Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
jantung kongenital
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Sekitar 1% bayi baru lahir menderita kelainan jantung bawaan atau penyakit jantung
kongenital. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak-kanak.
Sebagian lagi tanpa gejala sama sekali.ada pula gejala langsung terlihat begitu bayi lahir dan
memerlukan tindakan medis secepatnya. Kelainan Jantung Bawaan adalah kelainan atau
ketidaksempurnaan struktur jantung dan perangkatnya yang dibawa sejak lahir.
Penyakit jantung bawaan adalah penyakit struktural jantung dan pembuluh darah besar yang
sudah terdapat sejak lahir. Perlu diingatkan bahwa tidak semua penyakit jantung bawaan
tersebut dapat dideteksi segera setelah lahir, tidak jarang penyakit jantung bawaaan baru
bermanifestasi secara klinis setelah pasien berusia beberapa minggu, beberapa bulan, bahkan
beberapa tahun.
Oleh karena itu, penyakit jantung bawaan yang ditemukan pada orang dewasa menunjukkan
bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi
dini pada usia muda. Hal ini pulalah yang menyebabkan perbedaan pola penyakit jantung
bawaan pada anak dan pada orang dewasa.
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi
struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung
bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi,
kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit jantung bawaan ditemukan pada
orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau
telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda.
1. Tujuan
BAB II
ISI
1. KONSEP TEORITIS
1. a. Definisi
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang
menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut
menutup secara fungsional 10 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi
ligamentum arteriosum pada usia 2 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus
Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar kardiologi FKUI,
2001 ; 227)
Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang
menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang
menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang
bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2
001; 235)
Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang
menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam
arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)
Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak-anak.
Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meniinggal pada waktu bayi. Oleh karena itu,
penyakit jantung bawaan yang ditemukan pada orang dewasa menunjukkan bahwa pasien
tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia
muda. Hal ini pulalah yang menyebabkan perbedaan pola penyakit jantung bawaan pada anak
dan pada orang dewasa (Panggabean & Harun, 1999).
1. b. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi
beberapa faktor diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian kelainan-
kelainan jantung bawaan. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Faktor prenatal:
Penyakit rubella
Alkoholisme
1. Faktor genetik:
1. c. Klasifikasi
2. Dengan vaskularisasi paru normal: stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasio aorta,
kardiomiopati.
6. Dengan vaskularisasi paru berkurang: stenosis pulmonal berat pada neonates, tetralogi
Fallot, atresia pulmonal, atresia tricuspid, anomaly Ebstein. (Sastroasmoro &
Maldiyono, 1996)
7. d. Patifisiologi
Dalam keadaan normal darah akan mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah
yang bertekanan rendah. Daerah yang bertekanan tinggi ialah jantung kiri sedangkan yang
bertekanan rendah adalah jantung kanan. Sistem sirkulasi paru mempunyai tahanan yang
rendah sedangkan sistem sirkulasi sistemik mempunyai tahanan yang tinggi.
Apabila terjadi hubungan antara rongga-rongga jantung yang bertekanan tinggi dengan
rongga-rongga jantung yang bertekanan rendah akan terjadi aliran darah dari rongga jantung
yang bertekanan tinggi ke rongga jantung yang bertekanan rendah. Sebagai contoh adanya
defek pada sekat ventrikel, maka akan terjadi aliran darah dari ventrikel kiri ke ventrikel
kanan. Kejadian ini disebut pirau (shunt) kiri ke kanan. Sebaliknya pada obstruksi arteri
pulmonalis dan defek septum ventrikel tekanan rongga jantung kanan akan lebih tinggi dari
tekanan rongga jantung kiri sehingga darah dari ventrikel kanan yang miskin akan oksigen
mengalir melalui defek tersebut ke ventrikel kiri yang kaya akan oksigen, keadaan ini
disebut dengan pirau (shunt) kanan ke kiri yang dapat berakibat kurangnya kadar oksigen
pada sirkulasi sistemik. Kadar oksigen yang terlalu rendah akan menyebabkan sianosis.
Kelainan jantung bawaan pada umumnya dapat menyebabkan hal-hal sebagai berikut:
1. e. WOC
1. f. Penatalaksanaan medis
Non pembedahan : Penutupan dgn alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi
jantung.
Penatalaksanaan keperawatan
Asuhan keperawatan yang dilakukan ditujukan pada beberapa masalah yang sering timbul
dari kelainan jantung bawaan dan broncho pnemoni bahaya terjadinya gagal jantung
kebutuhan nutrisi
1. g. Penyebab
Kelainian jantung kongenital dapat terjadi karena faktor gen dan faktor lingkungan.
1. h. Pemeriksaan diagnostik
1. EKG
1. Hipertrofi ventrikel kiri dan Abnormalitas atrium kiri didapatkan pada penderita
dengan defek sedang.
2. .Pada VSD dengan defek besar didapatkan adanya hipertofi ventrikel kiri maupun
kanan dengan atau tanpa abnormalitas atrium kiri
2. FOTO THORAKS
Kardiomegali dengan gambaran adanya pembesaran Atrium kiri, venrikel kiri, kadang-
kadang ventrikel kanan, arteri pulmonalis yang prominen serta peningkatan vaskularisasi
paru berkorelasi langsung dengan besarnya pirau.
3. EKHOKADIOGRAFI
4. KATETERISASI JANTUNG
3. Jika tekanan di arteri pulmonalis sangat meningkat, tes dengan pembenian oksigen
100% untuk menilai reversibilitas vaskuler paru.
4. Angiogram pada ventnikel kin untuk melihat jumlah dan lokasi dan defek, sedangkan
aortografi untuk menentukan adanya kemungkinan regurgitasi oleh karena prolaps
katub aorta.
1. ASKEP TEORITIS
I. Pengkajian
Kaji adanya tanda-tkita gagal jantung, nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi
jantung tambahan (machinery mur-mur), edera tungkai, hepatomegali.
1.Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan pirau darah ke ventrikel kanan,
penurunan volume sekuncup.
2. Aktual/risiko tinggi pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan kelainan vaskular
paru obstruktif akibat sekunder dari stenosis pulomoner.
Observasi kualitas & kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna & kehangatan kulit
Rasionalnya untuk mengetahui perkembangan pada jantung pasien
V. Evaluasi Keperawatan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang
menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut
menutup secara fungsional 10 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi
ligamentum arteriosum pada usia 2 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus
Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). (Buku ajar kardiologi FKUI,
2001 ; 227)
Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang
menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang
menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang
bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235)
Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang
menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam
arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)
DAFTAR PUSTAKA
1. http://pengumuman-property.blogspot.com/
2. Ngastiyah. (1995). Pedoman Anak Sakit . editor Setiawan S.Kp. EGC. Jakarta
4. Sariadai, S.kp & Rita Yuliani, S.kp. Asuhan Keperawatan Pada Anak. PT. Fajar
interpratama. Jakarta
Share this:
Loading...
Related
Leave a Reply
Search
Recent Posts
komunikasi dalam organisasi
hk.jpg
askep empisiema
askep empiema
WOC RHINITIS
Archives
December 2012
November 2012
October 2012
Categories
Uncategorized
Meta
Register
Log in
Entries RSS
Comments RSS
WordPress.com
Follow yulmainihendradewiningsih
Powered by WordPress.com