Vous êtes sur la page 1sur 30

BAB I

PENDAHULUAN

Mekanika statistik dalam hal ini distribusi Maxwell-Boltzmann yang


dianggap sebagai statistik klasik karena masih bersifat Newtonian. Anggapan
dasar dari statistik Maxwell-Boltzmann adalah partikel dianggap identik, setiap
keadaan energi dapat diisi beberapa partikel dan tidak ada batasan banyaknya
partikel yang dapat mengisi keadaan energi tersebut. Partikel dalam konteks ini
mengacu pada kategori partikel klasik seperti gas, ion dan atom. Fisika Statistik
Maxwell-Boltzmann yang dianggap sebagai fisika klasik banyak digunakan untuk
pengungkapan suatu keadaan system gas. Beberapa kasus yang sering dijabarkan
dengan statistik Maxwell-Boltzmann diantaranya kecepatan dan energi rata-rata.
Gas diatomik memiliki kapasitas panas spesik sebesar 5/2 R namun pada statistik
maxwell boltzman mendapatkan gejala dimana ada saat nya gas diatomik
mendapatkan kapasitas panas spesifik sebesar 7/2 R. Untuk membuktikan hal ini
kita perlu mengkaji fungsi partisi dan energi dari gas diatomik menggunakan
statistik maxwel boltzman.

Selanjutnya kita membahas aplikasi dari statistik Bose -Einstein dimana


teori Einstein sederhana mengasumsikan bahwa semua atom berosilasi padat
pada saat frekuensi yang sama. Nernst dan Lindemann menemukan secara empiris
bahwa perjanjian antara teori dan eksperimen dapat ditingkatkan dengan
mengasumsikan dua kelompok atom, satu berosilasi pada frekuensi v dan yang
lainnya pada frekuensi 2v . Ide ini diperpanjang oleh Born, von Karman, dan
Debye yang menganggap atom, tidak semua osilator terisolasi yang bergetar pada
frekuensi yang sama, tetapi sebagai sistem osilator yang digabungkan memiliki
spektrum kontinu frequensi alami. Pada umumnya untuk zat padat, energi yang
diberikan kepada getaran kisi merupakan andil yang terpenting pada kapasitas
termal, malah pada bahan isolator nonmagnetik getaran kisi merupakan kontribusi
satu-satunya. Sedangkan kontribusi lainnya berupa konduksi elektron terjadi pula
pada logam, dan keberaturan magnetik terjadi pada bahan magnet. Telah
ditunjukan dalam kisi satu dimensi, bahwa paduan getaran atom akan
menghasilkan berbagai ragam frekuensi dari nol sampai suatu harga tertentu.

1
Dalam padatan terdapat dua jenis energi thermal yang tersimpan di dalam nya
yaitu energi vibrasi atom atom disekitar posisi keseimbanganya dan energi kinetik
yang dikandung elektron bebas. Jika suatu padatan menyerap panas maka energi
internal yang tersimpan dalam padatan meningkat yang di indikasikan oleh
kenaikan temperaturnya. Jadi perubahan energi atom atom dan elektron bebas
menentukan sifat sifat termal padatan. Adapun sifat sifat termal yang akan kita
bahas adalah baik itu pada aplikasi statistik maxwel boltzman ataupun bose
einstein adalah kapasitas panas spesifik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Aplikasi Statistik Maxwell- Boltzman


Kapasitas Panas Spesifik Dari Gas Diatomik

A. Pengertian Kapasitas Panas Spesifik pada Gas Diatomik

Diatomik merupakan molekul yang hanya terdiri dari dua atom. Kedua
atom tersebut dapat berupa unsur yang sama maupun berbeda. Awalan di- pada
kata diatomik berasal dari bahasa Yunani yang artinya dua. Unsur- unsur yang
ditemukan dalam bentuk molekul diatomik meliputi Hidrogen (H 2), Nitrogen
(N2),Oksigen(O2) dan lain lain. Perlu diperhatikan pula bahwa terdapat pula
molekul diatomik lainya yang dapat terbentuk misalnya logam yang dipanaskan
sampai menjadi gas. Selain itu banyak molekul diatomik tidak stabil dan sangat
reaktif contohnya: Difosfor. Adapun diatomik memiliki sifat yaitu ikatan ion
terdiri dari dua atom, bentuk struktur molekulnya seperti dumbell, dan
mempunyai energi kinetik translasi, rotasi dan vibrasi.

Kapasitas panas spesifik adalah jumlah panas/ kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu massa/unit dengan satu derajat (1oc) dengan satuan J/KgK.
Sehingga kapasitas panas spesifik dari gas diatomik adalah menggambarkan
molekul-molekul sebagai dumbell seperti struktur yang tersusun atas dua atom
yang mempunyai pemisahasan terbatas.

B. Kapasitas panas Spesifik dari gas diatomik

Teori dari gas ideal monoatomik sebagaimana yang diberikan sebelumnya

3R
cv
memperlihatkan nilai dari adalah sama dengan 2 . Persetujuan ini

sesuai dengan eksperimen untuk gas-gas monoatomik yang melebihi luas


rentangan dari suhu. Selanjutnya, kita mempertimbangkan gas yang terdiri atas
molekul-molekul yang poliatomik. Jika energi dari molekul tidak tergantung pada

3
ruang korordinat x, y, dan z pada pusat masanya, dan jika tidak ada energi
potensial bersama antara molekul-molekul, fungsi partisi akan dibandingkan

secara langsung untuk V sebagaimana diberikan pada persamaan untuk gas

monoatomik. Fungsi Helmholtz F=NkT ln Z , mempunyai ketergantungan

yang sama pada V sama seperti halnya untuk sebuah gas monoatomik, dan

nRT
p=
gas memilki persamaan yang sama untuk tingkatannya, V .

Kapasitas panas spesifik, bagaimanapun akan berbeda dengan gas


monoatomik karena sebuah molekul poliatomik akan mempunyai energi
internal dari dirinya sendiri, membentuk energi rotasi, getaran, dan eksitasi
elektronik.Teori klasik dari kapasitas panas spesifik dari gas diatomik,
menggambarkan molekul-molekul sebagai dumbell seperti struktur yang tersusun
atas dua atom yang mempunyai pemisahasan terbatas. Masing-masing tiga derajat

1
kT
kebebasan translasi dari pusat massa berarti energi 2 , ini hanya untuk gas

monoatomik. Karena energi kinetik dari rotasi bergantung pada kuadrat dari

kecepatan sudut, prinsip dari aplikasi partisi untuk rotasi , energi kT untuk

setiap derajat kebebasan rotasi. Pertimbangan molekul-molekul seperti osilator


harmonik sederhana untuk energi yang berkaitan dengan getaran adalah

kT ( 12 kT untuk energi kinetik , 12 kT untuk energi potensial ). Ini berarti bahwa

1
kT
energi dari sebuah molekul adalah 2 untuk translasi, kT untuk rotasi, dan

kT untuk getaran.

Dimana total energi internal , U dari N molekul adalah :

4
U=U trans+U rot +U vib

3
NkT + NkT + NkT
2

nRT

Energi internal spesifik molal, adalah :

Oleh sebab itu,

7
R+ R= R
2

c

c

(1)

c v trans +

Teori di atas tidak sesuai dengan persetujuan dan percobaan. Grafik 1 adalah nilai

Cv
percobaan R untuk hidrogen sebagai fungsi dari suhu. Pada suhu yang sangat

Cv 3
rendah, R sama dengan 2 , nilai untuk gas monoatomik. Saat suhu

cv 5
cv
dinaikkan naik dan melebihi suhu kamar R yaitu sekitar 2 . Hanya

5
cv 7
saat suhu pada keadaan yang sangat tinggi R mendekati 2 , nilainya

diprediksi dari persamaan (1).

Gambar 1. nilai eksperimental dariCv/R untuk hidrogen sebagai


fungsi dari suhu yang diplot pada skala logaritmik

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, di dapatkan grafik yang


menunjukkan nilai dari hidrogen. Dalam rentangan dari 50 K sampai 250 K, suhu
T adalah urutan yang berjarak dari 6 dan tingkat rotasi dari energi tertinggi mulai
ditempati. Di atas kisaran 250 K , molekul berperilaku seperti rotator klasik dan
memberikan kontribusi R dengan kapasitas panas spesifik, yang dalam kisaran ini
sama dengan 5Rf 2. Mulai dari 500 K, beberapa molekul pindah ke tingkat energi
getaran yang lebih tinggi dan c. Mendekati nilai klasik membatasi dari 7R/2.

cv
Penjelasan yang pertama kali mengenai variasi dari dengan suhu

dijelaskan oleh Einstein pada tahun 1907, dengan menggunakan konsep dari
kuantisasi energi yang telah diusulkan oleh Planck sebelumnya, untuk menghitung
distribusi energi dalam spektrum yang memancarkan radiasi dari benda hitam.
Prinsip dari mekanika kuantum membatasi energi rotasi atau vibrasi molekul ,
dalam aturan penempatan hanya satu dari nilai diskrit. Oleh karena itu , energi
tidak dapat diperlihatkan sebagai fungsi kontinu pada jarak koordinat tingkat
molekul. Berdasarkan mekanika kuantum, energi rotasi molekul hanya terdapat
satu pada sebuah keaadan dari nilai yang diberikan oleh :

6
2
h
rot =n n+1
( )
8 2 I (2)

Persamaan Schrodinger untuk osilator harmonik diuraikan sebagai berikut.

Persamaan di atas kemudian diolah dengan kuantitas tak berdimensi

dan

Sehingga persamaan Schrodinger untuk osilator harmonis adalah sebagai


berikut.

Setelah persamaan tersebut diolah lebih lanjut, maka akan menghasilkan

dengan konstan. Solusi persamaan ini dapat dituliskan dalam bentuk

sehingga akan di dapatkan pola h(y) seperti berikut

dimana dan

Dengan menggunakan metode deret ;

7
Substitusi kan persamaan diatas ke persamaan h'' - 2yh' + ( -1)h = 0

Persamaan mirip seperti ym memberikan hubungan perulangan

Untuk m yang besar maka perulanganya akan berbentuk

Sehingga rasio perbandingan untuk deret h(y) = untuk m yang besar


akan berbentuk

8
Untuk fungsi gelombang tidak ternormalisasi

Persamaan di atas digunakan bersama-sama dengan persamaan rekusi


memberikan hasil.

dengan

atau

( 12 ) hf
vib = n+ (3)

Pada persamaan ini, n adalah sebuah bilangan bulat atau nol, h

adalah konstanta yang disebut dengan konstanta Planck dan bernilai sama dengan

6.62377 x 1034 Js , I adalah momen inersia molekul sekitar pusat massanya,

dan f merupakan frekuensi getaran.

Untuk mendapatkan persamaan dimana molekul didistribusikan di antara


kemungkinan tingkat energi, terlebih dahulu kita harus mengevaluasi fungsi

9
partisi untuk rotasi dan juga getaran. Permasalahan ini sangat sederhana, sehingga
kita dapat menganggap bahwa :

[( ) ]
n=
1 vib
Z vib= exp n+ (4)
n=0 2 T

hf
vib
dimana adalah singkatan untuk k dan memiliki dimensi dari suhu. Ini

disebut juga dengan karakteristik suhu untuk getaran. Frekuensi getaran f dari

molekul-molekul diatomik tidak berlaku pada daerah sinar infra red pada
spektrum elektromagnetik. Berikut ini adalah tabel dari karakteristik suhu untuk
getaran dan rotasi dari molekul-molekul diatomik.

Tabel 1. Karakteristik suhu untuk getaran dan rotasi dari molekul-molekul


diatomik

Substance
H2 6140 85.5
OH 5360 27.5
HCl 4300 15.3
CH 4100 20.7
CO 3120 2.77
NO 2740 2.47
O2 2260 2.09
Cl2 810 0.347
Br2 470 0.117
Na2 230 0.224
K2 140 0.081

Dengan mempelajari pemancaran atau penyerapan pada infra red maka dapat

f vib
menentukan dan karenanya karakteristik suhu , sebagian kecil di

berikan dalam tabel 1.

10
vib
Disebabkan energi bukanlah fungsi kontinue dari sebuah

koordinat, penjumlahan pada persamaan (4) dapat ditulis sebagai berikut :

Z =exp ( 2T )[ 1+exp( T )+ exp( 2vib


vib vib
T )
+
]
( )[ ( ) [ ( )] + ]
2
vib vib vib
exp 1 +exp + exp
2T T T

tetapi

1
x

dan oleh sebab itu

Dari persamaan (14-22), jumlah dari partikel pada setiap tingkat energi adalah :

1exp ( T ) exp n+ 1
vib

N i=N
exp (
[ ( 2) T ]
vib

2T )
vib

N exp ( nT )[ 1exp( T )]
vib vib

Untuk n=0,1 , 2 , . maka :

11
( )]
vib
T

N 1=N exp ( T ) [1exp( T )]


vib vib

Energi total pada saat suhu tertentu, diberikan oleh :

Dengan menggunakan metode yang lain, kita bisa menentukan :

(5)

Energi
dari osilator tunggal yakni :

(6)

Saat suhu sangat rendah ketika , maka :

Saat suhu sangat tinggi dimana , , maka :

12
kemudian

1
Oleh karena dari hipotesis ini adalah sangat luas, istilah 2 pada persamaan (6)

dapat diabaikan, dan :

Dengan mengganti Nk dengan nR pada persamaan (5), maka kapasitas panas


spesifik dari getaran, adalah :

(7)

Saat T vib mendekati nol, dan ketika T>> vib maka nilainya mendekati

R, nilai klasik.

Selanjutnya, pertimbangan mengenai rotasi dari molekul. Sebagai


alasannya bahwa banyak yang terlibat untuk mendeskripsikan secara detail,
mengevaluasi fungsi partisi untuk rotasi lebih lengkap secara matematika
dibandingkan dengan vibrasi.

Bagaimana pun kita bisa mengeluarkan aspek penting dari permasalahan. Bentuk
perumusan dari fungsi partisi, adalah :

(8)

dimana karakteristik suhu untuk rotasi, , diberikan sebagai :

13
Bentuk kuantum klasik pada suhu besar dibandingkan dengan karakteristik suhu

digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2. Energi vibrasi dan panas spesifik dari osilator harmonik

Banyak fitur penting dari teori umum yang telah terabaikan dari
penyelesaian masalah yang diberikan disini. Beberapa di antaranya, yaitu : (a)

H2
perbedaan antara sifat dari molekul-molekul seperti , yang atom-atomnya

sama, dan seperti NO yang tesusun tidak seperti atom, (b) degenerasi dari tingkat
energi rotasi sebagai hasil dari jarak dari kuantisasi, (c) energi yang berkaitan
dengan eksitasi elektronik pada suhu tinggi, (d) kopling antararotasi dan tingkat
getaran, faktanya bahwa getaran bukanlah harmonis sederhana. Bagaimana pun ,
teori yang tepat tampaknya tak bisa dipungkiri rupanya bahwa kapasitas panas
spesifik gas dapat dihitung secara teoritis, dari optik pengukuran, lebih akurat dari
pada yang dapat diukur secara eksperimental dengan mengunakan teknik
kalorimeter.

14
Aplikasi Statistik Bose- Einstein

Teori Debye Dari Kapasitas Panas Spesifik Zat Padat

Teori Einstein sederhana mengasumsikan bahwa semua atom berosilasi


padat pada saat frekuensi yang sama. Nernst dan Lindemann menemukan secara
empiris bahwa perjanjian antara teori dan eksperimen dapat ditingkatkan dengan

15
mengasumsikan dua kelompok atom, satu berosilasi pada frekuensi v dan yang
lainnya pada frekuensi 2v . Ide ini diperpanjang oleh Born, von Karman, dan
Debye yang menganggap atom, tidak semua osilator terisolasi yang bergetar pada
frekuensi yang sama, tetapi sebagai sistem osilator yang digabungkan memiliki
spektrum kontinu frequensi alami.

Sebagai contoh sederhana osilator digabungkan, misalkan kita memiliki


dua partikel identik yang dihubungkan dengan pegas identik, seperti pada
Gambar. 13-2. Jika kedua partikel diberikan kecepatan awal yang sama dalam
arah yang sama, seperti yang ditunjukkan oleh panah atas, partikel akan
terombang-ambing dalam fase dengan frekuensi tertentu v1. Jika kecepatan awal
adalah sama dan berlawanan, seperti yang ditunjukkan oleh anak panah yang
dibawah, partikel - partikel akan berosilasi keluar fase tetapi dengan frekuensi v2
yang berbeda,. Jika kecepatan awal memiliki nilai nilai yang berbeda, gerakan
yang dihasilkan adalah superposisi dari dua osilasi frekuensi
v1 dan v2 Sistem ini dikatakan memiliki dua frequensi alami.

Gambar 13-2. Osilator Bergandeng

Sekarang anggaplah bahwa jumlah partikel (dan pegas) meningkat. Hal ini
bukan hal yang besar untuk menghitung frekuensi alami ketika jumlahnya kecil,
tetapi jika jumlah ini meningkat ada terlalu banyak persamaan yang bersimultan
yang harus diselesaikan. Ternyata, bagaimanapun bahwa jika ada N partikel di
rantai, sistem akan memiliki N frekuensi alami, apa pun nilai dari N.

Sekarang ide-ide ini diperluas untuk tiga dimensi. Sebuah model


sederhana dari Kristal terdiri dari array tiga dimensi partikel dihubungkan dengan
mata air, dan semacamnya array telah meiliki 3N frekuensi alami. Karena
ketidakmungkinan menghitung frekuensi ini ketika N adalah sama besarnya
dengan jumlah molekul dalam makroskopikkristal, Debye mengasumsikan bahwa
frekuensi alami dari atom-atom kristal akan sama dengan frekuensi gelombang

16
stasioner yang mungkin dalam kristal jika kristal yang terus menerus padat elastis.
Ini adalah masalah standar dalam teori elastisitas, dan kita akan menguraikan
solusinya tanpa memberikan rincian. Prosedur analaog kita yang dijelaskan dalam
Bagian 11-2, kecuali bahwa kita sekarang berurusan dengan gelombang nyata
elastis dan tidak dengan gelombang matematika gelombang mekanik.

Sebagaimana dijelaskan dalam Bagian 11-2, pegas elastis dengan panjang


L tetap pada kedua ujungnya, dapat berosilasi dalam keadaan stabil dalam banyak
mode yang panjang gelombang diberikan oleh :

2L
= (1)
n

Persamaan dasar apapun dari gerakan gelombang menyatakan bahwa


kecepatan propagasi c sama dengan hasil kali dari frekuensi v dan panjang
gelombang :

c=v (2)

Oleh karena itu untuk setiap frekuensi v, jumlah n adalah

2L
n= v
c

2 4 L2 2
n= 2
v
c

(3)

Teori elastisitas menyebabkan hasil dari frekuensi alami gelombang


stasioner dalam elastis padat dalam bentuk kubus degan sisi panjang L diberikan
oleh persamaan yang sama kecuali bahwa nilai yang mungkin dari n2 adalah

n2=n2x +n2y + n2z

di mana nx, ny, dan nz, adalah bilangan bulat positif yang dapat memiliki nilai 1, 2,
3,. ., dll.

17
Untuk menemukan jumlah gelombang dalam selang frekuensi, atau frekuensi
spektrum, kita lanjutkan dengan cara yang sama seperti di Bagian 12-1 dan
Gambar. 12-1. Biarkan nomor nx, ny, dan nz, diberhentikan pada tiga sumbu yang
saling tegak lurus. masing-masing dapat menentukan nilai titik dalam n-ruang,

dengan nilai n yang sesuai dan dari v. Perhatikan G merupakan jumlah total

kemungkinan frekuensi, kenaikan dan termasuk kesesuaian dengan beberapa n


diberikan. Hal ini sama dengan jumlah poin dalam sebuah bola oktan dengan jari-
jari n, volume dalam (/6) n3, dan n = (2L / c) v, maka

4 L3 3
G= v
3 c3

Tapi L3 adalah volume V kubus, dan dapat menunjukkan bahwa terlepas


dari
bentuk padat kita dapat mengganti L3 dengan V. Lalu

4 V 3
G= v
3 c3

(4)

Namun, tiga jenis gelombang elastis dapat menyebarkan dalam elastis


padat : longitudinal atau kompresi gelombang (gelombang suara) berjalan dengan
kecepatan cl, dan dua gelombang transversal atau geser terpolarisasi dalam arah
yang saling tegak lurus dan berjalan dengan kecepatan ct berbeda. Jumlah total
kemungkinan gelombang stasionermemiliki frekuensi sampai dengan dan
termasuk beberapa frekuensi v oleh karena itu

4 1 2
G=
3 (
V 3 + 3 v3
cl c t ) (5)

Menurut teori Debye Persamaan. (5) juga dapat diartikan sebagai


menggambarkan jumlah osilator linear memiliki frekuensi sampai dengan dan

18
termasukfrekuensi v. Dengan demikian, agar konsisten dengan notasi dari Bagian

12-2, G dalam Pers. (5) harus diganti dengan N dan

4 1 2
N=
3 (
V 3 + 3 v3
cl ct ) (6)

Jika tidak ada batas atas untuk frekuensi, jumlah osilator akan tak terbatas.
Tetapi kristal yang mengandung atom N merupakan suatu perakitan Osilator
linear 3N. Oleh karena itu kami berasumsi bahwa spektrum frekuensi memotong
pada frekuensi maksimum vm sehingga jumlah osilator linear sama 3N. Kemudian
pengaturan N = 3N dan v = vm

4 1 2
3 N=
3 (
V 3 + 3 v 3m
cl c t ) (7)

Kecepatan gelombang c1 dan ct, dapat dihitung dari pengetahuan tentang


elastis sifat bahan tertentu dan karenanya vm dapat dihitung dari persamaan ini.
Dalam bahan seperti timah, yang mudah cacat, kecepatan gelombang relative
kecil, sementara di bahan kaku seperti berlian, kecepatan relatif besar. Karenanya
nilai vm. untuk memimpin jauh lebih kecil daripada berlian. Itu harus ada frekuensi
maksimum gelombang stasioner yang dapat ada dalam nyata padat dapat dilihat
sebagai berikut. Untuk satu set gelombang kecepatan c, frekuensi maksimum vm
sesuai dengan panjang gelombang minimum min= c / vm dan Persamaan. (13-7)
dapat ditulis

1 1
4 V
min = ( )( )
9
3
N
3
(8)

Tapi (V / N) adalah volume rata-rata per atom dan akar pangkat tiga dari
ini, (V / N)1/3 adalah order dari rata-rata jarak interatomik. Oleh karena itu struktur
nyata kristal (yang bukan merupakan media yang terus-menerus) menetapkan
batas dengan panjang gelombang minimum yang urutan jarak interatomik, seperti

19
yang diharapkan karena panjang gelombang yang lebih pendek tidak mengarah ke
mode baru gerak atom. Ini mengikuti dari Pers. (6) dan (7) yang mana :

3N 3
N= v
v 3m

Jumlah osilator linear memiliki frekuensi antara v dan v+v adalah

9N 2
N v= v v
v3m (9)

dan jumlah per unit rentang frekuensi adalah

Nv 9 N 2
= 3 v
v vm (10)

Gambar 13-3 adalah grafik Nv/v diplot sebagai fungsi v. Nilai nyata Nv
dari osilators frekuensi antara v dan v + v diwakili oleh daerah strip vertikal
teduh, karena ketinggian strip adalah Nv/v dan lebarnya v . Hal ini berbeda
dengan model Einstein, di mana semua osilator memiliki frekuensi yang sama.
Total luas area di bawah kurva sesuai dengan total jumlah osilator linear, 3N.

Gambar 13-3 spektrum frekuensi oleh Debye


Osilator setiap frekuensi merupakan kumpulan osilator linear yang
semuanya memiliki frekuensi yang sama, seperti pada model Einstein. .

20
Kemudian dari persamaan diatas energi dalam ( U ), dari tiap kumpulan ,

terdiri dari 3N isolator adalah

3
9N hv
U v = 3
v
vm hv
exp( )
kT
1 (11)

Kita menghilangkan titik nol energi yang konstan karena ini tidak
berpengaruh pada kapasitas panas. Sudut pandang sejauh ini, di bagian ini dan di
satu sebelumnya, telah untuk mempertimbangkan atom kristal sebagai partikel
dibedakan mematuhi statistik M-B. Pendekatan alternatif adalah untuk
mempertimbangkan gelombang elastis diri mereka sebagai partikel dari
perkumpulan (1 mol zat padat). Setiap gelombang juga dapat dianggap sebagai
partikel disebut phonon, dan perkumpulan digambarkan sebagai gas phonon.
Karena gelombang atau phonon tidak bisa dibedakan, dan tidak ada pembatasan
pada jumlah diizinkan per keadaan energi, perkumpulan mematuhi statistik Bose-
Einstein.
Kita harus membuat satu modifikasi dalam persamaan sebelumnya
diturunkan dari fungsi distribusi statistik ini. Hal ini karena nomor N gelombang,
atau fonon, berbeda dengan jumlah atom gas dalam wadah volume tertentu, tidak
dapat dianggap sebagai salah satu variabel bebas yang menentukan keadaan
perkumpulan. Jika perkumpulan adalah gas, kita bebas dapat memperbaiki kedua
volume V dan T suhu wadah, dan masih bisa memperkenalkan salah jumlah
sewenang-wenang N molekul gas ke dalam wadah. Tapi ketika volume dan suhu
kristal ditentukan, kristal itu sendiri, sehingga dapat dikatakan,penentuan jumlah
gelombang yang berbeda, atau fonon, yang setara dengan osilasi molekul tersebut.
Dengan demikian , kristal tidak dapat dianggap sebagai sistem terbuka untuk yang
N adalah variabel bebas dan istilah dN tidak muncul dalam Persamaan (11-22).
Hal ini setara dengan pengaturan = 0 dan karenanya exp ( / kT )=1. Jumlah

"partikel" dalam tingkat makro antara dan + karena itu:

21
G
N=

exp ( )
kT
1

(12)

Menurut prinsip-prinsip mekanika kuantum, energi gelombang (atau

phonon) frekuensi adalah e = h v ,di mana h adalah konstanta Planck. Tidak

seperti osilator linear frekuensi , yang dapat memiliki salah satu energi

n
1 ni
( i+ )h v , di mana = 0, 1, 2, ..., dll, gelombang dengan Frekuensi
2

v hanya dapat memiliki energi h v . Jadi jika sejumlah besar energi

dikaitkan dengan frekuensi yang diberikan, ini berarti bahwa sejumlah besar
gelombang, atau fonon, semua energi yang sama, hadir dalam perkumpulan.

Energi rata rata antara dan + , Oleh karena itu sesuai dengan

frekuensi rata rata antara v dan v + v . Dengan demikian jumlah fonon

dengan frekuensiantara v dan v + v adalah

G
N v=
hv
exp( )
kT
1

(13)

di mana, G adalah jumlah keadaan yang memiliki frekuensi antara

v dan v + v . Energi dalam U, dari gelombang dalam interval frekuensi ini

22
hv G
U v =hv N v =
hv
exp ( )
kT
1 (14)

dan perbandingan dengan Persamaan. (11) menunjukkan bahwa

9N 2
Gv = v v
v 3m (15)

sama sebagai ungkapan untuk jumlah osilator dibedakan dalam interval frekuensi

Gv
ini. Artinya, degenerasi . Dari tingkat makro adalah sama dengan

jumlah osilator yang dapat dibedakan dalam interval yang sama. Persamaan
(13) ,Oleh karena itu dapat ditulis

9N v2 v
N v=
v3m hv
exp( )
kT
1 (16)

Ada muncul pada pandangan pertama menjadi perbedaan antara ungkapan

Nv
untuk , dalam persamaan di atas dan dalam Pers. (13). Namun, simbol

Nv
tidak mewakili hal yang sama dalam dua persamaan. Dalam Persamaan.

Nv
(15), adalah jumlah gelombang yang dibedakan (atau fonon) memiliki

frekuensi antara v dan v + v dalam suatu sistem menaati statistik BE.

Nv
Dalam Persamaan. (9), adalah jumlah osilator dibedakan

memiliki frekuensi di sama jangkauan, dalam sistem mematuhi statistik M-B.

Total energi U dari perkumpulan kini diperoleh dengan menjumlahkan

pernyataan untuk U. Ke seluruhan nilai v ke 0 ke v dan setelah


m ,

mengganti jumlahnya dengan integral, kita memiliki

23
Vm
9 N A v 2 dv hv
U=
0
3
V m kT
hv
(17)
e 1

D
Temperatur Debye didefinisikan sebagai

h vm
D= (18)
k

D v
Dan sebanding dengan frekuensi m. Beberapa nilai-nilai yang

diberikan dalam Tabel 13-1.

Tabel 13-1 suhu Debye untuk beberapa bahan

Substansi D

(K)
Lead 88
Thailium 96
Mercury 97
Iodine 106
Cadmium 168
Sodium 172
Pottasium bromide 177
Silver 215
Calcium 226
Sylvine ( KCl) 230
Zinc 235
Rocksalt (NaCl) 281
Copper 315
Aluminium 398
Iron 453
Fluorspar (CaF2) 474
Iron pyrites (FeS2) 645
Diamond 1860

Untuk kenyamanan, kami kenalkan jumlah berdimensi

hv h vm D
x= , x m= =
kT kT T

24
lalu

3 xm
T x 3 dx
U=9 NkT
D ( ) e x1
0
(19)

Hal ini sesuai dengan persamaan. (1) untuk energi U menurut teori Einstein. Jika

hv
dipertimbangkan batas suhu tinggi, di mana x = kT kecil. Kemudian

e
( x1) ~ x dan integral menjadi:

xm
x 3m 3D
x dx= 3 = 3 T 3
2

Kemudian pada suhu tinggi:

U = 3NkT , CV = 3R

Sesuai dengan teori Einstein dan hukum Dulong-Petit. Pada suhu


menengah dan rendah, nilai integral dapat dinyatakan hanya sebagai seri terbatas.
Untuk pendekatan yang baik, batas atas integral ketika T sangat kecil dapat

xm
diambil sebagai jumlah bukan , karena integran adalah kecil untuk nilai x

x m ,. I 4
lebih besar dari ntegral pasti sama 15 , dan pada suhu rendah,

3
3 T
U= 4 NkT
5 D ( )
dan dengan diferensiasi,

25
3
12 T
v = 4 R
5 D( ) (20)
C

Persamaan (20) dikenal sebagai hukum Debye T3. Menurut hukum ini,
Kapasitas panas mendekati nol mutlak menurun dengan pangkat tiga temperalure
tersebut, seperti eksponensial dalam teori Einstein. Penurunan ini kurang cepat
dan kesepakatan dengan eksperimen lebih benar. Meskipun teori Debye
didasarkan pada analisis gelombang elastis dalam partikel homogen, isotropik,
terus menerus mediumnya, nilai-nilai eksperimental kapasitas panas spesifik
banyak pada crystal padat berada yang sesuai dengan perjanjian teori Debye pada

D D
suhu di bawah /50, atau ketika T / <0.02. Seperti temperature yang

Meningkat, Kapasitas panas spesifik meningkat tak kalah lebih cepat


dibandingkan prediksi dari teori.Ada bukti eksperimental baru-baru ini bahwa
malerial tak berbentuk tidak muncul untuk mengikuti teori pangkat tiga Debye

D D
bahkan pada temperature dibawah /100, atau ketika T / <0,01.

Kapasitas panas pada tiap temperatur apapun dapat dihitung dengan menghitung
integral pada persamaan (13-18), yang memberikan bahwa energi internal sebagai
fungsi dari T, dan hasil differensial mendekati nilai T. Seperti dalam teori

D
Einstein, hasil nya adalah fungsi dari T/ saja, dan karenanya grafik

tunggal melambangkan variasi suhu dari cv , untuk semua zat. Kurva pada
Gambar. 13-4 (apa yang dapat dilihat dari itu) adalah grafik c v /R, diplot sebagai

D
fungsi dari T / , dan titik-titik adalah nilai-nilai eksperimental untuk

D
macam macam bahan Akan terlihat dari Gambar. 13-4 kasarnya, ketika T /

lebih besar dari 1, atau ketika suhu aktual melebihi suhu Debye, sistem yang
berperilaku "sederhana" dan c v hampir sama dengan sederhana" atau "non-
kuantum" Nilai 3R. Ketika temperatur aktual kurang dari temperatur Debye,

26
Gambar. 13-4 kapasitas panas spesifik pada berbagai zat padat sebagai fungsi T /

Efek kuantum menjadi signifikan dan cv menurun menuju nol. Jadi untuk
kepastian, dengan Suhu Debye hanya 88 K, "suhu kamar" jauh di atas suhu
Debye, sedangkan berlian, dengan temperatur Debye 1860 K, adalah "kuantum
padat "bahkan pada suhu kamar. Pada suhu menengah, ada kesepakatan yang baik
antara nilai-nilai dari kapasitas panas spesifik dihitung oleh Einstein dan dengan
teori-teori Debye. Ini Perjanjian mungkin diharapkan, karena teori Dulong-Petit
adalah pendekatan pertama yang bekerja pada suhu tinggi. Teori Einstein adalah
pendekatan kedua yang bekerja untuk suhu tinggi dan menengah. Teori Debye
adalah pendekatan ketiga yang bekerja pada suhu rendah ketika efek lain tidak
mendominasi.

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada aplikasi statistik maxwell - Boltzman yaitu kapasitas panas spesifik


pada gas diatomik . Kapasitas panas gas diatomic mengalami perubahan ketika
suhu diubah dari sangat rendah ke sangat tinggi. Suhu sangat rendah dan suhu
sangat tinggi tersebut sangat relative dan bergantung pada jenis gas. Pada saat
suhu rendah yang berkisar 50K 250K diperoleh kapasitas panas spesifik
sebesar 3/2 R , pada suhu 250K 500K kapasitas panas spesifik sebsar 5/2 R
dan suhu di atas 500K di peroleh kapasitas panas spesifik sebesar 7/2 R. Jadi

28
untuk mendapatkan kapasitas panas spesifik yang ideal sebesar 5/2 R maka
harus pada temperatur optimal yang berkisar antara 250-500K

Menurut teori deybe pada aplikasi statistik Bose Einsten. Kapasitas panas
mendekati nol mutlak menurun dengan pangkat tiga temperalure tersebut,
seperti eksponensial dalam teori Einstein. Penurunan ini kurang cepat dan
kesepakatan dengan eksperimen lebih benar. Meskipun teori Debye
didasarkan pada analisis gelombang elastis dalam partikel homogen, isotropik,
terus menerus mediumnya, nilai-nilai eksperimental kapasitas panas spesifik
banyak pada crystal padat berada yang sesuai dengan perjanjian teori Debye

D D
pada suhu di bawah /50, atau ketika T / <0.02. Seperti

temperature yang Meningkat, Kapasitas panas spesifik meningkat tak kalah


lebih cepat dibandingkan prediksi dari teori.Ada bukti eksperimental baru-
baru ini bahwa malerial tak berbentuk tidak muncul untuk mengikuti teori

D
pangkat tiga Debye bahkan pada temperature dibawah /100, atau ketika

D
T/ <0,01

DAFTAR PUSTAKA

Gasiorowicz, Stephen. 1974. Quantum Physics.United State of America :John


Wiley & Sons, Inc.

Weston Sears, Francis. 1963.Thermodynamics, The Kinetic Theory of Gases and


Statistical Mechanics. Tokyo:Japan Publications Trading Company,LTD.

29
Sears and Salinger. 1974. Thermodynamics, Kinetics Theory and Statistical
Thermodinamic. Addison-Wesley Publishing. Company Inc.

Kapasitas panas. Academia edu

30

Vous aimerez peut-être aussi