang PHBS
khususnya
pengolahan
sampah dapat
melakukan
cara
pengolahan
sampah yang
efektif

Mahasiswa,
pokjakes,
Ketua RT,
Ketua RW,
Kumpulan
materi
penyuluhan

Pada
kegiatan
pengajian
dan PKK

Dusun
Pejambon:
RW I
a. Nur
Adhimah
b. Khelly
A.M
c. Fitriyani
d. Irma S.

Psikomo
tor

80% kader dan


keluarga yang
mendapatkan
penyuluhan
kesehatan
tentang PHBS

RW II
a. Eka R.
b. Musfiroh
c. Hana N.
d. Nanang
Dusun
Kembang
Kidul:
RW III
a. Benny
A.S
b. Dewi R.

khususnya
cara
pengolahan
sampah
yang efektif

khususnya
pengolahan
sampah dapat
melakukan
cara
pengolahan
sampah yang
efektif

c. Nur
Hamidah
Dusun
Pejambon:
RW I
a. Nur
Adhimah
b. Khelly
A.M
c. Fitriyani
d. Irma S.
RW II
a. Eka R.
b. Musfiroh
c. Hana N.
d. Nanang
Dusun
Kembang
Kidul:
RW III
a. Benny
A.S
b. Dewi R.
c. Nur
Hamidah

2.

Resiko
terjadinya
peningkatan
angka kejadian
hipertensi dan
rematik pada
lansia di Dusun
Pejambon dan
Kembang Kidul
b.d
belum
adanya wadah
pembinaan
kesehatan
lansia,
ketidaktahuan,
tentang
pola
hidup
yang
sehat
dan
tentang
masalah
kesehatan
(hipertensi dan
rematik)

Setelah
1. Terjadi
dilakukan
peningkat
tindakan
an
keperawatan
pengetahu
selama
4
an lansia
minggu tidak
tentang
terjadi
masalah
peningkatan
kesehatan
masalah
yang
kesehatan pada
lazim
lansiadi Dusun
terjadi
pejambon dan
pada
Kembang Kidul
lansia
Desa
Ambokembang
Kecamatan
Kedungwuni
dalam
satu
tahun kedepan

2. Pengopti
malan
kegiatan
posyandu
lansia
dalam 5

KIM

1. Penyuluhan
dan
pendidikan
kesehatan
lansia

Verbal
Psikomo
tor

2. Penyuluhan
kesehatan
tentang
perawatan
masalah
kesehatan
yang lazim
terjadi pada
lansia
3. Membentuk
posyandu
lansia

4. Menstimula
si
kader
posyandu
lansia untuk
lebih
memaksima

80
%
warga yang
berusia 55
tahun
keatas
mendapatk
an
penyuluhan
kesehatan
tentang
kesehatan
lansia

terbentuk
posyandu
lansia di
Pejambon
&Kemban
g Kidul
80% warga
yang
berusia
lebih dari
55 tahun
termotivasi

Mahasiswa,
pokjakes,
Ketua RT,
Ketua RW,
Kumpulan
meteri
penyuluhan

Pe
rkump
ulan
rutin
warga

Dusun
Pejambon:
RW I
a. Nur
Adhimah
b. Khelly
A.M
c. Fitriyani
d. Irma S.
RW II
a. Eka R.
b. Musfiroh
c. Hana N.
d. Nanang
Dusun
Kembang
Kidul:
RW III
a. Benny
A.S
b. Dewi R.
c. Nur
Hamidah

minggu
mendatan
g

3.

Resiko
terjadinya
peningkatan
DB masyarakat
di Dusun

Jangka
Panjang:
Tidak terjadi
peningkatan
masalah

Jangka
Pendek:

Terjad
i
peningkat

lkan
program
kerja dari
kegiatan
posyandu
lansia.

KIM

5. Motivasi
warga
Pejambon
dan
kembang
kidul yang
berusia
lebih dari
55
tahun
untuk lebih
memanfaatk
an adanya
kegiatan
posyandu
lansia
Melakukan
kegiatan
penyuluhan
dan
pendidikan

untuk
datang dan
memanfaat
kan
kegiatan
posyandu
lansia.

Verbal
Psikomo
tor

90% kader
posyandu
lansia
dapat
optimal
dalam
kegiatan
posyandu
lansia

88
% kader
dan warga
yang
mendapatka

Mahasiswa,
pokjakes,
Ketua RT,
Ketua RW,
Kumpulan

perkumpu
lan rutin
warga
(tahlil,
arisan,

Pejambon dan
Kembang Kidul
Desa
Ambokembang
Kecamatan
Kedungwuni
b.d kondisi
lingkungan
yang kurang
sehat.

kesehatan DB
dalam satu
tahun
mendatang

an
pengetahu
an
keluarga
tentang
DB.

kesehatan
tentang
DB.dan cara
pencegahann
ya bersama
kader dan
petugas
puskesmas.

n
penyuluhan
kesehatan
tentang DB
dan dapat
mengetahui
dan
memahami
tentang DB
dan cara
pencegahan
nya
-

80
% kader
dan wara
yang
mendapatka
n
pengetahua
n tentang
DB dapat
mengoptim
alkan
kegiatan
kebersihan
lingkungan.
.

metri
penyuluhan

pengajian
)

Membentuk
jumantik
keluarga

Terbentuk
jumantik
kaluarga
minimal 1
anggota
keluarga

Memotivasi
jumantik
keluarga untuk
rutin
melakukan
pemantauan
minimal
1
minggu sekali.

Terlaksananya
pemantauan
jentik nyamuk
oleh jumantik
keluarga
minimal 1
minggu sekali
secara rutin.

PLAN OF ACTION (POA) DUSUN PEJAMBON DAN DUSUN KEMBANG KIDUL


DESA AMBOKEMBANG

Masalah
kesehatan
Inefektifitas
pemeliharaan
kesehatan
lingkungan pada
masyarakat
Pejambon
dan
Kembang Kidul
Desa
Ambokembang

Tujuan

Rencana Tindakan

Pemeliharaan kesehatan
lingkungan masyarakat
Dusun Pejamboin dan
Kembang Kidul Desa
Ambokembang
Kecamatan
Kedungwuni efektif
setelah dilakukan
tindakan keperawatan

Pemeliharaan
kesehatan
lingkungan dan
perilaku hidup
bersih sehat (PHBS):
1. Pendidikan
kesehatan
tentang

Sasaran

Waktu

Tempat

Penanggung
jawab (PJ)

Dana
Kerjasama
lintas
program &
Lintas
sektoral

Seluruh warga
Dusun
Pejambon dan

Berhubungan
dengan
ketidakmampuan
mengambil
keputusan yang
tepat
dalam
management
lingkungan,
kurang
pengetahuan
masyarakat
tentang kesehatan
lingkungan.

selama 2 bulan dengan


pengolahan
kriteria :
sampah dan
1. Kondisi
akibat dari
pembuangan limbah
pengolahan
mengalir lancar dan
sampah yang
tidak menggenang
tidak efektif
atau becek sebesar
75%
2. Lakukan kerja
2. Kondisi
kandang
bakti di
ternak bersih dan
lingkungan
tidak berbau 70%
masyarakat
3. Kondisi
kamar
mandi bersih dan
tidak licin 80%
4. Perilaku
warga 3. PHBS di
yang
menguras
Sekolah
kamar mandi 1
minggu sekali 80%

Kembang Kidul

Seluruh warga
Dusun
Pejambon dan
Kembang Kidul

Jumat,
11/11/2010

Siswa SDN
Ambokembang

Rabu,
24/11/2010

Siswa SDM
Ambokembang

Masyarakat:
Bpk. Darnoto

Swadaya
Masyarakat

Mahasiswa:
a. Benny A.S
b. Nanang G.

Jumat,
26/11/2010
a. Cara
mencuci
tangan yang
benar

Desa
Pejambon

Rabu,
5/11/2010
Kamis,
4/11/2010

SDN
Sekolah:
Ambokembang a. Bp.Subkhi
b. Ibu.Iswari

Swadaya
masyarakat

Mahasiswa:
a. N. Adhimah
b. Irma S.
SDM
Sekolah:
Ambokembang a. Bp.Suhandi
b. Bp.Nasokha
Mahasiswa:
a. Dewi R.

Swadaya
masyarakat

b. N. Adhimah
c. Fitriyani
d. Irma S.
Siswa SDN
Ambokembang

Senin,
15/11/2010

SDN
Sekolah:
Ambokembang a. Bp.Subkhi
b. Ibu.Iswari

Swadaya
masyarakat

Mahasiswa:
a. Musfiroh
b. N. Hamidah

b. Cara
menggosok
gigi yang
benar

Siswa SDN
Ambokembang

Senin,
8/11/2010

SDN
Sekolah:
Ambokembang a. Bp.Subkhi
b. Ibu.Iswari
Mahasiswa:
a. Benny A.S
b. Nanang G.

Siswa SDM
Ambokembang

Rabu,
10/11/2010

SDM
Sekolah:
Ambokembang a. Bp.Suhandi
b. Bp.Nasokha
Mahasiswa:
a. Eka R.

Swadaya
masyarakat

Swadaya
masyarakat

b. Musfiroh
c. Makanan
atau jajan
sehat

Siswa SDN
Ambokembang

Selasa,
23/11/2010
Jumat,
26/11/2010

Siswa SDM
Ambokembang

Sabtu,
27/11/2010

SDN
Sekolah:
Ambokembang a. Bp.Subkhi
b. Ibu.Iswari

Swadaya
masyarakat

Mahasiswa:
Fitriyani
Khelly A.M
SDM
Sekolah:
Ambokembang a. Bp.Suhandi
b. Bp.Nasokha
Mahasiswa:
Hana N.

d. Merokok

Resiko terjadinya
peningkatan
angka
kejadian
penyakit
pada
lansia di Dusun
Pejambon
dan

Siswa MTS

Setelah
dilakukan 1. Pendidikan
Ibu-ibu PKK
tindakan keperawatan
kesehatan pada
selama 8 minggu tidak
warga tentang:
terjadi
peningkatan
a. Ca. Mamae
masalah kesehatan pada
lansia di
Dusun

Senin,
22/11/2010

MTS Muh.
Sekolah:
Ambokembang Hirowati, S.Ag

Minggu,
31/10/2010

Mahasiswa:
Nanang G.
SDN
Masyarakat:
Swadaya
Ambokembang Ibu. Dian Iswari masyarakat

Minggu,
7/11/2010

Mahasiswa:
a. Eka. R
b. Hana N.

Kembang Kidul
Desa
Ambokembang
Kecamatan
Kedungwuni
Kabupaten
Pekalongan b.d
belum
adanya
wadah pembinaan
kesehatan lansia,
ketidaktahuan,
tentang
pola
hidup yang sehat
dan
tentang
masalah
kesehatan
pada
lansia.

Pejambon
dan
Kembang Kidul Desa
Ambokembang
Kecamatan
Kedungwuni kabupaten
Pekalongan dalam satu
tahun kedepan dengan
criteria hasil:
1. Terjadi peningkatan
pengetahuan lansia
tentang
masalah
kesehatan
yang
lazim terjadi pada
lansia
2. Pengoptimalan
kegiatan posyandu
lansia
dalam
5
minggu mendatang

c. Musfiroh
b. Proses
menua

Ibu-ibu
pengajian

Rabu,
3/11/2010

Mushola Umi
Hani

Masyarakat:
Ibu Dian Iswari
Mahasiswa:
N. Hamidah

c. Ca. Cerviks Ibu-ibu


dan
pengajian
Papsmear
d. Rematik

e. Asam Urat

Ibu-ibu
pengajian

Ibu-ibu
pengajian

Kamis,
18/11/2010

Mushola Umi
Hani

Masyarakat:
Ibu Dian Iswari

Jumat,
19/11/2010

Mushola Nurul
Huda

Mahasiswa:
Eka R.
Masyarakat:
Ibu Absori

Rabu,
8/12/2010

Mushola Umi
hani

Mahasiswa:
N. Hamidah
Irma S.

Rabu,
24/11/2010

Mushola Umi
Hani

Masyarakat:
Ibu dian Iswari
Mahasiswa:
Irma Suryani

f. Hipertensi

Ibu-ibu

Senin,

Mushola Nurul

Masyarakat:

pengajian

29/11/2010

Huda

Ibu dian Iswari


Mahasiswa:
N. Adhimah

g. Diabetes
Melitus

Ibu-ibu
pengajian

Rabu,
1/12/2010

Mushola Umi
Hani

Masyarakat:
Mahasiswa:
N. Hamidah

h. Menopouse

Ibu-ibu
pengajian

Jumat,
3/12/2010

Rumah warga

N. Adhimah

Rabu,
8/12/2010

Mushola Umi
Hani

Masyarakat:
Ibu dian Iswari
Mahasiswa:
Eka R

2. Pemeriksaan
Warga
kesehatan pada Kembang Kidul
masyarakat
dan Pejambon

Setiap hari

3. Pelatihan
Pengukuran
tekanan darah

Rabu,
8/12/2010

Ibu-ibu
pengajian

Posko I dan II
(Dusun
Kembang
Kidul dan
Pejambon)
Mushola Umi
Hani

Masyarakat
Mahasiswa:
All Team I
Mahasiswa:
Musfiroh

4. Motivasi warga Warga


yang
berusia Kembang Kidul
lebih dari 55 dan Pejambon
tahun untuk lebih
memanfaatkan
adanya
posko
kesehatan
dan
posyandu lansia
yang ada.

Resiko terjadinya
peningkatan DB
masyarakat di
Dusun Pejambon
dan Kembang
Kidul Desa
Ambokembang
Kecamatan
Kedungwuni b.d
kondisi
lingkungan yang
kurang sehat.

Tidak terjadi
peningkatan masalah
kesehatan DB di
Dusun Pejambon dan
KembangKidul
DesaAmbokembang
Kec. Kedungwuni
Kabupaten Pekalongan
dalam satu tahun
mendatang dengan
criteria hasil:
1. Terjadi peningkatan
pengetahuan
keluarga tentang

1. Pendidikan
kesehatan
tentang DB dan
cara
pencegahannya

Setiap hari

Seluruh warga
Dusun
Pejambon dan
Kembang Kidul

2. Pelatihan
Jumantik (Juru
Pemantau Jentik)
3. Lakukan
Masyarakat
kegiatan kerja
Dusun
bakti
Pejambon

Jumat,
11/11/2010

Posko I dan II
(Dusun
Kembang
Kidul dan
Pejambon)

Mahasiswa:
All Team I

Menyesuaikan
kegiatan PKK
dan Pengajian

Masyarakat:
Bpk. Darnoto

Dusun
Pejambon

Masyarakat:
Bpk. Darnoto
Mahasiswa:
c. Benny A.S

Swadaya
Masyarakat

DB.
2. Angka kejadian
DB berkurang
3. Tidak ditemukan
jentik nyamuk
4. Tidak ada genangan
air / saluran got
yang menggenang.

d. Nanang G.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


NO

DX. KEPERAWATAN

IMPLEMENTASI

HASIL

1.

Inefektifitas pemeliharaan kesehatan lingkungan pada 1. Melakukan

Masyarakat bersedia membuah sampah padsa

masyarakat

Pendidikan kesehatan tentang pengolahan

tempat sampah, tetapi karena keterbatasan

sampah

tempat,

Pejambon dan Kembang Kidul Desa

Ambokembang
Berhubungan

dengan

ketidakmampuan

mengambil

keputusan yang tepat dalam management lingkungan,


kurang

pengetahuan

masyarakat

tentang

dan

dari

pengolahan sampah yang tidak


efektif

kesehatan 2. Melakukan

lingkungan.

akibat

bakti

di

lingkungan masyarakat

terpaksa memanfaatkan

kebun untuk tempat pembuangan sampah


-

kerja

keluarga

masayarakat pejambon melaukan kerja bakti


membersihkan saluran air

siswa mampu melakukan cara melakukan


PHBS dengan benar dan mampu memilih
jajan sehat serta menghindari merokok pada
usia dini.

2.

Resiko terjadinya peningkatan angka kejadian penyakit

a. Memberikan

pada lansia di Dusun Pejambon dan Kembang Kidul Desa

tentang

Ambokembang

- Ca. Mamae

Kecamatan

Kedungwuni

Kabupaten

Pekalongan b.d belum adanya wadah pembinaan kesehatan


lansia, ketidaktahuan, tentang pola hidup yang sehat dan
tentang masalah kesehatan pada lansia.

Penyuluhan

- Proses menua

82 % warga hadir dalam kegiatan penyuluhan

Diskusi berjalan lancar, warga antusias.

Pengetahuan masyarakat tentang penyakit


(ca.mamae,

proses

menua,

- Ca cervix dan pap smear

rematik,

- Rematik

Manopause) meningkat.

asam

urat,

ca.

hipertensi,

Cervik,
DM,

- Asam urat
- Hipertensi

Ibu-ibu mampu melakukan pemeriksaan


sadarai dengan benar.

- DM
- Manopause

b. Melakukan Pemeriksaan
kesehatan pada masyarakat
c. Melakukan Pelatihan
Pengukuran tekanan darah
d. Memotivasi warga yang berusia
lebih dari 55 tahun untuk lebih
memanfaatkan adanya posko

- Warga bersedia melakukan pemeriksaan ke


posko yang ada di dusun pejambon dan
kembang kidul.
- Kader dan ibu-ibu bersedia di latih cara
pengukuran tekanan darah di pengajian rutin
di mushola Umi Hani.
- Ibu-ibu bersedia mengikuti posyandu lansia

kesehatan dan posyandu lansia

yang di adakan di mushola umu hani,

yang ada.

sedangkan

untuk

bapak-bapak

biasanya

melakukan pemeriksaan di Balai Desa.

3.

Resiko terjadinya peningkatan DB masyarakat di Dusun


Pejambon dan Kembang Kidul Desa Ambokembang
Kecamatan Kedungwuni b.d kondisi lingkungan yang
kurang sehat.

Melakukan kegiatan kerja bakti

Warga antusias, diskusi berjalan lancar


Ada peningkatan pengetahuan
Masyarakat mampu melakukan pemantauan
jentik nyamuk di rumah masing-masing.

BAB IV
PEMBAHASAN

A. ANALISA SWOT
Strength (kekuatan):
Kekuatan pada pelaksanaan praktek keperawatan komunitas adalah sebagai
berikut:
1. Adanya penerimaan dan dukungan dari pihak desa Ambokembang
dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas
2. Adanya kerjasama yang baik antara warga dan mahasiswa
3. Adanya bantuan dana dari pihak STIKES untuk pelaksanaan kegiatan
4. Adanya kesediaan dari pihak-pihak terkait dalam komunitas (sekolah,
UKK, keluarga, kegiatan kemasyarakatan) untuk dilakukan penyuluhan
kesehatan
Weaknees (kelemahan)
1. Kurangnya minat masyarakat dalam kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa
2. Sasaran dari semua kegiatan yang dilakukan mahasiswa sebagian besar
dengan para ibu karena kurangnya minat dari para bapak
3. Tingkat pendidikan masyarakat yang masih tergolong rendah.
4. Sebagian masyarakat berorientasi pada materi
5. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan belum optimal
Opportunity (peluang)
1. Karakteristik masyarakat di Ambokembang yang sudah menuju ke
daerah perkotaan sehingga kebiasaan masyarakat seperti mitos tentang
kesehatan sudah berkurang

2. Letak desa yang dekat dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit
sehingga dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan tanpa keterbatasan
waktu dan transportasi
3. Letak desa yang dekat dengan sarana pendidikan kesehatan sehingga
dapat menjadi wadah dalam kegiatan pengabdian masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lingkungan sekitar
Treatment (ancaman)
a. Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang memuaskan
b. Globalisasi informasi kesehatan membutuhkan biaya yang tinggi
c. Keterbatasan

sumber

dana

kesehatan

masyarakat

desa

dalam

memberikan pelayanan kesehatan dengan diberlakukannya sistem quota


pada program JAMKESMAS dan JAMKESDA.

Vous aimerez peut-être aussi