Vous êtes sur la page 1sur 2

UHT dan Pasteurisasi adalah teknologi yang sering dipakai untuk minuman

dan makanan pada kemasan tetrapack, kaleng, botol kaca maupun plastik.
Pada prinsipnya, teknologi UHT dan Pasteurisasi adalah sama, yaitu
pemanasan. Perbedaan Pasteurisasi dengan proses UHT terletak pada suhu
dan lamanya perlakuan. Pasteurisasi (yang dinamakan sesuai dengan
penemunya, Louis Pasteur) adalah suatu proses memanaskan produk (dalam
hal ini susu) dibawah titik didihnya, dengan tujuan untuk membunuh semua
mikroorganisme pathogen. Selain membuat sari buah dalam kaleng, susu
ataupun jus buah dalam tetrapack menjadi aman dikonsumsi manusia,
pasteurisasi juga akan memperpanjang umur simpan karena sebagian
bakteri perusak/pembusuk dalam kemasan juga mati. Pasteurisasi pada
kemasan maupun produk dapat dilakukan secara LTLT (Low Temperature,
Long Time) maupun HTST (High Temperature, Short Time). Pasteurisasi LTLT
artinya, produk dipanaskan pada suhu 63 oC selama 30 menit. Sedangkan
pasteurisasi HTST adalah memanaskan produk dalam kemasan pada 72 oC
selama 16 detik, setelah itu produk yang sudah dikemas didinginkan hingga
4 oC. Produk yang telah melalui proses pasteurisasi dapat bertahan selama
12 sampai 16 hari dari tanggal atau hari pemrosesan, jika disimpan pada
suhu yang ideal, yaitu 3o 6 oC. Karenanya, produk yang telah melaui
proses pasteurisasi harus disimpan dalam lemari es.
Sebagai catatan, umur simpan selama itu (sampai 16 hari) hanya untuk
produk yang telah melaui proses pasteurisasi yang belum dibuka. Setelah
kemasan dibuka, maka harus segera dihabiskan. Pasteurisasi efektif
membunuh bakteri-bakteri yang berpotensi patogenik. Namun proses ini
ternyata tidak dapat mematikan sporanya, terutama spora bakteri yang
bersifat termoresisten alias tahan terhadap suhu tinggi.
Proses UHT (Ultra High Temperature) adalah sterilisasi parsial yang
diterapkan pada produk-produk pangan, untuk melenyapkan semua bakteri
pembusuk maupun pathogen berikut sporanya. Dalam proses ini, susu
dipanaskan pada suhu tinggi yang melampaui titik didihnya (minimal 135
oC) selama 2 hingga 5 detik, dan selanjutnya produk dikemas dalam
kemasan yang aseptik. Umur simpan produk UHT ini jauh lebih panjang
daripada yang melalui pasteurisasi, bisa tahan selama 6 bulan tanpa
refrigerasi (pendinginan). Tetapi ini hanya berlaku untuk produk UHT yang
kemasannya belum dibuka. Begitu kemasannya dibuka, produk UHT akan
mudah terkontaminasi dengan bakteri pembusuk. Oleh karena itu, setelah
dibuka harus disimpan di dalam refrigerator/lemari es (suhu 3-5 oC) dan
sebaiknya segera habiskan. Selain umur simpan, perbedaan antara produk
yang melalui pasteurisasi dengan UHT adalah terletak pada rasa.

Untuk produk susu, berikut perbedaannya :

Vous aimerez peut-être aussi