Vous êtes sur la page 1sur 3

Akhlak-Akhlak Tercela

A. Riddah Riddah
merupakan salah satu perbuatan yang sangat dilarang agama. Secara bahasa riddah
artinya kembali. Artinya, kembali dari agama islam menuju agama lain dan berpaling
pada kekufuran baik dengan niat, ucapan maupun tindakan. Perilaku riddah dikenal
dengan murtad. Kita sering kali menemukan seseorang yang telah menganut ajaran
islam, berpaling untuk menganut agama lain. Mereka pada umumnya orang yang lemah
imannya sehingga tidak istiqomah dalam memegang ajaran agamanya. Padahal islam
adalah agama yang paling baik dan benar yang diterima di sisi Allah SWT. Hal ini sesuai
dengan bunyi ayat yang artinya :"Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Allah SWT
adalah agama islam." (QS. Ali Imran 19). Seseorang yang melakukan riddah berarti ia
telah membuat sekutu kepada Allah. Menyekutukan Allah SWT merupakan dosa yang
sangat besar sehingga tidak diampuni. Perhatikan ayat yang artinya :"Sesungguhnya
Allah SWT tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan
Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki.
Barang siapa mempersekutukan Allah SWT, maka sungguh dia telah berbuat dosa yang
besar." (Q.S. An Nisa : 148).
B. Berlebihan
Dalam ajaran islam, berlebihan diistilahkan dengan israf atau berbuat mubazir.
Perbuatan mubazir sangat dilarang dalam ajaran agama dan termasuk dosa besar.
Larangan bersikap berlebihan tertuang dalam dalil yang berbunyi :".......makan dan
minumlah tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah SWT tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan." (Q.S Al A'raf 31). Bersikap berlebihan dilarang baik itu dalam
ucapan, sikap, berbusana, makan, dan lainnya. Berlebihan dilarang karena
mengandung beberapa akibat negatif yaitu :
1. Membiasakan menjadi rakus.
2. Cenderung tidak peduli terhadap orang lain.
3. Terbiasa boros.
4. Jiwa dan jasmani akan rusak dan terancam.
5. Menjadi malas beribadah.

C. Gibah
Gibah artinya menggunjing. Menggunjing berarti perbuatan membicarakan orang lain
dengan cara melontarkan isu-isu negatif dengan mencari kesalahan-kesalahan tertentu,

untuk disampaikan kepada orang lain. Dalam ayat-ayat Alquran kita diingatkan untuk
menjauhi perbuatan gibah, misalnya pada ayat yang artinya :"Wahai orang-orang yang
beriman ! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa,
dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada diantara
kamu menggunjing sebagian yang lain...."(Q.S Al Hujarat 12). Gibah menimbulkan
akibat-akibat negatif diantaranya :
1. Menyebabkan fitnah.
2. Menimbulkan perpecahan antarsesama.
3. Menjatuhkan nama baik seseorang.
4. Pemborosan waktu.

D. Mengadu Domba
Adu domba merupakan perilaku memecah belah persatuan dan kedamaian
antaraorang atau kelompok dengan menyebar isu tertentu agar mereka berselisih. Adu
domba biasanya dilakukan oleh seseorang yang hendak mengambil keuntungan dari
peristiwa perpecahan yang terjadi. Rasulullah berkali-kali mengingatkan kita untuk
menjauhi sifat adu domba. Sehingga kita dianjurkan untuk saling bahu-membahu
menolong antar sesamanya. "Yang dinamakan seorang muslim adalah yang mampu
menyelamatkan saudaranya dari kejahatan lidah dan tangannya. "(H.R Bukhari dan
Muslim). Atas alasan tersebut, jika suatu kali kita melihat terjadi perselisihan dalam
masyarakat, dianjurkan untuk mendamaikan. "Dan apabila ada dua golongan orang
mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya." (Q.S Al Hujarat 4).

E. Fitnah
Ada banyak dalil dalam Al-quran maupun hadis yang menjelaskan bahaya bersikap
fitnah. Fitnah adalah isu atau tuduhan yang belum terbukti kebenarannya. Fitnah ini
dilakukan agar seseorang menjadi tersudut di hadapan orang lain sehingga akan
mengancam harga diri orang tersebut. Dalam surat Al Baqarah ayat 191 kita diingatkan
bahwa perbuatan fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Demikian halnya di dalam
ayat-ayat yang lain, misalnya ayat yang artinya :"Dan barang siapa berbuat kesalahan
atau dosa, kemudihan di tuduhkan kepada orang yang tidak bersalah, maka sungguh
dia telah memikul suatu kebohongan dan dosanya." (Q.S An Nisa 112). Perbuatan
fitnah, selain akan merugikan orang lain juga akan merugikan diri sendiri. Bagi orang
lain misalnya, akan terjadi perselisihan yang berakhir pada perpecahan, demikian
halnya bagi si pemfitnah tidak akan dipercaya oleh orang lain.

Vous aimerez peut-être aussi