Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA PQ. C DENGAN
HIPERTENSI DI DUSUN KERANGKENG TIMUR, DESA BANYUMULEK,
KEC. KEDIRI, KAB.LOMBOK BARAT
OLEH :
SRI HANDAYANI
016.02.0637
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA PADA PQ. C DENGAN
HIPERTENSI DI DUSUN KERANGKENG TIMUR, DESA BANYUMULEK,
KEC.KEDIRI, KAB.LOMBOK BARAT
Telah diperiksa dan disetujui pada:
Hari / tanggal :
Tempat
Mahasiswa
SRI HANDAYANI
016.02.0637
Pembimbing Akademik
PJMK Gerontik
KATA PENGANTAR
hidayah-Nya,
Keperawatan
Pada
sehingga
PQ.
laporan
Dengan
kasus
kelolaan
Hipertensi
Asuhan
di
Dusun
dapat
terselesaikan.
Laporan
ini
disusun
untuk
penyusunan
laporan
ini,
penulis
banyak
itu
pembimbing
penulis
akademik
menyampaikan
yang
telah
terima
bersedia
kasih
kepada
membimbing
kami
dan
kerendahan
hati
perkenankanlah
penulis
untuk
Made
Eka
Santosa,
S.Kp.,M.Kep
selaku
pembimbing
semoga
apa
yang
telah
disumbangkan
dalam
perkembangan
ilmu
keperawatan
khususnya
keperawatan
Gerontik.
Banyumulek,
9 Januari 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
1.
Latar Belakang...........................1
2.
Tujuan Penulisan.........................2
3.
4.
Sistematika Penulisan....................3
1.
2.
3.
1.
Pengkajian keperawatan...................21
2.
Analisa Data.............................31
3.
Diagnosa Keperawatan.....................33
4.
Rencana Keperawatan......................34
5.
6.
Evaluasi.................................42
BAB IV PEMBAHASAN
1.
Pengkajian...............................44
2.
Diagnosa Keperawatan.....................45
3.
Rencana Keperawatan......................45
4.
Tindakan Keperawatan.....................45
5.
Evaluasi.................................45
1.
Kesimpulan...............................47
2.
Saran ...................................47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Laporan Pendahuluan
SAP Hipertensi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai
hipertensi
dari
merupakan
semua
kalangan
penyakit
yang
masyarakat,
mendapat
mengingat
perhatian
dampak
yang
seseorang.
menghubungkan
antara
Berbagai
berbagai
penelitian
factor
resiko
telah
terhadap
timbulnya hipertensi.
Berdasarkan
penelitian
yang
telah
dilakukan
bertambahnya
usia.
Dari
berbagai
penelitian
penduduk yang
berusia di
atas 20
tahun adalah
penderita hipertensi.
Hipertensi, saat ini terdapat adanya kecendrungan
bahwa
masyarakat
hipertensi
antara
perkotaan
dibandingkan
lain
lebih
masyarakat
dihubungkan
dengan
banyak
menderita
pedesaan.
adanya
Hal
gaya
ini
hidup
seperti
stress,
obesitas
(kegemukan),
dengan
bertambahnya
usia,
hamper
setiap
meningkat
sampai
usia
55-60
tahun,
kemudian
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Penulis dapat mengaplikasikan teori yang didapat saat
proses
dengan
belajar
mengajar
hipertensi
dan
secara
nyata
kepada
secara
langsung
lansia
memberikan
mampu
memahami
penyakit
hipertensi
pada
mampu
memahami
penyebab
hipertensi
dan
dan
bagaimana
memberikan
asuhan
METODE PENULISAN
Dalam mengumpulkan data untuk menyusun laporan ini,
penulis menggunakan beberapa pendekatan antara lain :
1. Observasi
pengamatan
cara
:
terhadap
observasi
lansia
Melakukan
seperti
kelayan
dengan
tanda-tanda
vital
tekanan
darah,
nadi,
dan
gejala
yang
terjadi
pada
lansia.
2. Wawancara
Penulis
jawab
serta
menyesuaikan
Penulis
kasus
Penulis
dengan
menggunakan
berbagai
teori
atau
literatur
yang
itu sendiri.
b. Sekunder :
Yang
diperoleh
dari
orang
terdekat,
kesehatan
team
lain,
serta
hasil
pemeriksaan
fisik.
D.
SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan dalam penyusunan dan pemahaman dari
Asuhan Keperawatan ini, maka sistematika penulisan ini
dapat dibagi dalam lima bab yaitu:
Bab
I :
Merupakan
meliputi
latar
penulisan,
pendahuluan
belakang,
metode
tujuan
penulisan
dan
sistematika penulisan.
Bab
II :
meliputi
Berisi
;
konsep
tinjauan
dasar
teori
proses
menua,
dan
konsep
dasar
asuhan
keperawatan,
perencanaan,
Bab
III :
meliputi
pengkajian,
diagnosa
keperawatan,
perencanaan,
pelaksanaan,
dan evaluasi.
Bab
IV :
Pembahasan
pengkajian,
perencanaan,
diagnosa
pelaksanaan
yang
meliputi
keperawatan,
dan
evaluasi
merupakan
perbandingan
antara
Bab
Berisi
penutup
yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Proses Menua (Aging Process)
1.
kemampuan
diri/mengganti
dan
sehingga
dapat
tidak
jaringan
untuk
mempertahankan
bertahan
memperbaiki
fungsi
terhadap
normalnya
infeksi
dan
alamiah.
Dimulai
sejak
lahir
dan
umumnya
orang
yang
belum
tergolong
lanjut
usia
dan
ekstrinsik.
Intrinsik
berarti
di
dalam
sel
sendiri,
sedangkan
teori
pengaruh
lingkungan.
Teori
biologis
genetik
untuk
spesies-spesies
tertentu.
jam
genetik
replikasi
yang
telah
tertentu.
diputar
Jam
ini
menurut
akan
suatu
menghitung
meninggal
dunia,
meskipun
tanpa
disertai
teori
beruntun
ini,
dalam
menua
jangka
waktu
4
translasi.
transkripsi
dan
menyebabkan
terbentuknya
berakibat
disebabkan
yang
lama
Kesalahan
enzim
metabolisme
kesalahan
yang
yang
dalam
tersebut
salah
salah
dan
sehingga
mengurangi fungsional sel, walaupun dalam batasbatas tertentu kesalahan dalam pembentukan RNA
dapat
diperbaiki,
namun
kemampuan
dalam
enzim
berbahaya,
yang
dapat
begitu
juga
menimbulkan
jika
metabolit
kesalahan
terjadi
ini
metabolisme
menjelaskan
tubuh,
suatu
bahwa
saat
dalam
proses
diproduksi
zat
terhadap
zat
tersebut
sehingga
jaringan
bebas
dapat
stabilnya
mengakibatkan
terbentuk
radikal
oksidasi
bebas
di
alam
(kelompok
oksigen
bebas,
atom)
bahan-bahan
tubuh
oleh
enzim
atau
senyawa
nonenzim
imun
bertambahnya
menjadi
usia
kurang
dan
efektif
masuknya
virus
dengan
ke
dalam
kestabilan
lingkungan
internal,
yang
menyebabkan
tua
atau
usang,
reaksi
kimianya
Albrecht
1953
berpendapat
bahwa
sangat
penurunan
Ketentuan
akan
jumlah
kegiatan
meningkatnya
secara
pada
langsung.
adalah
mereka
yang
aktif
dan
ikut
Ukuran
optimum
(pola
hidup)
Mempertahankan
hubungan
antara
teori
diatas.
Pada
teori
ini
menyatakan
usia
sangat
dipengaruhi
oleh
tipe
seseorang
secara
berangsur-angsur
mulai
mengakibatkan
interaksi
sosial
lansia
Hambatan
kontak
sosial
(restraction
of
Berkurangnya
komitmen
(to
Social
Mores
and
Values).
c. Teori Psikologi
Teori-teori psikologi dipengaruhi juga oleh biologi
dan
sosiologi
salah
satu
teori
yang
ada.
Teori
harus
memperhatikan
tugas
perkembangan
perasaan
yang
bahagia
spesifik
dan
ini
sukses.
Tugas
tergantung
pada
1. Pengertian
Hipertensi
dapat
didefinisikan
sebagai
tekanan
manula,
hipertensi
didefinisikan
sebagai
adalah
peningkatan
tekana
darah
peningkatan
mengakibatkan
(Morbiditas)
tekanan
darah
peningkatan
dan
angka
di
atas
angka
kematian
normal
kesakitan
(Mortalitas).
(Kushariyadi : 2008).
2. Patofisiologi
Mekanisme
relaksasi
yang
pembuluh
mengontrol
darah
terletak
konstriksi
dipusat
dan
vasomotor
di
thoraks
dan
abdomen.
Rangsangan
bawah melalui
sistem
saraf
sympatis
ke
ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron pre ganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion
ke
dilepaskannya
pembuluh
darah,
norefinefrin
dimana
mengakibatkan
dengan
konstriksi
dapat
terhadap
rangsang
hipertensi
meskipun
mempengaruhi
sangat
tidak
respon
vasokontiktor.
sensitive
diketahui
pembuluh
Klien
terhadap
dengan
jelas
darah
dengan
norefinefrin,
mengapa
hal
pembuluh
darah
sebagai
respon
rangsang
aktivitas
vasokontriksi,
medulla
adrenal
respon
Vasokontriksi
vasokonstriktor
pembuluh
darah.
mengakibatkan
penurunan
aliran
yang
diubah
menjadi
angiotensin
II,
suatu
retensi
natrium
dan
air
oleh
tubulus
factor
tersebut
cenderung
mencetuskan
keadaan
tekanan
darah
pada
klien
mengurangi
angiotensin
sebagai
stimulasi
sehingga
anti
system
sangat
hipertensi.
rennin-
berpotensi
Jumlah
intake
dapat
menurunkan
potassium
menyebabkan
dimediasi
(3)
(4)
secara
vasodilatasi,
oleh
nitric
intravena
yang
oxide
vascular.
Diet kaya buah dan sayur.
Diet
rendah
kolesterol
pada
sebagai
dapat
dipercaya
dinding
pencegah
10
dengan
mengurangi
beban
kerja
dalam
menurunkan
kadar
HDL,
seminggu
tekana
yang
sangat
darah,
dapat
dianjurkan
untuk
olahraga
meningkatkan
mengurangi
terbentuknya
untuk
hipertensi
mengurangi
karena
efek
asap
jangka
rokok
panjang
diketahui
Lasix,
mekanisme
untuk
mengurangi
curah
polos
penyekat
spesifik
jantung
saluran
untuk
atau
kalsium
saluran
arteri.
Sebagian
bersifat
lambat
lebih
kalsium
otot
saluran
sebagian
yang
lambat
lebih
kalsium
spesifik
otot
jantung:
untuk
saluran
11
ACE
angiotensin
diperlukan
dengan
mengubah
angiotensin
2.
angiotensin
menurunkan
dengan
beerfungsi
untuk
menghambat
darah
TPR,
yang
menjadi
menurunkan
langsung
secara
sekresi
ini
secara
dan
menurunkan
enzim
angiotensin
Kondisi
menurunkan
tidak
dengan
langsung
aldosteron,
yang
kemudian
menurunkan
volume
plasma
dan
curah jantung.
4) Antagonis (penyekat) resptor beta (-blocker),
terutama
penyekat
reseptor
beta
di
selektif,
jantung
bekerja
untuk
pada
menurunkan
reseptor
alfa
di
otot
polos
saraf
simpatis
dengan
menurunkan
Nitroprusida,
TPR.
Misalnya
Nikardipin,
Nitrogliserin, dll.
(Brunner & Suddarth, 2002).
C. Konsep dasar asuhan keperawatan
1.
Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Identitas
Identitas
klien
yang
biasa
penyakit
sistem
karena
ada
banyak
terjadi
kardiovaskuler
beberapa
pada
penyakit
klien
di
natrium,
Hidralazin,
dikaji
pada
adalah
usia,
kardiovaskuler
atas
usia
60
tahun.
2) Keluhan utama
Keluhan utama yang sering ditemukan pada klien
dengan penyakit kardiovaskuler seperti : gagal
jantung kongestif, penyakit jantung koroner,
hipertensi, penyakit jantung vaskuler, maupun
penyakit Cor pulmonal adalah klien, mengeluh
12
penyakit
yang
diderita
uraian
oleh
klien
sakit
umum
diberikan
serta
dan
pengobatan
bagaimana
apa
yang
perubahannya
kardiovaskuler
sebelumnya,
riwayat
aktivitas,
riwayat
penggunaan
menderita
penyakit
yang
sama
karena
faktor genetik/keturunan.
6) Pola kebiasaan sehari-hari
Yang perlu dikaji adalah aktivitas apa saja
yang biasa dilakukan sehubungan dengan adanya
nyeri dada sebelah kiri dan sesak nafas.
7) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Keadaan umum klien lansia yang mengalami
gangguan kardiovaskuler biasanya lemah.
b) Kesadaran
Kesadaran
klien
biasanya
composmentis,
Apatis sampai Somnolen.
c) Tanda-Tanda Vital
1) Terdiri
dari
pemeriksaan
suhu
13
Dapat
ditemukan
waktu
sesak
nafas,
beraktivitas,
sesak
peningkatan
pernafasan.
Sistem sirkulasi (B2:Bleeding)
Kaji adanya penyakit jantung, frekuensi
nadi apikal, sirkulasi perifer, warna,
dan kehangatan, periksa adanya distensi
(3)
vena jugularis.
Sistem persarafan (B3:Brain)
Kaji adanya hilangnya gerakan/sensasi,
spasme otot, terlihat kelemahan/hilang
fungsi.
Pergerakan
melihat,
mata
dilatasi
(mungkin
/kejelasan
pupil.
Agitasi
berhubungan
dengan
nyeri/ansietas).
(4)
seperti
(6)
kebersihannya.
Sistem pencernaan (B5:Bowel)
Konstipasi, konsisten feses, frekuensi
eliminasi,
auskultasi
anoreksia,
adanya
bising
distensi
usus,
abdomen,
otot,
laserasi
kulit
dan
perubahan warna.
8) Pola fungsi kesehatan
a) Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan, dan
penanganan kesehatan.
b) Pola nutrisi
Menggambarkan
masukan
nutrisi,
balance
14
makan,
diet,
kesulitan
menelan,
defekasi,
ada
tidaknya
masalah
terhadap
istirahat,
energi,
jumlah
dan
lama
aktivitas,
jantung,
kedalaman
frekuensi,
pernafasan.
irama,
Pengkajian
dan
Indeks
KATZ.
f) Pola hubungan dan peran
Menggambrakan dan mengetahui hubungan dan
peran klien terhadap anggota keluarga dan
masyarakat tempat tinggal, pekerjaan, tidak
punya
rumah,
dan
masalah
keuangan.
pendengaran,
perasaan,
dn
gangguan
penglihatan
perifer,
kecoklatan
pupil,
peningkatan
atau
putih
susu
air
mata.
Pengkajian
persepsi
terhadap
diri.
Konsep
diri
diri,
harga
diri,
kemampuan
menggambrakan
peran,
pada
sendiri
konsep
gambaran
identitas
iri.
15
Pengkajian
tingkat
Depresi
kemampuan
stres
untuk
dan
menangani
stres.
k) Pola tata nilai dan kepercayaan
Menggambarkan dan menjelaskan pola, nilai
keyakinan
2.
termasuk
spiritual.
(Allen,
1998).
Diagnosa Keperawatan
kelemahan
umum,
ketidakseimbangan
antara
Perencanaan Keperawatan
a.
16
1.
2.
4.
5.
6.
7.
a.
b.
c.
INTERVENSI
Perhatikan bed
rest selama fase akut.
Berikan
tindakan
kenyamanan untuk mengurangi
sakit kepala seperti masase
punggung dan leher, elevasi
kepala, kompres hangat di
dahi atau leher, teknik
relakasi,
meditasi,
imaginasi
terbimbing,
distraksi,
dan
aktivitas
diversional.
3. Kurangi
aktivitas
yang merangsang aktivitas
simpatis
yang
makin
memperberat
sakit
kepala
seperti
batuk
lama,
ketegangan saat defekasi.
Bantu klien saat ambulasi
Berikan tampon hidung dan
5
kompres
dengan
es
bila
terjadi epistaksis.
Kaji ulang visus klien,
6
tanyakan keluhan terhadap
pandangan kabur.
RASIONAL
1-4 Bed rest adekuat dan
tindakan
kenyamanan
membantu
merelaksasikan
otot
dan
menurunkan
kecemasan.
Menghentikan perdarahan,
akibat pecahnya kapiler
nasal.
Pandangan
kabur
dan
penurunan
visus
adalah
indikator
kerusakan
retina mata
Kolaborasi
pemberian 7
a. Mengurangi nyeri
pengobatan
kepala
Analgesik
b. menurunkan kecemasan
Tranquilizer (diazepam)
dan membantu tidur
Pemeriksaan fundus mata c.menilai
komplikasi
(konsultasi dengan dokter hipertensi
pada
mata
ahli mata).
(retina)
Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
berhubungan
vasokontriksi,
dengan
peningkatan
afterload,
iskemiokard,
hipertropi/rigiditas ventrikel
Tujuan :
a.
Afterload tidak meningkat
b.
Tidak terjadi vasokonstriksi
c.
Tidak terjadi iskemia miokard.
17
Kriteria hasil:
a.
Klien
berpartisipasi
dalam
aktivitas
yang
menurunkan
tekanan
darah
/
bebankerja
jantung
b.
Mempertahankan
TD dalam rentang individu yang dapat
diterima
d.
Memperlihatkan
norma
dan
frekwensi jantung stabil dalam rentang
normal pasien.
INTERVENSI
1. Monitor
tekanan
darah
1-3
pada kedua ekstremitas baik
lengan maupun kaki pada
awal
evaluasi.
Gunakan
ukuran
manset
dan
cara
pengukuran yang tepat.
RASIONAL
Peningkatan tekanan darah
meningkatkan
preloaddan
beban
kerja
jantung. Terdengarnya
craleks, di basal paru
mengidikasikan
kongesti
pulmona,
akibat
tekanan
2. Cara
kualitas
denyutan peningkatan
jantung
sisi
kiri.
sentral dan bunyi jantung
Terdengarnya
bj3atau
bj4
3. Auskultasi
suara
nafas
gallops
akibat
dari
dan bunyi jantung
penurunan
pengembangan
ventrikel kiri.
4.
Observasi
warna
kulit,
4-6
kelembapan, suhu kulit, dan
waktu
pengisian
kembali
kapiler.
Lingkungan
nyaman
dan
pembatasan
aktivitas
menurunkan
konsumsi oksigen miokard
5.
6.
Pertahankn
pembatasan
aktivitas,
buat
jadwal
terapi yang tidak menganggu
masa istirahat klien.
7.
Bantu
klien
memenuhi
7-9 diet rendah garam dan
perawatan dirinya, sesuai pembatasan
cairan
kebutuhan.
mencegah
peningkatan
18
8.
blocker. denyut
jantung
dan
(propanol,metopanol,
tekanan darah.
atenol,
nadolol, E. Vasodilatasi vaskular
methyldopa,
perifer,
menurunkan
reserpine,clonidine)
tahanan perifer.
e. Vasodilator
(monoxidil, F. Mengurangi afterload
hydralazine, prozosin)
miokard,
vasodilatasi
f.
Calcium chanel blocker arteri
koroner
dan
(nifedipine, verapamil).
perifer
serta
g. Ganglion
blocker meningkatkan
oksigenasi
(guanetidine,
miokard.
trimethaphan).
G.
Menurunkan
denyut
h. Ace inhibitor (captropil) jantung dan vasodilatasi.
H.
Menurunkan
tahanan
perifer.
11. Monitor
efek
samping
11. Efek samping obat yang
pengobatan anti hipertensi. membahayakan harus dikaji
dan dilaporkan.
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
dapat
yang
di
19
b.
11
22
Melaporkan
peningkatan dalam toleransi aktivitas yang
dapat diukur.
INTERVENSI
1. Kaji respon klien
11
terhadap
aktifitas
catat : denyut nadi,
keluhan
sesak napas, nyeri
dada, keletihan yang
sangat, diaphoresis.
2. Anjurkan
klien
2
menggunakan
teknik
penghematan
tenaga
saat beraktifitas.
3. Berikan
bantuan
3
sesuai aktifitas
4.
RASIONAL
1. Tanda
dan
gejala
tersebut
mengindikasikan
penurunan
curah
jantung da perfusi
jaringan
,
akibat
peningkatan preload
dan
afterload
ventrikel kiri.
2. Penghematan
energymengurangi
konsumsi
oksigen
miokard
3. Memberikan
bantuan
hanya
sebatas
kebutuhan
akan
mendorong kemandirian
dalam
malakukan
aktivitas.
Evaluasi
S
: Obyektif,
kelihan
: Assesment
: Planning
kelayan
yang
dapat
20
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PQ.C DENGAN HIPERTENSI DI DUSUN
KERANGKENG TIMUR DESA BANYUMULEK KECAMATAN KEDIRI KABUPATEN
LOMBOK BARAT
Tanggal Pengkajian : Rabu, 28 Desember 2016
1. Data Biografi
Nama
: PQ C
Jenis Kelamin
: Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir
: Kerangkeng
Timur,
31-12-
1946/70 tahun.
Golongan Darah
: -
Pendidikan terakhir
: tidak sekolah
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: menikah
TB / BB
: 152 cm / 45 kg
Penampilan
jilbab,
sarung,
: rambut
beruban,
kifosis
(agak membungkuk).
Alamat
: RT
01
Dusun
Kerangkeng
Timur
Oang yang dekat dihubungi : Kepala dusun
Hubungan dengan usila
: Anak
Alamat
: RT
01
Timur
21
Dusun
Kerangkeng
21
2. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki/Perempuanhidup
: Laki-laki/ Perempuan meninggal
: Hubungan perkawinan
: Kelayan
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
Kelayan
adalah
anak
terakhir
dari
lima
bersaudara.
orang
Sekarang
anak
dimana
kelayan
anak
pertama
tinggal
serumah
sudah
meninggal.
berdua
dengan
suaminya.
3. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini
Alamat pekerjaan
: Tidak ada
: Tidak ada
Alat transportasi
: Tidak ada
membersihkan
halaman
22
Alat transportasi
: kelayan
mengatakan
menggunakan
hanya
alat
jalan
tidak
transportasi
kaki
berkeliling
berjualan makanan.
Sumber-sumber
pendapatan
dan
kecukupan
kehidupan
Kelayan
terhadap
mengatakan
karena
sebagai
suami
petani
bekerja
sedangkan
untuk
dengan
dapur
dan
ruang
tamu.
Jumlah tongkat
: Tidak ada
Pencahayaan
terang,
ventilasi
tapi
baik
kotor
lembab,
berdebu,
tidak
tampak
kotor,
lantai
tempat
tidur
berantakan
dan
tidak bersih.
Jumlah orang yang tinggal dirumah
laki-laki
: Baik
karena
mereka
tinggal
: Terdapat
tempat
tidur,
lemari,
: kelayan
mempunyai
mengatakan
hobi
yang
tidak
spesifik
23
mengatakan
ikut
dalam
tidak
organisasi
apapun.
Liburan perjalanan
: Kelayan
mengatakan
pernah
tidak
jalan-jalan
bahkan
dari
tempat
tinggalnya.
Kelayan
mengatakan
bila
hari
tidak
ada
kelayan
merasa
masih
bisa
kesehatan
untuk
selama
setahun
yang
lalu
kesehatannya
kelayan
mengatakan
selama
tidak
tahun
pernah
terakhir
menderita
adalah
penyakit
disertai
dengan
Kelayan
mengatakan
kesemutan
diseluruh
sakit
badan
24
Quality/Quantity:
Kelayan
mengatakan
sakitnya
Kelayan
mengatakan
nyeri
terasa
pada
seluruh badan.
Severity Scale: Skala nyeri ringan (5)(0-10)
Timming
setelah
Kelayan
beraktivitas
mengatakan
seperti
nyeri
jalan,
jika
duduk
akan
terasa sakit.
Pemahaman dan Penatalaksanaan Masalah Kesehatan :
tetapi
jika
kelayan
pergi
memeriksakan
diberitahu
dipuskesmas
oleh
jika
petugas
kelayan
kesehatan
menderita
yang
ada
rematik
dan
hipertensi.
Obat-obatan yang diminum : kelayan mengatakan saat
Nama obat
Paracetamol
Amoxilin
Captopril
Status imunisasi :
Tetanus
klien
Dosis
3x1
3x1
1x1
mengatakan
Keterangan
Setelah makan
Setelah makan
Setelah makan
dulu
tidak
pernah
dulu
tidak
pernah
mendapatkan imunisasi
Difentri
klien
mengatakan
mendapatkan imunisasi
Influenza
klien
mengatakan
tidak
pernah
mendapatkan imunisasi
Pneomovaks : klien mengatakan tidak pernah mendapatkan
imunisasi
Alergi
: kelayan
mengatakan
tidak
alergi
dengan
10.
25
a. Indeks Katz
Skor
yaitu
kelayan
mandiri
dalam
hal
makan,
mengatakan
sedang
dan
makan
2-3
komposisi
kali
sehari
nasi,
sayur
dengan
bening,
4-6
kali/hari
warna
bening
dan
agak
dan
kelayan
tidak
tidur
kembali
karena
dapat
melakukan
setiap
hari
seperti
berpakaian
dan
mandi.
aktivitas
makan,
ke
Tetapi
bila
secara
mandiri
kamar
kecil,
berakitivitas
berpenampilan
agak
bersih,
tidak
rapi,
26
dengan
keluarga
sambil
bercanda
dengan cucu-cucunya.
k. Psikologis
kelayan
mengatakan
merasa
nyaman
Persepsi
kelayan
menderita
hipertensi
Kelayan
hanya
tidak
mengetahui
mengetahui
keluhan
Emosi : Kelayan mengatakan tidak pernah marahmarah atau merasa tidak puas dengan kondisinya
saat ini
11.
Tinjauan Sistem
Keadaan umum
: Kurang
rapi,
baik
dengan
memakai
penampilan
sarung,
jilbab,
tidak
kulit
: Composmentis
GCS
: E : 4, V : 5, M : 6
TTV
Head To Toe :
a. Kepala
Inspeksi : penyebaran rambut merata, rambut putih dan
tipis, tidak ada lesi, tidak ada ketombe,
tidak ada kutu, rambut bersih dan tidak
berbau.
Palpasi : tidak
terdapat
benjolan,
tidak
terdapat
27
b. Mata
Inspeksi : sklera
tidak
anemis,
ikterus,
lensa
keruh,
konjungtiva
reflek
tidak
pupil
(+),
teraba
benjolan,
tidak
ada
nyeri
tekan
d. Hidung
Inspeksi : bentuk
simetris,
tidak
ada
napas
cuping
hidung, bersih
Palpasi : tidak ada polip
e. Leher
Inspeksi : tidak ada lesi
Palpasi : tidak teraba pembengkakan kelenjar tiroid
dan getah bening, tidak ada tegangan vena
jugularis
f. Dada dan Punggung
Inspeksi : pernapasan
dinding
normal,
dada,
tidak
bentuk
ada
tarikan
simetris,
punggung
kifosis (bungkuk).
Palpasi : vokal-fremitusnya
normal
dengan
getaran
suara
ronchi,
terdengar
S1
S2
tunggal,
Palpasi : tidak
massa
terdapat
atau
nyeri
tekan,
benjolan,
titik
tidak
Mc
ada
Burney
28
kiri
bunyi
atas,
timpani,
kanan
lobus
dan
kiri
bawah
kanan
atas
bunyi
dullness
h. Ekstremitas Atas dan Bawah
Inspeksi : tidak
terdapat
oedem,
kuku
bersih,
lutut,
reflek
babinsky
simetris.
Palpasi : nyeri
tekan
pada
Tidak terkaji
k. Sistem Reproduksi
Kelayan telah menopause sejak berusia 45 tahun.
l. Sistem Persyarafan
Nervus
bola
eduscana:
matanya
kebawah,
tersenyum
kekiri
Nervus
dan
kelayan
masih
dan
vacialis
menunjukkan
bisa
kekanan,
:
kelayan
giginya
dan
menggerakan
keatas
masih
dan
bisa
mengangkat
alisnya.
m. Sistem Pengecapan
Kelayan masih bisa membedakan rasa makanan seperti
rasa manis, asin, pahit dan asam.
n. Sistem Penciuman
Kelayan masih bisa membedakan bau-bauan.
o. Tactil Respon
Kelayan masih bisa merespon bisa membedakan rasa
kasar dan halus dan masih bisa merasakan sakit bila
dicubit.
12.
a. SPSMQ
(Short
Portable
Mental
Questioner);
jumlah
29
anda?
Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari
26
yang
berarti
kelayan
yang
diindikasikan
nilai
yang
No
1
2
3
4
5
13.
Fungsi
Adaptation
Partnership
Growth
Affection
Resolve
Total
Skor
2
2
2
1
1
8
Data Penunjang
Laboratorium
kelayan
melakukan
pemeriksaan
mengatakan
tidak
laboratorium
pernah
seperti
pengambilan darah
EKG
kelayan
mengatakan
tidak
mengatakan
tidak
CT Scan
kelayan
Radiologi
kelayan
mengatakan
tidak
pernah
mengatakan
tidak
USG
kelayan
Obat-obatan
30
B. Analisa Data
No
1.
Symptom
DS : klien mengatakan
nyeri
pada
bagian
tengkuk
di
leher,
sakit
nyeri
dan
kesemutan
pada
seluruh
badan,
badannya terasa lemah
tidak bertenaga dan
klien juga mengatakan
tekanan
darahnya
selalu tinggi apabila
pergi
memeriksakan
tekanan darahnya ke
puskesmas.
DO :
Kelayan tampak lemas
dan tidak bertenaga.
Kelayan
menunjukkan
seluruh tubuhnya yang
sakit
termasuk
tengkuk dileher yang
sakit.
K/U : kurang baik
TTV
N : 70x/ menit
RR :20x/ menit
TD:200/90mmHg
2.
DS :
Kelayan
mengatakan
tidak
bisa
beraktivitas
banyak
karena merasa lemah,
lemas,
dan
tidak
bertenaga.
Klien
mengatakan nyeri dan
kesemutan
pada
seluruh tubuhnya jika
beraktivitas.
DO :
Kelayan tampak lemas
dan tidak bergairah
Kelayan
memegang
seluruh badan yang
terasa
sakit
dan
kesemutan
K/U : kurang Baik
TTV :
N : 70x/ menit
Etiologi
Norefinefrin
dilepaskan
Problem
Risiko
Penurunan
cardiac
output
Vasokontrsiki
(penyempitan
pembuluh darah)
Aliran darah
menjadi lebih
cepat
Jantung memompa
darah lebih cepat
dan bekerja lebih
keras
Penurunan cardiac
output
Vasokonstriksi
pembuluh darah
sehingga terjadi
penyempitan
pembuluh darah
dan aliran darah
semakin keras
Jantung memompa
darah lebih cepat
dan bekerja
lebiih cepat
Penurunan cardiac
output
Intolerans
i
aktivitas
31
RR :29x/ menit
TD : 200/90 mmHg
3.
DS : Kelayan mengatakan
tidak
tahu
banyak
tentang
apa
yang
diderita
tetapi
jika
kelayan
pergi
memeriksakan
kesehatan
ke
puskesmas
tekanan
darahnya selalu tinggi
dan
diberitahu
oleh
petugas kesehatan yang
ada
dipuskesmas
jika
kelayan
menderita
rematik dan hipertensi
DO :
Kelayan
terlihat
bingung
saat
ditanyakan
tentang
sakit yang dialami
Kelayan
hanya
bisa
menyebutkan
keluhan
yang dirasakan.
Kelayan
terlihat
tidak fokus pada saat
pengkajian
Kelayan
banyak
mengajukan pertanyaan
dan meminta obat.
kelemahan
Intoleransi
aktivitas
proses penuaan
pada lansia
Kurang
pengetahua
n
penurunan fungsi
kognitif
keterlambatan
dalam menerima
informasi
kurang
pengetahuan
Prioritas masalah :
2. Risiko Penurunan cardiac output
3. Intoleransi aktivitas
4. Kurangnya pengetahuan
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko
Penurunan
cardiac
output
berhubungan
dengan
32
2. Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
33
D. RENCANA TINDAKAN
E.
No
K.
1.
F. Hari/tg
l jam
L. Jumat,
30/12/2
016
M. Pukul
16.00
WITA
G. Diagnosa Keperawatan
H. TUJUAN
N. Risiko Penurunan
cardiac output
berhubungan dengan
peningkatan kerja
jantung dalam memompa
darah menjadi lebih
cepat
O. Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 2 x 24
jam,
kelayan
menunjukkan
curah
jantung
yang
adekuat
dengan kriteria
hasil:
T
D dalam rentang
normal
D
enyut
jantung
dalam
batas
normal
B
unyi
nafas
abnormal
tidak
ada.
T
idak ada mual
T
idak
ada
kelelahan
dan
I. INTERVENSI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Evaluasi
aadanya
1.
nyeri
dada
(intensitas,
lokasi,
radiasi,
durasi
dan
faktor
yang
2.
pencetuskan nyeri).
Observasi
tandatanda vital.
3.
Monitor
status
respirasi
terhadap
gejala gagal jantung.
Monitor
keseimbangan cairan. 4.
Anjurkan
dan
jelaskan
untuk
diet
rendah
garam
dan
terapkan
terapi
mentimun.
Anjurkan
untuk
mengurangi stres
Anjurkan
kelayan
untuk
melaporkan
5.
adanya ketidaknyamanan
dada.
J. RASIONAL
Membantu
dalam
menentukan
kebutuhan
manajemen nyeri
Mengetahui
keadaan
umum
klien
Gangguan
respirasi
beresiko
terjadinya
hipoksia
Peningkatan
cairan
tubuh
dapat
mengakibatkan
volume
cairan
ekstraseluler
yang
dapat
meningkatkan
tekanan darah
Diet
rendah
garam
dan
terapi mentimun
dapat
menurunkan
jumlah
cairan
34
kelemahan
6.
7.
Q.
2.
R. Sabtu,
S. 31/12/2
016
T. Pukul
16.00
WITA
U. Intoleransi aktivitas
berhubungan
dengan
kelemahan
akibat
peningkatan
kerja
jantung.
V.
W.
X. Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1 x 24
jam,
kelayan
dapat
menunjukkan
toleransi
terhadap
aktivitas dengan
kriteria hasil:
Kelayan
dapat
menentukan
1. Tentukan keterbatasan
kelayan
terhadap
aktivitas.
2. Tentukan
penyebab
lain kelelahan.
3. Motivasi
kelayan
untuk
mengungkapkan
perasaan
tentang
keterbatasannya.
4. Monitor
intake
nutrisi sebagai sumber
energi yang adekuat.
5. Batasi
stimulus
lingkungan (misalnya :
di dalam tubuh
sehingga dapat
menurunkan
tekanan darah.
Stres
dapat
meningkatkan
tekanan
darah
karena
terdapat
hubungan
stres
dengan
hipertensi.
Ketidaknyamanan
dada
dapat
menunjukkan
gangguan
pada
jantung.
P.
1. Menentukan
aktivitas
apa
dilakukan
kelayan.
2. Membatasi
dan
menghindari
penyebab
lain
dari kelelahan
3. Mengidentifikasi
aktivitas
yang
masih
bisa
dilakukan klien
4. Mengetahui
sumber
energi
35
aktivitas
yang
pencahayaan
dan
sesuai
dengan
kegaduhan).
peningkatan
6. Dorong
untuk
nadi,
TD,
dan
melakukan
periode
frekuensi
istirahat
dan
nafas
:
aktivitas.
mempertahankan
irama
dalam
batas normal.
Mempertahankan
warna
dan
kehangatan kulit
dengan
aktivitas.
Melaporkan
peningkatan
aktivitas.
Y.
Z.
AA.
AB.
AC.
AD.
AJ. Setelah
1.
Kaji
tingkat
dilakukan
pengetahuan
tentang
tindakan
hipertensi.
keperawatan
2.
Jelaskan
selama 1 x 24
pengertian
jam, diharapkan
hipertensi.
kelayan
3.
Jelaskan
proses
mempunyai
penyakit
hipertensi
sesuai
dengan
aktivitas
yang
dilakukan
5. Pencahayaan
dan
kegaduhan
mengganggu
istirahat klien.
6. Aktivitas
yang
berlebihan dapat
meningkatkan
kerja
jantung
menjadi
lebih
berat.
1. Menggali
penegtahuan
kelayan
tentang
penyakit
yang
dirasakan.
2. Pengetahuan
tentang penyakit
yng
dialami
36
penuaan.
AI.
pengetahuan
tentang
proses
penyakit dengan
kriteria hasil :
Mengenal
penyakit
hipertensi
Menjelaskan
proses
penyakit
hipertensi
Menjelaskan
faktor
penyebab
dan
risiko
hipertensi
Menjelaskan efek
dari
penyakit
hipertensi
Menjelaskan
tanda-tanda
dan
gejala hipertensi
Menjelaskan
tindakan-tindakan
untuk
meminimalkan
progresi penyakit
hipertensi
Menjelaskan
tanda dan gejala
komplikasi
hipertensi
Menjelaskan
beserta
penyebab
mengurangi
hipertensi.
kekhawatiran
4.
Jelaskan efek dari
dalam
diri
penyakit hipertensi
kelayan.
5.
jelaskan tanda dan 3. Pengetahuan
gejala hipertensi.
tentang
proses
6.
Jelaskan tindakanpenyakit
dapat
tindakan
untuk
membuat
kelayan
meminimalkan progesi
mengantisipasi
penyakit hipertensi.
penyebab
7.
Jelaskan tanda dan
hipertensi.
gejala
komplikasi 4. Dapat
hipertensi
mengantisispasi
8.
Jelaskan
penyakit
agar
pencegahan
tidak
menjadi
komplikasi
lebih berat.
hipertensi
5. Adanya
AL.
pengetahuan
tentang tindakan
menimimalkan
progresi
penyakit
dapat
diterapkan
oleh
kelayan.
6. Mengambil
langkah tindakan
cepat jika tanda
dan
gejala
muncul.
7. Adanya
pengetahuan
37
pencegahan
komplikasi
hipertensi
AK.
tentang
pencegahan
komplikasi
hipertensi
membuat
kelayan
menerapakan cara
pencegahan.
38
AM.
PELAKSANAAN
AN.
AP.
Hari
/
Tgl/
Jam
AV. AW. Juma
1.
t
AX. 3012-16
AY. 09.0
0 wita
AR.
No
AS.
Dx
AZ.
I
BA.
BB.
BC.
BD.
BE.
BF.
BG.
BH.
BI.
BJ.
BK.
BL.
BM.
BN.
BO.
BP.
BQ.
BX.
1. Menentukan
keterbatasan
kelayan
II
terhadap aktivitas.
2. Menentukan penyebab lain kelelahan.
3. Memotivasi
kelayan
untuk
AO.
No AQ.
AT.
Tindakan Keperawatan
1. Mengevaluasi
adanya
nyeri
dada
(intensitas,
lokasi,
radiasi,
durasi dan faktor yang pencetuskan
nyeri).
2. Mengobservasi tanda-tanda vital.
3. Memonitor status respirasi terhadap
gejala gagal jantung.
4. Memonitor keseimbangan cairan.
5. Menganjurkan dan menjelaskan untuk
diet rendah garam dan terapkan
terapi mentimun.
6. Menganjurkan untuk mengurangi stres
7. Menganjurkan
kelayan
untuk
Melaporkan adanya ketidaknyamanan
dada.
AU.
1.
nyeri dada,
nyeri dada.
2.
Evaluasi Tindakan
Pada saat evaluasi
kelayan tidak merasakan
TD : 200 mmHg
S : 370 C
N : 75 x/Menit
RR :21 x/menit
3.
Status
respirasi
kelyanan masih normal yaitu 21 x/menit
4.
Turgor
kulit
elastis, tidak ada tanda-tanda ganguan
cairan.
5.
Kelayan
mengatakan
hanya mengetahui tentang terapi obat
saja.
6.
Kelayan
mengatakan
memikirkan kematian yang akan terjadi
pada dirinya.
7.
Kelayan
mengatakan
tidak merasakan ketidaknyamanan dada
selama ini.
1. kelayan
tidak
dapat
beraktivitas
seperti mencuci pakaian dan berjalan
jauh.
2. Kelelahan yang muncul pada kelayan
BR.
BS.
BT.
39
0 wita
mengungkapkan
perasaan
tentang
keterbatasannya.
4. Memonitor intake nutrisi sebagai
sumber energi yang adekuat.
5. Membatasi
stimulus
lingkungan
(misalnya
:
pencahayaan
dan
kegaduhan).
6. Mendorong untuk melakukan periode
istirahat dan aktivitas.
CC.
III
CD. CE.
CG.
Sabt
1. Mengkaji
tingkat
pengetahuan
tentang hipertensi.
2. Menjelaskan pengertian hipertensi.
3. Menjelaskan
proses
penyakit
hipertensi dan faktor penyabab
4. Menjelaskan
efek
dari
penyakit
hipertensi
5. Menjelaskan
tanda
dan
gejala
hipertensi.
6. Menjelaskan
tindakan-tindakan
untuk
meminimalkan
progesi
penyakit hipertensi.
7. Menjelaskan
tanda
dan
gejala
komplikasi hipertensi
8. Menjelaskan pencegahan komplikasi
hipertensi
1. Mengevaluasi
adanya
nyeri
dada
40
4.
u, 3112-2016
CF. 09.0
0 WITA
IV
2.
3.
4.
5.
6.
7.
CK.
(intensitas,
lokasi,
radiasi,
durasi dan faktor yang pencetuskan
nyeri).
Mengobservasi tanda-tanda vital.
Memonitor
status
respirasi
terhadap gejala gagal jantung.
Memonitor keseimbangan cairan.
Menganjurkan dan menjelaskan untuk
diet rendah garam dan terapkan
terapi mentimun.
Menganjurkan
untuk
mengurangi
stres
Menganjurkan
kelayan
untuk
melaporkan adanya ketidaknyamanan
dada.
41
CL.
EVALUASI
CO.
Dx
CU.
I -
DI.
II
DJ.
DK.
DL.
DM.
DN.
DO.
DP.
CP.
Evaluasi
CV. S :
Kelayan mengatakan masih merasa lemas, tidak bertenaga.
Kelayan mengatakan masih merasa kelelahan
Kelayan mengatakan masih merasa berat di tengkuk
Kelayan mengatakan masih merasa sakit diseluruh badan
CW. O :
Kelayan tampak lemas dan tidak bertenaga
Kelayan tampak pucat.
Konjungtiva anemis
CX. TTV meliputi :
CY. TD : 160 mmHg
CZ. S : 36,70C
DA. N : 80 x/menit
DB. RR : 22 x/menit
DC. A : Masalah teratasi sebagian
DD. P : Inervensi dilanjutkan
1. Anjurkan kelayan untuk menerapkan terapi mentimun dan diit rendah garam
2. Pantau TTV
DU. S :
Kelayan mengatakan masih merasa lemas dan tidak bertenaga.
Kelayan mengatakan masih merasa sakit diseluruh badan
Klien mengatakan masih bisa melakukan aktivitas sehari-sehari seperti mandi,
makan, ke toilet
DV. O :
Kelayan bisa memasak makanan sendiri bersama suami
Kelayan terlihat pergi ke kamar mandi sendiri
Kelayan terlihat bisa berjalan sampai ke berugak
42
DZ. EA.
3. EB.
Senin,
02-012017
EC. Pukul
11.00
EN.
EO.
DQ. - Makan 2-3 kali sehari dengan porsi sedang dengan sayur pelecing
DR. DW. A : Masalah teratasi sebagian
DS. DX. P : Intervensi di lanjutkan
DT.
- Memonitor penyebab lain dari kelelahan kelayan
- Memonitor intake nutrisi sebagai sumber energi yang adekuat.
DY.
ED. EE. S :
III - Kelayan mengatakan tahu sedikit tentang hipertensi
- Keluarga Kelayan mengatakan paham tentang cara merawat kelayan
dengan terapi mentimun dan terapi diit rendah garam
EF. O :
- Kelayan terlihat minum jus mentimun yang dibuatkan keluarga
- Keluarga kelayan rutin membuatkan jus mentimun untuk kelayan
EG. TTV :
EH. TD : 160 mmHg
EI. S : 36,70C
EJ. N : 80 x/menit
EK. RR : 22 x/menit
EL. A : Masalah teratasi
EM. P : Intervensi dihentikan.
hipertensi
43
EP.
EQ.
BAB IV
PEMBAHASAN
ER.
ES.
berkaitan
dengan
asuhan
keperawatan
pada
lansia
Dalam
konsep
dasar
teori
asuhan
keperawatan
data
tentang
penyakit
riwayat
penyakit
aktivitas,
sekarang,
riwayat
keluarga,
pola
keluhan
penyakit
kebiasaan
utama,
dahulu,
sehari-hari,
kasus
pekerjaan,
riwayat
sistem
pendukung,
kelayan
masuk
ditampilkan
lingkungan
deskripsi
panti,
data
demografi,
hidup,
riwayat
kekhususan,
keluhan
utama
riwayat
rekreasi,
alasan
yang
mengapa
dirasakan
tersebut.
EX.
hambatan
sehingga
proses
pengkajian
dengan maksimal.
EY.
EZ.
44
dapat
dilakukan
44
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
FA. Pada tinjauan teori tentang konsep dasar asuhan
keperawatannya,
terdapat
diagnosa
yaitu
nyeri
akut,
sedangkan
diagnosa
pada
yaitu
tinjauan
penurunan
kasus
penulis
curah
jantung,
mengangkat
intoleransi
perencanaan
teoritis,
terdapat
rencana
karena
kesehatan
diharapkan
kelayan.
dapat
Tetapi
pada
meningkatkan
tinjauan
status
kasus
tidak
tindakan
keperawatan
kepada
kelayan
tindakan
keperawatan
adalah
health
dengan kasus
hipertensi, pemberian
terapi jus
pembatasan
pemberian
penyuluhan
akivitas
pada
kelayan
kelayan
di
rumah
beserta
dan
keluarga
mengevaluasi
keberhasilan
pencapaian
selesai
evaluasi
melaksanakan
akhir,
tindakan
menunjukkan
keperawatan.Pada
pencapaian
kriteria
45
evaluasi,
pertama
misalnya
dimana
pada
tekanan
tindakan
darah
keperawatan
kelayan
dignosa
menunjukkan
46
FH.
FI.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
FJ. Setelah proses pemberian asuhan keperawatan pada
kelayan PQ C penulis dapat menyimpulkan :
1. Dalam
memberikan
asuhan
keperawatan
pada
lansia,
proses
memberikan
asuhan
keperawatan
asuhan
asuhan
khusus
pendengaran
keperawatan
seperti
memiliki
pada
kelayan
trik-trik
lansia
dengan
dengan
gangguan
tersendiri
agar
gangguan
pendengaran,
pelaksanaan
asuhan
Hendaknya
kelayan
tetap
menjaga
kesehatan
itu,
peran
serta
dan
dukungan
keluarga
Hendaknya
lebih
lansia
peka
lebih
terhadap
serta
meningkatkan
pengetahuan
masalah-masalah
meningkatkan
kesehatan lainnya.
FN.
47
kerjasama
yang
agar
dialami
dengan
tim
47
FO.
1. Aspiani,R.Y.
2014.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
ajar
asuhan
keperawatan
Wajan
Juni.
2010. Keperawatan
Medikal
Bedah
Putri.
1. Yogyakarta: