Vous êtes sur la page 1sur 3

Abdul Azis, M.

PdManajemen PendidikanProgram PascasarjanaUniversitas Negeri


Yogyakartaazisyamhari@gmail.comPage 1
A.
Judul:
Evaluasi Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan Sekolah Menengah TekhnologiIndustry
Yogyakarta
B.
Pendahuluan1.
Latar Belakang Masalah
Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan sekolah yang menyiapkanlulusannya untuk
siap memasuki lapangan kerja (Depdikbud, 1997: 1). Pada jenissekolah ini, anak didik
disiapkan untuk memiliki keterampilan agar setelah lulusnantinya mereka siap memasuki
dunia kerja, seperti yang tertian dalam Undang-UndangNo 20 Tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional. Selanjutnya dijelaskan bahwapendidikan kejuruaan merupakan
pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.
Dengan demikian, pendidikan kejuruan memilikifungsi sebagai sarana persiapan untuk
memasuki dunia kerja.
Vocational education is a multifaceted system with diverse clientele and multiple goals, and it
exist in a complex policy environment. Developing and implementing a system of
performance standard for vocational educationrequires making demanding decisions on
performance assessment,accountability, and actions
(Eric, 1990: 4) Sesuai dengan fungsinya sebagai penghasil tenaga kerja yang siap
memasukidunia kerja, maka siswa SMK harus disiapkan sedemikian rupa sehingga
lulusannyamemiliki kualifikasi yang diharapkan dunia kerja sesuai bidangnya masingmasing. Halini perlu ditangani secara sungguh-sungguh karena dikawatirkan lulusan
sekolahkejuruan kurang dapat beradaptasi dengan sarana dan fasilitas kerja yang
terdapatdilingkungan kerja. Siswa sering mengalami kesulitan dalam mengantisipasi
danmengatasi permasalan dalam bidang ilmu yang dipelajari selama sekolah dan
kurangmampu secara tepat mengoperasikan mesin-mesin atau sarana dalam pelaksaan
praktik di dunia industry. Kenyataan semacam ini bias diakibatkan oleh minimnya
fasilitas,sehingga siswa tidak sepenuhnya melaksanakan praktik sesuai dengan
tuntutankurikulum.Agar dapat menghadapi masalah tersebut maka perlu adanya upayaupayayang harus dilakukan sekolah, diantaranya adalah pengoptimalan pelaksanaan

Abdul Azis, M.PdManajemen PendidikanProgram PascasarjanaUniversitas Negeri


Yogyakartaazisyamhari@gmail.comPage 2
pembelajaran. Menurut Jorin Pakpaham (2002: 240), pembelajaran dilaksanakan tidak cukup
hanya terbatas diruang kelas, dilingkungan sekolah, tetapi semua potensi dansumber belajar
yang ada di dunia kerja dan lembaga-lembaga pemerintah perludikoordinasikan sehingga
mampu memberikan kesempatan belajar secara komprehensif kepada peserta didik dalam
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya akan terciptalulusan yang professional
dibidangnya. Sementara ini bentuk mata pelajaran praktik kejuruan yang disajikan di SMK,
walaupun ditunjang dengan peralatan modern namunpada dasarnya hanya mampu
menyajikan dasar-dasar keterampilan dan situasi tiruan(simulasi), karena itu sulit diharapkan
untuk dapat membentuk keahlian professionalpada diri siswa. Dengan pelaksanaan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) diharapkan dapatmenjembatani kesenjangan antara sekolah dan dunia
kerja. dengan pembelajarandemikian diharapkan diharapkan akan menghasilkan sumberdaya
manusia yangterdidik, telatih dan terampil serta siap berkompetisi secara
professional.Pembentukan keahlian professional pada diri siswa dapat melalui
pengalamannyata dalam bentuk pelatihan atau yang tercantum dalam kurikulum adalah
praktik kerjalapangan. Model pelatihan di industry (on the job training ) adalah
pembentukanketerampilan kejuruan khusus (specific skill ) di industry. Keterampilan khusus
yangterkait dengan iklim, budaya dan karakteristik suatu industri, sehingga industry
adalahpihak yang tepat dalam membekali keterampilan khusus (Sutarto, 1998: 102).Belajar
sambil bekerja adalah inti latihan yang sesungguhnya, tidak mungkinada suatu latihan tanpa
terjun langsung dilapangan pekerjaan yang nyata danberhubungan langsung dengan rekan
kerja yang sebaya maupun yang lebih senior,dalam lingkungan pekerjaan yang sama dapat
berlangsung transformasi gaya,pengetahuan, teknik, kebijaksanaan, dan bahkan tingkah laku
senior yang lebihberpengalaman selanjutnya untuk diteruskan kepada yang lebih
muda.Sekolah menengah kejuruan sebagai instrument pembangunan dalammenyiapkan
tenaga kerja, diharapkan mampu mengantisipasi perubahan yang terjadidalam dunia kerja,
karena dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi, banyak peralatan
baru yang diciptakan. Hal ini mengakibatkan perubahanpada tugas (task ) maupun jenis
pekerjaan yang ada di dunia kerja.perubahan yangada di

Abdul Azis, M.PdManajemen PendidikanProgram PascasarjanaUniversitas Negeri


Yogyakartaazisyamhari@gmail.comPage 3
dunia kerja tersebut mengakibatkan perubahan yang mendasan yang pada akhirnyasangat
berpengaruh terhadap persaingan untuk mendapat pekerjaan, sehingga tenagakerja dituntut
bukan hanya memiliki kemampuan teknis belakatetapi juga harus lebihfkeksibel dan mampu
belajar pengetahuan dan keterampilan baru.Namun pada kenyataanya, pelaksanaan PKL di
SMK terkesan hanya sekedar untuk memenuhi tuntutan kurikulum, sehingga pelaksanaannya
tidak pernahdipersiapkan dengan sungguh-sungguh dan matang, hal ini jelas akan
bepengaruhterhadap proses pelaksanaan dan hasil akhir yang akan dicapai yaitu
terbentuknyakeahlias siswa yang professional dibidang kimia industry.Pelaksanaan PKL di
SMK bidang kimia industry disamping bertujuan untuk membentuk keahlian professional
siswa juga diharapkan mampu memberikan pengalanbagi siswa sehingga apabila sudah terjun
ke dunia kerja nantinya mereka tidak canggung lagi dengan lingkungan kerja yang baru.,
akan tetapi hal itu sulit dari apayang diharapkan karena kenyataannya dilapangan tidaksemua
siswa mendapat tempatyang ssuai dengan bidang keahliannya karena terbatasnya perusahaan
yang bergerak dibidang kimia industry terutama diwilayah Yogyakarta, sehingga akhirnya
masih adasiswa yang melaksanakan PKL tidak sesuai dengan bidangnya.Keberhasilan
pelaksanaan PKL selain ditentukan oleh kesiapan programperencanaan, juga ditentukan oleh
kesiapan siswa dan kesiapan team yang didalamnyatermasuk guru pembimbing, guru
pembimbing adalah sebagai ujung tombak pelaksanaan kegiatan PKL, kesiapan guru
pembimbing akan berpengaruh padapelaksanaan dan hasil akhir kegiatan tersebut. Latar
belakang pendidikan danpengalaman guru pembimbing akan sangat memberikan kontribusi
besar baik secarapsikologis maupun terhadap pemahaman pelaksanaan PKL bagi
siswa.Penunjukan guru pembimbing di SMK tidak didasarkan pada latar belakangpendidikan
dan pengalaman, namun berdasarkan azaz pemerataan tugas danpenghasilan serta semua guru
dianggap memiliki pengalaman dan mampu membimbingpelaksanaan PKL

Vous aimerez peut-être aussi