Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
> Paham INERANCY = tidak bisa salah dalam ajarannya, bebas dari kekeliruan.
> Paham INFALLIBILITY = ketidak kekeliruan dalam mencapai tujuannya,
dalam memberi norma-norma iman, kelakuan dan ketidakakurasian dalam
berbagai hal, tidak bisa khilaf/ menyesatkan, dapat diandalkan.Firman Allah
yang tertulis tanpa salah pada naskah aslinya (original manuscript without
error)
> Paham INDEFECTIBLITY = ketidakbercacatan, artinya terus menerus tinggal
atau tetap dalam kebenaran.
KONTRIBUSI HERMENEUTIKA
a. Semua orang Kristen tanpa kecuali diperintahkan untuk mempelajari Alkitab
dengan seksama (Mazmur 119:103; II Timotius 3:16-17; Kis. 17:11; Yohanes 5:39).
> Agar tidak diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran (Efesus 4:11-16)
> Tema: Kristosentris (berpusat/ sentralnya pada Kristus).
Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru merupakan satu kesatuan.
Seluruh Alkitab berbicara tentang Kristus saja.Yesus Kristus telah
mempersatukan PL dan PB. Karya penebusan Allah sebagai isi, motivasi dan
kuasa dibalik semua eksposisi Alkitabiah.
Prinsip prinsip Kristus menembus semua bidang kehidupan.
> Mendewasakan iman orang percaya Pertumbuhan rohani.
> Firman Allah sebagai dasar segala pengajaran dan khotbah dalam Gereja
Kis.17:11).
> Menyelidiki kebenaran yang diwahyukan Allah dalam Alkiab dan menemukan
arti sebenarnya dari kebenaran tersebut. Hermeneutika adalah dasar iman
simbolis.
7. Penafsir harus menafsirkan kebenaran sesuai dengan zamannya.
Perasaan kontinuitas historis dengan umat Allah.
8. Ajaran dari seluruh Alkitab ditafsirkan melalui ajaran dari PB seluruhnya
untuk menemukan pemakaian pada masa kini.
9. Teks-teks Alkitab bernilai sebagai renungan devosional, namun seharusnya
dipertimbangkan dalam konteksnya dulu, kemudian dipakai secara renungan
Jadi penerapan menantikan tafsiran yang lengkap.
10. Konteks jauh/luas (seluruh Alkitab) dan konteks dekat (kitab itu sendiri/
pasal tersebut).
11. Arti kata secara sintaksis (kamus) dan ensiklopedia.
12. Makna teologisnya (implementasi, demontrasi/perubahan radikal,
realisasi/menjadi nyata).
B. PRINSIP KHUSUS.
Prinsip tafsiran khusus yaitu Alkitab dianggap sebagai suatu bagian dari karya
sastra, maka prinsip khusus diperlukan yang berpusat pada metode
pembentukan secara sastra.
Seperti:
* Metafora (kiasan) : Matius 16:6; Yohanes 6:48; 10:11; Mazmur 23:1.
* Tamsil (Ibarat /Perbandingan) : Matius 10:16; 28:3.
* Personifikasi (personification).
* Hiperbola (Hyperbole) / dilebih-lebihkan. Matius 19:24.
* Perumpamaan (Parable): kisah duniawi yang mempunyai arti sorgawi
untuk mengajarkan sesuatu yang penting.
* Anthropomorfisme (penggambaran fisik Tuhan seperti manusia):
mata Tuhah ada di segala tempat, telinga Tuhan tidak kurang peka untuk
mendengar.
* Anthropopathisme (penggambaran perasaan Tuhan seperti yang
dimiliki manusia):Tuhan menyesal, Tuhan menangis, Tuhan tertawa, Tuhan
marah.
* Alegori atau Fabel.
* Tipologi
* Nubuat
* Angka atau Bilangan.
* Sastra Apokaliptis.
Catatan:
> Pahamilah dengan konteks kalimat.
> Pahamilah kata demi kata.
> Pahamilah tata bahasa.
> Pahamilah latar belakang secara harafiah.
> Pakailah ayat ayat referensi (cross reference).
> Pahamilah maksud asli dari penulis.
> Pahamilah isi kesaksian tentang Kristus.
6 Pertanyaan Utama dalam sebuah pengamatan nas Alkitab:
Bagian Pertama : Apa? What?
Bagian Kedua : Mengapa? Why?
Bagian Ketiga : Bagaimana? How?
1. Latar Belakang.
a. Nama.
b. Pengarang.
c. Tanggal buku tersebut ditulis
d. Masa kejadian peristiwa tersebut (hal-hal yang melatar belakangi).
e. Pusat/ tempat kejadian (secara geografis)
2. Tinjauan.
a. Pokok utama kitab yang akan dibahas.
b. Tempatnya didalam Alkitab.
c. Ayat kunci.
d. Kata kunci.
e. Struktur.
BENTUK BENTUK PENDEKATAN HISTORIS / ANALISA KONTEKS.
Kata KONTEKS (conteks), berasal dari dua kata latin, Con yang berarti bersama-sama
atau menjadi satu, dan textus yang berarti bagian Alkitab atau kitab atau tersusun.
Jadi, dapat dikatakan bahwa konteks adalah bagian yang berada disekitar teks.
Maksudknya, bagian sebelum dan sesudah teks yang kita pelajari.
Yang dimaksud dengan konteks yaitu menyatakan situasi dan kondisi di mana kata /
kalimat tersebut ada.
Konteks
Konteks
Konteks
Konteks
Konteks
Konteks
bagi
bagi
bagi
bagi
bagi
bagi
C. Penafsir Baik dan Benar (Lukas 24:27) seksama, jelas dan cermat.
PERTANYAAN EVALUATIF.
Untuk mengevaluasi seberapa jauh dan dalamnya Anda sebagai seorang penafsir:
a. Apakah pendengar mengenal kebenaran yang Anda sampaikan?
b. Apakah pendengar memahami kebenaran yang Anda jelaskan?
c. Apakah pendengar dapat mempraktekkan kebenaran yang sudah Anda sampaikan?
d. Apakah pendengar dapat merasakan kebenaran tersebut dalam hidupnya?
e. Apakah pendengar dapat membedakan kebenaran dalam hidupnya?
f. Apakah pendengar dapat menceritakan kembali inti pengajaran yang Anda
sampaikan?.