Vous êtes sur la page 1sur 1

Outcome

Seperti dikatakan sebelumnya, ruptur uteri memberi dampak negatif bagi ibu dan
bayi. Konsekuensi yang dialami bayi yang lahir pada kasus ruptur uteri adalah
hipoksia atau anoksia janin, asidosis janin (pH arteri umbilikus <7,0), perlu dirawat di
ICU, dan kematian. Sedangkan konsekuensi yang dialami ibu adalah ruptur kandung
kemih (sistotomi), perdarahan masif, syok hipovolemik, tidak akan mempunyai anak
lagi (pasca histerektomi), dan kematian.
Sistim sirkulasi darah ibu mengirim 500 ml darah tiap menit ke uterus cukup bulan.
Jadi bisa dibayangkan, berapa banyak darah yang keluar bila uterus mengalami ruptur.
Sekitar _ kasus ruptur, ibu kehilangan darah lebih dari 2000 ml sehingga
membutuhkan kurang lebih 5 unit darah. Histerektomi dilakukan pada 6-23% kasus
untuk menghentikan perdarahan. Namun, tindakan itu juga menimbulkan dilema bagi
ibu karena tidak dapat lagi memiliki anak.
Kematian ibu merupakan komplikasi yang jarang terjadi. Lebih sering bila ruptur uteri
terjadi sebelum ibu mencapai rumah sakit. Secara keseluruhan, kematian ibu sekitar
5% akibat ruptur uteri tiap tahun.

Vous aimerez peut-être aussi