Vous êtes sur la page 1sur 9

Lab. IPTEK Keperawatan Jiwa POLTEKKES MALANG Jurusan Keperawatan :abdulhanan09@yahoo.

com
-1-

-1-

ASUHAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN
TINDAKAN BUNUH DIRI

A. PENGERTIAN
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. (Wilson dan Kneisl, 1988 P. 786).

Lab. IPTEK Keperawatan Jiwa POLTEKKES MALANG Jurusan Keperawatan :abdulhanan09@yahoo.com


-2-

-2-

B. KEDARURATAN PSIKIATRI
Tingkah laku bunuh diri merupakan situasi darurat gawat saat ide bunuh diri
timbul secara berulang tanpa rencana yang spesifik untuk bunuh diri.
C. RENTANG RESPON
1)
Respon adapatif
Menghargai
diri

Respon maladaptive
Berani
mengambil
resiko dalam
mengembangk
an diri

Merusak diri
sendiri secara
tidak langsung

BUNUH DIRI

( Stuart & Sundeen 87)

2)
Respon adapatif
Harapan
* Yakin, percaya, inspirasi
tetap hati

Respon maladaptive
Putus Harapan
* Tidak berdaya, putus asa,
apatis, gagal dan kehilangan,
ragu-ragu, depresi, BUNUH DIRI.
(Beck, dkk. 84)

D. MOTIVASI BUNUH DIRI REMAJA ( Penelitian Tislers 81 )


1. 51 % masalah dengan orang tua.
2. 30 % masalah dengan lawan jenis.
3. 30 % masalah sekolah.
4. 16 % masalah dengan saudara.
E. FAKTOR RESIKO TINGKAH LAKU BUNUH DIRI
1. Kegagalan adaptasi.
2. Perasaan terisolasi akibat kehilangan hubungan interpersonal atau gagal
melakukan hubungan berarti.
3. Perasaan marah atau bermusuhan ( Bunuh diri sebagai hukuman pada
diri sendiri).
4. Cara untuk mengakhiri keputusasaan.
5. Tangisan minta tolong.
F. FAKTOR PENYEBAB ( Hafen dan Frandsen dikutip oleh :
COOK DAN FONTAINE 87)
1. Penyebab bunuh diri pada anak
a. Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan.
b. Situasi keluarga yang kacau.
c. Peraaan tidak disayang atau selelau dikritik.
d. Gagal sekolah.
e. Takut atau dihina di sekolah.
f. Kehilangan orang yang dicintai.
g. Dihukum orang lain.

Lab. IPTEK Keperawatan Jiwa POLTEKKES MALANG Jurusan Keperawatan :abdulhanan09@yahoo.com


-3-

-3-

2. Penyebab bunuh diri pada remaja dan dewasa muda


a. Hubungan interpersonal yang tidak bermakna.
b. Sulit mempertahan hubungan interpersonal.
c. Pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan.
d. Perasaan tidak dimengerti orang lain.
e. Kehilangan orang yang dicintai.
f. Keadaan fisik
g. Masalah dengan orang tua.
h. Masalah seksual.
i. Depresi.
j. Impairment / Tekatan ( ex: Stress Perang )
3. Penyebab bunuh diri pada Mahasiswa
a. Self ideal terlalu tinggi.
b. Cemas akan tugas akademik yang banyak.
c. Kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih
sayang orang tua.
d. Kompetisi untuk sukses.
4. Penyebab bunuh diri pada Lanjut Usia.
a. Perubahan status dari mandiri ke ketergantungan.
b. Penyakit yang menurunkan fungsi.
c. Perasaan tidak berarti dimasyarakat.
d. Kehilangan ganda ( pekerjaan, kesehatan, pasangan.
e. Sumber hidup berkurang.
G. FAKTOR RESIKO TINGKAH LAKU BUNUH DIRI ( Stuart& Sundeen 87)
Faktor
1. Umur

Resiko Tinggi
45 tahun dan remaja

2. Jenis
3. Status
perkawinan
4. Jabatan
5. Pekerjaan
6. Penyakit fisik

Laki-laki
Cerei, pisah, janda, duda

7. Gangguan
mental
8. Pemakaian
bat/alkohol

Depresi, halusinasi, delusi

Profesional
Pengangguran
Kronik, terminal

Ketergantungan atau
keracunan

Resiko Rendah
25-45 tahun dan
kurang 12 tahun
Perempuan
Kawin
Pekerja kasar
Pekerja
Tidak ada yang
serius
Gangguan
kepribadian
Tidak

H. PERNYATAAN YANG SALAH TENTANG BUNUH DIRI ( MITOS)


1. Ancaman bunuh diri hanya cara individu menarik perhatian dan tidak
perludianggap serius.
2. Bunuh diri tidak memberi tanda. 8 dari 10 individu memberi tanda
secara verbal atau perilaku sebelum melakukan percobaan bunuh diri.
3. Berbahaya membicarakan pikiran bunuh diri pada klien.
4. Kecenderungan bunuh diri adalah keturunan.

Lab. IPTEK Keperawatan Jiwa POLTEKKES MALANG Jurusan Keperawatan :abdulhanan09@yahoo.com


-4-

I.

-4-

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian tingkat resiko bunuh diri ( Hasson, Valente, dan Risk 77
dikutip oleh Shiver 86)
Perilaku/
Gejala
1. Cemas
2. Depresi
3. Isolasi
menarik
diri

INTENSITAS RESIKO
Rendah
Sedang
Rendah
Sedang
Rendah
Sedang
Depresi samar/
Tidak berdaya,
tidak menarik diri putus asa,
menarik diri

4. Fungsi
sehari
hari
5. Sumbersumber
6. Strategi
koping

Baik pada semua


aktifitas

Konstruktif

Sebagian
konstruktif

7. Orang
penting/
dekat
8. Pelayan an
psikiatri
yang lalu

Beberapa

Sedikit/hanya
satu

Tidak, sikap
positif

Ya. Umumnya
memuaskan

9. Pola hidup

Stabil

10.Pemakaian
alkohol
11.Percobaan
bunuh diri
12.Disorientasi
Dan disor
ganisasi
13.Bermusuh
an
14.Rencana
bunuh diri

Tidak sering

Stabil dan tak


stabil
sering

beberapa

Baik pada
beberapa
aktifitas
Sedikit

Tinggi
Tinggi/Panik
Berat
Tidak berdaya,
putus asa,
menarik diri
dan protes
pada diri
sendiri
Tidak baik pda
semua
aktifitas.
Kurang
Sebagaian
besar
destruktif.
Tidak ada.
Bersikap
negatif
terhadap
pertolongan
Tidak stabil
Terus-menerus

Tidak atau yang


tidak fatal

Cara agak fatal

Berbagai cara
dilakukan

Tidak ada

Sedikit

Jelas atau ada

Tidak atau sedikit

Beberapa

Jelas atau ada

Sama, kadang
ada pikiran BD,
kadang tidak ada.

Sering dipikirkan
kadang-kadang
ada ide untuk
merencanakan

Sering dan
konstan
dipikirkan
dengan
rencana yang
spesifik.

Lab. IPTEK Keperawatan Jiwa POLTEKKES MALANG Jurusan Keperawatan :abdulhanan09@yahoo.com


-5-

-5-

2. Pengkajian Intensitas Bunuh Diri SIRS ( Suicidal intertion rating scale)


oleh Bailey dan Dreyer 77 dikutip Shivers 88.
Skor 0
Skor 1
Skor 2
Skor 3
Skor 4
J.

Tidak ada ide bunuh diri yang lalu dan sekarang.


Ada ide bunuh diri, tidak ada percobaan bunuh diri, tidak
mengancam bunuh diri.
Memikirkan bunuh diri dengan aktif, tidak ada percobaan
bunuh diri.
Mengancam bunuh diri
Tinggalkan saya sendiri atau saya
bunuh diri
Aktif mencoba bunuh diri.

INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnosis : Resiko bunuh diri berhubungan krisis.
a. Temani klien terus-menerus samapi ia dapat dipindahkan ketempat
aman
b. Jauhkan semua benda berbahaya/ alat , obat untuk bunuh diri.
c. Cek setiap10 15 menit dengan observasi tidak teratur.
d. Jelaskan pada klien bahwa Perawat melindungi klien sampai tidak ada
keinginan bunuh diri.
e. Yakini klien menelas obat ( lima benar).
2. Diagnosis : Resiko bunuh diri berhubungan dengan ketidak mampuan
menangani stres dan perasaan bersalah.
a. Tentukan tingkat intensitas bunuh diri.
1) Gali percobaan bunuh dri sebelumnya.
2) Identifikasi ide, pikiran, rencana bunuh diri.
b. Tindakan perlindungan : pertahankan supervisi melekat.
c. Jelaskan semua tindakan klien.
d. Lakukan kontrak tentang penanganan bunuh diri dengan klien jika
muncul keinginan bunuh diri.
e. Lakukan pendekatan individual.
f. Kuatkan koping.
g. Gali dan kembangkan koping yang baru.
h. Diskusikan alternatif pemecahan selain bunuh diri.

Lab. IPTEK Keperawatan Jiwa POLTEKKES MALANG Jurusan Keperawatan :abdulhanan09@yahoo.com


-6-

PEDOMAN OBSERVASI RISIKO BUNUH DIRI

Penegcekan saat ini = 30 / 15 / 5-10


Setiap tindakan bunuh diri selama 24 jam terakhir ada / tidak ada
Jumlah hari perawatan = .
Tidak perlu
Observasi setiap
Observasi tiap 15
Observasi tiap
observasi
30

5-10
melekat
Tidak ada
Verbalisasi ide Verbalisasi ide Perubahan
ide bunuh
bunuh diri
bunuh diri dan
perilaku
diri secara
perencanaan
yang cepat ;
Tidak ada
verbal
tiba-tiba
Tidak ada
rencana
hiperaktif
Sesuai
dukungan
Tidak ada

Tidak dapat
verbal dan

Kurang
keinginan
perilaku
menyetujui
Bunuh Diri.
mengikuti
untuk tidak
100%
program
Mengikuti
bunuh diri
mengikuti
pengobatan
program

Melakukan
program
Frustrasi
pengobatan
pengobatusaha
diungkapkan
Sedikit
an
bunuh diri
dengan
menarik diri
Mengetahui Ada
subyektif dan
ada sumber
obyektif
percobaan
dukungan

Marah
bunuh diri
dimasyara Alam
yang lalu
kat
perasaan labil
Diam atau
kurang bicara
Menghindar
dari staf dan
orang lain
Menarik diri
Gangguan
orientasi
realita
Hiperaktif
Kurang
mampu dalam
memecahkan
masalah

Sumber : Bydlon Brown dan Billman 88

-6-

Lab. IPTEK Keperawatan Jiwa POLTEKKES MALANG Jurusan Keperawatan :abdulhanan09@yahoo.com


-7-

PEDOMAN PENCEGAHAN BUNUH DIRI OPTIMAL


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pengawasan satu-satu. Perawat selalu berada diruangan klien.


Tidak ada pengikatan
Klien tidak diperkenankan meninggalkan bangsala.
Ijinkan menerima tamu, telepon ditemani perawat.
Teliti semua milik klien bersama klien dan hindarkan benda-benda
berbahaya; silet, tali pinggang, korek api, gelas dsb.
Teliti semua pengunjung, tidak meninggalkan benda berbahaya.
Klien makan tanpa ada alat makan dari geras atau metal.
Sebelum melakukan pedoman ini, jelaskan apa yang akan dilakukan
serta alasannya. Catat dalam catatan keperawatan.
Jangan hentikan tanpa keputusan bersama psikiater.

Sumber : Wilson dan Kneisl 88


PEDOMAN DASAR PENCEGAHAN BUNUH DIRI
1. Klien tetap dikamarnya dengan pintu terbuka, kecuali ia ditemani
perawt atau keluarga.
2. Monitor klien setiap 15 menit tenatng keamanannya dan dimana
berada.
3. Tinggal bersama klien sewaktu ia minum obat.
4. Ijinkan menerima tamu, telepon, menulis suarat.
5. Teliti semua milik klien bersama klien dan hindarkan benda-benda
berbahaya; silet, tali pinggang, korek api, gelas dsb.
6. Teliti semua pengunjung, tidak meninggalkan benda berbahaya.
7. Sebelum melakukan pedoman ini, jelaskan apa yang akan dilakukan
serta alasannya. Catat dalam catatan keperawatan.
8. Jangan hentikan tanpa keputusan bersama psikiater.
Sumber : Wilson dan Kneisl 88

-7-

Lab. IPTEK Keperawatan Jiwa POLTEKKES MALANG Jurusan Keperawatan :abdulhanan09@yahoo.com


-8-

SELAMAT
BELAJAR

-8-

Lab. IPTEK Keperawatan Jiwa POLTEKKES MALANG Jurusan Keperawatan :abdulhanan09@yahoo.com


-9-

-9-

Vous aimerez peut-être aussi