Vous êtes sur la page 1sur 9

Danny Syabilla Azhar Kepaniteraan Bedah

NIM : 1102012048 Periode : 18 Juli 2016-25 September


2016

Osteoarthritis Sendi Panggul (Hip)

Definisi

Osteoarthritis sendi panggul atau OA Hip adalah Penyakit sendi degeneratif


noninflamasi yang terutama terjadi pada orang tua, ditandai dengan degenerasi tulang pada
tepinya dan perubahan pada membran sinovial. Disertai nyeri pada saat aktivitas dan
kekakuan terutama pada pagi hari atau setelah inaktivitas yang terjadi pada sendi panggul.

Sendi panggul atau hip joint sendiri adalah sendi yang dibentuk oleh caput femoris dan
acetabulum coccygeum.

Epidemiologi

Osteoartritis merupakan penyakit sendi pada orang dewasa yang paling umum di dunia.
Felson (2008) melaporkan bahwa satu dari tiga orang dewasa memiliki tanda-tanda radiologis
terhadap OA. OA pada lutut merupakan tipe OA yang paling umum dijumpai pada orang
dewasa. Penelitian epidemiologi dari Joern et al (2010) menemukan bahwa orang dewasa
dengan kelompok umur 60-64 tahun sebanyak 22% . Pada pria dengan kelompok umur yang
sama, dijumpai 23% menderita OA. pada lutut kanan, sementara 16,3% sisanya didapati
menderita OA pada lutut kiri. Berbeda halnya pada wanita yang terdistribusi merata, dengan
insiden OA pada lutut kanan sebanyak 24,2% dan pada lutut kiri sebanyak 24,7.

Etiologi

Etiologi osteoarthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor biomekanik dan
biokimia sepertinya merupakan faktor terpenting dalam proses terjadinya osteoarthritis.
Faktor biomekanik yaitu kegagalan mekanisme protektif, antara lain kapsul sendi,
ligamen, otot-otot persendian, serabut aferen, dan tulang-tulang. Kerusakan sendi terjadi
multifaktorial, yaitu akibat
Danny Syabilla Azhar Kepaniteraan Bedah
NIM : 1102012048 Periode : 18 Juli 2016-25 September
2016
terganggunya faktor-faktor protektif tersebut. Osteoarthritis juga bisa terjadi akibat
komplikasi dari penyakit lain seperti gout, rheumatoid arthritis, dan sebagainya.

Klasifikasi

Menurut penyebabnya osteoarthritis dikategorikan menjadi :

a. Osteoarhritis primer
OA primer adalah penyakit degeneratif artikular sendi yang terjadi pada sendi tanpa
adanya abnormalitas lain pada tubuh. Penyakit ini sering menyerang sendi penahan
beban tubuh (weight bearing joint), atau tekanan yang normal pada sendi dan
kerusakkan akibatp roses penuaan. Paling sering terjadi pada sendi lutut dan sendi
panggul, tapi ini juga ditemukan pada sendi lumbal, sendi jari tangan, dan jari pada
kaki

b. Osteoarthritis sekunder
OA sekunder paling sering terjadi pada trauma atau terjadi akibat dari suatu
pekerjaan, atau dapat pula terjadi pada kongenital dan adanya penyakit sistem
sistemik. Osteoarthritis sekunder biasanya terjadi pada umur yang lebih awal
daripada osteoarthritis primer.

Patogenesis

Selama ini OA sering dipandang sebagai akibat dari proses penuaan dan tidak dapat
dihindari. Namun telah diketahui bahwa OA merupakan gangguan keseimbangan dari
metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur yang penyebabnya masih belum jelas
diketahui. Kerusakan tersebut diawali oleh kegagalan mekanisme perlindungan sendi serta
diikuti oleh beberapa mekanisme lain sehingga pada akhirnya menimbulkan cedera.

Pada Osteoarthritis terjadi perubahan-perubahan metabolisme tulang rawan sendi.


Perubahan tersebut berupa peningkatan aktifitas enzim-enzim yang merusak makromolekul
matriks tulang rawan sendi, disertai penurunan sintesis proteoglikan dan kolagen. Hal ini
menyebabkan penurunan kadar proteoglikan, perubahan sifat-sifat kolagen dan berkurangnya
kadar air tulang rawan sendi. Pada proses degenerasi dari kartilago artikular menghasilkan
suatu substansi atau zat yang dapat menimbulkan suatu reaksi inflamasi yang merangsang
makrofag untuk menhasilkan IL-1 yang akan meningkatkan enzim proteolitik untuk
degradasi matriks ekstraseluler.

Gambaran utama pada Osteoarthritis adalah :

1. Dektruksi kartilago yang progresif

2. Terbentuknya kista subartikular

3. Sklerosis yang mengelilingi tulang

4. Terbentuknya osteofit
Danny Syabilla Azhar Kepaniteraan Bedah
NIM : 1102012048 Periode : 18 Juli 2016-25 September
2016
5. Adanya fibrosis kapsul

Perubahan dari proteoglikan menyebabkan tingginya resistensi dari tulang rawan untuk
menahan kekuatan tekanan dari sendi Penurunan kekuatan dari tulang rawan disertai
degradasi kolagen memberikan tekanan yang berlebihan pada serabut saraf dan tentu saja
menimbulkan kerusakan mekanik. Kondrosit sendiri akan mengalami kerusakan. Selanjutnya
akan terjadi perubahan komposisi molekuler dan matriks rawan sendi, yang diikuti oleh
kelainan fungsi matriks rawan sendi.

Melalui mikroskop terlihat permukaan mengalami fibrilasi dan berlapis-lapis.


Hilangnya tulang rawan akan menyebabkan penyempitan rongga sendi. Pada tepi sendi akan
timbul respons terhadap tulang rawan yang rusak dengan pembentukan osteofit.
Pembentukan tulang baru (osteofit) dianggap suatu usaha untuk memperbaiki dan
membentuk kembali persendian. Dengan menambah luas permukaan sendi yang dapat
menerima beban, osteofit diharapkan dapat memperbaiki perubahan-perubahan awal tulang
rawan sendi pada Osteoarthritis. Lesi akan meluas dari pinggir sendi sepanjang garis
permukaan sendi.

Adanya pengikisan yang progresif menyebabkan tulang yang dibawahnya juga ikut
terlibat. Hilangnya tulang-tulang tersebut merupakan usaha untuk melindungi permukaan
yang tidak terkena. Sehingga tulang subkondral merespon dengan meningkatkan selularitas
dan invasi vaskular,akibatnya tulang menjadi tebal dan padat (eburnasi). Pada akhirnya rawan
sendi menjadi aus, rusak dan menimbulkan gejala-gejala Osteoarthritis seperti nyeri sendi,
kaku, dan deformitas.

Patologik pada OA ditandai oleh kapsul sendi yang menebal dan mengalami fibrosis
serta distorsi. Pada rawan sendi pasien OA juga terjadi proses peningkatan aktivitas
fibrinogenik dan penurunan aktivitas fibrinolitik. Proses ini menyebabkan terjadinya
penumpukan trombus dan komplek lipid pada pembuluh darah subkondral yang
menyebabkan terjadinya iskemia dan nekrosis jaringan subkondral tersebut. Ini
mengakibatkan dilepaskannya mediator kimiawi seperti prostaglandin dan interleukin
yang selanjutnya menimbulkan bone angina lewat subkondral yang diketahui
mengandung ujung saraf sensibel yang dapat menghantarkan rasa sakit.

Penyebab rasa sakit itu dapat juga berupa akibat dari dilepasnya mediator kimiawi
seperti kinin dan prostaglandin yang menyebabkan radang sendi, peregangan tendon atau
ligamentum serta spasmus otot-otot ekstraartikuler akibat kerja yang berlebihan. Sakit pada
sendi juga diakibatkan oleh adanya osteofit yang menekan periosteum dan radiks saraf
yang berasal dari medulla spinalis serta kenaikan tekanan vena intrameduler akibat stasis
vena intrameduler karena proses remodelling pada trabekula dan subkondral. Sinovium
mengalami keradangan dan akan memicu terjadinya efusi serta proses keradangan kronik
sendi yang terkena.

Permukaan rawan sendi akan retak dan terjadi fibrilasi serta fisura yang lama-
kelamaan akan menipis dan tampak kehilangan rawan sendi fokal. Selanjutnya akan tampak
respon dari tulang subkhondral berupa penebalan tulang, sklerotik dan pembentukkan
Danny Syabilla Azhar Kepaniteraan Bedah
NIM : 1102012048 Periode : 18 Juli 2016-25 September
2016
kista. Pada ujung tulang dapat dijumpai pembentukan osteofit serta penebalan jaringan ikat
sekitarnya. Oleh sebab itu pembesaran tepi tulang ini memberikan gambaran seolah
persendian yang terkena itu bengkak.

Diagnosis

Anamnesis

Keluhan Utama : Nyeri sendi

Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat.
Beberapa gerakan dan tertentu terkadang dapat menimbulkan rasa nyeri yang
melebihi gerakan lain. Perubahan ini dapat ditemukan meski OA masih tergolong dini
( secara radiologis ). Umumnya bertambah berat dengan semakin beratnya penyakit
sampai sendi hanya bisa digoyangkan dan menjadi kontraktur, Hambatan gerak dapat
konsentris ( seluruh arah gerakan ) maupun eksentris ( salah satu arah gerakan saja ).
Kartilago tidak mengandung serabut saraf dan kehilangan kartilago pada sendi tidak
diikuti dengan timbulnya nyeri. Sehingga dapat diasumsikan bahwa nyeri yang timbul
pada OA berasal dari luar kartilago

Pada penelitian dengan menggunakan MRI, didapat bahwa sumber dari nyeri yang
timbul diduga berasal dari peradangan sendi ( sinovitis ), efusi sendi, dan edema
sumsum tulang Osteofit merupakan salah satu penyebab timbulnya nyeri. Ketika
osteofit tumbuh, inervasi neurovaskular menembusi bagian dasar tulang hingga ke
kartilago dan menuju ke osteofit yang sedang berkembang Hal ini menimbulkan nyeri
Nyeri dapat timbul dari bagian di luar sendi, termasuk bursae di dekat sendi. Sumber
nyeri yang umum di lutut adalah aakibat dari anserine bursitis dan sindrom iliotibial
band

Hambatan gerakan sendi


Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat secara perlahan sejalan dengan
pertambahan rasa nyeri

Kaku pagi
Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau tidak melakukan
banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang cukup lama,
bahkan setelah bangun tidur di pagi hari namun waktunya biasanya kurang dari 30
menit.

Krepitasi
Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit. Gejala ini umum
dijumpai pada pasien OA lutut. Pada awalnya hanya berupa perasaan akan adanya
sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang memeriksa. Seiring
dengan perkembangan penyakit, krepitasi dapat terdengar hingga jarak tertentu

Tanda tanda peradangan


Danny Syabilla Azhar Kepaniteraan Bedah
NIM : 1102012048 Periode : 18 Juli 2016-25 September
2016
Tanda tanda adanya peradangan pada sendi ( nyeri tekan, gangguan gerak, rasa
hangat yang merata, dan warna kemerahan ) dapat dijumpai pada OA karena adanya
synovitis. Biasanya tanda tanda ini tidak menonjol dan timbul pada perkembangan
penyakit yang lebih jauh. Gejala ini sering dijumpai pada OA

Perubahan gaya berjalan


Gejala ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien dan merupakan ancaman yang
besar untuk kemandirian pasien OA, terlebih pada pasien lanjut usia. Keadaan ini
selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan berupa pemeriksaan lokal pada sendi yang terkena.
Pada pemeriksaan dapat ditemukan adanya tanda-tanda peradangan seperti warna kemerahan,
nyeri tekan, rasa hangat yang merata, krepitasi dan gangguan gerak. Gangguan gerak dapat
dievaluasi dengan pemeriksaan range of motion (ROM) ROM dibedakan menjadi duajenis,
yaitu :

1. ROM Aktif

ROM Aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri. Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien
dalam melaksanakan pergerakan sendiri secara mandiri sesuai dengan rentang gerak
sendi normal (klien aktif). Keuatan otot 75 %.

Hal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara
menggunakan otot-ototnya secara aktif. Sendi yang digerakkan pada ROM aktif
adalah sendi di seluruh tubuh dari kepala sampai ujung jari kaki oleh klien sendri
secara aktif.

2. ROM Pasif

ROM Pasif yaitu energi yang dikeluarkan untuk latihan berasal dari orang lain
(perawat) atau alat mekanik. Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai
dengan rentang gerak yang normal (klienpasif). Kekuatanotot 50 %.

Indikasi latihan pasif adalah pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan
keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa atau semua latihan
rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis
ekstermitas total (suratun, dkk, 2008).

Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan
persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat
mengangkat dan menggerakkan kaki pasien. Sendi yang digerakkan pada ROM pasif
Danny Syabilla Azhar Kepaniteraan Bedah
NIM : 1102012048 Periode : 18 Juli 2016-25 September
2016
adalah seluruh persendian tubuh atau hanya pada ekstremitas yang terganggu dan
klien tidak mampu melaksanakannya secara mandiri.

Pemeriksaan ROM Panggul dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Gerakan Penjelasan Rentang


Posisi Pasien Berbaring/Supine
Fleksi Hip Mengerakan tungkai ke depan dan atas 110o sampai 120o
Abduksi Hip Menggerakan tungkai ke samping menjauhi tubuh 30o sampai 50o
Adduksi Hip Mengerakan tungkai kembali ke posisi media dan 30 sampai 50
melebihi jika mungkin
Posisi Pasien lateral decubitus
Ekstensi Hip Menggerakan tungkai ke belakang dan atas 10o sampai 15o
Posisi pasien duduk atau supine dengan fleksi hip joint 90 dan lutut difleksikan 90o
o

Rotasi hip Menggerakan tungkai ke arah lateral 40o sampai 60o


eksternal
Rotasi hip Menggerakan tungkai ke arah median 30o sampai 40o
internal

Pemeriksaan Radiologis

Pada penderita OA, dilakukannya pemeriksaan radiografi pada sendi yang terkena sudah
cukup untuk memberikan suatu gambaran diagnostik ( Soeroso, 2006 ). Gambaran Radiografi
sendi yang menyokong diagnosis OA adalah :
Danny Syabilla Azhar Kepaniteraan Bedah
NIM : 1102012048 Periode : 18 Juli 2016-25 September
2016
1. Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris ( lebih berat pada bagian yang
menanggung beban seperti lutut ).
2. Peningkatan densitas tulang subkondral ( sklerosis )
3. Kista pada tulang
4. Osteofit pada pinggir sendi
5. Perubahan struktur anatomi sendi.

Berdasarkan temuan-temuan radiografis diatas, maka OA dapat diberikan suatu derajat.


Kriteria OA berdasarkan temuan radiografis dikenal sebagai kriteria Kellgren dan Lawrence
yang membagi OA dimulai dari tingkat ringan hingga tingkat berat. Perlu diingat bahwa pada
awal penyakit, gambaran radiografis sendi masih terlihat normal.

Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA biasanya tidak banyak berguna. Pemeriksaan darah
tepi masih dalam batas batas normal. Pemeriksaan imunologi masih dalam batas batas
normal. Pada OA yang disertai peradangan sendi dapat dijumpai peningkatan ringan sel
peradangan ( < 8000 / m ) dan peningkatan nilai protein

Tata Laksana

Terapi non-farmakologis

- Edukasi
Edukasi atau penjelasan kepada pasien perlu dilakukan agar pasien dapat mengetahui
serta memahami tentang penyakit yang dideritanya, bagaimana agar penyakitnya tidak
bertambah semakin parah, dan agar persendiaanya tetap terpakai.

- Terapi fisik atau rehabilitasi


Pasien dapat mengalami kesulitan berjalan akibat rasa sakit. Terapi ini dilakukan
untuk melatih pasien agar persendianya tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk
melindungi sendi yang sakit.
Danny Syabilla Azhar Kepaniteraan Bedah
NIM : 1102012048 Periode : 18 Juli 2016-25 September
2016

- Penurunan berat badan


Berat badan yang berlebih merupakan faktor yang memperberat OA. Oleh karena itu,
berat badan harus dapat dijaga agar tidak berlebih dan diupayakan untuk melakukan
penurunan berat badan apabila berat badan berlebih

Terapi farmakologis

Penanganan terapi farmakologi melingkupi penurunan rasa nyeri yang timbul,


mengoreksi gangguan yang timbul dan mengidentifikasi manifestasi-manifestasi klinis dari
ketidakstabilan sendi

Obat Antiinflamasi Nonsteroid ( AINS ), Inhibitor Siklooksigenase-2 (COX-2), dan


Asetaminofen

Untuk mengobati rasa nyeri yang timbul pada OA lutut, penggunaan obat AINS dan
Inhibitor COX-2 dinilai lebih efektif daripada penggunaan asetaminofen. Namun
karena risiko toksisitas obat AINS lebih tinggi daripada asetaminofen, asetaminofen
tetap menjadi obat pilihan pertama dalam penanganan rasa nyeri pada OA. Cara lain
untuk mengurangi dampak toksisitas dari obat AINS adalah dengan cara
mengombinasikannnya dengan menggunakan inhibitor COX-2

Chondroprotective Agent
Chondroprotective Agent adalah obat obatan yang dapat menjaga atau merangsang
perbaikan dari kartilago pada pasien OA. Obat obatan yang termasuk dalam
kelompok obat ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sulfat,
glikosaminoglikan, vitamin C, dan sebagainya

Terapi pembedahan

Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil untuk mengurangi rasa
sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi deformitas sendi yang mengganggu
aktivitas sehari hari.
Danny Syabilla Azhar Kepaniteraan Bedah
NIM : 1102012048 Periode : 18 Juli 2016-25 September
2016

Vous aimerez peut-être aussi