Vous êtes sur la page 1sur 26

EFEKTIFITAS KERJA BALAI KARANTINA PERTANIAN

KELAS II TANJUNGPINANG

Pardamean H. Situmorang
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISP, UMRAH
pardamean_hs@yahool.co.id

ABSTRAK

Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang masih belum dapat menjalankan tugas
pokok dan fungsinya dengan efektif, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang menjadi
hambatan, diantaranya masih kurangnya pemahaman masyarakat akan fungsi Balai Karantina
Pertanian Kelas II Tanjungpinang dan kesadaran akan resiko yang ditimbulkan oleh Media
Pembawa yang dilalulintaskan, kurangnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh Balai
Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang sehingga masih dijumpai pegawai yang mempunyai
tugas merangkap serta mengingat banyaknya pelabuhan-pelabuhan yang tidak resmi yang harus
dilakukan pengawasan.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas kerja
Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang dan faktor-faktor apa saja yang menghambat
efektivitas kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data didapatkan melalui wawancara
kepada seluruh anggota populasi yaitu sebanyak 19 (Sembilan belas) orang pegawai fungsional
Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa efektifitas kerja Balai Karantina Pertanian Kelas
II Tanjungpinang dapat dikatakan masih kurang efektif.

Faktor-faktor yang menghambat efektifitas kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II


Tanjungpinang berdasarkan hasil penelitian adalah : pertama, pada ciri organisasi yaitu pada
indikator Peralatan Kerja, dimana masih kurangnya peralatan laboratorium yang memadai untuk
menunjang kegiatan operasional Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang, kedua, pada
ciri lingkungan yaitu pada indikator lingkungan luar organisasi, dimana masih kurangnya
kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang fungsi organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas
II Tanjungpinang sehingga masih sering ditemukan orang/masyarakat yang melanggar aturan
perkarantinaan sehingga menghambat kegiatan operasional karantina, ketiga, pada ciri pekerja
yaitu indikator jumlah pegawai/pekerja, dimana masih kurangnya pegawai/petugas untuk

1
melaksanakan kegiatan mengingat jumlah pegawai yang tersedia dengan beban kerja dan tanggung
jawab yang harus dilakukan oleh organisasi dan masih terdapat perangkapan tugas oleh pegawai.

Kata kunci : Peralatan Kerja, Lingkungan Luar Organisasi, Jumlah Pegawai

ABSTRACT

This study was conducted to determine how the effectiveness of the Institute for
Agriculture Quarantine Class II Tanjungpinang and factors that influence the lack of effectiveness
of the Institute for Agriculture Quarantine Class II Tanjungpinang.

This research is qualitative descriptive. The data obtained through interviews with all
members of the population that as many as 19 (Nineteen) functional employees Agricultural
Quarantine Class II Tanjungpinang.

The results showed that the effectiveness of Agriculture Quarantine Tanjungpinang Class
II can be said to be less effective.

Factors that influence the lack of effectiveness of Agriculture Quarantine Class II


Tanjungpinang based on the results of the study are: first, the characteristics of the organization
that is the indicator of Work Equipment, which still lack adequate laboratory equipment to support
operations of Agriculture Quarantine Class II Tanjungpinang, second, the environmental
characteristics, namely the environmental indicators outside the organization, which is still a lack
of awareness and understanding of organizational functions quarantine Agriculture Class II
Tanjungpinang so they often found the person / people who violate quarantine rules that impede
the operations of quarantine, the third, the characteristics of workers are indicators number of
employees / workers, which is still a lack of employees / officers to carry out activities considering
the number of staff available to the workload and responsibilities that must be done by the
organization and there are geminating duty by employees.

Keywords: Work Equipment, Environmental Organization Affairs, Total

Employees.

2
3

PENDAHULUAN jawab. Sehingga diperlukan reformasi


Sumber Daya Manuasia yang memiliki
Pelaksanaan tugas dan pekerjaan
integritas, kompeten, profesional, berkinerja
merupakan suatu kewajiban bagi para
tinggi dan sejahtera.
anggota dalam suatu organisasi, baik
organisasi pemerintah maupun non Balai Karantina Pertanian Kelas II
pemerintah. Dalam pelaksanaan tugas dan Tanjungpinang mempunyai peranan dalam
kewajiban tersebut terdapat suatu tujuan sistem perlindungan dan dapat didefenisikan
yang sama yaitu mengharapkan hasil yang sebagai tempat pengasingan dan atau
baik serta memuaskan sesuai dengan apa tindakan dalam rangka upaya pencegahan
yang telah ditentukan organisasi. masuk dan menyebarnya hama dan penyakit
untuk menjaga kelestarian sumber daya alam
Organisasi pemerintah atau
hayati hewan dan tumbuhan. Dalam
Birokrasi mempunyai fungsi untuk
Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992
memberikan pelayanan publik. Ini juga
tentang karantina hewan, ikan dan tumbuhan
yang menjadi salah satu fungsi aparatur
sebagai dasar hukum penyelenggaraan
negara sebagai abdi masyarakat disamping
karantina, diamanahkan bahwa perlunya
sebagai abdi negara. Pegawai Negeri Sipil
kekayaan tanah air dan wilayah Negara
merupakan aset yang sangat berharga dalam
Indonesia yang kaya akan sumber daya alam
menjalankan roda lembaga pemerintahan
hayati untuk dijaga, dilindungi dan
dan merupakan satu kesatuan yang
dipelihara kelestariaannya dari ancaman dan
kompleks yang berusaha mengalokasikan
gangguan Hama Penyakit Hewan Karantina
sumber-sumber daya yang ada secara
(HPHK) dan Organisme Pengganggu
rasional demi mencapai tujuan organisasi
Tumbuhan Karantina (OPTK). Ancaman
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
kelestarian dan keamanan hayati akan
Gencarnya gaung reformasi
menimbulkan dampak yang sangat luas pada
birokrasi mengharapkan perubahan kepada
stabilitas ekonomi, keberhasilan usaha
Sumber Daya Aparatur Negara dalam
agribisnis dan kestabilan ketahanan pangan
menjalankan sistem manajemen dan
nasional. Dengan demikian Pemerintah
kelembagaan pemerintah yang bertujuan
Indonesia telah menetapkan pilihan bahwa
untuk memberikan kepuasan pelayanan
salah satu strategi didalam melindungi
prima kepada publik sebagai dampak hasil
kelestarian sumber daya alam hayati hewan
kerja birokrasi yang profesional, berdedikasi
dan tumbuhan adalah melalui
dan memiliki standar nilai moral yang tinggi
Penyelenggaraan Perkarantinaan Hewan
dalam menjalankan tugasnya sebagai abdi
dan Tumbuhan.
negara dan abdi masyarakat, utamanya
Ancaman yang secara global telah
dalam memberikan pelayanan prima kepada
diidentifikasi dapat dikendalikan efektif
publik dengan sepenuh hati dan tanggung
melalui penyelenggaraan perkarantinaan
4

antara lain : 1) Ancaman terhadap kesehatan a. Penyusunan rencana, evaluasi dan


hewan dan tumbuhan. 2). Invassive Species. pelaporan.
3) Penyakit Zoonosis. 4) Bioterorism. 5)
Pelaksanaan pemeriksaan,
Pangan yang tidak sehat. 6) Kelestarian
pengasingan, pengamatan, perlakuan,
Plasma Nutfah/keanekaragaman hayati. 7)
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan
Hambatan teknis perdagangan. 8) Ancaman
pembebasan media pembawa Hama
kestabilan perekonomian nasional.
Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan
Ancaman-ancaman tersebut dapat juga
Organisme Pengganggu Tumbuhan
dikelola dengan baik agar tidak masuk dan
Karantina (OPTK) di Bandar Udara Raja
menyebar ke dalam negeri melalui kegiatan
Haji Fisabililah, Pelabuhan Laut : Sri Bintan
pemeriksaan dan sertifikasi karantina
Pura, Sri Bayintan Kijang, Sri Payung Batu
pertanian.
Enam, Tanjung Uban, Lagoi, Pulau Bulan,
Balai Karantina Pertanian Kelas II
Pelantar II dan Kantor Pos Tanjungpinang.
Tanjungpinang sesuai dengan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor : b. Pelaksanaan pemantauan daerah
22/Permentan/OT.140/4/2008, mempunyai sebar HPHK dan OPTK.
kedudukan, tugas pokok dan fungsi sebagai c. Pelaksanaan pembuatan koleksi
berikut : HPHK dan OPTK.
d. Pelaksanaan pengawasan keamanan
1. Kedudukan
hayati hewani dan nabati.
Kedudukan Balai Karantina Pertanian
e. Pelaksanaan pemberian pelayanan
Kelas II Tanjungpinang adalah Unit
operasional karantina hewan dan
Pelaksana Teknis yang berada di bawah
tumbuhan.
dan bertanggungjawab kepada Kepala
f. Pelaksanaan pemberian pelayanan
Badan Karantina Pertanian, Kementerian
operasional pengawasan kemanan
Pertanian.
hayati hewani dan nabati.
2. Tugas Pokok
g. Pengelolaan sistem informasi,
Balai Karantina Pertanian Kelas II
dokumentasi, dan sarana teknik
Tanjungpinang mempunyai tugas
karantina hewan dan tumbuhan.
melaksanakan kegiatan operasional
h. Pelaksanaan pengawasan dan
perkarantinaan hewan dan tumbuhan,
penindakan pelanggaran peraturan
serta pengawasan keamanan hayati
perundang-undangan dibidang
hewani dan nabati.
karantina hewan, karantina
3. Fungsi
tumbuhan dan keamanan hayati
Dalam menjalankan tugas pokok Balai
hewani dan nabati.
Karantina Pertanian Kelas II
i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan
Tanjungpinang menyelenggarakan fungsi
rumah tangga.
sebagai berikut :
5

Dalam menjalankan tugas pokok negara-negara tetangga dan kondisi


dan fungsi diatas, Balai Karantina Pertanian geografis yang terdiri dari banyaknya pulau
Kelas II Tanjungpinang masih belum dapat menyebabkan banyaknya pelabuhan-
menjalankan keseluruhannnya dengan pelabuhan yang tidak resmi yang berpeluang
efektif untuk memenuhi kebutuhan menjadi tempat pemasukan dan pengeluaran
masyarakat dan pengguna jasa karantina, terhadap media pembawa Hama Penyakit
dalam rangka mencegah masuknya dan Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme
tersebarnya hama dan penyakit hewan dan Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
tumbuhan karantina dari suatu area ke area yang harus tetap dilakukan pengawasan
lain, dan mencegah keluarnya dari wilayah secara terus menerus, sebab banyak juga
negara Republik Indonesia, hal ini Media Pembawa yang dilalulintaskan pada
disebabkan oleh berbagai faktor yang waktu dini hari dan banyaknya alat-alat
menjadi hambatan, diantaranya : masih angkut seperti kapal-kapal kecil yang
kurangnya pemahaman masyarakat akan melakukan bongkar muat media pembawa
fungsi keberadaan Balai Karantina Pertanian jauh dari tempat pemasukan dan
Kelas II Tanjungpinang dan kesadaran akan pengeluaran dan juga dibawah rumah-rumah
resiko yang ditimbulkan oleh Media penduduk dan sulit untuk ditelusuri
Pembawa yang akan dilalulintaskan. dikarenakan tidak ada akses jalan menuju
Kurangnya Sumber Daya Manusia kesana. Keterbatasan akan Sumber Daya
merupakan faktor penghambat dalam Alam bidang pertanian di Kepulauan Riau
pencapaian tujuan organisasi, kondisi ini juga menjadi peluang yang banyak
juga terjadi pada Balai Karantina Pertanian dimanfattkan oleh banyak pihak, fenomena
Kelas II Tanjungpinang sehingga masih ini dapat dilihat pada hari-hari besar seperti
terdapat pegawai fungsional teknis karantina hari raya Idul Fitri dimanfatkan oleh banyak
mempunyai tugas yang merangkap dan tidak pihak untuk meraup keuntungan. Tingginya
sesuai dengan jabatannnya dimana pegawai permintaan masyarakat akan daging sapi
fungsional harus mengerjakan tugas untuk konsumsi, sementara harga daging
dibidang administrasi sehingga akan sapi segar melambung tinggi, namun harga
berbenturan dengan tugas utamanya sebagai daging sapi impor dari malaysia jauh lebih
pejabat fungsional teknis karantina pada murah, sehingga sering dilakukan
saat-saat dimana keduanya mendesak untuk penahanan terhadap daging sapi impor yang
segera diselesaikan. berasal dari malaysia, karena media
Kurangnya Pegawai pada Balai pembawa tersebut dilarang pemasukannya
Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang ke Indonesia mengingat negara tersebut
akan berdampak pada lemahnya konsistensi terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
pengawasan, mengingat wilayah Kepulauan yang dapat menular ke manusia, maka perlu
Riau merupakan wilayah perbatasan dengan pengawasan yang optimal dari petugas
6

karantina untuk mencegah masuknya Media dalam kegiatan pengelolaan administrasi


Pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina lainnya.
tersebut sehingga tidak tersebar di wilayah 3. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM)
Kepulauan Riau dan juga pada Media yang dimiliki oleh organisasi Balai
Pembawa Organisme Pengganggu Karantina Pertanian Kelas II
Tumbuhan Karantina. Tanjungpinang mengingat wilayah
Peningkatan pengawasan melalui Kepulauan Riau adalah daerah
kerjasama petugas karantina dengan pihak- perbatasan dengan negara-negara
pihak lain yang berada di pintu-pintu tetangga dan banyaknya pelabuhan-
pemasukan dan pengeluaran masih menjadi pelabuhan yang belum ditetapkan yang
hal yang sangat penting, mengingat wilayah berpeluang menjadi tempat pemasukan
Kepulauan Riau masih ditetapkan sebagai dan pengeluaran Media Pembawa
daerah bebas rabies. Organisme Pengganggu Tumbuhan
Dalam penelitian ini bahwa Karantina (OPTK) dan Hama Penyakit
identifikasi masalah/gejala-gejala yang Hewan Karantina (HPHK) sehingga
penulis temukan yang mempengaruhi perlu adanya konsistensi pengawasan
kurangnya efektivitas kerja Balai Karantina oleh petugas karantina terhadap
Pertanian Kelas II Tanjungpinang adalah pelabuhan-pelabuhan yang belum
sebagai berikut : ditetapkan.
1. Masih kurangnya pemahaman dan 4. Peralatan laboratorium yang masih belum
kesadaran masyarakat akan keberadaan sepenuhnya dapat mendukung untuk
dan fungsi dari Balai Karantina melakukan pemeriksaan laboratorium
Pertanian Kelas II Tanjungpinang, terhadap komoditi yang dilalulintaskan
sehingga masih ditemui adanya dalam rangka menunjang pelaksanaan
masyarakat yang melakukan pelanggaran kegiatan perkarantinaan.
yaitu belum memiliki dokumen karantina Untuk saat ini mewujudkan akan
ketika mereka hendak adanya efisiensi dan efektivitas kerja
membawa/melalulintaskan komoditi nampaknya telah menjadi hal yang utama
pertanian dari/ke didalam wilayah yang harus segera dilaksanakan, apalagi
Republik Indonesia melalui pintu-pintu bertepatan dengan buruknya perekonomian
pemasukan atau pengeluaran yang telah negara, dan ini perlu diantisipasi dengan
ditetapkan. menyesuaikan terhadap pengeluaran
2. Masih terdapat pegawai yang anggaran karena pemerintah termasuk dalam
mempunyai tugas-tugas yang merangkap penghematan anggaran, untuk kearah
yang kurang sesuai dengan jabatan dan tersebut maka perlu adanya suatu gerakan
keahliannya, dimana petugas fungsional disiplin, mekanisme kerja yang sistematis,
karantina merangkap sebagai pelaksana terarah, terpadu dengan cara melakukan
7

penilaian dan pembinaan PNS secara sarjana di FISIP UMRAH sekaligus


profesional dan bertanggung jawab. sebagai referensi bagi perpustakaan
Berdasarkan uraian diatas, maka FISIP UMRAH dan bagi kalangan
penulis tertarik untuk melakukan penelitian penulis lainnya yang tertarik dalam
dengan judul Efektivitas Kerja Balai bidang ini.
Karantina Pertanian Kelas II
c. Sebagai rekomendasi buat pimpinan
Tanjungpinang. Variabel yang dipilih
Balai Karantina Pertanian Kelas II
dalam penelitian ini adalah Variabel
Tanjungpinang sehingga dapat
Efektivitas Kerja Organisasi.
meningkatkan efektivitas kerja Balai
Berdasarkan uraian latar belakang
Karantina Pertanian Kelas II
yang telah dikemukakan diatas maka dapat
Tanjungpinang untuk mencapai kinerja
dirumuskan masalah penelitian ini adalah :
yang lebih baik.
Bagaimanakah Efektivitas Kerja Balai
Karantina Pertanian Kelas II LANDASAN TEORI
Tanjungpinang?.
Dalam penelitian ini diperlukan
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: adanya teori-teori yang akan menjadi
landasan teoritis dan pedoman dalam
1. Untuk mengetahui bagaimana
melaksanakan penelitian. Setelah masalah
efektivitas kerja Balai Karantina
penelitian dirumuskan maka langkah
Pertanian Kelas II Tanjungpinang.
selanjutnya adalah mengembangkan teori-
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa teori, konsep-konsep, generalisasi hasil
saja yang menghambat efektivitas penelitian yang dapat dijadikan sebagai
kerja Balai Karantina Pertanian Kelas landasan teoritis untuk melaksanakan
II Tanjungpinang. penelitian (Sugiyono, 2006:55).

Sedangkan kegunaan dari penelitian ini 1. Organisasi


yaitu: Davis (1951), menyatakan bahwa :
Organisasi adalah kelompok manusia yang
a. Secara Subjektif, sebagai suatu tahap
bekerjasama dibawah pimpinan seorang
untuk mengembangkan kemampuan
pemimpin, untuk mencapai tujuan tertentu.
berfikir ilmiah, dan kemampuan untuk
Schein (1980), menyatakan bahwa :
menuliskannya dalam bentuk karya
Organisasi adalah koordinasi kegiatan
ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori
manusia yang direncanakan untuk mencapai
dan aplikasi yang diperoleh dari Ilmu
maksud atau tujuan bersama melalui
Administrasi Negara FISIP UMRAH.
pembagian tugas dan fungsi serta
b. Secara Akademis, sebagai karya tulis serangkaian wewenang dan tanggung jawab.
untuk menyelesaikan studi tingkat
8

Hari Lubis (1987), menyatakan kemungkinan integrasi administrasi dari


bahwa : Organisasi adalah suatu kesatuan fungsi-fungsi tertentu terhadap tujuan-tujuan
sosial dari sekelompok manusia yang saling yang telah ditentukan.
berinteraksi menurut pola tertentu, sehingga
Dari pendapat tersebut, dapat
setiap anggotanya memiliki fungsi dan tugas
diambil suatu kesimpulan bahwa organisasi
masing-masing, yang sebagai suatu kesatuan
adalah sekumpulan orang-orang yang saling
mempunyai tujuan tertentu dan batas-batas
berinteraksi dalam suatu struktur formal
yang jelas, sehingga dapat dipisahkan secara
tertentu melalui pembagian tugas dengan
tegas dari lingkungannya.
penuh tanggung jawab untuk mencapai
Pettes dalam Carolina (1993:85),
tujuan yang dikehendaki.
menyatakan bahwa :
Dalam memahami organisasi,
organisasi adalah sekumpulan
juga dikenal organisasi pemerintahan
individu yang bekerjasama untuk
(goverment organization), Berelson dan
mencapai tujuan dan unsur-
Steiner dalam Slamet (1989:356),
unsurnya meliputi : (a). Suatu
menyatakan bahwa :
organisasi terbentuk dari sejumlah
Ada 4 (empat) ciri umum yang dimiliki
atau individu, (b) Organisasi
oleh organisasi pemerintahan :
dirancang atau dibentuk untuk
mencapai suatu tujuan tertentu, 1. Formalitas, merupakan ciri organisasi
(c) Dalam organisasi terdapat pemerintahan yang menunjuk kepada
suatu struktur formal yang adanya perumusan tertulis sebagai
memungkinkan terjadinya peraturan, ketetapan, prosedur,
komunikasi dan kolaborasi, (d) kebijaksanaan, tujuan dan strategi.
Dalam organisasi terdapat 2. Hirarkie, merupakan ciri organisasi
pembagian kerja yang dirancang pemerintahan yang menunjukkan
untuk mengalokasikan tanggung adanya suatu pola kekuasaan dan
jawab, baik dalam menyusun wewenang yang berbentuk piramida.
kebijakan maupun dalam 3. Besarnya dan kompleknya organisasi
mengendalikan kegiatan yang merupakan ciri pola dari organisasi
dikerjakan untuk mencapai tujuan pemerintahan mempunyai banyak
yang dikehendaki. anggota, sehingga hubungan antar
anggota adalah tidak langsung dan
Sayogyo (1985:56), menyatakan gejala ini biasanya diartikan gejala
bahwa : Organisasi merupakan suatu birokrasi.
keteraturan yang sistematis dari posisi dan 4. Lamanya, yang menunjuk pada
tugas-tugas yang didefenisikan sebagai mata ciri bahwa eksistensi suatu
rantai komando yang membuat adanya organisasi pemerintahan lebih lama
9

dari pada keanggotaan orang-orang digambarkan di atas. Hal ini sebetulnya


dalam organisasi itu. merupakan proses yang dinamis dari suatu
organisasi yang jika segera diantisipasi akan
Pada setiap organisasi, baik itu membuat organisasi tersebut dapat
organisasi pemerintah maupun swasta tentu berkembang secara baik dan mampu
menghadapi masalah bagaimana berjalan secara efektif dan efisien.
organisasinya dapat berjalan dengan efisien
2. Efektivitas Kerja Organisasi
dan efektif. Dalam kontek ini, Soetarto
Kata Efektifitas dalam Kamus
(2002:44), menyatakan bahwa :
Besar Bahasa Indonesia, merupakan asal
Pada umumnya organisasi kata dari bahasa asing yaitu Effective
menghadapi masalah antara lain, para yang bermakna berhasil guna, sedangkan
pejabat yang bekerja didalamnya banyak efektivitas merupakan kata sifat yaitu suatu
yang tidak mengetahui apalagi meyakini keadaan yang menunjukkan adanya
tujuan organisasinya, adanya pembentukan kemampuan untuk mencapai sasaran atau
satuan organisasi yang kurang berlandaskan tujuan secara tepat sesuai yang
pada pengembangan volume kerja, tiap-tiap direncanakan.
pejabat kebanyakan tidak mempunyai daftar Richard M. Steers dalam
rincian tugas yang jelas sehingga tidak Magdalena Jamin (1985:6)menyatakan
mengetahui apa yang sebenarnya menjadi bahwa efektivitas dinilai dari seberapa jauh
tanggung jawabnya, adanya kekembaran sebuah organisasi berhasil mencapai tujuan
pengerjaan atau sebaliknya kekosongan yang seharusnya dicapai. Stephen P.
aktivitas karena adanya satuan kerja atau Robbins (1990:49) secara sederhana
jabatan-jabatan yang kembar, kurang menyatakan efektivitas adalah tingkat
memahami dan melaksanakan wewenang, pencapaian tujuan yang dapat diwujudkan
banyaknya pegawai yang bekerja hanya oleh suatu organisasi. Umar (2000:9),
menunggu perintah, jumlah anggota yang berpendapat bahwa efektivitas itu
dipimpin terlalu banyak, birokrasi yang mengarah pada pencapaian unjuk kerja yang
bertele-tele, adanya perintah ganda dari maksimal yaitu pencapaian target yang
atasan yang membingungkan, penempatan berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan
peranan yang tidak tepat, kurangnya sarana waktu. Sedangkan Soejadi (1994:37),
dan prasarana dan anggaran yang menjamin menyatakan bahwa berhasil guna
kelangsungan hidup organisasi. (efektivitas) yakni, untuk menyatakan bahwa
kegiatan telah dilaksanakan dengan tepat
Berdasarkan pendapat tersebut
dalam arti target tecapai sesuai dengan
sangat jelas bahwa setiap organisasi apapun
waktu yang ditetapkan.
dan terlebih organisasi pemerintahan, akan
Berdasarkan defenisi efektivitas
menghadapi masalah seperti yang
tersebut, maka dapat diambil suatu
10

pemahaman bahwa efektivitas itu mengarah organisasi harus luwes dan


pada pencapaian unjuk kerja yang maksimal fleksibel, (14) organisasi
yaitu pencapaian target yang telah mempunyai anggaran dasar dan
ditetapkan, baik itu yang berkaitan dengan anggaran rumah tangga.
mutu atau kualitas, jumlah atau kuantitas
dan waktu dari pelaksanaan kerja tersebut. Pernyataan Robin tersebut
Robin (2006:146) berpendapat menunjukkan bahwa, suatu organisasi yang
bahwa : efektif bercirikan kepada adanya tujuan
Organisasi yang efektif dan baik organisasi yang jelas dan realitis, pembagian
adalah : (1) tujuan organisasi itu kerja dan hubungan kerja antar unit-unit
jelas dan realistis, (2) pembagian maupun sub-sub sistem atau bagian harus
kerja dan hubungan kerja antar baik dan jelas, organisasi itu harus menjadi
unit-unit maupun sub-sub sistem alat atau wadah yang efektif dalam
atau bagian harus baik dan jelas, mencapai tujuan, tipe organisasi dan
(3) organisasi itu harus menjadi strukturnya harus sesuai dengan kebutuhan
alat atau wadah yang efektif organisasi, job description setiap jabatan
dalam mencapai tujuan, (4) tipe harus jelas tidak ada tumpang tindih
organisasi dan strukturnya harus pekerjaan, dan lain-lain.
sesuai dengan kebutuhan Warman (2002:25-28),
organisasi, (5) job description menyatakan bahwa :
setiap jabatan harus jelas tidak Ada 5 (lima) asas yang perlu
ada tumpang tindih pekerjaan, (6) dilaksanakan organisasi agar dapat berjalan
rentang kendali setiap bagian efektif, yaitu :
harus berdasarkan volume 1. Hubungan antar peranan
pekerjaan dan tidak boleh terlalu Setiap anggota organisasi,
banyak, (7) sumber perintah dan baik itu pimpinan maupun
tanggung jawab harus jelas, (8) pegawai mempunyai tugas-
melalui jarak yang terpendek, (9) tugas tertentu dalam
mismanajemen penempatan organisasi dan karena itu
pegawai tidak ada, (10) hubungan masing-masing mereka akan
antara bagian dengan bagian mempunyai peranan.
lainnya jelas dan serasi, (11) Peranan itu merupakan
pendelegasian wewenang harus cerminan dari apa yang
berdasarkan job description menjadi tugas dan fungsinya
karyawan, (12) koordinasi, serta harus bersikap atau
diferensiasi, integrasi dan bertindak dalam pelaksanaan
sinkronisasi harus baik, (13) peranan tersebut.
11

2. Proses Komunikasi 4. Kerjasama anggota


Komunikasi dalam hal ini Istilah lain yang tepat dalam
harus dipahami sebagai hal ini adalah koordinasi,
lingkaran menyeluruh para baik secara internal maupun
anggota organisasi agar eksternal. Yang bertujuan
diantara mereka dapat saling untuk memajukan aktivitas
memberikan informasi secara organisasi oleh para anggota
teratur untuk mencapai agar mengarah pada tujuan
tujuan-tujuan bersama yang telah ditetapkan.
melalui saling pengertian dan Kerjasama secara internal
tindakan-tindakan kolektif. harus dapat diwujudkan
Agar komunikasi dalam diantara anggota dengan
organisasi berjalan efektif, upaya saling membantu dan
maka harus diciptakan memperlancar pelaksanaan
adanya penggunaan media, tugas. Sedangkan kerjasama
pertemuan informal, eksternal dilakukan agar
ketepatan waktu dan dapat menciptakan hubungan
informasi, dan lainnya. yang baik, mencegah konflik
3. Pengendalian dengan organisasi lainnya.
Kegiatan pengendalian perlu 5. Sosialisasi dan pembinaan
dijalankan agar anggota anggota
organisasi senantiasa berjalan Sosialisasi merupakan proses
ke arah tujuan yang memperkenalkan program-
dikehendaki dan untuk program atau metode baru
mencegah adanya pada pegawai ataupun pihak
penyimpangan- luar organisasi atau
penyimpangan atau masyarakat, agar mereka
pelanggaran yang dapat dapat menyesuaikan diri
merongrong pencapaian dengan cepat dan tepat untuk
tujuan. Komponen yang melaksanakan program.
harus diperhatikan dalam hal Sosialisasi dapat ditempuh
ini, yaitu mengangkat dan melalui penyuluhan,
menunjuk supervisor, penyebarluasan selebaran,
memberikan imbalan bagi pertemuan ataupun melalui
anggota yang berprestasi, diklat.
menegakkan sanksi.
12

Berdasarkan pendapat Warman membantu pegawai dalam


tersebut dapat diketahui bahwa, suatu pelaksanaan kerja yang
organisasi agar dapat berjalan secara efektif dilakukan.
dan efisien untuk mencapai tujuannya, ada e. Lingkungan organisasi yang
beberapa prinsip dasar yang harus dinamis sehingga membantu
diperhatikan, diantaranya yaitu hubungan pegawai dalam pelaksanaan
antar peranan yang baik diantara anggota- kerja yang dilakukan.
anggota organisasi, komunikasi yang baik, Pendapat Fayol tersebut
kerjasama yang baik, pengendalian terhadap bermakna, bahwa efektivitas kerja organisasi
tugas yang dilaksanakan dan sosialisasi serta dapat terwujud, apabila adanya kejelasan
pembinaan terhadap para anggota. tujuan yang jelas dalam pelaksanaan
Fayol dalam Carolina (1993:94- pekerjaan yang dilakukan, adanya tata nilai
99), menjelaskan bahwa : yang mengatur baik tingkah laku maupun
Efektivitas kerja pegawai dalam moral dari pegawai, komposisi dan struktur
suatu organisasi dapat terwujud, manakala pegawai yang jelas sehingga ini
asas-asas organisasi dapat dilaksanakan menunjukkan pembagian tugas yang jelas,
secara baik, diantaranya, yaitu : digunakannya teknologi dalam organisasi
a. Adanya kejelasan tujuan dari serta lingkungan organisasi.
masing-masing unit-unit
kerja dan para pegawai. Steers (1985:209), menyatakan
b. Adanya filosofi dan tata nilai bahwa :
yang dianut atau dijadikan Faktor-faktor yang
sebagai acuan atau standar, mempengaruhi efektivitas kerja dari pada
sehingga hal ini membantu organisasi, yaitu :
pegawai dalam pencapaian 1. Ciri Organisasi
tujuan yang telah ditetapkan. Struktur dan teknologi
c. Komposisi dan struktur organisasi dapat
organisasi yang jelas, efektif mempengaruhi segi-segi
dan transparan, sehingga tertentu dari efektivitas
jelas pembagian kerja yang dengan berbagai cara.
dilakukan, sehingga tidak ada Mengenai struktur ditemukan
tumpang tindih tugas, bahwa meningkatnya
wewenang dan produktivitas dan efisiensi
tanggungjawab. kerja pegawai, merupakan
d. Teknologi organisasi yang hasil dari meningkatnya
sesuai dan tersedia, sehingga spesialisasi fungsi, ukuran
teknologi yang ada tersebut organisasi, sentralisasi
13

pengambilan keputusan, Selanjutnya kebijakan-


fomalisasi tugas dan kebijakan yang diambil dan
penggunaan teknologi diterapkan oleh manajemen
peralatan kerja. juga berpengaruh terhadap
2. Ciri Lingkungan efektivitas kerja pegawai
Lingkungan luar dan dalam dalam organisasi, misalnya
organisasi juga ikut penetapan tujuan strategi,
mempengaruhi efektivitas pemanfaatan sumber daya,
kerja organisasi, keberhasilan menciptakan lingkungan
hubungan organisasi prestasi, proses komunikasi,
lingkungan bergantung pada, kepemimpinan dan
(a) tingkat keterdugaan pengambilan keputusan serta
keadaan lingkungan adaptasi dan inovasi
organisasi, (b) ketepatan organisasi.
persepsi atas keadaan
lingkungan, (c) tingkat
Mengacu dari uraian tersebut,
rasionalitas organisasi.
dapat dijelaskan bahwa ada 4 faktor utama
3. Ciri Pekerja
yang berpengaruh kepada efektivitas kerja
Faktor anggota organisasi
organisasi, yaitu faktor organisasi yang
merupakan faktor pengaruh
dilihat dari spesialisasi fungsi dan adanya
yang paling penting atas
penggunaan teknologi kerja, faktor
efektivitas, karena perilaku
lingkungan organisasi baik lingkungan luar
merekalah yang dalam jangka
maupun lingkungan dalam, faktor pegawai
panjang
baik itu kemampuan kerja pegawai dan
memperlancar/merintangi
faktor kebijakan manajemen baik itu cara
tercapainya tujuan organisasi.
penggunaan sumber daya, komunikasi kerja
Kesadaran sifat perbedaan
dan cara pemimpin dalam memimpin.
pribadi yang terdapat diantara
Sedangkan Soejadi (1994:37),
para pegawai sangat penting
berpendapat berhasil guna (efektivitas),
artinya karena pekerja,
yakni untuk menyatakan bahwa kegiatan
berbeda memberikan
telah dilaksanakan dengan tepat dalam arti
tanggapan dengan cara yang
target tercapai sesuai dengan waktu yang
berbeda pula atas usaha
ditetapkan.
manajemen untuk mencapai
Efektivitas merupakan ukuran
yang diarahkan ke tujuan.
atau standar yang memberikan gambaran
4. Kebijakan dan praktek
seberapa jauh target yang telah ditetapkan
manajemen.
dalam tujuan itu dapat tercapai, baik dalam
14

jangka waktu yang digunakan, kualitas atau hasil yang dicapai dengan tujuan atau
mutunya dan besaran kuantitas atau sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu
jumlahnya, dengan menggunakan masukan organisasi.
yang digunakan, baik berupa tenaga kerja,
mesin dan sebagainya. METODE PENELITIAN
Efektivitas pada aspek pencapaian
Langkah-langkah penelitian ini
tujuan, menurut Stoner dan Wankel dalam
adalah sebagai berikut:
Nawawi (2003:40) yang menyebutkan
1. Jenis Penelitian: Penelitian yang
bahwa efektivitas atau keefektifan
dilakukan adalah deskriptif kualitatif.
hakekatnya merujuk kepada kemampuan
Dimana dalam penelitian deskriptif ini,
untuk mencapai tujuan secara memadai
penulis akan memberikan gambaran
dengan melaksanakan pekerjaan besar.
secara sistematis, faktual dan akurat
Uraian ini bermakna bahwa pegawai dalam
mengenai fakta-fakta yang sesuai
melaksanakan kegiatan dilaksanakan
dengan ruang lingkup judul penelitian.
berdasarkan prosedur kerja dan waktu yang
Sugiono (2005:11), menjelaskan
telah ditetapkan sesuai target yang dicapai,
penelitian deskriptif adalah penelitian
dalam bentuk perbandingan aktivitas yaitu
yang dilakukan untuk mengetahui nilai
hasil nyata dibagi dengan hasil yang
variable mandiri, baik satu variabel
diharapkan. Kemampuan
atau lebih tanpa membuat
mengimplementasikan tugas dan fungsi para
perbandingan, atau menghubungkan
pegawai sangat besar pengaruhnya sehingga
antara variabel satu dengan variabel
efektivitas kerja suatu organisasi tergantung
lain. Singarimbun (1995:4)
pada penciptaan pengembangan motivasi
menjelaskan bahwa penelitian
kerja dan produktivitas kerja yang tinggi.
deskriptif dimaksudkan untuk
Pengertian Efektivitas menurut
pengukuran yang cermat terhadap
Gibsons (1988:27) adalah pencapain sasaran
fenomena sosial tertentu. Peneliti
yang telah disepakati atas usaha bersama.
mengembangkan konsep dan
Dari kandungan pengertian di atas dapat
menghimpun fakta, tetapi tidak
disimpulkan efektivitas merupakan tingkat
melakukan pengujian hipotesa.
pencapaian tujuan atau sasaran yang telah
.
ditetapkan oleh suatu organisasi
2. Lokasi Penelitian: Penelitian dilakukan
sebelumnya.
pada kantor Balai Karantina Pertanian
Menurut Robbins (1996:3)
Kelas II Tanjungpinang, yang
efektivitas memberikan arti tingkat
merupakan salah satu instansi vertikal
pencapaian tujuan. Dari pengertian tersebut
yang mempunyai tupoksi mencegah
sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan
masuknya Hama dan Penyakit Hewan
bahwa efektivitas merupakan ukuran pada
Karantina (HPHK) dan Organisme
15

Pengganggu Tumbuhan Karantina Laut Sri Payung Batu Enam, Wilker


(OPTK) dari luar negeri ke dalam Bandara Internasional Raja Haji
wilayah Republik Indonesia, mencegah Fisabilillah, Wilker Pelabuhat Laut Sri
tersebarnya HPHK dan OPTK dari Bayintan Kijang, Wilker Pelabuhan
suatu area ke area lain didalam wilayah Laut Tanjunguban, Wilker Pelabuhan
Republik Indonesia serta mencegah Laut Lagoi, Wilker Pelabuhan Laut
keluarnya HPHK dan OPTK dari Pulau Bulan, Batam dan Wilker Kantor
wilayah Republik Indonesia maupun Pos Tanjungpinang, sehingga
antar area di seluruh Indonesia dalam melakukan sebaran beberapa pegawai
melindungi kelestarian sumberdaya diwilayah kerja tersebut.
alam hayati hewan dan tumbuhan 4. Responden dalam penelitian mengingat
melalui penyelenggaraan jumlah populasi yaitu pegawai Balai
perkarantinaan hewan dan tumbuhan. Karantina Pertanian Kelas II
3. Ruang lingkup obyek yang berkaitan Tanjungpinnag cukup banyak yaitu 52
dengan karantina yaitu orang, alat orang, maka yang menjadi populasi
angkut dalam perhubungan, hewan dan
dalam penelitian ini adalah sebagian
produk hewan, tumbuhan dan produk
pegawai fungsional Balai Karantina
tumbuhan, barang-barang perdagangan
Pertanian Kelas II Tanjungpinang yang
lainnya yang dilalulintaskan,
berjumlah 19 orang, yaitu 2 (dua)
diletakkan pada prinsip bahwa segala
orang petugas fungsional di wilayah
sesuatu yang ditetapkan berdasarkan
kerja Pelabuhan Laut Sri Bintan Pura
penilaian resiko dapat ditetapkan
yang terdiri dari 1 (satu) orang Medik
menjadi media pembawa hama dan
penyakit hewan serta organisme Veteriner dan 1 (satu) orang POPT

pengganggu tumbuhan. Terampil, 2 (dua) orang petugas

Penyelenggaraan karantina bersifat fungsional di wilayah kerja Pelabuhan


pelayanan langsung kepada publik, dan Laut Pelantar II yang terdiri dari 1(satu)
output yang dihasilkan oleh Balai orang Paramedik Veteriner dan 1
karantina Pertanian Kelas II (satu) orang POPT Terampil, 2 (dua)
Tanjungpinang adalah sertifikasi orang petugas fungsional di wilayah
karantina pertanian. Tempat kerja Pelabuhan Laut Sri Payung Batu
pemasukan dan pengeluaran HPHK VI yang terdiri dari 1 (satu) orang
dan OPTK berdasarkan Permentan No
Medik Veteriner dan 1 (satu) orang
94/Permentan/OT.140/12/2011: yang
POPT Ahli, 2 (dua) orang petugas
terdiri dari : Wilker Pelabuhan Laut
fungsional di wilayah kerja Bandara
Sri Bintan Pura, Wilker Pelabuhan
Raja Haji Fisabililah yang terdiri dari 1
Laut Pelantar II, Wilker Pelabuhan
(satu) orang Medik Veteriner dan 1
16

(satu) orang POPT Terampil, 2 (dua) Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang,


orang petugas fungsional di wilayah data yang diperoleh diantaranya, yaitu data
kerja Pelabuhan Laut Sri Bayintan pencapaian kerja dalam penyelenggaraan

Kijang yang terdiri dari 1 (satu) orang karantina pertanian, data waktu kerja dan

Paramedik Veteriner dan 1 (satu) data hambatan dalam penyelenggaraan


karantina.
orang POPT Terampil, 2 (dua) orang
petugas di wilayah kerja Pelabuhan b. Data Sekunder
Laut Tanjunguban yang terdiri dari 1
Data yang diambil dari pihak
(satu) orang POPT Ahli dan 1 (satu)
kedua sesudah diolah oleh pihak lain yaitu
orang Paramedik Veteriner, 2 (dua)
kondisi kerja dan keadaan pegawai dan
orang petugas fungsional di wilayah
pengembangan serta struktur Organisasi dan
kerja Pelabuhan Laut Lagoi yang terdiri
tata kerjanya, terdiri dari
dari 1 (satu) orang POPT Ahli dan 1
i. Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut
(satu) orang Paramedik Veteriner, 1
pangkat/golongan
(satu) orang petugas fungsional di ii. Jumlah Pegawai Negeri Sipil menurut
wilayah kerja Pelabuhan Laut Pulau masa kerjanya
Bulan yaitu Medik Veteriner, 2 (dua) iii. Jumlah Pegawai negeri Sipil menurut
orang koordinator fungsional yang tingkat pendidikannya
terdiri dari 1 (satu) orang koordinator iv. Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang
fungsional Karantina Tumbuhan dan 1 telah mengikuti pendidikan Struktural /
(satu) orang koordinator fungsional Penjenjangan, tehnis dan fungsional,

karantina hewan, 1(satu) orang serta

petugas penanggung jawab v. Struktur Organisasi Balai Karantina

laboratorium karantina tumbuhan dan Pertanian Kelas II Tanjungpiang


vi. Visi dan misi serta uraian tugas unit
1 (satu) orang petugas penanggung
kerja.
jawab laboratorium karantina hewan
ditambah 1 (satu) orang key informan 6. Teknik Pengumpulan Data
yaitu Kepala Balai Karantina Pertanian Teknik pengumpulan data yang
Kelas II Tanjungpinang. digunakan adalah:
5. Jenis dan sumber data yang
a. Wawancara
dikumpulkan meliputi:
Soehartono (2002:67-68),
a. Data Primer
menyatakan bahwa wawancara
Adalah data yang didapat secara merupakan pengumpulan data
langsung dari responden yaitu pegawai Balai dengan mengajukan sejumlah
17

pertanyaan-pertanyaan oleh dirancang secara sistematis, tentang


pewancara kepada responden dan apa yang diamati, kapan dan
jawaban-jawaban responden dimana tempatnya (lokasinya)
tersebut dicatat atau direkam
PEMBAHASAN
dengan alat perekam. Wawancara
dilakukan dengan responden yaitu Sebelum membahas hasil
pegawai fungsional di wilayah penelitian beserta analisanya terlebih dahulu
kerja lingkup Balai Karantina akan dikemukakan gambaran tentang
Pertanian Kelas II Tanjungpinang, karakteristik responden pada penelitian ini.
serta dengan informasi kunci yaitu Pembahasan mengenai karakteristik
Kepala Balai Karantina Pertanian responden berguna untuk mendapatkan
Kelas II Tanjungpinang. informasi yang akurat dalam menganalisa
data yang pada akhirnya dapat
Wawancara berpedoman
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
kepada daftar pertanyaan yang telah
Mengingat jumlah populasi dalam penelitian
disusun sedemikian rupa, mengenai
ini sebanyak 52 (lima puluh dua) orang,
efektivitas kerja Balai Karantina
maka teknik pengambilan sampel
Pertanian Kelas II Tanjungpinang,
menggunakan purposive sampling sehingga
dengan alat pengumpul data yang
jumlah responden dalam penelitian ini
digunakan yaitu pedoman
adalah 19 orang. Karakteristik responden
wawancara.
yang dilihat yaitu jenis kelamin, tingkat
b. Observasi atau Teknik pendidikan dan usia atau umur.
pengumpulan data secara observasi
Faktor organisasi yang dapat
mempunyai ciri-ciri yang spesifik
mempengaruhi efektivitas kerja organisasi
bila dibandingkan dengan tehnik
adalah struktur dan teknologi organisasi.
lain. Hal ini sebagaimana pendapat
Struktur organisasi merupakan bagaimana
Sugiono (2005:166) yang
organisasi mengatur sumber daya manusia
mengemukakan bahwa tehnik
bagi kegiatan-kegiatan kearah tujuan,
observasi merupakan suatu proses
sedangkan teknologi merupakan peralatan
yang komplek dan sulit, yang
kerja yang digunakan untuk menunjang
tersusun dari pelbagai proses,
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan,
diantaranya yang terpenting adalah
indikator faktor organisasi ini dapat dilihat
pengamatan dan ingatan.
dengan :
c. Dalam penelitian ini, observasi a. Spesialisasi fungsi
yang akan digunakan yaitu Yaitu merupakan pembagian
observasi terstruktur yang telah fungsi atau bagian dalam unit kerja, hal ini
18

bertujuan agar setiap seksi menjalankan Dari wawancara dengan informan


fungsinya masing-masing, sehingga kunci yaitu Kepala Balai Karantina
memberikan sumbangan maksimal pada Pertanian Kelas II Tanjungpinang ,
kegiatan kearah tujuan dalam rangka mengenai adanya spesialisasi fungsi dalam
mencapai tujuan organisasi yang telah organisasi. Maka diperoleh tanggapan
ditetapkan. sebagaimana kutipan dibawah ini, yaitu :
Sehubungan dengan penelitian Untuk lebih efektifnya
yang dilakukan, bahwa spesialisasi fungsi pelaksanaan tugas-tugas pada
bermakna adanya pembagian fungsi di Balai Karantina Pertanian Kelas II
dalam unit kerja sehingga masing-masing Tanjungpinang sesuai dengan
bagian atau seksi dapat menjalankan tugas pokoknya, dilakukan
fungsinya masing-masing dalam pembagian fungsi pada unit kerja
memberikan sumbangan maksimal kearah yang ada yaitu Seksi Karantina
tujuan dalam rangka mencapai tujuan Tumbuhan, Seksi Karantina
organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas Hewan dan Sub Bagian Tata
II Tanjungpinang. Usaha. Dengan adanya
Berdasarkan wawancara dengan pembagian fungsi tersebut
responden yaitu pegawai Balai Karantina diharapkan masing-masing fungsi
Pertanian Kelas II Tanjungpinang, yang ada dapat menjalankan
berkenaan dengan adanya spesialisasi fungsi fungsinya dengan baik sehingga
pada Balai Karantina Pertanian Kelas II akan memberikan sumbangan
Tanjungpinang. yang maksimal ke arah tujuan
Keseluruhan responden yang dalam rangka mencapai tujuan
berjumlah 19 (sembilan belas) orang organisasi Balai Karantina
menyatakan tanggapan sudah ada Pertanian Kelas II Tanjungpinang,
pembagian fungsi pada unit kerja di Balai sehingga diharapkan efektivitas
Karantina Pertanian Kelas II kerja organisasi dapat terlaksana.
Tanjungpinang. (Hasil wawancara tanggal 5 Mei
Jawaban responden tersebut 2014).
menunjukkan bahwa, telah ada pembagian
fungsi pada unit kerja yang disusun oleh Dari Pengamatan atau observasi
Balai Karantina Pertanian Kelas II yang dilakukan dilapangan, mengenai
Tanjungpinang sehingga masing-masing adanya spesialisasi fungsi atau pembagian
bagian atau seksi yang ada akan fungsi pada unit kerja yang ada pada Balai
memberikan sumbangan yang maksimal Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang.
kearah tujuan dalam rangka mencapai tujuan Penulis melihat memang telah dilakukan
organisasi pembagian fungsi pada unit kerja Balai
19

Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang kepada para anggota organisasi melalui


melalui 3 (tiga) bagian atau seksi yaitu seksi aturan dan prosedur yang tetap atau baku.
karantina tumbuhan, seksi karantina hewan Maka diperoleh tanggapan sebagaimana
dan sub bagian tata usaha. Diharapkan kutipan dibawah ini, yaitu :
ketiga seksi yang ada dapat memberikan Dalam rangka efektifnya
sumbangan yang maksimal ke arah tujuan pelaksanaan kegiatan di Balai
organisasi dalam mencapai tujuan yang telah Karantina Pertanian Kelas II
ditetapkan, sehingga efektivitas kerja Balai Tanjungpinang maka dilakukan
Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang pengaturan kegiatan kerja kepada
dapat terlaksana dengan baik. setiap anggota organisasi dengan
b. Formalisasi membuat aturan yang sudah baku
Yaitu merupakan penentuan atau yaitu berupa Standar Operasional
pengaturan kegiatan kerja para anggota Prosedur (SOP) untuk seluruh
Balai Karantina Pertanian Kelas II kegiatan yang ada pada unit kerja
Tanjungpinang sehingga mereka bekerja yaitu seksi karantina tumbuhan,
sesuai dengan tugasnya dengan berpedoman seksi karantina hewan dan sub
pada prosedur dan aturan yang berlaku, bagian tata usaha yang menjadi
maknanya adanya pembagian kerja kepada pedoman dalam melaksanakan
anggota melalui aturan dan prosedur yang setiap kegiatan pada masing-
tetap atau baku dalam setiap jenis kegiatan masing seksi, sehingga
pada Balai Karantina Pertanian Kelas II diharapkan dengan penetapan
Tanjungpinang. Standar Operasional Prosedur
Berdasarkan wawancara dengan tersebut maka segala tugas-tugas
responden berkenaan dengan formalisasi dalam rangka pelaksanaan tindak
atau pengaturan kegiatan kerja kepada para karantina dapat berjalan dengan
anggota organisasi melalui aturan dan lancar, efektif dan tepat waktu .
prosedur yang tetap atau baku, keseluruhan (Hasil wawancara tanggal 5 Mei
responden yang berjumlah 19 (sembilan 2014).
belas) orang menyatakan tanggapan bahwa
sudah adanya formalisasi atau pengaturan Dari pengamatan atau observasi
kegiatan kerja kepada para anggota yang dilakukan dilapangan, mengenai
organisasi melalui aturan dan prosedur yang formalisasi atau pengaturan kegiatan kerja
tetap atau baku. kepada para anggota organisasi melalui
Dari hasil wawancara dengan aturan dan prosedur yang tetap atau baku
informan kunci yaitu Kepala Balai Karantina pada Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas
Pertanian Kelas II Tanjungpinang, mengenai II Tanjungpinang. Penulis melihat memang
formalisasi atau pengaturan kegiatan kerja telah ada formalisasi atau pengaturan
20

kegiatan kerja kepada para anggota Karantina dalam menunjang kegiatan


organisasi melalui aturan dan prosedur yang perkarantinaan terhadap media pembawa
tetap atau baku yaitu Standar Operasional yang dilalulintaskan dapat terlaksana dengan
Prosedur (SOP) dari setiap jenis kegiatan baik.
yang ada pada setiap seksi-seksi yaitu seksi Berdasarkan wawancara dengan
karantina tumbuhan, seksi karantina hewan responden, berkenaan dengan adanya
dan sub bagian tata usaha dan sudah peralatan kerja seperti peralatan
dilakukan penetapannya melalui Surat laboratorium yang sudah sepenuhnya dapat
Keputusan Kepala Balai Karantina Pertanian mendukung pemeriksaan laboratorium
Kelas II Tanjungpinang. Dengan adanya terhadap komoditi yang dilalulintaskan
formalisasi atau pengaturan kerja kepada dalam menunjang pelaksanaan kegiatan
para anggota organisasi melalui aturan dan perkarantinaan pada Balai Karantina
prosedur yang tetap atau baku, diharapkan Pertanian Kelas II Tanjungpinang.
efektivitas kerja Balai Karantina Pertanian Sebanyak 15 (lima belas) responden
Kelas II Tanjungpinang dalam menyatakan bahwa Peralatan laboratorium
melaksanakan kegiatan operasional belum sepenuhnya dapat mendukung
perkarantinaan hewan dan tumbuhan dapat kegiatan pemeriksaan laboratorium terhadap
terlaksana dengan baik. komoditi yang dilalulintaskan pada Balai
c. Peralatan Kerja. Karantina Pertanian Kelas II
Yaitu sarana kerja yang Tanjungpinang.
digunakan untuk melaksanakan tugas dalam Jawaban responden tersebut
menunjang pelaksanaan kegiatan menunjukkan bahwa, responden melihat
perkarantinaan, seperti peralatan peralatan laboratorium yang ada di Balai
laboratorium yang sudah sepenuhnya dapat Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang
mendukung pemeriksaan laboratorium baik laboratorium hewan maupun
terhadap komoditi yang dilalulintaskan laboratorium tumbuhan belum sepenuhnya
dalam menunjang pelaksanaan kegitan dapat mendukung pemeriksaan laboratorium
perkarantinaan. terhadap komoditi yang dilalulintaskan
Dengan adanya peralatan dalam pelaksanaan kegiatan perkarantinaan
laboratorium yang sudah sepenuhnya dapat yang ada. Hal ini menurut responden dapat
mendukung kegiatan pemeriksaan dilihat dari : adanya kegiatan pada media
laboratorium terhadap komoditi yang pembawa Organisme Pengganggu
dilalulintaskan, maka diharapkan kegiatan Tumbuhan Karantina (OPTK) untuk
pemeriksaan laboratorium untuk komoditi impor yang belum dapat dilakukan
memastikan media pembawa bebas dari pemeriksaan laboratorium tumbuhan untuk
Organisme Pengganggu Tumbuhan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)
Karantina dan Hama Penyakit Hewan tersebut, sehingga harus dirujuk pada
21

laboratorium yang sudah ditentukan dan cukup mendukung pemeriksaan terhadap


mempunyai kompetensi yang baik. Sehingga komoditas yang dilalulintaskan, responden
harus menunggu hasil pemeriksaan IM menyatakan sudah mencukupi
laboratorium dua sampai tiga hari untuk peralatan yang ada, dan responden ON
dapat memberikan tindakan karantina menyatakan alat laboratorium saat ini
berupa pelepasan terhadap komoditas cukup untuk mendukung pemeriksaan
tersebut. komoditas yang dilalulintaskan.
Sementara pada komoditi Tanggapan responden tersebut
karantina hewan, peralatan laboratorium menunjukkan, bahwa responden melihat
karantina hewan masih belum sepenuhnya peralatan laboratorium yang ada di Balai
dapat mendukung pemeriksaan laboratorium Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang
terhadap komoditi yang dilalulintaskan, ini baik laboratorium hewan maupun
dapat dilihat adanya komoditi tertentu yang laboratorium tumbuhan sudah sepenuhnya
seharusnya masih memerlukan pemeriksaan dapat mendukung pemeriksaan laboratorium
laboratorium lanjutan dari kegiatan terhadap komoditi yang dilalulintaskan
pemeriksaan laboratorium yang telah dalam pelaksanaan kegiatan perkarantinaan
dilakukan pada laboratorium karantina yang ada. Hal ini menurut responden bahwa
hewan, namun karena peralatan yang belum selama ini komoditas yang dilalulintaskan
mendukung akhirnya pemeriksaan tidak pada wilayah kerja responden tersebut dapat
dapat dilanjutkan. Padahal pemeriksaan ini dilakukan pemeriksaan pada laboratorium
juga penting dilaksanakan untuk yang ada baik itu laboratorium karantina
memastikan Media Pembawa Hama dan hewan maupun karantina tumbuhan. Namun
Penyakit Hewan Karantina (MP HPHK) pada wilayah kerja responden tersebut masih
yang dilalulintaskan bebas dari penyakit belum ada lalulintas komoditas impor
hewan karantina. sehingga mereka selama ini belum pernah
Sementara sebanyak 4 (empat) mengalami adanya komoditas yang harus
responden menyatakan bahwa Peralatan dilakukan pemeriksaan oleh laboratorium
laboratorium sudah sepenuhnya dapat rujukan.
mendukung kegiatan pemeriksaan Dari wawancara dengan informan
laboratorium terhadap komoditi yang kunci yaitu Kepala Balai Karantina
dilalulintaskan pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang, mengenai
Pertanian Kelas II Tanjungpinang. peralatan laboratorium yang sepenuhnya
Ini seperti tanggapan responden sudah dapat mendukung pemeriksaan
MP menyatakan peralatan yang ada laboratorium terhadap komoditi yang
sudah mendukung untuk pemeriksaan dilalulintaskan dalam menunjang
komoditas yang ada saat ini, Responden pelaksanaan kegiatan perkarantinaan pada
AP menyatakan peralatan laboratorium
22

Balai Karantina Pertanian Kelas II terhadap komoditi yang dilalulintaskan


Tanjungpinang, diperoleh tanggapan, yaitu : dalam rangka menunjang pelaksanaan
Untuk pemeriksaan kegiatan perkarantinaan pada Balai
laboratorium terhadap komoditi Karantina Pertanian Kelas II Tanjungpinang.
yang dilalulintaskan pada Balai Penulis melihat bahwa peralatan kerja
Karantina Pertanian Kelas II seperti peralatan laboratorium masih belum
Tanjungpinang pada umumnya sepenuhnya dapat mendukung untuk
sudah dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap
pemeriksaan laboratorium, namun komoditas yang dilalulintaskan baik
masih ada komoditi tertentu yang laboratorium tumbuhan maupun
belum dapat dilakukan laboratorium hewan, sehingga masih ada
pemeriksaan laboratorium baik komoditas tertentu, yaitu pada komoditas
laboratorium tumbuhan maupun tumbuhan untuk pemeriksaan PSAT
laboratorium hewan karena (Pangan Segar Asal Tumbuhan) yang harus
peralatan yang belum mendukung mengirimkan sampel komoditas tersebut ke
untuk melakukan pemeriksaan laboratorium yang ditunjuk untuk
laboratorium terhadap komoditi melakukan pemeriksaan laboratorium dan
tersebut, tapi kita terus harus menunggu hasil laboratorium dua
mengupayakan untuk melakukan sampai tiga hari dari laboratorium rujukan,
pembenahan sehingga nantinya yang akhirnya komoditas tersebut juga tidak
peralatan laboratorium dapat dilakukan tindakan karantina berupa
sepenuhnya dapat melakukan pembebasan sebelum hasil diterima oleh
pemeriksaan terhadap komoditi petugas karantina sehingga kurang efektif.
yang dilalulintaskan sehingga Sementara untuk komoditas
tidak harus menunggu untuk karantina hewan, adanya komoditas tertentu
melakukan tindakan karantina yang pemeriksaan laboratoriumnya masih
terhadap media pembawa tersebut harus dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk
karena menunggu hasil mengetahui secara pasti komoditas tersebut
laboratorium dari laboratorium apakah bebas dari penyakit hewan karantina,
lain yang ditunjuk dan namun karena peralatan laboratorium hewan
mempunyai kompetensi.. (Hasil belum sepenuhnya dapat mendukung untuk
wawancara tanggal 12 Mei 2014). pemeriksaan laboratorium terhadap
komoditas tersebut maka akhirnya tidak
Dari pengamatan atau observasi dilakukan pemeriksaan lanjutan, sementara
yang dilakukan dilapangan, mengenai pemeriksaan tersebut juga penting. Hal ini
peralatan laboratorium yang sepenuhnya dapat berdampak pada efektivitas kerja pada
dapat melakukan pemeriksaan laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II
23

Tanjungpinang terlebih dari aspek waktu kesadaran masyarakat akan


serta mengingat tujuan organisasi yaitu pentingnya dokumen karantina
mencegah masuknya hama dan penyakit ketika akan melalulintaskan media
hewan karantina dan organisme pengganggu pembawa dari tempat pemasukan
tumbuhan karantina dari luar negeri ke atau pengeluaran, kondisi ini juga
dalam wilayah Republik Indonesia, masih sering dijumpai dimana
mencegah tersebarnya hama dan penyakit orang/masyarakat yang akan
hewan karantina dan organisme pengganggu bepergian dari suatu area ke area
tumbuhan karantina dari suatu area ke area lain didalam wilayah republik
lain didalam wilayah Republik Indonesia Indonesia melalui pelabuhan
dan mencegah keluarnya hama dan penyakit ataupun bandar udara dengan
hewan karantina dan organisme pengganggu membawa media pembawa
tumbuhan karantina dari wilayah Republik Organisme Pengganggu Tumbuhan
Indonesia. Karantina (OPTK) maupun Hama
dan Penyakit Hewan Karantina
KESIMPULAN DAN SARAN
(HPHK) namun belum dilengkapi
A. Kesimpulan dokumen karantina. ketiga: pada

Kesimpulan dari penelitian ini, yaitu : dimensi ciri pekerja yaitu pada

1. Efektifitas kerja Balai Karantina indikator jumlah pegawai yang


Pertanian Kelas II Tanjungpinang tersedia, dimana jumlah pegawai
dalam penyelenggarakan kegiatan yang dimiliki oleh Balai Karantina
perkarantinaan masih kurang Pertanian Kelas II Tanjungpinang
efektif. Hal ini dapat dilihat dari : khususnya petugas fungsional
pertama: pada dimensi ciri karantina belum mencukupi untuk

organisasi yaitu pada indikator melaksanakan tugas-tugas yang ada

peralatan kerja dimana peralatan dalam rangka penyelenggaraan

laboratorium belum sepenuhnya pelaksanaan kegiatan


dapat mendukung untuk melakukan perkarantinaan dan dengan melihat
pemeriksaan terhadap komoditas wilayah Kepulauan Riau yang
pertanian baik itu Hama dan terdiri dari lautan dan banyaknya
Penyakit Hewan Karantina (HPHK) pulau-pulau yang berbatasan
maupun Organisme Pengganggu dengan negara tetangga maupun

Tumbuhan Karantina (OPTK), banyaknya pelabuhan-pelabuhan

kedua: pada dimensi ciri yang berpeluang menjadi tempat

lingkungan yaitu pada indikator pemasukan/pengeluaran terhadap


lingkungan luar organisasi dimana media pembawa yang perlu
masih kurangnya pemahaman dan dilakukan pengawasan secara terus
24

menerus oleh petugas karantina. B. Saran


Keterbatasan jumlah pegawai yang Saran-saran yang dapat peneliti
dimiliki oleh Balai Karantina kemukakan, yaitu :
Pertanian Kelas II Tanjungpinang
juga berdampak pada pelaksanaan 1. Perlunya kegiatan sosialisasi
tugas-tugas oleh pegawai untuk tetap dilaksanakan kepada
fungsional menjadi merangkap, elemen masyarakat luas tanpa
dimana petugas fungsional terkecuali sehingga masyarakat
disamping melaksanakan tugas- dapat memahami dan menyadari
tugasnya sebagai pejabat fungsional akan pentingnya peran dan fungsi
karantina mereka juga harus Balai Karantina Pertanian Kelas II
melaksanakan tugas-tugas Tanjungpinang.
administrasi pada wilayah kerja
tersebut. 2. Perlunya penambahan Sumber
2. Faktor-faktor yang menghambat Daya Manusia (SDM) khususnya
efektifitas kerja Balai Karantina petugas fungsional karantina pada
Pertanian Kelas II Tanjungpinang, yaitu : Balai Karantina Pertanian Kelas II
a. Kurangnya pemahaman dan Tanjungpinang, mengingat
kesadaran masyarakat akan peran Kepulauan Riau adalah lautan yang
dan fungsi Balai Karantina berbatasan dengan negara tetangga
Pertanian Kelas II Tanjungpinang. dan banyak tempat
b. Kurangnya jumlah Sumber Daya pemasukan/pengeluaran yang
Manusia (SDM) /pegawai yang belum ditetapkan yang berpotensi
dimiliki oleh Balai Karantina menjadi tempat
Pertanian Kelas II Tanjungpinang. pemasukan/pengeluaran komoditas
c. Banyak pelabuhan-pelabuhan pertanian yang dilalulintaskan.
yang belum ditetapkan yang
berpeluang menjadi pintu 3. Perlu adanya penetapan terhadap

pemasukan/pengeluaran komoditas pelabuhan-pelabuhan yang belum

pertanian. ditetapkan sehingga akan

d. Peralatan laboratorium yang mempermudah pengawasan

belum sepenuhnya mendukung terhadap komoditas pertanian yang

untuk melakukan pemeriksaan dilalulintaskan melalui tempat

terhadap komoditi yang pemasukan/pengeluaran.

dilalulintaskan dalam menunjang


4. Perlunya peningkatan terhadap
pelaksanaan kegiatan
peralatan laboratorium sehingga
perkarantinaan
dapat mendukung dengan
25

sepenuhnya, untuk melakukan Pasolong, Harbani. 2012. Metode Penelitian


pemeriksaan laboratorium terhadap Administrasi Publik.Alfabeta,
komoditas pertanian yang Bandung.
dilalulintaskan dalam menunjang
pelaksanaan kegiatan Riduwan, 2010, Metode dan Teknik
perkarantinaan. Menyusun Proposal
Penelitian,Alfabeta, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Robbin, Stephen P, 2003, Perilaku
Hasibuan, H. Malayu S.P, 2006, Manajemen
Organisasi Jilid I edisi 9, PT. Indeks
Sumber Daya Manusia (edisi revisi),
Kelompok Gramedia, Jakarta.
Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

, 1994, Teori
___________, 2003, Manajemen Sumber
Organisasi, Edisi 3, Alih Bahasa
Daya Manusia, Edisi revisi, Bumi
Jusuf Udaya, Arcan, Cetakan
Aksara, Jakarta.
Pertama, Jakarta

Istianto HP, Bambang, 2011, Manajemen


Sedarmayanti, 2009, Sumber Daya Manusia
Pemerintahan Dalam Perspektif
dan Produktivitas Kerja, Mandar
Pelayanan Publik, Mitra Wacana
Maju, Bandung.
Media, Jakarta.

Siagian, Sondang P, 2008, Manajemen


Kadarisman, K, 2012, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Bumi
Pengembangan Sumber Daya
Aksara, Jakarta.
Manusia, PT Rajagrafindo Persada,
Jakarta.
________________, 1989, Manajemen
Strategik, Graha Indonesia, Jakarta
Manullang, Marihot, 2008, Manajemen
Personalia, Yogyakarta.
________________, 2003, Teori dan
Praktek Kepemimpinan, PT. Rineka
Mangkunegara, Anwar Prabu, A.A., 2003,
Cipta, Jakarta.
Manajemen Sumber Daya Manusia,
Rosda Karya, Bandung.
Steers. Richard M. 1985, Efektivitas
Organisasi. Alih Bahasa Magdalena
Nawawi, H. Hadari, 2006, Kepemimpinan
Jamin. Erlangga, Cetakan kedua,
Mengefektifkan Organisasi, Gadjah
Jakarta
Mada University Press.
26

Sugiono, 2012, Metode Penelitian


Administrasi, Alfabeta Bandung
_______, 2012, Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
Alfabeta, Bandung.

Vous aimerez peut-être aussi