Vous êtes sur la page 1sur 12

RISKI FITRI NOPINA

04011181419054
BETA 2014
1) Nyonya Melinda, ibu hamil (34 tahun) datang ke puskesmas dengan keluhan
utama lemah dan pusing (VVV)
a. Bagaimana hubungan usia ibu hamil dengan keluhan yang dialami? 1,2,3
b. Apa penyebab dan bagaimana mekanisme keluhan pada kasus?--> hormonal
(ADB pada kehamilan)4,5,6
2) Riwayat kehamilan G6P4A1 dengan umur kehamilan 32 minggu. Anak
terakhirnya berusia 2 tahun. (jarak antar kehamilan dekat dengan resiko nutrisi
yang kurang dan kehamilan ke 6 dengan riwayat abortus)
a. Bagaimana hubungan riwayat kehamilan dengan keluhan yang dialami saat
ini? (faktor resiko anemia dengan jarak kehamilan)7,8,9
b. Berapa jarak antar kehamilan yang ideal dan mengapa? 10,4,5
Jawab :
Dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa jarak kehamilan menentukan
kesehatan ibu. Makin panjang jarak kehamilan dengan sebelumnya makin
baik kondisi ibu dan anak.
Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Keluarga
Berencana (BKKBN), jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih,
karena jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum
cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya baik itu dari segi psikis,
hormonal dan fisiknya setelah melahirkan sebelumnya. Ini merupakan salah
satu faktor penyebab kelemahan dan kematian ibu serta bayi saat dilahirkan.
Resiko proses reproduksi dapat ditekan apabila jarak minimal antar kelahiran
2 tahun
Keuntungan bagi ibu adalah :
1,3 kali lebih mungkin terhindar dari anemia
1,7 kali lebih mungkin terhindar dari perdarahan selama trimester 3
2,5 kali lebih mungkin terhindar dari kematian saat melahirkan
Keuntungan bagi anak :
1,5 kali memiliki kelangsungan hidup lebih lama selama minggu
pertama kehidupan
2,2 kali memiliki kelangsungan hidup lebih lama selama 28 hari
pertama kehidupan
2,3 kali memiliki kelangsungan hidup lebih lama selama satu tahun
pertama kehidupan
2,4 kali memiliki lebih lama selama masa balita
Mendapatkan ASI eksklusif yang cukup

RISKI FITRI NOPINA


04011181419054
BETA 2014
Keuntungan lain yaitu keuntungan psikologis, orang tua dapat mencurahkan
waktu lebih banyak bagi anak pada usia awal mereka dan juga keuntungan
finansial
Pada kasus, Ny Melinda memiliki jarak kelahiran-kehamilan pendek yang
memiliki dampak negatif :
Maternal depletion syndrome, yakni terjadi pengikisan nutrisi ibu oleh
janin karena ibu tidak memiliki waktu cukup untuk mengembalikan
cadangan makanan
keletihan fisik ibu dalam kehamilan ditambah dengan harus merawat
dan mengasuh bayi
stress psikis ibu, yang juga dapat berdampak pada janin berupa
kemungkinan BBLR
kelahiran prematur
penyusutan air susu ibu
c. Bagaimana hubungan riwayat kehamilan dahulu dengan komplikasi dan
penyulit pada kehamilan sekarang? (abortus dan punya anak banyak) 9,8,3
3) Pada masa kehamilannya, asupan makanannya kurang. Dia adalah ibu rumah
tangga dan suaminya adalah seorang tukang las. Mereka merupakan keluarga
yang miskin.
a. Bagaimana hubungan asupan makanan yang kurang dengan keluhan yang
sekarang? 10, 2,7
Jawab :
Keperluan zat besi

bertambah

selama

kehamilan,

seiring

dengan

bertambahnya usia kehamilan. Pada gestasi tunggal yang khas, rerata


kebutuhan ibu akan besi mendekati 1.000 mg. Dari jumlah ini, 300 mg untuk
janin dan plasenta ; 500 mg untuk ekspansi massa hemoglobin ibu ; 200 mg
yang dibuang secara normal melalui usus, urin dan kulit. Pada kasus, intake
makanan yang kurang tidak seimbang dengan kebutuhan ibu yang terus
meningkat menyebabkan cadangan besi yang ada pada ibu akan terus
menurun. Apabila kekurangan besi terus berlanjut maka cadangan besi
menjadi kosong sama sekali, penyediaan eritropoiesis terganggu sehingga
kadar hemoglobin mulai menurun.

RISKI FITRI NOPINA


04011181419054
BETA 2014

Skema 1. Patofisiologi Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil


b. Bagaimana asupan nutrisi yang normal pada ibu hamil? 1,6,5
c. Apa saja resiko yang terjadi pada ibu dan bayi dengan asupan nutrisi yang
kurang?4,9,1
d. Apa saja resiko yang mungkin terjadi sehubungan dengan kondisi
sosioekonomi dan lingkungan?2,3,10
Jawab :
Ekonomi yang tidak memadai menyebabkan ibu hamil tidak
memeriksakan kandungan secara rutin sehingga tidak mengetahui jika

ibu tersebut memiliki komplikasi dan penyulit pada masa kehamilan


Ekonomi yang rendah juga menyebabkan pengetahuan ibu tentang
sanitasi jelek sehingga rentan terkena infeksi

RISKI FITRI NOPINA


04011181419054
BETA 2014
Pengetahuan nutrisi yang kurang juga menyebabkan ibu tidak
mengetahui tentang komplikasi yang akan dialami seperti BBLR,
perdarahan post partum dan prematuritas.

4) Pemeriksaan fisik :
Tinggi = 155 cm ; BB 48 kg
BP 100/60 mmHg , HR 96x/menit, RR 20x/menit
Konjungtiva palpebra pucat
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal pada kasus? 6,7,8
5) Pemeriksaan laboratorium :
Hb 8,6 g/dl ; MCV = 70 fl; MCH = 23 pg; MCHC = 29 g/dl
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal? 1,3,5
6) Aspek Klinis
a. DD 7,9,10
Pemeriksaan

Anemia defisiensi Anemia

Anemia penyakit

besi

megaloblastik

kronis

Malaise

(+)

(+)

(+)

Pusing

(+)

(+)

(+)

Konjungtiva

(+)

(+)

(+)

Hb

Turun

Turun

Turun

MCV

Menurun

Meningkat

Menurun/N

MCH

Menurun

Meningkat

Menurun/N

Besi serum

Menurun < 30

Normal

Menurun < 50

TIBC

Meningkat > 360

Normal

Menurun < 300

Saturasi

Menurun < 15%

Normal

Menurun/N

palpebra
pucat

Transferin

20%

Besi sumsum Negatif

Normal

Negatif

Normal

Normal

tulang
Feritin serum

Menurun

10-

Elektroforesis

Normal

Normal

RISKI FITRI NOPINA


04011181419054
BETA 2014
Normal

Hb

b.
c.
d.
e.
f.

Algoritma diagnosis 2,4,6


DK 8,3,4
Etiologi 5,6,7
Epidemiologi 1,2,8
Faktor resiko 9,10,1
Ibu dengan riwayat anemia sebelum hamil
Perdarahan akut
Asupan nutrisi yang kurang
Kehamilan berulang
Kondisi sosioekonomi yang tidak memadai
Perdarahan post partum

g. Patogenesis 2,3,4
h. Patofisiologi 5,6,7
i. Manifestasi klinis 8,9,10
Gejala klinis dari anemia bervariasi bergantung pada tingkat anemia yang
diderita. Berdasarkan gejala klinisnya anemia dapat dibagi menjadi anemia
ringan, sedang dan berat. Tanda dan gejala klinisnya adalah :
a) Anemia ringan

: adanya pucat, lelah, anoreksia, lemah, lesu, dan sesak.

b) Anemia sedang

: adanya lemah dan lesu, palpitasi, sesak, edema kaki,

dan tanda malnutrisi seperti anoreksia, depresi mental, glossitis, ginggivitis,


emesis atau diare.
c) Anemia berat

: adanya gejala klinis seperti anemia sedang dan

ditambah dengan tanda seperti demam, luka memar, stomatitis, koilonikia,


pika, gastritis, termogenesis yang terganggu, penyakit kuning, rambut halus
dan rapuh, hepatomegali dan splenomegali bisa membawa seorang dokter
untuk mempertimbangkan kasus anemia yang lebih berat.
j.
k.
l.
m.

Pemeriksaan penunjang (GOLD STANDARD)1,3,5


Komplikasi 2,4,6
Tatalaksana dan follow up 7,9,1
Edukasi dan pencegahan 8,10,2
Memberikan dorongan agar ibu hamil mengonsumsi bahan makanan

tinggi Fe dan konsumsi tablet besi minimal 90 hari


Tambahkan suplementasi besi dengan dosis rendah (30 mg/hari)
diberikan sejak kunjungan pertama ibu hamil

RISKI FITRI NOPINA


04011181419054
BETA 2014
Fortifikasi makanan dengan zat besi. Makanan fortifikasi yang lazim
adalah tepung gandum serta roti makanan yang terbuat dari jagung

dan bubur jagung serta beberapa produk susu


Skrining pada kunjungan pertama kali dan rutin pada setiap semester
dengan memantau kadar Hb untuk mendeteksi ibu hamil anemia atau

tidak
Beritahukan kepada ibu tentang jarak kehamilan-kelahiran
Hindari faktor resiko

n. Prognosis 3,4,5
o. SKDI all
POST NATAL CARE
1. ASUHAN IBU SELAMA NIFAS
Masa nifas (perperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kira-kira 6
minggu.
Anjurkan ibu untuk melakukan kontrol/kunjungan masa nifas setidaknya 4

kali yaitu :
6-8 jam setelah persalinan (sebelum pulang)
6 hari setelah persalinan
2 minggu setelah persalinan
6 minggu setelah persalinan
Periksa tekanan darah, perdarahan pervaginam, kondisi perineum, tanda

infeksi, kontraksi uterus, tinggi fundus dan temperatur secara rutin


Nilai fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan luka, sakit kepala, rasa

lelah dan nyeri punggung


Tanyakan ibu mengenai suasana emosinya, bagaimana dukungan yang
didapatkan dari keluarga, pasangan dan masyarakat untuk perawatan

bayinya
Tatalaksana atau rujuk bila ditemukan masalah
Lengkapi vaksinasi tetanus toksoid bila diperlukan
Minta ibu segera menghubungi tenaga kesehatan bila ibu menemukan salah
satu tanda berikut :
Perdarahan berlebihan
Sekret vagina berbau
Demam
Nyeri perut berat
Kelelahan atau sesak

RISKI FITRI NOPINA


04011181419054
BETA 2014
Bengkak di tangan, wajah, tungkai atau sakit kepala atau pandangan
kabur
Nyeri payudara, pembengkakan payudara, luka atau perdarahan

puting
Berikan informasi tentang perlunya melakukan hal-hal berikut :
Kebersihan diri
Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah
buang air kecil atau besar dengan sabun dan air
Mengganti pembalut dua kali sehari
Mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelamin
Menghindari menyentuh daerah luka episiotomi atau laserasi
Istirahat
Beristirahat yang cukup
Kembali melakukan rutinitas rumah tangga secara bertahap
Latihan
menjelaskan pentingnya otot perut dan panggul
Mengajarkan latihan untuk otot perut dan panggul :
o Menarik otot perut bagian bawah selagi menarik napas
dalam posisi tidur terlentang dengan lengan di samping,
tahan nafas sampai hitungan 5, angkat dagu ke dada,
ulangi sebanyak 10 kali
o Berdiri dengan kedua tungkai dirapatkan. Tahan dan
kencangkan otot pantat, pinggu sampai hitungan 5, ulangi
sebanyak 5 kali
Gizi
Mengkonsumsi tambahan 500 kal/hari
Diet seimbang (cukup protein, mineral dan vitamin)
Suplemen besi diminum setidaknya selama 3 bulan pascasalin,
terutama di daerah dengan prevalensi anemia tinggi
Suplemen vitamin A : 1 kapsul 200.000 IU diminum segera
setelah persalinan dan 1 kapsul 200.000 IU diminum 24 jam
kemudian
Menyusui dan merawat payudara
Jelaskan pada ibu mengenai cara menyusui dan merawat
payudara

RISKI FITRI NOPINA


04011181419054
BETA 2014
Senggama
Senggama aman dilakukan setelah darah tidak keluar dan ibu
merasa tidak nyeri ketika memasukkan jari ke dalam vagina
Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan
Kontrasepsi dan keluarga berencana
Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya kontrasepsi dan
keluarga berencana setelah bersalin

2. ASUHAN BAYI SELAMA NIFAS


Asuhan bayi baru lahir di fasilitas kesehatan
Pastikan bayi tetap hangat dan jangan mandikan bayi hingga 24 jam setelah

persalinan. Jaga kontak kulit antara ibu dan bayi serta tutupi kepala bayi dengan topi
Tanyakan pada ibu dan atau keluarga tentang masalah kesehatan pada ibu :
Keluhan tentang bayinya
Penyakit ibu yang mungkin berdampak pada bayi (TBC,
demam saat persalinan, KPD >18 jam, hepatitis B atau C,
sifilis, HIV/AIDS,penggunaan obat)

Lakukan pemeriksaan fisik dengan prinsip berikut :


Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis)
Pemeriksaan tidak harus dilakukan berurutan, dahulukan menilai
pernapasan dan tarikan dinding dada bawah, denyut jantung serta perut

RISKI FITRI NOPINA


04011181419054
BETA 2014

RISKI FITRI NOPINA


04011181419054
BETA 2014

Tabel 1. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Post Partum


Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan

Catat seluruh hasil pemeriksaan. Bila terdapat kelainan lakukan rujukan sesuai
dengan pedoman MTBS
Berikan ibu nasihat merawat tali pusat bayi dengan benar :
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat
Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan atau
bahan apapun ke puntung tali pusat. Nasihatkan hal ini juga kepada ibu
dan keluarganya
Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan apabila
terdapat tanda infeski tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali
pusat basah atau lembab
Sebelum meninggalkan bayi, lipat popok di bawah puntung tali pusat
Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali pusat
mengering dan terlepas sendiri
Jika puntung tali pusat kotor, bersikan hati-hati dengan ait DTT dan sabun
dan segera keringkan secara seksama menggunakan kain bersih

RISKI FITRI NOPINA


04011181419054
BETA 2014
Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat : kemerahan pada kulit sekitar tali
pusat, tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda infeksi, nasihati ibu
membawa bayinya ke fasilitas kesehatan
Jika tetes mata antibiotik profilaksis belum diberikan, berikan sebelum
12 jam setelah persalinan
Pemulangan Bayi
Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan seharusnya dipulangkan minimal 24 jam setelah lahir
apabila pengawasan tidak dijumpai kelainan. Sedangkan pada bayi yang lahir di rumah bayi
dianggap dipulangkan saat petugas kesehatan meninggalkan tempat persalinan. Pada bayi
normal dan tanpa masalah petugas kesehatan meninggalkan tempat persalinan paling cepat 2
jam setelah lahir
Kunjungan Ulang
Terdapat minimal 3 kali kunjungan ulang bayi baru lahir :
Pada usia 6-48 jam (kunjungan neonatal 1)
Pada usia 3-7 hari (kunjungan neonatal 2)
Pada usia 8-28 hari (kunjungan neonatal 3)

Lakukan pemeriksaan fisik, timbang berat badan, periksa

suhu dan kebiasaan makan bayi


Periksa tanda bahaya :
Tidak mau minum atau memuntahkan semua ATAU
Kejang ATAU
Bergerak hanya jika dirangsang ATAU
Napas ceoat (60x/menit) ATAU
Napas lambat (30x/menit) ATAU
Tarikan dinding dada ke dalam yang sangat kuat ATAU
Merintih ATAU
Teraba demam (suhu ketiak 37,5 0C) ATAU
Teraba dingin (suhu ketiak < 360C) ATAU
Nanah yang banyak di mata ATAU
Pusar kemerahan meluas ke dinding perut ATAU
Diare ATAU
Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki ATAU
Perdarahan
Periksa tanda-tanda infeksi kulit superfisial, seperti nanah keluar dari
umbilikus kemerahan di sekitar umbilikus, adanya lebih dari 10 pustula di

kulit, pembengkakan, kemerahan; dan pengerasan kulit


Bila terdapat tanda bahaya atau infeksi , rujuk bayi ke fasilitas kesehatan

RISKI FITRI NOPINA


04011181419054
BETA 2014

Pastikan ibu memberikan ASI eksklusif


Tingkatkan kebersihan dan rawat kulit, mata serta tali pusat dengan baik
Ingatkan orang tua untuk mengurus akte kelahiran bayinya
Rujuk bayi untuk mendapatkan imunisasi pada waktunya
Jelaskan kepada orang tua untuk waspada terhadap tanda bahaya pada
bayinya

Daftar Pustaka
Cunningham, Garry, dkk. 2012. Obstetri Williams : Volume 2. Jakarta : EGC
Depkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan. Jakarta : Depkes RI
Fairley DH. Diseases in pregnancy. In: Lecture notes obstetrics and gynaecology. 2nd ed.
Oxford: Blackwell Publishing, 2004; p. 140-2.
Sinurat TS. Anemia dalam kehamilan. 2012.cited on 2017 January 18th. Available
from:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21579/5/Chapter%20I.pdf.
Anonim. Suplementasi zat besi. c2011.[online]. [cited on 2017 January 18th].
Availablefrom:http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34941/4/Chapter
%20II.pdf.

Vous aimerez peut-être aussi