Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KEBIDANAN
MAKALAH KEPERAWATAN
SEMESTER I KESMAS
SEMESTER II KESMAS
SEMESTER IV KESMAS
SEMESTER V KESMAS
SEMESTER VI KESMAS
MATERI KEPERAWATAN
SEMESTER I KEPERAWATAN
SEMESTER II KEPERAWATAN
SEMESTER IV KEPERAWATAN
SEMESTER V KEPERAWATAN
SEMESTER VI KEPERAWATAN
PARIWISATA BENGKULU
MOTIVATION
Bengkulu Sehat
Tempat Berbagi Ilmu dan Pengetahuan "Musik,Tips dan Makalah kesehatan"
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. AGUS SUPRIADI, S.Kep
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah respirasi yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN ARDS
ini dengan baik dan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik secara penulisan,
bahasa atau materi yang ada. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna lebih sempurnanya makalah ini.
Dengan mengucap Hamdallah kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi
kami maupun bagi kita semua.
Bengkulu, Maret 2012
penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................ 1
1.3 Manfaat............................................................................................. 2
2.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
2.1.7
2.1.8
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Adult Respiratory Distress Syndrome (ARDS) merupakan keadaan gagal napas mendadak yang
timbul pada klien dewasa tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya. Sindrom gawat napas akut
juga dikenal dengan edema paru nonkardiogenik. Sindrom ini merupakan sindrom klinis yang ditandai
dengan penurunan progresif kandunagnoksigen di arteri yang terjadi setelah penyakit atau cidera serius.
ARDS biasanya membutuhkan ventilasi mekanik yang lebih tinggi dari tekanan jalan napas normal.
Terdapat kisaran yang luas dari faktor yang berkaitan denganterjadinya ARDS termasuk cidera langsung
pada paru (seperti inhalasi asap) atau gangguan tidak langsung pada tubuh (seperti syok).
ARDS (juga disebut syok paru) merupakan akibat kerusakan /cedera paru dimana sebelumnya
paru seaht. Sindrom ini mempengaruhi kurang lebih 150.000 sampai 200.000 pasien setiap tahun,
dengan laju mortalitas untuk semua pasien yang mengalami ARDS. Faktor lain termasuk trauma
mayor,KID, tranfusi darah, aspirasi, tenggelam, inhalasi asap atau kimia, gangguan matabolik toksik,
pancreatitis, eklampsia, dan kelebihan dosis obat. Perawatan akut secara khusus menangani perawatan
klinis dengan intubasi dan ventilasi mekanik.
1.2 Tujuan
Tujuan umum
Menjelaskan tentang ARDS dan Asuhan Keperawatan pada klien dengan kasus ARDS.
Tujuan khusus
1. Menjelaskan tentang ARDS.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.3 Manfaat
1.
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan kelompok dalam membuat
asuhan keperawatan pada klien ARDS.
2.
Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada pembaca tentang asuhan keperawatan teoritis pada
klien ARDS.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Pengertian
ARDS adalah Suatu penyakit yang disebabkan oleh kerusakan luas alveolus dan/atau membrane
kapiler paru. ARDS selalu terjadi setelah suatu gangguan besar pada system paru, kardiovaskuler, atau
tubuh secara luas. (Ellizabeth J. Corwin, 1997)
Adult Respirator Distress Syndrome (ARDS ) merupakan keadaaan gagal napas mendadak
yang timbul pada kilen dewasa tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya. Sulit untuk membuat
definisi secara tepat, karena patogenesisnya belum jelas dan terdapat banyak factor predisposisi seperti
syok karena perdarahan, sepsis, rudakpaksa / trauma pada paru atau bagian tubuh lainnya, pancreatitis
akut, aspirasi cairan lambung, intoksikasi heroin, atau metadon. (Arif Muttaqin, 2009).
ARDS adalah bentuk khusus dari kegagalan pernapasan yang ditandai dengan hipoksemia yang
jekas dan tidak dapat diatasi dengan penanganan konvensional. ARDS diawalai dengan berbagai
penyakit yang srius yang pada akhirnya mengakibatkan edema paru-paru difus nonkardiogenikyang
khas. (Sylvia A. price & Lorraine M. Wilson, 1995)
SDPD adalah kondisi disfungsi parenkim paru yang dikarakteristikan oleh (1 ) kejadian
antesenden mayor, (2 ) ekslusi kardiogenik menyebabkan edema paru, ( 3 ) adanya takipnea dan
hipoksia, dan (4 ) infiltrate pucat pada foto dada.(Marilynn E. Doenges, 2000).
Acult respiratory distress (ARDS) merupakan kelanjutan dari shock paru-paru, kongesti
atelaktasis,
post
traumatic
paru-paru,
post
infusion
paru,
dan
ventilasi
paru.
(http://harnawatiaj.wordpress.com)
2.1.2
Etiologi
ARDS berkembang sebagai akibat kondisi atau kejadian berbahaya berupa trauma jaringan paru
baik secara langsung maupun tidak langsung .
Faktor Resiko
Trauma langsung pada paru
Pneumoni virus,bakteri,fungal
Contusio Paru
Inhalasi toksin
Shock
Pankretitis
Uremia
Overdosis Obat
Peningkatan PIH
Terapi radiasi.
2.1.3
Patofisiologi
ARDS selalu berhubungan dengan penambahan cairan dalam paru. Sindrom ini merupakan suatu
edema paru karena kelainan jantung. Dari segi histologis. Mula-mula terjadi kerusakan membrane
kapiler-alveoli, selanjutnya terjadi peningkatan permeabilitas endothelium kapiler pa`ru dan epitel aveoli
yang mengakibatkan terjadinya edema alveolidan interstitial.
Sel endotel mempunyai celah yang dapat menjadi lebih besar daripada 60 sehingga terjadi
perembesan cairan dan unsure-unsur lain darah kedalam alveoli dan terjadi edema paru. Mula-mula
cairan berkumpul di interstisium terlampaui, alveoli mulai terisi menyebabkan atelektasis kongesti dan
terjadi hubungan intrapulmoner (shunt).
Mekanisme kerusakan endotel pada ARDS dimulai dengan aktivitas komplemen sebagai akibat trauma,
Syok, dan lain lain. Selanjutnya aktivitas komplemen akan menghasilkan C5a menyebabkan granulosit
teraktivasi dan menempel serta merusak endothelium mikrovaskular paru, sehingga mengakibatkan
peningkatan permeabilitas kapiler paru. Agregasi granulosit neutrofit merusak sel endothelium dengan
melepaskan protease yang menghancurkan struktur protein seperti kolagen, elastin dan fibronektin, dan
proteolisis protein plasma dalam sirkulasi seperti factor Hageman, fibrinogen, dan komplemen.
Endotoksi bakteri, aspirasi asam lambung, dan intoksigasi oksigen dapat merusak sel endothelium arteri
pulmonalis dan leukosit dan neutrofityang teraktifasi akan memperbesar kerusakan tersebut. Histamin,
serotonin, atau bradikinin dapat menyebabkan kontraksi sel endothelium dan mengakibatkan pelebaran
porus interselular serta peningkatan permeabilitas kapiler.
Adanya hipotensi dan pancreatitis akut dapat menghambat produksi surfaktan dan fosfolipase A. selain
itu,cairan edema terutama fibrinogen akan menghambat produksi dan aktivitas surfaktan sehingga
menyebabkan mikroakteletasis dan sirkulasi venoarterial bertambah. Adanya perlambatan aliran kapiler
sebab hipotensi, hiperkoagulabilitas dan asidosis, hemolisis, toksin bakteri, dan lain-lain dapat
merangsang timbulnya koagulasi intravascular tersebar.
Adanya peningkatan permeabilitas kapiler akan menyebabkan cairan merembes ke jaringan interstitial
dan alveoli, menyebabkan edema paru dan atelektasi kongesif yang luas. Terjadi pengurangan volume
paru, paru menjadi kaku, dan komplian paru menurun. Kapasitas residu fungsional juga menurun.
Hipoksemia berat merupakan gejala penting ARDS dan penyebab hipoksemia adalah ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi, hubungan arterio-venous (aliran darah mengalir ke alveoli yang kolaps), dan kelainan
difusi alveoli-kapiler akibat penebalan dinding alveoli-kapiler.
Peningkatan permeabilitas membrane alveoli-kapiler menimbulkan edema interstitial dan alveolar serta
atelektasi alveolar, sehingga jumlah udara sisa pada paru di akhir ekspirasi normal dan kapasitas residu
fungsional menurun.
2.1.5
Manifestasi klinis
Gejala klinis utama pada kasus ARDS adalah:
Peningkatan jumlah pernapasan
Klien mengeluh sulit bernapas, retraksi dan sianosis
Pada Auskultasi mungkin terdapat suara napas tambahan
Penurunan kesadaran mental
Takikardi, takipnea
Dispnea dengan kesulitan bernafas
Terdapat retraksi interkosta
Sianosis
Hipoksemia
Pemeriksaan
Pemeriksaan Diagnostik
Untuk menegakkan diagnosa ARDS sangat tergantung dari pengambilan anamnesa klinis yang
tepat. Pemeriksaan laboraturium yang paling awal adalah hipoksemia, sehingga penting untuk melakukan
pemeriksaan gas-gas darah arteri pada situasi klinis yang tepat, kemudian hiperkapnea dengan asidosis
respiratorik
pada
tahap
akhir.
Pada permulaan, foto dada menunjukkan kelainan minimal dan kadang-kadang terdapat gambaran
edema interstisial. Pemberian oksigen pada tahap awal umumnya dapat menaikkan tekanan PO2 arteri
ke arah yang masih dapat ditolelir. Pada tahap berikutnya sesak nafas bertambah, sianosis penderita
menjadi lebih berat ronki mungkin terdengar di seluruh paru-paru. Pada saat ini foto dada menunjukkan
infiltrate alveolar bilateral dan tersebar luas. Pada saat terminal sesak nafas menjadi lebih hebat dan
volume tidal sangat menurun, kenaikan PCO2 dan hipoksemia bertambah berat, terdapat asidosis
metabolic sebab hipoksia serta asidosis respiratorik dan tekanan darah sulit dipertahankan.
2.1.7
Pemeriksaan penunjang
Chest X-ray; pada stadium awal tidak terlihat dengan jelas atau dapat juga terlihat adanya bayangan
infiltrat ang terletak ditengan region perihilar paru-paru. Pada stadium lanjut, terlihat penyebaran
dinterstisial secara bilateral dan infiltrat alveolar , menjadi rata dan dapat mencangkup keseluruhan lobus
paru-paru. Tidak terjadi pembesaran pada jantung.
AGD; hipoksemia (penurunan PaO2) hopokapnia (penerunan niai CO2 dapat terjaditerutama pada fase
awal sebagai kompensasi terhadap hiperventilasi), hiperkapnia (PaCO 2 > 50) menunjukan terjadi
gangguan pernapasan. Alkalosis respiratori (pH > 7,45) dapat timbul pada stadium awal , tetapi asidosis
dapat juga timbul pada stadium lanjut yang berhubungan dengan peningkatan anatomical dead
space dan penurun ventilasi alveolar. Asidosis metabolisme dapat timbul pada stadium lanjut yang
berhubungan dengan peningkatan nilai laktat darah ,akibat metabolisme anaerob.
Pulmonary funfiction test ;kapasitas pengisian paru-paru dan volume paru-paru menurun ,terutama
FRC ,peningkatan anatomical dead space dihasilkan area dimana timbul vasokonstriksi dan mikroemboli.
Gradien alveolar arteria: memberikan perbandingan tegangan oksigen dalam alveoli dan darah arteri
Asam laktat; meningkat
Penatalaksanaan
Terapi / penatalaksanaan ARDS
Mengidentifikasi dan mengatasi penyebab
Memastikan ventilasi yang adekuat
Memberikan dukungan sirkulasi
Memastikan volume cairan yang adequate
Memberikan dukungan nutrisi
Dukungan nutrisi yang adequat sangat penting dalam mengobati ARDS. Pasien dengan ARDS
membutuhkan 35 45 kkal/kg sehari untuk memenugi kebutuhan normal. Pemberian makan enteral
adalah pertimbangan pertama, namun nutrisi parenteral total dapat saja diperlukan
Terapi :
Intubasi untuk pemasangan ETT
Pemasangan Ventilator mekanik (Positive end expiratory pressure) untuk mempertahankan
keadekuatan level O2 darah.
Sedasi untuk mengurangi kecemasan dan kelelahan akibat pemasangan ventilator
a.
b.
c.
2.1.8
2.2
2.2.1
1.
f) Pernapasan
Gejala: Adanya aspirasi/tenggelam, inhalasi asap/gas, infeksi difus paru, Timbul tiba-tiba/bertahap
Tanda: Pernapasan:
Peningkatan kerja napas: penggunaan otot aksesori pernapasan, contoh retraksi interkostal atau
substernal, pelebaran nasal, memerlukan oksigen konsentrasi tinggi
Bunyi napas: pada awal normal. AKrekels, ronki, dan dapat terjadi bunyi napas bronkial
N
o
1
Dx.
Keperawata
n
Tidak
efektifnya
jalan nafas
berhubunga
n dengan
hilangnya
fungsi jalan
Tujuan
Kriteria Hasil
Interverensi
Setelah dilakukan
- Pasien dapat
Mandiri:
intervensi
mempertahank - Catat
keperawatan selama
an jalan nafas
perubahan
3X24 jam diharapkan dengan bunyi
dalam
Jalan nafas kembali
nafas yang
bernafas dan
normal dan efektif
jernih
pola nafasnya
- Pasien bebas - Observasi dari
Rasional
Mandiri :
Penggunaan otototot
interostan/abdomina
l/ leher dapat
meningkatkan usaha
dalam bernafas
nafas,
peningkatan
sekret
pulmonal,
peningkatan
resistensi
jalan nafas
dari dispneu
penurunan
- Mengeluarkan pengembangan dada dan
sekret tanpa
peningkatan
kesulitan
- Memperlihatk fremitus
- Catat
an tingkah
karateristik
laku
mempertahank dari suara
nafas
an jalan nafas
-
Pengembangan
dada dapat menjadi
batas dari akumulasi
cairan dan adanya
cairan dapat
meningkatkan
fremitus
ultrasonic
dapat mengencerkan
nabulisasi
sputum
- Berikan
fisioterapi
Kolaboratif
dada
- Mengeluarkan
misalnya :
sekret dan
postural
meningkatkan
drainase,
transport oksigen
perkusi
dada/vibrasi
jika ada
indikasi
- Dapat berfungsi
- Berikan
sebagai
bronchodilator bronchodilatasi dan
misalnya;
mengeluarkan sekret
aminofilin,
albuteal dan
- Meningkatkan
mukolitik
drainase sekret paru,
peningkatan efisien
penggunaan otototot pernafasan
Gangguan
pertukaran
gas
berhubunga
n dengan
alveolar
hipoventilas
i,
penumpuka
n cairan di
permukaan
alveoli,
hilangnya
surfaktan
pada
permukaan
alveoli
- Diberikan untuk
mengurangi
bronchospasme,
menurunkan
viskositas sekret dan
meningkatkan
ventilasi
Setelah dilakukan
- Pasien dapat
Mandiri:
Mandiri:
intervensi
- Takipneu adalah
meperlihatkan - Kaji kasus
keperawatan
ventilasi dan
pernapasan,
mekanisme
selama3X24
oksigenasi
catat
kompensasi untuk
diharapakan klien
yang adekuat
peningkatan
hipoksemia dan
mengalami penurunan dengan nilai
respirasi atau
peningkatan usaha
penumpukan cairan di AGD normal
perubahan
nafas
alveoli
- Bebas dari
pola napas.
gejala distress - Catat ada
pernapasan
tidaknya suara
nafas dan
- Suara nafas
adanya bunyi
mungkin tidak sama
nafas
atau tidak
tambahan
ditemukan.
sperti crakles,
dan wheezing.
- Kaji adanya
cyanosis
Cemas/takut
berhubunga
Setelah dilakukan
intervensi
- Menyatakan
kesadaran
Mandiri:
- Observasi
Menyimpan tenaga
pasien, mengurangi
penggunaan
oksigen.
Kolaboratif:
Memaksimalkan
pertukaran O2 secara
terus menerus
dengan tekanan
yang sesuai.
Peningkatan
ekspansi paru
meningkat
oksigenisasi
- Memperlihatkan
kongesti
paru yang progresif.
- Untuk mencegah
ARDS
Mandiri:
- Hipoksemia dapat
n dengan
krisis
situasi,
pengobatan,
perubahan
status
kesehatan,
takut mati,
factor
fisiologi(efe
k
hipoksemia)
keperawatan selama
3X24 jam pasien
diharapkan dapat
mendiskusikan rasa
takut.
terhadap
ansietas
- Mengaku dan
mendiskusikan
takut.
- Tampak rileks
dan
melaporkan
ansietas
menurun
sampai tingkat
dapat
ditangani.
- Menunjukan
pemecahan
masalah dan
penggunaan
sumber efektif.
-
peningkatan
pernapasan,
agitasi,
kegelisahan
dan kestabilan
emosi.
Pertahankan
lingkungan
yang tenang
dengan
meminimalkan
stimulasi.
Usahakan
perawatan dan
prosedur tidak
menggangu
waktu
istirahat.
Bantu dengan
tekhnik
relaksasi,
meditasi.
menyebabkan
kecemasan.
Cemas berkurang
oleh meningkatnya
relaksasi dan
pengawetan energy
yang digunakan.
Memberi
kesempatan kepada
pasien untuk
mengendalikan
kecemasannya dan
Identifikasi
merasakan sendiri
persepsi
dari
pasien dari
pengontrolannya.
pengobatan
Menolong
yang
mengenali
asal
dilakukan.
Dorong pasien kecemasan/ketakuta
n yang dialami.
untuk
mengekspresik
- Langkah awal
an
kecemasannya dalam
.
mengendalikan
Membantu
perasaan-perasaan
yang teridentifikasi
menerima
situasi dan hal yang terekspresi
tersebut harus - Menerima stress
ditanggulangin yang sedang dialami
ya.
tanpa denial, bahwa
Sediakan
segala akan menjadi
baik.
informasi
tentang
keadaan yang
sedang
- Menolong pasien
dialaminya.
untuk menerima apa
yang sedang terjadi
dan dapat
mengurangi
kecemasan/ketakuta
n apa yang tidak
diketahui.
- Indentifikasi
Penentraman hati
tehnik pasien
yang palsu tidak
yang
menolong. Sebab
digunakan
tidak ada perawat
sebelumnya
maupun pasien tahu
untuk
menanggulang hasil akhir dari
permasalahan itu.
i rasa cemas.
- Kemampuan yang
dimiliki pasien akan
Kolaboratif:
meningkatkan
- Memberikan
system pengontrolan
sedatif sesuai
terhadap
indikasi dan
kecemasannya.
monitor efek
yang
merugikan.
Kolaboratif:
- Mungkin
dibutuhkan untuk
menolong dalam
mengontrol
kecemasan dan
meningkatkan
istirahat.
Bagaimanapun juga
efek samping seperti
depresi pernafasan
mungkin batas atau
kontraindikasi
penggunaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
ARDS adalah Suatu penyakit yang disebabkan oleh kerusakan luas alveolus dan/atau membrane
kapiler paru. ARDS selalu terjadi setelah suatu gangguan besar pada system paru, kardiovaskuler, atau
tubuh secara luas.
Adult Respirator Distress Syndrome (ARDS ) merupakan keadaaan gagal napas mendadak
yang timbul pada kilen dewasa tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya. Sulit untuk membuat
definisi secara tepat, karena patogenesisnya belum jelas dan terdapat banyak factor predisposisi seperti
B.
syok karena perdarahan, spesies, rudakpaksa / trauma pada paru atau bagian tubuh lainnya, pancreatitis
akut, aspirasi cairan lambung, intoksikasi heroin, atau metadon.
Saran
Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari tentu banyak kekurangan dan kejanggalan
baik dalam penulisan maupun penjabaran materi serta penyusunan atau sistematik penyusunan.
Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca semua.
Dan penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat member manfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 1997. Buku Saku Patofisiologi, Jakarta; EGC.
Doengoes, M.E.2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Jakarta; EGC.
Muttaqin, Arif. 2009.Buku Ajar Asuhan Keperawata Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan;Salemba
Medika.
Wlkinson, Judith M. 2002. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
http://harnawatiaj.wordpress.com)
Pengunjung
online degree
Posts
Comments
About me
ahmad khoiron
View my complete profile
Labels
KEBIDANAN (13)
lirik dan kuci lagu (16)
makalah keperawatan lengkap (74)
motivation (6)
Pariwisata Bengkulu (5)
semester I (25)
semester I KESMAS (17)
semester II (26)
semester II KESMAS (15)
semester III (24)
semester IV keperawatan (39)
semester V keperawatan (26)
semester VI (2)
TIPS SEHAT (12)
My Flickr:
Blog Archive
2014 (2)
2013 (127)
December (4)
November (98)
October (25)
Template images by compassandcamera. Powered by Blogger.
2
1
0
2
2
0
1
1
i
t
a
h
e
s
e
m
o
c
l
e
W