Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
BAIQ HAPAZAH
I WAYAN SRI HARI MURTI
R.DEDI DARMA PRAMANA
SITA AWALUNNISAH
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji berserta syukur Kami serahkan kehadiran Allah swt yang telah
menciptakan manusia beserta alam dan isinya. Shalawat dan salam juga Kami
sanjung sajikan kepangkuan junjungan alam Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa ummat manusia dari alam yang tidak berilmu pengetahuan ke alam
yang berilmu pengetahuan, seperti sekarang ini. Serta para sahabat yang telah
mendahului
Akhirnya kami dapat mewujudkan satu karya tulis yang berbentuk
makalah ini untuk memenuhi mata kuliah Akuntansi Manajemen.
Kami menyadari sebagai manusia dalam penyusunan makalah ini masih
sangat banyak kekurangan. Oleh karena itu, besar harapan Kami mendapat
masukan, saran dan kritikan dari pembaca karya tulis ini. Semoga makalah ini
dapat memberi solusi bagai permasalahan perekonomiaan di Indonesia serta dapat
bermanfaat bagi pembaca dari karya tulis ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR....................................................................................
......................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................
.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang
................................................................................................................
................................................................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah
................................................................................................................
................................................................................................................
1
1.3. Tujuan Penulisan
................................................................................................................
................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
3
2.1. Pengukuran Biaya Kualitas
................................................................................................................
................................................................................................................
3
2.2.Pelaporan Informasi Biaya Kualitas
................................................................................................................
................................................................................................................
8
2.3. Penggunaan Informasi Biaya Kualitas
................................................................................................................
................................................................................................................
17
2.4. Produktivitas: Pengukuran dan Pengendalian
3
................................................................................................................
................................................................................................................
18
BAB III PENUTUP
29
3.1. Kesimpulan
................................................................................................................
................................................................................................................
29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 30
5
BAB I
PENDAHULUAN
1
I.3. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
5
7. Kualitas Kesesuaian (quality of conformance), ukuran
mengenai apakah sebuah produk telah memenuhi
spesifikasinya atau tidak.
8. Kecocokan Penggunaan (fitness for use), kecocokan dari
sebuah produk menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang
diiklankan. Jika sebuah produk mengandung cacat desain
yang parah, maka produk tersebut dianggap gagal meskipun
tingkat kesesuaiannya sesuai dengan spesifikasinya.
Perbaikan kualitas berarti perbaikan pada satu atau lebih
dari dimensi tersebut di atas sambil tetap mempertahankan
kinerja dimensi lainnya. Meskipun kedelapan dimensi tersebut
penting dan mampu mempengaruhi kepuasan pelanggan, tetapi
atribut kualitas yang dapat diukur cenderung lebih mendapat
perhatian. Terutama tingkat kesesuaian merupakan dimensi yang
mendapat perhatian paling besar. Kesesuaian adalah dasar
mendefinisikan apa yang disebut produk yang tidak sesuai
(nonconformance) atau produk cacat (defective).
7
pelanggan. Ketidaksesuaian ini di deteksi sebelum dikirim ke
pihak luar. Contoh biaya ini adalah sisa bahan, pengerjaan
ulang, penghentian mesin, pemeriksaan ulang, pengujian ulang
dan sebagianya.
4. Biaya Kegagalan Eksternal, terjadi karena produk dan jasa
yang dihasilkan gagal memenuhi persyaratan atau tidak
memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk disampaikan
kepada pelanggan. Dari semua biaya kualitas, kategori ini
dapat menjadi yang paling merugikan. Contohnya biaya
penarikan produk dari pasar sehingga perusahaan dapat
mengalami kerugian hingga ratusan juta dolar.
9
melaporkan nilai k antara 3 dan 4. Dengan demikian, jika biaya
kegagalan eksternal yang terukur adalah $2 juta dolar, maka
biaya kegagalan eksternal actual adalah $6 juta sampai $8 juta.
Dengan meningkatnya biaya kegagalan, manajemen diharapkan
akan meningkatkan investasinya dalam biaya pengendalian
Metode Penelitian Pasar
Metode ini digunakan untuk menilai dampak kualitas yang
buruk terhadap penjualan dan pangsa pasar. Servey pelanggan dan
wawancara dengan anggota tim penjualan perusahaan dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap besarnya biay
tersembunyi perusahaan.hasil penelitian pasar dapat digunakan
untuk memproyeksi hilangnya laba di masa depan akibat kualitas
yang buruk.
Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi
Fungsi kerugian Taguchi mengasumsikan setiap
penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat
menimbulkan biaya kualitas yang tersembunyi. Fungsi kerugian
Taguchi dapat dijelaskan dalam persamaan berikut:
L(y) = k(y-T)
dimana:
11
terjadi deviasi dua kali lipat (dari 2 unit ke 3 unit).Perhatikan juga
deviasi kuadrat rata rata dan kerugian rata rata dapat dihitung.
Nilai rata rata tersebut dapat digunakan untk menghitung total
biaya kualitas tersembunyi yang diharapkan dari suatu produk.
Apabila total unit yang dihasilkan adalah 2.000 dan deviasi kuadrat
rata rata adalah 0,025, maka biaya per unit yang diharapkan adalah
$10 (0,025 x $400) dan total kerugian yang diperkirakan untuk 2.000
unit adalah ($10 x 2.000).
k = c / d2
dimana:
c = kerugian pada batas spesifikasi atas atau bawah
d = jarak batas dari nilai target Hal ini berarti kita masih harus
mengestimasi kerugian akibat deviasi dari nilai target.
13
Salah satu dari dua metode pertama, metode pengali atau
metode penelitian pasar, dapat digunakan untuk membantu estimasi
ini (penilaian pada satu titik waktu diperlukan). Jika k diketahui,
maka biaya kualitas tersembunyi bisa diestimasi untuk setiap tingkat
penyimpangan dari nilai target.
15
Pandangan tambahan mengenai distribusi relative biaya
kualitass dapat diperoleh dengan membuat bagan lingkaran.Gambar
2 mengilustrasikan bagan tersebut dengan menggunakan biaya
kualitas yang dilaporkan pada Gambar 3.Ada dua pandangan
mengenai biaya kualitas optimal, yaitu pandangan tradisional yang
mengacu pada pencapaian tingkat kualitas yang dapat diterima dan
pandangan kontemporer yang dikenal sebagai pengendalian kualitas
total.Setiap pandangan menawarkan kepada para manajer masukan
pandangan tentang bagaimana biaya kualitas sebaiknya dikelola.
17
KEGAGALAN EKSTERNAL (19,5%)
PENCEGAHAN (34,5%)
PENILAIAN (20,4%)
19
II.2.3. Fungsi Biaya Kualitas: Pandangan Cacat-Nol
21
semakin besar pula nilai kerugiannya. Selain itu, kerugian juga
tetap terjadi meskipun dari spesifikasi ideal adalah merugikan
dan batas toleransi spesifikasi tidak menawarkan manfaat apapun,
bahkan dapat menipu. Model cacat nol menekankan pada biaya
kualitas dan potensi penghematan dari upaya yang lebih besar
untuk meningkatkan kualitas (ingat factor pengali pada
Westinghouse Electric). Jadi, model kualitas kokoh mempererat
definisi dari unit cacat, menyempurnakan pandangan kita
terhadap biaya kualitas, dan mengintensifkan upaya perbaikan
kualitas.
23
kegagalan untuk memaksanya menuju titik nol, (2) lakukan
investasi pada kegiatan pencegahan yang tepat untuk
menghasilkan perbaikan, (3) kurangi biaya penilaian sesuai dengan
hasil yang dicapai, dan (4) lakukan evaluasi secara berkelanjutan
dan arahkan kembali upaya pencegahan untuk mendapatkan
perbaikan lebih lanjut. Strategi ini didasarkan pada premis berikut.
Setiap kegagalan selalu ada akar penyebabnya.
Penyebab dapat dicegah.
Pencegahan selalu lebih murah
25
Tidak ada perbandingan terbalik optimal antara biaya pengendalian
dan biaya kegagalan; biaya kegagalan adalah biaya yang tidak
menghasilkan nilai tambah sehingga harus dikurangi sampai nol.
Kegiatan pengendalian lainnya menghasilkan nilai tambah, tetapi
mungkin dijalankan dengan tidak efisien. Biaya yang disebabkan
oleh kegiatan yang tidak efisien adalah tak bernilai tambah. Jadi,
biaya untuk kategori-kategori tersebut juga dapat dikurangi ke
tingkat yang lebih rendah.
27
Biaya sebagai
Persentase(%)
Misalkan, tahun 2004 sebagai tahun 0, tahun 2005 sebagai tahun 1, dan
seterusnya, rafik trennya diperlihatkan pada Tampilan 15-7. Periode per tahun
dinyatakan oleh sumbu horizontal dan persentase dari penjualan dinyatakan
oleh sumbu vertical. Pencapaian biaya kualitas 3 persen, yaitu persentase
target, dinyatakan dengan garis horizontal pada grafik.
29
Grafik menunjukkan terdapat tren yang tetap menurun pada biaya
kualitas yang dinyatakan sebagai persentase dari penjualan. Grafik tersebut juga
menunjukkan bahwa perbaikan masih sangat mungkin untuk dilakukan dalam
jangka panjang.Pengetahuan tambahan bias diperoleh dengan membuat tren
untuk setiap kategori kualitas.Anggaplah setiap kategori dinyatakan sebagai
persentase dari penjualan untuk periode waktu yang sama.
Kegagalan Kegagalan
31
Tampilan 15-8 Grafik Tren Multiperiode: Kategori Biaya Kualitas Secara
Individual
33
dijalankan, maka menjadi penting untuk me-mantau program dengan
menggunakan pelaporan kinerja standar.
35
Program peningkatan produktivitas berupaya untuk mencapai
efisiensi produktif total. Peningkatan produktivitas teknis dapat dicapai
dengan menggunakan lebih sedikit input untuk menghasilkan output yang
sama, atau memproduksi output lebih banyak dengan jumlah input yang
sama, atau memproduksi output lebih banyak dengan input relative lebih
sedikit. Sebagai contoh, pada tahun 1992, Lantech, produsen mesin
pengepakan, mempoduksi delapan mesin pengepakan dalam sehari dengan
50 pekerja rata-rata 0,16 mesin per pekerja. Pada tahun 1998, output
meningkat menjidi 14 mesin per hari dengan menggunakan 20 pekerja rata-
rata 0,7 mesin per pekerja. Menurut standar produktivitas pada tahun 1992,
diperlukan sekitar 87,5 pekerja untuk memproduksi 14 mesin. Jadi, output
meningkat, dan lebih sedikit pekerja yang diperlukan.
37
produktivitas tenaga kerja adalah 3 lampu hias/jam
(120.000/40.000).ini adalah ukuran operasional karena unit-unit
dinyatakan dalam bentuk fisik. Jika harga jual untuk setiap lampu
hias adalah $50 dan biaya tenaga kerja adalah $12 per jam, maka
output dan input dapat dinyatakan dalam dolar. Rasio produktivitas
tenaga kerja yang dinyatakan dalam keuangan adalah $12,50 dari
pendapatan per dolar biaya tenaga kerja ($6.000.000/$480.000).
39
Penggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan yaitu
mudah diintepretasikan oleh semua pihak di dalam perusahaan
sehingga ukuran tersebut mudah digunakan untuk menilai kinerja
produktivitas dari karyawan operasional.
41
untuk setiap tahun. Profil tahun 2005 adalah (3, 0,100) dan profil
tahun 2006 adalah (4, 0,105). Dengan membandingkan kedua
tahun tersebut, dapat dilihat bahwa produktivitas tenaga kerja dan
bahan meningkat (dari 3 menjadi 4 untuk tenaga kerja dan dari
0,100 menjadi 0,105 untuk bahan). Perbandingan profil ini
menyediakan cukup banyak informasi sehingga manajer dapat
menyimpulkan proses perakitan baru secara nyata telah
memperbaiki produktivitas secara keseluruhan.
2005 2006
43
Dapat dilihat, profil produktivitas pada tahun 2005 masih
tetap (3, 0,100), tetapi untuk tahun 2006 berubah menjadi (4,
0,088). Produktivitas tenaga kerja meningkat dari 3 menjadi 4
namun produktivitas bahan menurun dari 0,100 menjadi 0,088.
Proses baru telah menciptakan trade-off dalam produktivitas dari
kedua ukuran namun analisis profil tidak mampu mengungkapkan
apakah trade-off tersebut baik atau buruk.
45
Untuk mengilustrasikannya digunakan contoh Kankul
dengan trade-off input dan juga diperlukan tambahan informasi
yaitu sebagai berikut:
2005 2006
47
setiap input (PQ) dengan harga periode berjalan (P) dan
menjumlahkannya.
= $5.100.000 - $5.550.000
49
bahan mengakibatkan penurunan laba sebesar $600.000.
Sebagian besar penurunan laba ini disebabkan oleh
meningkatnya pemakaian bahanternyata limbah, sisa bahan baku,
dan unit cacat jauh lebih banyak pada proses yang baru.
51
a $48x150.000; $50x 120.000
b ($12 x 37.500) + ($3 x 1.700.000); ($11 x 40.000) + ($2 x 1.200.000)
= ($ 1.510.000) ($ 450.000)
= ($ 1.060.000)
53
dari proses 1 ke proses 2, anggaplah 15 menit. Berarti, waktu produksinya
200 jam 15 menit. Dengan mendesain ulang proses manufaktur,
efisiensi dapat diperbaiki. Misalkan lokasi proses 2 berada cukup
dekat dengan lokasi proses 1 sehingga segera setelah satu unit
diselesaikan pada proses 1, unit tersebut langsung dimasukkan ke proses 2.
Dengan cara ini, proses 1 dan 2 dapat berjalan secara bersamaan.
Sehingga proses 2 tidak lagi perlu menunggu sampai selesainya
produksi 1.200 unit ditambah dengan waktu pengiriman sebelum ia mulai
dapat beroperasi. Sekaramg, total waktu untuk memproduksi 1.200
unit menjadi 6.000 menit ditambah waktu menunggu pengiriman unit
pertama (5 menit). Jadi, waktu produksi 1.200 unit telah berkurang dari
200 jam 15 menit menjadi 100 jam 5 menit. Hasilnya adalah lebih banyak
output yang dapat di produksi dengan lebih sedikit input (dalam hal ini,
waktu).
55
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Biaya kualitas merupakan biaya yang bisa lebih besar dari estimasi
karena kurang pengetahuannya seorang menejer dalam menganalisis biaya
kualitas.Dengan mempelajari dan mengaplikasikan system informasi biaya
kualitas, diharapkan seorang manager nantinya mampu mengestimasi biaya
kualits dengan baik. Dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang
produksi akan lebih efisien biaya jika seorang manager / akuntannya sudah
mampu menelunsuri biaya kualitas yang tersembunyi maupun yang tidak
tersembunyi.
57
DAFTAR PUSTAKA
59