Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
133020082
133020088
133020095
133020098
133020104
133020114
Yoghurt adalah suatu produk fermentasi yang diperoleh dari susu segar
dengan
biakan
campuran
Lactobacillus
bulgaricus
dan
Streptococcus
Kriteria Uji
Satuan
Yoghurt
1
1.1
1.2
1.3
1.4
2
Yoghurt
rendah
lemak
Yoghu
rt
tanpa
lemak
Yoghurt
rendah
lemak
Keadaan
Penampakan
Bau
Rasa
Konsistensi
Kadar lemak
(b/b)
Total padatan
susu bukan
lemak (b/b)
min 8,2
min 8,2
cairan kental-padat
normal/khas
asam/khas
homogen
min. 3,0
0,6-2,9
maks. 0,5
cairan kental-padat
normal/khas
asam/khas
homogen
min. 3,0
0,6-2,9
maks. 0,5
Protein (Nx6,38)
(b/b)
min. 2,7
min. 2,7
maks. 1,0
maks. 1,0
0,5-2,0
0,5-2,0
Keasaman
(dihitung
sebagai asam
laktat) (b/b)
Yoghurt
tanpa
lemak
Cemaran logam
7.1
7.2
Timbal (Pb)
Tembaga (Cu)
mg/kg
mg/kg
maks. 0,3
maks. 20,0
maks. 0,3
maks. 20,0
7.3
7.4
8
9
Timah (Sn)
Raksa (Hg)
Arsen
Cemaran
mikroba
mg/kg
mg/kg
maks. 40,0
maks. 0,03
maks. 0,1
maks. 40,0
maks. 0,03
maks. 0,1
9.1
Bakteri coliform
9.2
9.3
Salmonella
Listeria
monocytogenes
10
Jumlah bakteri
starter*
APM
/g
atau
kolon
-
maks. 10
maks. 10
negatif/25 g
negatif/25 g
negatif/25 g
negatif/25 g
Kolon
i/g
min. 10
Setelah Fermentasi
Menuru
Laktosa
n
Meningkat
Asam laktat
Asam
organik
(suksinat,
fumarat,
benzoat)
Protein
Urea
Lemak
Protein
Urea
Lemak
Vitamin
Jumlah
Kadar
Air
Kimia
85,0
Lemak
1,5
Protein
5,3
Kadar Abu
1,0
Lactosa
7,0
pH
4,3
Di dalam susu sapi terdapat protein yang disebut kasein dan karbohidrat
berupa laktosa (gula susu). Laktosa atau gula susu merupakan karbohidrat utama
dalam susu yang dapat digunakan oleh kultur starter L. bulgaricus dan S.
thermophilus sebagai sumber karbon dan energi untuk pertumbuhannya. Laktosa
dihidrolisis oleh kedua bakteri tersebut dan hasil akhirnya berupa asam piruvat.
Selanjutnya asam piruvat ini dirubah menjadi asam laktat oleh enzim laktat
dehidrogenase yang dihasilkan oleh kedua bakteri tersebut. Asam laktat yang
dihasilkan ini menyebabkan penurunan pH susu atau meningkatkan keasaman
susu. Kasein merupakan protein utama dalam susu yang terpengaruh oleh
perubahan pH atau keasaman ini. Jika pH susu menjadi sekitar 4,6 atau lebih
rendah, maka kasein tidak stabil dan terkoagulasi (menggumpal) dan membentuk
gel yoghurt. Gel yoghurt ini berbentuk semi solid (setengah padat) dan
menentukan tekstur yoghurt. Selain berperan dalam pembentukan gel yoghurt,
asam laktat juga memberikan ketajaman rasa, rasa asam dan menimbulkan aroma
khas pada yoghurt.
c. Total Padatan Terlarut (TSS)
Mutu yogurt juga ditentukan oleh kandungan padatan terlarut pada yogurt.
Nilai TPT akan mempengaruhi tekstur yogurt yang dihasilkan. Penambahan
padatan tanpa lemak pada yogurt yang berbahan baku susu sapi murni dapat
meningkatkan total padatan terlarut, sehingga viskositas yang dihasilkannya lebih
tinggi.
d. Analisis Proksimat
Produk yogurt dengan kadar lemak kurang dari 0.5% dapat digolongkan
sebagai yogurt non-fat. Selain itu berdasarkan regulasi tentang klaim pangan yang
dikeluarkan oleh Codex, dinyatakan bahwa produk pangan dengan kadar lemak
0.5 gram/100 g bahan atau 100 ml bahan, maka produk tersebut dapat diklaim
sebagai produk yang bebas kadar lemak (free fat).
e. Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh
karena zat ini di samping berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga
berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein adalah sumber asamasam
amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh
lemak atau karbohidrat.
Kadar protein di dalam air susu rata-rata 3,20% yang terdiri dari 2,70%
casein (bahan keju) dan 0,50% albumin, berarti 26,50% dari bahan kering air susu
adalah protein. Di dalam air susu juga terdapat globulin dalam jumlah sedikit.
Protein di dalam air susu juga merupakan penentu kualitas air susu sebagai bahan
konsumsi.
f. Produksi Senyawa karbonil
Tabel 4. Produksi senyawa karbonil (g.g-1) pada fermentasi yogurt
Kultur starter
Asetaldehid
Aseton
Asetoin
Diasetil
S. thermophillus
L. delbrueckii
1,0
a 13,5
1,4 77,5
0,2 5,2
0,3 3,2
1,5 7,0
Trace 2,0
0,1 13,0
0,5 13,0
Kultur campuran
2,0 41,0
1,3 4,0
2,2 5,7
0,4 0,9
tingkat keasaman tertentu (mulai pH 5,0) dan maksimum produksi terjadi pada
saat yogurt mencapai pH 4,2 yang selanjutnya kandungan asetaldehida mulai
stabil. Penambahan bubuk susu (skim atau whey powder) dan perlakuan
pemanasan terhadap bahan baku susu dapat meningkatkan kandungan
asetaldehida secara signifikan. Kandungan asetaldehida dan senyawa karbonil
lainnya akan mengalami penurunan selama penyimpanan produk yogurt (Antara,
2009).
3. Mutu fisiko kimia
Banyak parameter yang mempengaruhi flavor, konsistensi, dan tekstur
susu terfermentasi seperti kultur starter, suhu inkubasi, kondisi proses (seperti
perlakuan panas, homogenisasi bahan baku), dan komposisi susu. Perlakuan panas
terhadap susu akan merupakan factor kritis yang mempengaruhi pembentukkan
tekstur produk dan senyawa asetaldehida yang merupakan senyawa flavor spesifik
pada
sehingga protein whey dapat berasosiasi dengan kasein. Protein whey terikat
dengan kasein melalui ikatan disulfide dan juga interaksi hidrofobik. Peningkatan
denaturasi
protein
whey akan
mempercepat
proses
fermentasi
dengan
pembentukkan tekstur yang baik. Namun demikian susu yang tidak melalui proses
pemanasan atau perlakuan panas yang kurang akan menghasilkan yogurt dengan
tekstur gel yang lemah dan lembek dan meningkatkan terjadinya pemisahan whey
(Antara, 2009).
Asam laktat yang dihasilkan ini menyebabkan penurunan pH susu atau
meningkatkan keasaman susu. Kasein merupakan protein utama dalam susu yang
terpengaruh oleh perubahan pH atau keasaman ini. Jika pH susu menjadi sekitar
4,6 atau lebih rendah, maka kasein tidak stabil dan terkoagulasi (menggumpal)
dan membentuk gel yoghurt. Gel yoghurt ini berbentuk semi solid (setengah
padat) dan menentukan tekstur yoghurt. Selain berperan dalam pembentukan gel
yoghurt, asam laktat juga memberikan ketajaman rasa, rasa asam dan
menimbulkan aroma khas pada yoghurt. Dengan tingkat keasaman tinggi dapat
mempengaruhi tekstur yoghur yang dapat terjadi denaturasi protein dan koagulasi
protein yang dapat menyebabkan perubahan kekentalan, tekstur dan kenampakan.
Proses penguraian yang dilakukan oleh bakteri asam laktat dapat merubah sifat
fisiko kimia dari susu.
4. Mutu mikrobiologis
Streptoccus thermophilus dibedakan dari genus streptococcus lainnya
berdasarkan pertumbuhannya pada suhu 45 C tidak tumbuh pada suhu 10 C.
Bakteri ini menyukai suasana mendekati netral dengan pH optimal untuk
pertumbuhannya adalah 6,5.
Umumnya bakteri Streptococcus adalah penghasil asam laktat, tumbuh
sangat baik pada pH 6,5 dan pertumbuhannya terhenti pada keasaman pH 4,2-4,4.
Bakteri
Laktobacilus
tumbuh
sangat
balk
pada
pH
5,5
dan
DAFTAR PUSTAKA