Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
JULIATIKA
201210330311105
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
1
TINJAUAN PUSTAKA
A. Belajar
1. Pengertian belajar
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan,
sehingga tanpa belajar yang sesungguhnya maka tidak akan pernah ada pendidikan. Sebagai
suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang
Perubahan dan kemampuan untuk mengubah merupakan batasan dan makna yang terkandung
dalam belajar, karena kemampuan berubahlah, manusia tebatas dari kemandegan fungsinya
sebagai khalifah di bumi. Selain itu dengan kemampuan mengubah melalui belajar itu, manusia
untuk kehidupannya. Apabila kita mendengar kata belajar, mungkin pikiran kita terbayang pada
siswa yang serius mendengarkan dan memperhatikan guru yang sedang memberikan pelajaran,
atau seorang siswa yang membaca buku.Akan tetapi yang lebih luas bukanlah demikian. Karena
aktivitas belajar bukan hanya untuk siswa saja dan tidak hanya terbatas diruang kelas. Pengertian
yang umum tidak dibatasi kapan saja, dimana saja dan dari siapa saja. Sebelum penulis
menguraikan pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu penulis akan memaparkan pengertian
2
Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan
tentang sesuatu.
b. Abdul Rahman Saleh Dan Muhbib Abdul Wahab, menurutnya belajar (Learning), sering kali
didefinisikan sebagai perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada masa berikutnya
pengetahuan, kemampuan, dan sesuatu hal baru serta diarahkan pada satu tujuan.
e. Nana Syaodih Sukmadinata, belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku muncul atau
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, secrara umum dapat disimpulkan, bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang dilakukan secara sengaja yaitu
usaha melalui latihan dan pengalaman, sehingga timbullah kecakapan baru dalam dirinya.
Kecakapan baru sebagai pola tingkah laku manusia iu sendiri dari beberapa aspek yang meliputi
pengetahuan, pengertian, sikap, ketrampilan, kebiasaan, emosi, budi pekerti dan apresiasi.
berbagai faktor, baik berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Prestasi
belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor
1) Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan
belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya dapat
3
2) Intelegensi dan bakat Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-
fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang
tepat. Bila seseorang mempunyai intelegensi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari,
maka proses belajarnya akan lancar dan sukses bila dibandingkan dengan orang yang memiliki
bakat saja tetapi intelejensinya rendah. Demikian pula, jika dibandingkan dengan orang yang
intelejensinya tinggi tetapi bakatnya tidak ada dalam bidang tersebut, orang berbakat lagi pintar
3) Minat dan motivasi Sebagaimana halnya dengan intelegensi dan bakat maka minat dan
motivasi adalah dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi
belajar.
4) Cara belajar Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar
tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan, akan
1) Keluarga Keluarga masyarakat alamiah yang pergaulannya diantara anggotanya bersifat khas.
Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi
rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, rukun atau tidaknya kedua orang
tua, akarab atau tidaknya hubungan orang tua dengan anak-anak. Disamping itu, faktor keadaan
2) Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar.
Kualitas guru, metode pengajaranya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan
fasilitas atau perlengkapan disekolah, keadaan ruangan, jumlah murid perkelas, pelaksanaan tata
tertib sekolah dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Bila satu
4
sekolah kurang memperhatikan tata tertib (disiplin), maka murid-muridnya kurang memahami
perintah para guru dan akibatnya mereka tidak mau belajar sungguh-sungguh disekolah maupun
dirumah.
3) Masyarakat Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila disekitar tempat
tinggal keadan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-
anaknya ratarata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat
belajar. Tetapi sebaliknya, apabila tinggal dilingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak
berseklah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan
4) Lingkungan sekitar Keadaan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting dalam
mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungn, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan
Dalam khazanah islam, setidaknya ada tiga istilah yang berhubungan dengan makna
a) Pertama, kata talim ini biasanya pengertian proses transfer seperangkat pengetahuan
terhadap anak didik. Konsekwensi pada proses tersebut dalam aspek kognitif selalu
menjadi titik tekan. Sehingga ranah kognitif lebih dominan dibanding dengan ranah
Tadib merupakan masdar dari addaba yang dapat diartikan kepada proses mendidik yang
lebih tertuju pada pembinanan dan peyempurnaan akhlak atau budi pekerti peseta didik.
Orientasi tadib lebih fokus pada pembentukan pribadi muslim yang berakhlak mulia.
5
Oleh karena itu, cakupan tadib lebih banyak kepada ranah afeksi dibanding kognitif dan
psikomotor.
a) Ketiga, yaitu tarbiyah yang berbeda dengan talim dan tadib. Kata tarbiyah menurut
mencakup aspek jasmaniah maupun rohaniah. Maka tarbiyah mencakup semua aspek,
yaitu aspek kognitif, aspek afektif maupun aspek psikomotorik secara harmonis dan
integral.
Menurut dari kitab shahih al- bukhari dengan ijin dari Allah, berikut ini akan disampaikan
beberapa hadits yang berkaitan dengan pengertian adab yang merupakan makna pendidikan
agama islam yang kedua yaitu tadib yang merupakan masdar dari addaba yang dapat diartikan
Para ulama berbeda pendapat tentang pengertian kata adab. Kata adab yang dikenal orang
adalah berupa syair, kisah-kisah, dan yang serupa dengan itu. Tetapi adab menurut para ahli fiqih
dan ahli hadits mempunyai makna dan pengertian yang berbeda. Mereka mengatakan bahwa
pengertian adab adalah menggunakan perkataan, perbuatan, dan hal ihwal yang bagus. Ada pula
di antara mereka yang mengatakan bahwa adab adalah meninggalkan sesuatu yang membawa ke-
jelekan (aib). Di samping itu ada yang mengatakan bahwa pengertian adab adalah menghiasi diri
dengan hiasan orang-orang yang memiliki keutamaan. Menurut pendapat lain, arti adab adalah
tidak bermaksiat kepada Allah dan tidak merusak harga diri. Ada pula yang mengatakan bahwa
adab berarti takwa kepada Allah. Jadi, orang yang bertakwa kepada Allah adalah orang yang
beradab.
6
2. Pengertian Adab Menurut al-Attas
secara etimologi (bahasa); adab berasal dari bahasa Arab yaitu addaba-yuaddibu-tadib
yang telah diterjemahkan oleh al-Attas sebagai mendidik atau pendidikan.1 Dalam kamus Al-
Munjid dan Al Kautsar, adab dikaitkan dengan akhlak yang memilki arti budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat sesuai dengan nilai-nilai agama Islam.2 Sedangkan, dalam bahasa
Yunani adab disamakan dengan kata ethicos atau ethos, yang artinya kebiasaan, perasaan batin,
kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos kemudian berubah menjadi etika.3
Menurut al-Attas, akar kata adab tersebut berdasarkan dalam sebuah hadis Rasulullah saw yang
secara jelas mengunakan istilah adab untuk menerangkan tentang didikan Allah SWT yang
merupakan sebaik-baik didikan yang telah diterima oleh Rasulullah saw. Hadis tersebut adalah:
Addabani Rabbi pa Ahsana Tadibi : Aku telah dididik oleh Tuhanku maka pendidikanku itu
adalah yang terbaik. Adapun secara istilah (terminology), al-Attas mendefinisi adab sebagai
suatu:
tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu didalam tatanan penciptaan sedemikian
rupa, sehingga hal ini membimbing kearah pengenalan dan pengakuan tempat Tuhan yang tepat
di dalam tatanan wujud dan keperiadaan. 4 Bila dibandingkan dengan pandangan para sarjana
1) Al-Jurjani, mendefinisikan adab adalah proses memperoleh ilmu pengetahuan (marifah) yang
2) Ibrahim Anis mengatakan adab ialah ilmu yang objeknya membahas nilai-nilai yang
3) Ahmad Amin mengatakan bahwa adab ialah kebiasaan baik dan buruk.
7
4) Soegarda Poerbakawatja mengatakan adab ialah budi pekerti, watak, kesusilaan, yaitu
kelakukan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap khaliknya dan
Adab ialah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara terpuji dan tercela, tentang
Selama ini pengertian adab hanya difahami secara sempit dan umum. Sehingga
membawa konsep adab dalam pengertian yang biasa-biasa saja, akhirnya menyamakan adab
dengan akhlak dan etika dan moral. Padahal, adab adalah seperti sebuah bangunan yang kokoh
seperti:
3. Disiplin diri (riyadah al-nafs), yang merangkumi jasad, ruh dan akal.
Sehingga dapat dikatakan bahwa adab adalah inti dari ajaran Islam dan tujuan dari
diutusnya Nabi Muhammad saw. Telah diketahui bahwa Nabi Muhammad diutus muka bumi ini
adalah untuk mendidik manusia supaya menjadi manusia yang mulia Innam buithtu li-
utammima makrim al- akhlq.11 Sehingga, disampaikan dalam sebuah hadis Rasulullah saw
bahwa muslim yang sempurna keimanannya adalah unggul akhlaknya (menurut al-Attas akhlak
adalah bahagian dari adab) (akma lul- muminin imanan ahsanuhum khulqan).12 Maka tidak
heran, jika al-Attas menyampaikan dan menjelaskan konsep adab sebagai inti dari pendidikan
Islam
8
Al-Bukhari telah menyusun kitab tersendiri yang berjudul al- Adab al-Mufrad. Kitab ini
tidak mengikuti kriteria (persyaratan) kitab Shahih-nya. Di dalam kitab al-Adab al-Mufrad
terdapat hadits shahih, hasan, maupun dha'if. Sedangkan kitab Shahih al- Bukhari yang di
dalamnya juga terdapat kitab (bab) al-Adab, semua haditsnya shahih berdasarkan persyaratan al-
Bukhari. Untuk keshahihan suatu hadits, al-Bukhari membuat persyarat-persyaratan yang sulit
(ketat), sehingga hadits al-Bukhari merupakan perkataan yang paling shahih setelah Kitabullah.
Al-bukhari mengatakan, "[ini] kitab adab." Yaitu, adab yang diambil dari Muhammad saw, bukan
adab yang diambil dari al-Hathiah, Umru'ul Qais, Jarir, atau Farazdaq, karena apabila seorang
yang beradab tidak mempunyai iman atau pesan maka ia tidak memiliki manfaat dalam agama
dan tidak pula di akhirat. Syair yang tak memiliki pesan, kisah-kisah yang tak memiliki pesan,
dan drama yang tak memiliki misi, di sisi Allah tidak mempunyai pengarah maupunmanfaat.
Jadi, adab ini adalah adab Rasulullah yang telah mengajarkannya kepada kita. Dalam
riwayat Ibn 'Asakir terdapat perkataan yang dinisbahkan kepada Nabi saw bahwa beliau
mengatakan:
Tuhanku telah mendidikku dengan didikan yang sebaik-baik-nya. [Lihat Jami al-Ahadits wa al-
Diantara perkara yang diatur di dalam syariat Islam adalah tentang masalah adab. Sangat
banyak hadits-hadits yang menerangkan tentang masalah adab, yang menunjukkan bahwa Islam
sangat memperhatikan masalah tersebut. Karena demikian pentingnya masalah adab, Allah q
berfirman;
9
Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api
Ajarkanlah adab kepada mereka dan ajarkanlah (ilmu agama) kepada mereka.
1. Adab Berbicara
Setiap ucapan yang keluar dari lisan manusia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah swt,
karena itu setiap muslim harus berusaha menjaga lidahnya dengan memperhatikan adab-adab
Isi pembicaraan adalah kebaikan : Firman Allah : Tidak ada kebaikan pada kebanyakan
pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (manusia)
bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barang
siapa berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya
pahala yang besar. (QS Al Nisa : 114), Dan Rasulullah saw. bersabda
( Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau
lebih baik diam. (HR Bukhari Muslim) Termasuk berbicaya yang baik adalah menghindari
Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan satu kata yang diridhai Allah yang ia tidak
mengira yang akan mendapatkan demikian sehingga dicatat oleh Allah keridhoan-Nya bagi
orang tersebut sampai nanti hari Kiamat. Dan seorang lelaki mengucapkan satu kata yang
dimurkai Allah yang tidak dikiranya akan demikian, maka Allah mencatatnya yang demikian itu
10
sampai hari Kiamat. (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah) Termasuk berbicara yang baik adalah
( Bukanlah seorang mumin jika suka mencela, melanat dan berkata-kata keji. (HR
Tirmidzi)
Termasuk berbicara yang baik adalah menghindari menceritakan aib orang dan saling
Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena)
boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan
pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang
diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela
dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-
buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak
bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim. (QS. al-Hujurat : 11)
2. Adab Bertamu
Islam sebagai agama yang sempurna sangat perhatian dengan tertatanya seluruh sisi kehidupan
manusia, di dalamnya termasuk tata cara bertamu. Berikut ini adab-adab bertamu menurut Islam.
A. Mengucapkan Salam Allah swt. berfirman : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian
memasuki rumah yang bukan rumah kalian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada
Tentunya, dengan rentang waktu yang tidak terlalu rapat. Abu Musa berkata: "Saya mendengar
Rasulullah bersabda: "Minta idzin itu hanya tiga kali, bila diizinkan (silahkan masuk) dan bila
11
C. Meminta Izin Masuk Langsung masuk ke rumah orang lain tanpa izin bukanlah kebiasaan
terpuji. Dengan minta izin berarti sang tamu memberi kesempatan tuan rumah berbenah diri lalu
menyambutnya. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memasuki rumah yang bukan
rumah kalian sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya." (QS. Al Nur: 27)
Apabila tidak diizinkan, maka tamu harus kembali pulang, Allah berfirman : Dan jika dikatakan
kepadamu.Kembali (saja) lah. Maka hendaklah k.amu kembali. (QS. Al Nur : 28).
D. Membelakangi Pintu Janganlah berdiri menghadap ke dalam rumah melalui pintu yang
terbuka atau mengintip dari balik jendela, ketika anda mengetuk pintu atau mengucapkan salam.
Tapi, berdirilah membelakangi pintu. Hal ini untuk lebih menjaga pandangan dari halhal yang
tidak diinginkan. Saad berkata: "Seseorang berdiri di depan pintu Rasulullah sambil menghadap
ke dalam rumah, ia bermaksud minta izin. Kemudian Rasutullah berkata: Seharusnya kamu
begini atau begitu, sesungguhnya disunahkannya minta izin hanyalah untuk menjaga
pandangan. (HR Abu Dawud) Bila telah diizinkan masuk, jagalah mata dan hal-hal yang tidak
boleh dilihat. Jangan biarkan mengikuti nafsu penasaran yang serba ingan tahu dan menyelidiki
sekitar.
ulama/ilmuwan dengan pandangan mulia dan utama, mereka adalah orang yang paling takut
kepada Allah, dan itu adalah kedudukan puncak seorang hamba di mata tuhannya. Orang yang
menuntut ilmu, merurut Rasulullah saw., dikategorikan orang yang sedang berada di jalan Allah
(fii sabilillah) hingga ia kembali. Bahkan menuntut itu merupakan merupakan sarana bagi
pelakunya untuk masuk surga. Karena itulah ada beberapa adab yang harus diperhatikan oleh
niat dan motivasi penuntutnya harusnya benar-benar karena Allah, artinya yang ia cari adalah
12
ilmu dan itu dalam rangka mengamalkan perinta Allah dan Rasulullah, dan bukan untuk
Setiap perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapat balasan sesuai
B.Memilih Teman yang Baik Rasulullah saw. telah mengajarkan kepada kita bahwa apabila kita
mau melihat seseorang, maka diantara ukurannya adalah dengan melihat temannya, apabila
temantemannya itu adalah orang baik, maka ada indikator bahwa dia adalah orang yang baik,
namun sebaliknya jika teman pergaulannya adalah orang yang tidak baik, maka hal itu adalah
indikator bahwa dia juga demikian. Hal ini karena hubungan pertemanan itu akan saling
Perumpamaan teman duduk yang baik dan yang buruk itu ibarat penjual minyak wangi dan
pandai besi, dimana penjual minyak wangi itu bisa jadi akan menghadiahkannya kepadamu atau
engkau membelinya darinya atau minimal engkau dapat mencium bau harum darinya, sementara
jika engkau dekat dengan pandai besi bisa jadi bajumu akan terbakar atau minimal engkau akan
mengajarnya, wajib beradab dengan adab yang mulia, juga harus berterima kasih kepada guru
lebih baik sebagaimana yang diridhoi Allah swt.. Sebagaimana wajib hukumnya mematuhi kedua
orang tua, maka wajib pula mematuhi perintah para guru selama perintah tersebut tidak
13
bertentangan dengan syariat agama. Di antara akhlaq kepada guru adalah memuliakan, tidak
Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua dan tidak
Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu padanya, Allah mudahkan baginya
dengannya jalan menuju syurga. ( HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, al Tirmidzi dan Ibnu
Majah)
Di antara akhlaq kepada guru adalah datang ke tempat belajar dengan penampilan yang
rapi, sebagaimana sabda Rasulullah saw : Sesungguhnya Allah itu indah dan suka kepada
Adapun akhlaq kepada guru yaitu berupa etika dalam islam. Etika dapat didefinisikan
sebagai prinsip moral yang membedakan yang baik dan buruk. Etika adalah bidang ilmu yang
bersifat normative karena ia berperan menentukan apa yang dilakukan oleh seorang individu.
Etika adalah ilmu berisi patokan-patokan mengenai apa-apa yang benar dan salah, yang
baik dan buruk, yang bermanfaat atau tidak bermanfaat Dari beberapa definisi di atas penulis
dapat menyimpulkan bahwa etika adalah prilaku seseorang dalam menentukan sikap baik
14
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
disegala bidang. Rasulullah SAW juga merupakan seorang pedagang. Dalam berdagang
Rasulullah menjadi contoh langsung bagi pebisnis. Rasulullah dalam berdagang tidak hanya
terfokus terhadap keutungan semata tetapi mecontohkan prinsip-prinsip Islami agar tidak ada
(rabbaniyyah), juga karena mengedepankan masalah akhlak (moral, etika) dalam seluruh aspek
kegiatanya. Sifat etis ini merupakan turunan dari sifat teistis diatas. Dengan demikian marketing
syariah adalah konsep yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika, tidak peduli apa
pun agamanya. Karena nilai-nilai moral dan etika adalah nilaiyang bersifat universal, yang
diajarkan oleh semua agamanya. Untuk mencapai tujuan suci, Allah memberikan petunjuk
melalui para Rasulnya, Petunjuk tersebut meliputi segala sesuatu yang dibutuhkan manusia,
mengalami perubahan apapun dengan berbedanya waktu dan tempat. Sedangkan syariah
senantiasa berubah sesuai dengan kebutuhan dan taraf perbedaan manusia, yang berbeda-beda
sesuai dengan rasulnya masing-masing. Kesungguhan untuk senantiasa hidup bersih lahir batin
merupakan salah satu cara untuk meraih derajat kemuliaan disisi Allah SWT. Dalam Al- Quran
dituturkan:
15
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
proses pendidikan Islam. Adab adalah sebuah metode dalam struktur konsepnya membimbing
beberapa unsur-unsur dalam diri manusia, seperti pengetahuan (ilm), amal (amal), pengajaran
(talim) dan pengasuhan yang baik (tarbiyah).13 Menurut al-Attas, terserapnya adab dalam diri
akan melahirkan manusia beradab. Seterusnya akan melahirkan kepemimpinan yang adil dalam
menempatkan segala sesuatu pada tempat yang benar, selanjutnya ia akan senantiasa berusaha
memperbaik setiap aspek dirinya, masyarakatnya, negaranya ke tahap yang lebih baik sesuai
bukan sekedar menghasilkan manusia sebagai warga negara yang baik. Namun juga melahirkan
manusia yang baik secara individu. manusia yang baik yang dimaksud di sini adalah: Manusia
yang sadar insaf akan tangungjawabnya kepada Allah SWT sebagai Tuhan yang senantiasa
disembah; yang memahami dan melaksanakan tangungjawabnya kepada diri sendiri. Dan kepada
masyarakat dengan adil dan yang senantiasa berusaha memperbaik setiap aspek dirinya ke tahap
yang lebih sempurna. Menurut penulis, keberadaan pembahasan adab sejalan dengan agama
Islam, ia menjadi salah satu inti dari ajaran Islam. Hal ini dikarenakan dalam adab terdapat
beberapa unsur penting yaitu: aqidah, ibadah, adab, dan muamalah, Ini semua tidak bisa dipisah-
pisahkan.
Selain itu, pentingnya adab bagi manusia karena adab menuntun manusia kepada tingkah
laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku buruk. Serta dapat mengatur, mengarahkan
manusia kepada fitrahnya yaitu menyembah dan taat kepada pancaran sinar petunjuk Allah SWT,
16
dengan adab yang benar niscaya manusia dapat menyelamat dirinya dari pikiran-pikiran dan
perbuatan-perbuatan yang keliru lagi menyesatkan. Dari itu pula, pemahaman yang benar
terhadap adab ini pula, dapat mennghaluskan budipekerti seseorang. Sehingga dapat dikatakan
semakin tinggi ilmu seseorang maka semakin tinggi pulalah budi pekertinya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad ibn Hambal. Lihat Wan Daud, Masyarakat Islam Hadari (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa
dan Pustaka, 2007), h. 152. 13 Al-Attas, Konsep Pendidikan h. 52-53, 74-75 dan 83.Syed
Muhammad Naquib
Al-Attas. Terj. dari Bahasa Inggris oleh Hamid Fahmi, M. Arifin Ismail dan Iskandar Arnel.
Pendidikan Islam.
Departemen Agama, Op.cit., h.156.
Kitab shahih al bukhari buku ajaran islam, 2013
Wahbah Az-Zuhaili, Enskilopedia Akhlak Muslim (Jakarta: Noura Books, 2014), h. v. 12
Uril Bahrudin, 2014 Adab Harian Muslim Universitas Islam Negri Malang
17