Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH :
KELOMPOK I
1. Dewa Ayu Putu Ardi Widari
15.322.2136
15.322.2137
15.322.2138
15.322.2139
15.322.2140
15.322.2141
15.322.2142
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Multipel mieloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari sel
plasma yang abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan
menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah
atau air kemih. Multipel mieloma (mielomatosis, plasma cell mieloma, Kahlers
disease) merupakan keganasan sel plasma yang ditandai dengan penggantian sumsum
tulang, kerusakan tulang, dan formasi paraprotein. Mieloma menyebabkan gejalagejala klinik dan tanda-tanda klinis melalui mekanisme yang bervariasi. Tumor
menghambat sumsum tulang memproduksi cukup sel darah. Hal ini dapat
menyebabkan masalah kesehatan pada ginjal, saraf, jantung, otot dan traktus
digestivus.
Di Amerika Serikat, insiden multipel mieloma sekitar 4 kasus dari 100.000 populasi.
Pada tahun 2004, diperkirakan ada 15.000 kasus baru multiple mieloma di Amerika
Serikat. Insidennya ditemukan dua kali lipat pada orang Afro Amerika dan pada pria.
Meskipun penyakit ini biasanya ditemukan pada lanjut usia, usia rata-rata orang yang
didiagnosis adalah 62 tahun, dengan 35% kasus terjadi di bawah usia 60 tahun. Secara
global, diperkirakan setidaknya ada 32.000 kasus baru yang dilaporkan dan 20.000
kematian setiap tahunnya.
Penyebab multipel mieloma belum jelas. Paparan radiasi, benzena, dan pelarut
organik lainnya, herbisida, dan insektisida mungkin memiliki peran. Multiple
mieloma telah dilaporkan pada anggota keluarga dari dua atau lebih keluarga inti dan
pada kembar identik. Beragam perubahan kromosom telah ditemukan pada pasien
mieloma seperti delesi 13q14, delesi 17q13, dan predominan kelainan pada 11q.
Pada 60% penderita, pengobatan dapat memperlambat perkembangan penyakit.
Penderita yang memberikan respon terhadap kemoterapi bisa bertahan sampai 2-3
tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Kadang penderita yang bertahan setelah
menjalani pengobatan, bisa menderita leukemia atau jaringan fibrosa (jaringan parut)
di sumsum tulang. Komplikasi lanjut ini mungkin merupakan akibat dari kemoterapi
dan seringkali menyebabkan anemia berat dan meningkatkan kepekaan penderita
terhadap infeksi. Oleh karena itu, pemahaman terhadap konsep dasar dan asuan
keperawatan pada multiple myeloma sangat penting.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari multiple myeloma ?
2. Bagaimana anatomi multiple myeloma ?
3. Apa etiologi dari multiple myeloma ?
3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari multiple myeloma.
2. Untuk mengetahui anatomi multiple myeloma.
3. Untuk mengetahui etiologi dari multiple myeloma.
4. Untuk mengetahui patofisiologi multiple myeloma.
5. Untuk mengetahui cara mendiagnosis multiple myeloma.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari multiple myeloma.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari multiple myeloma.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Multipel mieloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sel plasma imatur dan matur
yang abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan
menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah
atau air kemih.
2. ANATOMI
Lokasi predominan multipel mieloma mencakup tulang-tulang seperti vertebra, tulang
iga, tengkorak, pelvis, dan femur. Awal dari pembentukan tulang terjadi di bagian
tengah dari suatu tulang. Bagian ini disebut pusat-pusat penulangan primer. Sesudah
itu tampak pada satu atau kedua ujung-ujungnya yang disebut pusat-pusat penulangan
sekunder. Bagian-bagian dari perkembangan tulang panjang adalah sebagai berikut:
1. Diafisis
Diafisis merupakan bagian dari tulang panjang yang dibentuk oleh pusat
penulangan primer, dan merupakan korpus dari tulang.
2. Metafisis
Metafisis merupakan bagian tulang yang melebar di dekat ujung akhir batang
(diafisis).
3. Lempeng epifisis
Lempeng epifisis adalah daerah pertumbuhan longitudinal pada anak-anak, yang akan
menghilang pada tulang dewasa.
1. Epifisis
Epifisis dibentuk oleh pusat-pusat penulangan sekunder.
Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa (jaringan
berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat). Permukaan luar
tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan ikat (endosteum)
melapisi rongga sumsum & meluas ke dalam kanalikuli tulang kompak. Berdasarkan
bentuknya, tulang-tulang tersebut dikelompokkan menjadi :
1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar,
contohnya os humerus dan os femur.
2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek, contoh: ossa
carpi.
3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh: os
scapula.
4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os vertebrae.
5. Ossa sesamoid, contoh: os patella.
Perbedaan sel dalam keadaan normal dengan sel yang terkena multipel mieloma
1. Sel-sel Darah Normal
Kebanyakan sel-sel darah berkembang dari sel-sel dalam sumsum tulang yang disebut
sel-sel induk (stem cells). Sumsum tulang adalah materi yang lunak di pusat dari
kebanyakan tulang-tulang.
Stem cells menjadi dewasa ke dalam tipe-tipe yang berbeda dari sel-sel darah. Setiap
tipe mempunyai pekejaan khusus:
1. Sel-sel darah putih membantu melawan infeksi.
2. Sel-sel darah merah mengangkut oksigen ke jaringan-jaringan di seluruh
tubuh.
3. Platelet-platelet membantu membentuk gumpalan-gumpalan darah yang
mengontrol perdarahan.
Sel-sel plasma adalah sel-sel darah putih yang membuat antibodi. Antibodi adalah
bagian dari sistim imun. Mereka bekerja dengan bagian-bagian lain dari sistim imun
untuk membantu melindungi tubuh dari kuman dan unsur-unsur berbahaya lainnya.
Setiap tipe dari sel plasma membuat antibodi yang berbeda.
2. Sel-sel Multiple Myeloma
Pada kanker, sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan sel-sel baru, dan
sel-sel yang tua atau rusak tidak mati ketika mereka harus mati. Sel-sel ekstra ini
dapat membentuk massa dari jaringan yang disebut pertumbuhan atau tumor.
Mieloma terbentuk ketika sel plasma menjadi abnormal. Sel yang abnormal
membelah untuk membuat salinan-salinan dari dirinya sendiri. Sel-sel yang baru
membelah berulang-ulang, membuat semakin banyak sel-sel abnormal. Sel-sel plasma
abnormal ini disebut sel-sel mieloma. Pada waktunya, sel-sel mieloma berkumpul
dalam sumsum tulang. Mereka mungkin merusak bagian yang padat dari tulang.
Ketika sel-sel mieloma berkumpul pada beberapa tulang-tulang, penyakitnya disebut
multiple myeloma. Penyakit ini mungkin juga membahayakan jaringan-jaringan
dan organ-organ lain, seperti ginjal.
Sel-sel myeloma membuat antibodi-antibodi yang disebut protein-protein M dan
protein-protein lain. Protein-protein ini dapat berkumpul dalam darah, urin, dan
organ-organ.
3. ETIOLOGI
Belum diketahui penyebab pasti dari multiple myeloma. Ada beberapa penelitian yang
menunjukan bahwa faktor-faktor risiko tertentu meningkatkan kesempatan seseorang
akan mengembangkan penyakit multiple myeloma, diantaranya :
1. Umur diatas 65 tahun : Tumbuh menjadi lebih tua meningkatkan kesempatan
mengembangkan multiple myeloma. Kebanyakan orang-orang dengan myeloma
terdiagnosa setelah umur 65 tahun. Penyakit ini jarang pada orang-orang yang
lebih muda dari umur 35 tahun.
2. Ras (Bangsa) : Risiko dari multiple myeloma adalah paling tinggi diantara orangorang Amerika keturunan Afrika dan paling rendah diantara orang-orang Amerika
keturunan Asia. Sebab untuk perbedaan antara kelompok-kelompok ras belum
diketahui.
3. Jenis Kelamin : Setiap tahun di Amerika, kira-kira 11.200 pria dan 8.700 wanita
terdiagnosa dengan multiple myeloma. Tidak diketahui mengapa lebih banyak
pria-pria terdiagnosa dengan penyakit ini.
4. Sejarah perorangan dari monoclonal gammopathy of undetermined
significance (MGUS) : MGUS adalah kondisi yang tidak membahayakan dimana
sel-sel plasma abnormal membuat protein-protein M. Biasanya, tidak ada gejalagejala, dan tingkat yang abnormal dari protein M ditemukan dengan tes darah.
Adakalanya, orang-orang dengan MGUS mengembangkan kanker-kanker tertentu,
seperti multiple myeloma. Tidak ada perawatan, namun orang-orang dengan
MGUS memperoleh tes-tes laborat regular (setiap 1 atau 2 tahun) untuk
memeriksa peningkatan lebih lanjut pada tingkat protein M.
5. Sejarah multiple myeloma keluarga : Studi-studi telah menemukan bahwa
risiko multiple myeloma seseorang mungkin lebih tinggi jika saudara dekatnya
mempunyai penyakit ini.
Banyak faktor-faktor risiko lain yang dicurigai sedang dipelajari. Para peneliti telah
mempelajari apakah terpapar pada kimia-kimia atau kuman-kuman tertentu (terutama
virus-virus), yang mempunyai perubahan-perubahan pada gen-gen tertentu, memakan
Terkadang multipel mieloma mempengaruhi aliran darah ke kulit, jari tangan, jari
kaki dan hidung karena terjadi pengentalan darah (sindroma hiperviskositas).
Berkurangnya aliran darah ke otak bisa menyebabkan gejala neurologis berupa
kebingungan, gangguan penglihatan dan sakit kepala.
6. DIAGNOSIS
Beberapa pemeriksaan darah bisa membantu dalam mendiagnosis penyakit ini:
1. Hitung jenis darah komplit, bisa menemukan adanya anmeia dan sel darah
merah yang abnormal.
2. Laju endap sel darah merah (eritrosit) biasanya tinggi.
3. Kadar kalsium tinggi, karena perubahan dalam tulang menyebabkan kalsium
masuk ke dalam aliran darah.
Tetapi kunci dari pemeriksaan diagnostik untuk penyakit ini adalah elektroforesis
protein serum dan imunoelektroforesis, yang merupakan pemeriksaan darah untuk
menemukan dan menentukan antibodi abnormal yang merupakan tanda khas dari
mieloma multipel. Antibodi ini ditemukan pada sekitar 85% penderita. Elektroforesisi
air kemih dan imunoelektroforesis juga bisa menemukan adanya protein Bence-Jones,
pada sekitar 30-40% penderita. Rontgen seringkali menunjukkan pengeroposan tulang
(osteoporosis). Biopsi sumsum tulang menunjukkan sejumlah besar sel plasma yang
secara abnormal tersusun dalam barisan dan gerombolan, sel-sel juga tampak
abnormal.
7. PENGOBATAN
Pengobatan ditujukan untuk :
1. Mencegah atau mengurangi gejala dan komplikasi
2. Menghancurkan sel plasma yang abnormal
3. Memperlambat perkembangan penyakit.
Penatalaksanaan yang bisa diberikan:
1. Obat pereda nyeri (analgetik) yang kuat dan terapi penyinaran pada tulang
yang terkena, bisa mengurangi nyeri tulang.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Anemia normositik normokrom ditemukan pada hampir 70% kasus. Jumlah
leukosit umumnya normal. Trombositopenia ditemukan pada sekitar 15% pasien
yang terdiagnosis. Adanya sel plasma pada apusan darah tepi jarang mencapai 5%,
kecuali pada pasien dengan leukemia sel plasma. Formasi Rouleaux ditemukan
pada 60% pasien. Hiperkalsemiadite mukan pada 30% pasien saat didiagnosis.
Sekitar seperempat hingga setengah yang didiagnosis akan mengalami gangguan
fungsi ginjal dan 80% pasien menunjukkan proteinuria, sekitar 50% proteinuria
Bence Jones yang dikonfirmasi dengan imunoelektroforesis atau imunofiksasi.
2. Radiologi
1. Foto Polos X-Ray
Gambaran foto x-ray dari multipel mieloma berupa lesi multipel, berbatas
tegas, litik, punch out, dan bulat pada tengkorak, tulang belakang, dan pelvis.
Lesi terdapat dalam ukuran yang hampir sama. Lesi lokal ini umumnya
berawal di rongga medulla , mengikis tulang cancellous, dan secara progresif
menghancurkan tulang kortikal. Sebagai tambahan, tulang pada pasien
mieloma, dengan sedikit pengecualian, mengalami demineralisasi difus. Pada
beberapa pasien, ditemukan gambaran osteopenia difus pada pemeriksaan
radiologi. Saat timbul gejala sekitar 80-90% di antaranya telah mengalami
kelainan tulang. Film polos memperlihatkan:
a. Osteoporosis umum dengan penonjolan pada trabekular tulang, terutama
tulang belakang yang disebabkan oleh keterlibatan sumsum pada jaringan
mieloma. Hilangnya densitas tulang belakang mungkin merupakan tanda
radiologis satu-satunya pada mieloma multiple. Fraktur patologis sering
dijumpai.
b. Fraktur kompresi pada badan vertebra, tidak dapat dibedakan dengan
osteoprosis senilis.
c. Lesi-lesi litik punch out yang menyebar dengan batas yang jelas, lesi
yang berada di dekat korteks menghasilkan internal scalloping.
d. Ekspansi tulang dengan perluasan melewati korteks , menghasilkan massa
jaringan lunak.
Walaupun semua tulang dapat terkena, distribusi berikut ditemukan pada
suatu penelitian yang melibatkan banyak kasus : kolumna vertebra 66%,
iga 44%, tengkorak 41%, panggul 28%, femur 24%, klavicula 10% dan
scapula 10%.
2. CT-Scan
CT Scan menggambarkan keterlibatan tulang pada mieloma. Namun,
kegunaan modalitas ini belum banyak diteliti, dan umumnya CT Scan tidak
dibutuhkan lagi karena gambaran pada foto tulang konvensional
menggambarkan kebanyakan lesi yang CT scan dapat deteksi.
3. MRI
MRI potensial digunakan pada multiple mieloma karena modalitas ini baik
untuk resolusi jaringan lunak. Secara khusus, gambaran MRI pada deposit
mieloma berupa suatu intensitas bulat, sinyal rendah yang fokus di gambaran
T1, yang menjadi intensitas sinyal tinggi pada sekuensi T2.
Namun, hampir setiap tumor muskuloskeletal memiliki intensitas dan pola
menyerupai mieloma. MRI meskipun sensitif terhadap adanya penyakit namun
tidak spesifik. Pemeriksaan tambahan untuk diagnosis multiple mieloma
seperti pengukuran nilai gamma globulin dan aspirasi langsung sumsum
tulang untuk menilai plasmasitosis. Pada pasien dengan lesi ekstraosseus, MRI
dapat berguna untuk menentukan tingkat keterlibatan dan untuk mengevaluasi
kompresi tulang.
4. Radiologi Nuklir
Mieloma merupakan penyakit yang menyebabkan overaktifitas pada osteoklas.
Scan tulang radiologi nuklir mengandalkan aktifitas osteoblastik (formasi
tulang) pada penyakit dan belum digunakan rutin. Tingkat false negatif
skintigrafi tulang untuk mendiagnosis multiple mieloma tinggi. Scan dapat
positif pada radiograf normal, membutuhkan pemeriksaan lain untuk
konfirmasi.
5. Angiografi
Gambaran angiografi tidak spesifik. Tumor dapat memiliki zona perifer dari
peningkatan vaskularisasi. Secara umum, teknik ini tidak digunakan untuk
mendiagnosis multipel mieloma.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
I.
PENGKAJIAN
1. Riwayat Penyakit
Perlu dikaji perasaan nyeri atau sakit yang dikeluhkan pasien, kapan terjadinya,
biasanya terjadi pada malam hari. Tanyakan umur pasien, riwayat dalam keluarga
apakah ada yang menderita kanker, prnah tidaknya terpapar dalam waktu lama
terhadap zat-zat karsinogen dan sesuai dianjurkan
1. Pemeriksaan Fisik
Lakukan pemeriksaan untuk mengidentifikasi adanya nyeri, bengkak, pergerakan
terbatas, kelemahan.
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : Malaise, merasa lelah, letih
Tanda : gelisah siang dan malam, gangguan pola istrahat dan pola tidur, malaise
(kelemahan dan keletihan) dan gangguan alat gerak.
b. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi , adanya pembengkakan mempengaruhi sirkulasi dan adanya nyeri
pada dada karena sumbatan pada vena
Tanda : Peningkatan tekanan darah.
c. Integritas Ego
Gejala : Menarik diri dari lingkungan, karena faktor stress (adanya gangguan pada
keuangan, pekerjaan, dan perubahan peran), selain itu biasanya menolak diagnosis,
perasaan tidak berdaya, tidak mampu, rasa bersalah, kehilangan control dan depresi.
Tanda : Menyangkal, marah, kasar,. dan suka menyendiri.
d. Eliminasi
Gejala : Perubahan pada eliminasi urinarius misalnya nyeri, pada saat berkemih dan
poliurin, perubahan pada pola defekasi ditandai dengan adanya darah yang bercampur
pada feses, dan nyeri pada saat defekasi.
Tanda : adanya perubahan pada warna urin, perubahan pada peristaltik usus, serta
adanya distensi abdomen
e. Makanan / Cairan
Gejala : kurang nafsu makan, pola makan buruk, (misalnya rendah tinggi lemak,
adanya zat aditif, bahan pengawet), anoreksia, mual / muntah
Tanda : Penurunan berat badan, berkurangnya massa otot, dan perubahan pada turgor
kulit.
f. Hiegine
Gejala : Melakukan higene diri sendiri harus dibantu orang lain, karena gangguan
ekstremitas maka menjaga hygiene tidak dapat dilakuakan, malas mandi
Tanda : Adanya perubahan pada kebersihan kulit, kuku dan sebagainya.
g. Neurosensori
Gejala : Pusing
Tanda : Pasien sering melamun dan suka menyendiri.
h. Kenyamanan
Gejala : adanya nyeri dari nyeri ringan sampai nyeri berat, sangat mempengaruhi
kenyamanan pasien
Tanda : Pasien sering mengeluh tentang nyeri yang dirasakan, dan keterbatasan gerak
karena nyeri tersebut.
i. Pernapasan
Gejala : Pasien kadang asma, karena kebiasaan merokok, atau pemajanan asbes.
j. Keamanan
Gejala : Karena adanya pemajanan pada kimia toksik, karsinogen pemajanan matahari
lama / berlebihan.
Tanda : Demam, ruam kulit dan ulserasi.
k. Seksualitas
Gejala : adanya perubahan pada tingkat kepuasan seksualitas karena adanya
keterbatasan gerak.
l. Riwayat Psikososial
Kaji adanya kecemasan, takut ataupun depresi
m. Pemeriksaan diagnostik
Periksa adanya anemi, hiperkalsemia, hiperkalsiuria dan hiperurisemia
n. Pembelajaran / Health education
II.
DIAGNOSA KEPERAWAATAN
1. Nyeri b/d proses patologik penyakit
2. Resiko terhadap cidera: fraktur patologik b/d tumor
3. Kurang pengetahuan b/d proses penyakit dan program terapeutik
4. Ketidakefektifan koping individu b/d rasa takut tentang ketidaktahuan, persepsi
tentang proses penyakit dan system pendukung tidak adekuat
5. Gangguan harga diri b/d hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran.
III.
c. Berikan informasi mengenai terapi dan atau pilihan pengobatan yang potensial
terjadi dan atau keuntungan dari setiap terapi tersebut
R/ Membantu pasien dalam membuat keputusan pengobatan
d. Gunakan brosur, gambar, video tape dalam penyuluhan pasien atau keluarga
R/ Alat visual memberikan penguatan pada instruksi yang diberikan
e. Anjurkan pasien untuk menyampaikan pilihannya atau mendapatkan pilihan
kedua sesuai kebutuhan
R/ Meningkatkan advokasi pasien dalam pelayanan medis
f. Instruksikan pasien untuk melaporkan tanda dan gejala pada pemberi pelayanan
kesehatan; memberi nomor telepon yang penting
R/ Meningkatkan keamanan dalam upaya penyembuhan
4. Dx 4 : Ketidakefektifan koping individu b/d rasa takut tentang ketidaktahuan,
persepsi tentang proses penyakit dan system pendukung tidak adekuat
Kriteria Hasil : Ansietas, kekhawatiran, dan kelemahan menurun pada tingkat yang
dapat diatasi, mendemonstrasikan kemandirian yang meningkat dalam aktivitas dan
proses pengambilan keputusan
Intervensi :
a. Gunakan pendekatan yang tenang dan berikan satu suasana lingkungan yang
dapat diterima
R/ Membantu pasien dalam membangun kepercayaan kepada tenaga
kesehatan
b. Evaluasi kemampuan pasien dalam pembuatan keputusan
R/ Membantu pengkajian terhadap kemandirian dalam pengambilan
keputusan
c. Kaji sikap harapan yang realistis
R/ Meningkatkan kedamaian diri
d. Dukung penggunaan mekanisme pertahanan diri yang sesuai
R/ Meningkatkan kemampuan untuk menguasai masalah
e. Nilai kebutuhan atau keinginan pasien terhadap dukungan sosial
EVALUASI
1. Klien mampu menerangkan proses penyakit dan program terapi
a. Menerangkan proses patologik
DAFTAR PUSTAKA
Dugdale ,David C. Yi-Bin Chen, David Zieve. 2009. Multiple Myeloma.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000583.htm. Diakses tanggal 4 Desember
2016
Grethlein, Sara J., Lilian M Thomas. 2009. Multiple Myeloma.
http://emedicine.medscape.com/article/204369-overview. Diakses tanggal 3 Desember 2016
Kyle ,Robert A., S. Vincent Rajkumar. 2008. Drug Therapy : Multiple Myeloma.
http://www.nejm.com .Diakses tanggal 3 Desember r 2016
Noname. 2009. Mieloma Multipel (multiple myelo6ma).
http://medicastore.com/penyakit_subkategori/12/index.html. Diakses tanggal 4 Desember
2016
Kumar,Vinay, Ramzi S. Cotran, Stanley R. Robbin. 2008. Robbins Buku Ajar Patologi edisi
7. Jakarta : Airlangga. Hlm. 481-484