Vous êtes sur la page 1sur 25

Pendahuluan

Kanker adalah penyebab kedua kematian di Amerika serikat setelah penyakit jantung dan
menyebabkan lebih dari 50.000 kematian. Metode pengobatan yang digunakan pada 2/3
kasus adalah pembedahan dan radioterapi, kedua metode ini lebih efektif digunakan jika
belum terjadi metastasis. Apabila telah terjadi mikrometastasis dini, pendekatan sistemik
dengan kemoterapi harus dilakukan (katzung).

Kemoterapi adalah segolongan obat-obatan yang dapat menghambat pertumbuhan kanker


atau bahkan membunuh sel kanker (Marur 2016, Abduh FM, 2010). Kemoterapi diberikan
dengan ragam jenis skema pengobatan yang dibuat sesuai dengan tujuannya dan respon terapi
yang diharapkan (Page R 2004). Kemoterapi sebagai bagian dari manajemen multimodalitas
pengobatan awal sudah digunakan dalam bentuk kemoterapi induksi, kemoterapi konkomitan
dengan radioterapi atau sebagai pengobatan adjuvan(Marur 2016).

Obat kemoterapi secara umum disebut sitostatika, berefek menghambat atau membunuh
semua sel yang sedang aktif membelah diri. Jadi, sel normal yang aktif membelah atau
berkembang biak juga terkena dampaknya, seperti sel akar rambut, sel darah, sel selaput
lendir,mulut, dll. Sel tubuh tersebut adalah yang paling parah terkena efek samping
kemoterapi, sehingga dapat timbul kebotakan, kurang darah, sariawan, dll (Hendry,dkk 2007
kemoterapi USU). Obat kemoterapi sering dikombinasikan satu sama lainnya menjadi
regimen kemoterapi (website farmako). Agar sel tubuh normal mempunyai kesempatan
untuk memulihkan dirinya, maka pemberian kemoterapi biasanya harus diberi jedah (selang
waktu) 2-3 minggu sebelum dimulai lagi pemberian kemoterapi berikutnya (Hendry,dkk
2007).

Prinsip kerja pengobatan dengan kemoterapi adalah dengan meracuni atau membunuh sel-sel
kanker, mengontrol pertumbuhan sel kanker, dan menghentikan pertumbuhannya agar tidak
menyebar, atau untuk mengurangi gejala-gejala yang disebabkan oleh kanker. Kemoterapi
kadang-kadang merupakan pilihan pertama untuk menangani kanker. Kemoterapi bersifat
sistemik, berbeda dengan radiasi atau pembedahan yang bersifat setempat, karenanya
kemoterapi dapat menjangkau sel-sel kanker yang mungkin suddah menjalar dan menyebar
ke bagian tubuh yang lain (Iskandar, 2007).
Dua atau lebih obat sering digunakan sebagai suatu kombinasi. Alasan dilakukannya terapi
kombinasi adalah untuk menggunakan obat yang bekerja pada bagian yang berbeda dari
proses metabolisme sel, sehingga akan meningkatkan kemungkinan dihancurkannya jumlah
sel-sel kanker. Selain itu, efek samping yang berbahaya dari kemoterapi dapat dikurangi jika
obat dengan efek beracun yang berbeda digabungkan, masing-masing dalam dosis yang lebih
rendah dari pada dosis yang diperlukan jika obat itu digunakan tersendiri (Iskandar, 2007 ).
Obat-obat dengan sifat yang berbeda digabungkan, misalnya obat yang membunuh sel-sel
tumor dikombinasikan dengan obat yang merangsang system kekebalan terhadap kanker
(Iskandar, 2007).

Antikanker merupakan obat yang indeks terapinya sempit. Pada umumnya anti kanker
menekan pertumbuhan atau proliferasi sel dan menimbulkan toksisitas, karena menghambat
pembelahan sel normal yang proliferasinya cepat misalnya sumsum tulang, epitel
germinativum, mukosa saluran cerna, folikel rambut dan jaringan limfosit (Nafrialdi dan
Sulistia, 2007). Terapi dengan sitostatika menyebabkan mielosupresi sehingga dapat
menimbulkan risiko infeksi (neutropenia) dan perdarahan (trombositopenia). Kerusakan pada
membran mukosa menyebabkan nyeri pada mulut, diare dan stimulasi zona pemicu
kemotaksis yang menimbulkan mual dan muntah. Semua kemoterapi bersifat teratogenik.
Beberapa obat menyebabkan toksisitas yang spesifik terhadap organ, seperti ginjal (cisplatin)
dan saraf (vinkristin).
Kemoterapi

Kemoterapi adalah segolongan obat-obatan yang dapat menghambat pertumbuhan kanker


atau bahkan membunuh sel kanker (Marur 2016, Abduh FM, 2010). Kemoterapi diberikan
dengan ragam jenis skema pengobatan yang dibuat sesuai dengan tujuannya dan respon terapi
yang diharapkan. Berdasarkan hal tersebut secara umum kemoterapi dapat dibedakan menjadi
kemoterapi induksi, kemoterapi gabungan, kemoterapi intensif, kemoterapi maintenance,
kemoterapi adjuvant, kemoterapi Neoadjuvan, kemoterapi paliatif, kemoterapi salvage (Page
R 2004).

1. Kemoterapi induksi

Kemoterapi induksi adalah kemoterapi dosis tinggi, biasanya dikombinasikan,


kemoterapi diberikan dengan tujuan merangsang pemulihan sempurna ketika
memulai regimen pengobatan. Biasanya digunakan pada keganasan hematologi tapi
juga digunakan pada tumor solid (Page R 2004).

2. Kemoterapi gabungan
Pengulangan dari regimen kemoterapi induksi pada pasien yang memperlihatkan
pemulihan sempurna setelah dilakukan kemoterapi induksidengan tujuan
meningkatkan nilai kesembuhan dan peningkatan lamanya bebas dari penyakit (Page
R 2004).
3. Kemoterapi intensif
Kemoterapi setelah pemulihan sempurna dengan dosis tinggi dengan regimen yang
sama dengan kemoterapi induksi atau dengan dosis tinggi pada regimen yang
berbeda dengan kemoterapi induksi dengan tujuan meningkatkan nilai kesembuhan
dan memperlama bebas dari penyakit (Page R 2004).
4. Kemoterapi maintenance
Kemoterapi jangka panjang dengan dosis rendah, singel atau kemoterapi kombinasi
pada pasien yang memperlihatkan tanda pemulihan sempurna dengan tujuan
menunda pertumbuhan kembali sel tumor residu (Page R 2004).
5. Kemoterapi adjuvan
Pengobatan singkat dosis tinggi biasanya merupakan kemoterapi kombinasi pada
pasien yang tidak menunjukkn bukti adanya residu kanker setelah pembedahan,
radioterapi. Biasanya diberikan dengan tujuan menghancurkan sejumlah kecil residu
sel tumor (Page R 2004).
6. Kemoterapi neoadjuvan
Kemoterapi adjuvan yang diberikan pada masa preoperative atau perioperative (Page
R 2004).
7. Kemoterapi paliative
Kemoterapi yang diberikan untuk mengkontrol timbulnya gejala atau
memperpanjang hidup pada pasien yang dianggap tidak bisa diberikan pengobatan
(Page R 2004).
8. Kemoterapi salvage
Berpotensi untuk dapat diberikan pengobataa, diberikan dengan dosis tinggi,
biasanya kemoterapi kombinasi . reimen diberikan pada pasien yang gagal dalam
pengobatan atau pengobatan kembali setelah pengobatan dengan regimen yang
berbeda (Page R 2004).

Jenis-jenis obat kemoterapi

Siklus Normal Sel

siklus sel terdiri dari 5 fase yang terjadi selama masa persiapan sel sampai
terjadinya mitosis. Karena reproduksi sel terjadi lagi dan lagi, sikluss sel
berbentuk lingkaran. Semua fase akan kembali lagi pada fase istirahat (G0)
yang merupakan fase awal. Fase G0 sel belum memulai untuk membelah,
bergantung pada jenis selnya, G0 bisa berlangsung dalam beberapa jam samapi
beberapa tahun. begitu sel mendapat sinyal untuk reproduksi, maka dimulai fase
G1 (Chemoterapi Principles,american cancer society). Sel yang dihubungkan
dengan pembelahan memasuki fase G1. Tahap awal dari proses sintesis sel
terjadi untuk mempersiapkan fase sintesis DNA. Sinyal protein spesifik
mengatur siklus sel dan mengikuti replikasi gen dimana isi DNA menjadi
Tetraploid (4N) (katzung). Selama fase G1 ini sel membentuk banyak protein
dan bertumbuh besar. Sel baru akan terbentuk dalam ukuran normal. Fase ini
berlangsung selama 18-30 jam (katzung). Kemudian memasuki fase S, pada
fase S ini kromosom yang mengisi kode geneik DNA dikopi sehingga kedua sel
yang akan terbentuk memiliki rantai DNA yang sama, fase S ini berlangsung
selama 18-20jam (Chemoterapi Principles,american cancer society). Setelah
selesai fase S, sel memasuki fase istirahat kedua atau fase G2, hal ini
merupakan awal dari terjadinya mitosis. Sel memasuki fase mitosis atau fase M,
dimana terjadi proses pemadatan kromosom dan pemisahan, sehingga sel
terbagi menjadi 2 sel yang sama. (Page R 2004)

Gambar 1. Siklus sel normal.

Obat-obat kemoterapi dapat dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan kerjanya pada fase
sel yaitu obat yang bekerja pada fase sel spesifik dan obat yang bekerja pada fase sel non
spesifik (Page R 2004)

Obat yang bekerja pada fase sel spesifik Obat yang bekerja pada fase sel non spesifik
Antimetabolites Antimetabolites Alkylating agents
Capecitabine Busulfan
Cladribine Carmustine
Cytarabine Cyclophosphamide
Fludarabine Lomustine
Fluorouracil Mechlorethamine
Gemcitabin Melphalan
Mercaptopurine Thiotepa
Methotrexate Anthracyclines
Anthracyclines Daunorubicin
Thioguanine Daunorubicin Doxorubicin
Antitumor antibiotic Epirubicin
Bleomycin Idarubicin
Epipodophyllotoxins Mitoxantrone
Etoposide Camptothecins
Teniposide Irinotecan
Taxanes Topotecan
Docetaxel Platinum analogs
Paclitaxel Carboplatin
Vinca alkaloid Cisplatin
Vinblastine Oxaliplatin
Vincristine
Vinorelbine
Tabel. 1. Pembagian obat kemoterapi berdasarkan fase sel spesifik dan non spesifik

Obat yang bekerja pada fase sel spesifik (Page R, 2004)

Fase M Fase S Fase G1 Fase G2


Antimetabolites Vinca alkaloids Asparaginase Bleomycin
Capecitabine Vinblastine Corticosteroids Irinotecan
Cytarabine Vincristine Mitoxantrone
Doxorubicin Vinorelbine Topotecan
Fludarabine Podophyllotoxins
Floxuridine Etoposide
Fluorouracil Teniposide
Gemcitabine Taxanes
Hydroxyurea Docetaxel
Mercaptopurine Paclitaxel
Methotrexate
Prednisone
Procarbazine
Thioguanine
Tabel 2. Obat kemoterapi berdasarkan fase sel spesifik.

Klasifikasi obat kemoterapi berdasarkan mekanisme kerja (Page R 2004):

Alkilating agent

Alkilating agent memperbaiki fungsi sel dengan membentuk ikatan kovalen dengan amino,
carboxyl, sulfidril, dan kelompok fosfat pada molekul penting secara biologi. Tempat
terpenting dari alkilation adalah DNA, RNA dan Protein elektron kaya nitrogen pada posisi
ke 7 guanin pada DNA pada saat tertentu peka terhadap alkilation (Page R 2004). Obat
kemoterapi jenis ini memiliki mekanisme kerja menambahkan gugus alkil berupa kation atau
anion. Zat pengalkilasi akan menambahkan gugus alkil kepada DNA sel kanker, hal ini akan
menyebabkan penghambatan pertumbuhan sel, inisiasi kematian sel atau apoptosis (artikel
www.farmakoterapi.com).

Alkilating agent tergantung pada akitivitas proliferasi sel tapi tidak spesifik untuk siklus sel.
Dengan kata lain bekerja pada semua fase sel. (american Cancer society). Sel dalam jumlah
tertentu terbunuh dengan pemberian dosis. Resistensi tumor mungkin terjadi disekitar ikatan
glutation atau dengn meningkatnya mekanisme perbaikan DNA. Alkilating agent diklasifikasi
berdasarakan struktur kimianya dan mekanisme ikatan kovalen . jenis obat ini terdiri dari
Nitrogen Mustard, Nitrosureas, platinum kompleks, Aziridin, Alkil Sulfonate, alkilator
nonklasik (7). Karena obat ini merusak DNA, obat-obatan ini dapat menyebabkan kerusakan
jangka panjang sumsum tulang. (Chemoterapi Principles,american cancer society).

Nitrogen mustard
Jenis obat yg termasuk nitrogen mustard antara lain chlorambucil.
Cyclophosphamide, estramustine, ifosfamide, mechloretamine, dan melphalan. Obat
ini dapat menyebabkan pembengkakan lokal dan dapat menyebabkan masalah di
sekitar jaringan nekrosis lokal, fibrosis pulmonar, hemoragic cistitis(Page R, 2004).
Nitrosureas
Jenis obat yang termasuk nitrosureas antara lain carmustine, lomustine, dan
streptozocin (Page R, 2004).
Platinum Kompleks
Jenis obat yang termasuk platinum kompleks antara lain cispltin, carboplatin dan
oxaliplatin. Cisplatin (Platinol) adalah logam berat inorganic yang memiliki yang
bekerja pada fase sel non spessifik. Zat ini mengahsilkan DNA cross link intrastrand
dan interdstrand dan membentuk DNA Adduct, oleh karena itu menghambat sintesis
DNA, RNA dan protein.
Carboplatin (Paraplatin) memiliki zat platinum diamin aktif yang sama dengna
cisplatin. Tapi zat ini terikat dengan kelompok organik karboksilat yang meningkat
solubilitasnya di air dan lambat dihidrolisa pada kelompok paltinum alkitaing aqueous
(Page R, 2004).
Aziridin
Yang termasuk jenis obat ini adalah thiotepa (Page R, 2004).
Alkil sulfonat
yang termasuk dalm jenis obat ini adalah busulfan (Page R, 2004).
Alkilator nonklasik
Termasuk dalam jenis obat ini antara lain altretamin,dcarbazine, procarbazine dan
temozolamide (Page R, 2004).

Antimetabolit

Merupakan struktur analog yang secara alami membentuk metabolit yang melibatkan sistesis
DNA dan RNA. Sebagai komponen dari jalur metabolik yang sudah diterangkansjumlah
besar obat secara struktur sama ayang mengubah jalur kritis sintesis nukleotida yang sudah
dikembangkan. Antimetabolit yang menggunakan aktivitas toksiknya bersaing dengan
metabolit normal untuk menempati tempat kataliss atau regulator enzim utamaatau dengan
menggantikan metabolit yang normalnya merupakan satu kesatuan dengan DNA dan RNA.
Karena mekanisme kerjanya ini , antimetabolit paling aktif pada fase S dan memiliki efek
yang sedikit pada fase G0. Ssehingga obat ini lebih efektif melawan tumor dengan fraksi
pertumbuhan cepat. Anti metabolit memiliki kurva non linier terhadap dosis, setelah dosis
tertentu, tidak lebih banyak sel dibunuh meskipun dosisnya ditingkatkan (pengecualian
Fluouracil = 5 FU). Anti metabolit dapat dibedakan menjadi analog folat, analog purin,
analog adenosit, analog pirimidin, dan pengganti urea (Page R, 2004).

Analog folat

Yang termasuk dalam jenis obat ini adalah methotrexate (Page R, 2004)

Analog purin

Yang termasuk dalam jeniss obat ini adalah fludarabine, mercaptopurin dan
thioguanin (Page R, 2004).

Analog adenosin

Yang termasuk dalam jenis obat ini adalah Cladibrine dan pentostatin (Page R, 2004)

Analog pirimidine

Yang termasuk dalam jeniss obat ini adalah Citarabine, depocyt, floxuridine,
fluouracil dan gemcitabine(Page R, 2004).

Pengganti urea
Yang termasuk dalam jenis obat ini adalah hidroxyurea (Page R, 2004)

Senyawa alami

Variasi luas sekumpulan obat yang memiliki aktifitas anti tumor yang sudah dipishkan dari
substansi alami seperti tanaman, jamur, dan bakteri. Demikian juga komposisi tertentu yang
merupakan semissintetis dan dan sintetisberdasarkan struktur kimia aktif dari komposisi asal
dan memiliki aktifitas toksik juga. Produk alami terdiri dari anti tumor antibiotik, antrasiklin,
epipodophilotoxin, vinca alkaloid, taxane dan analog camptothecin (Page R, 2004).

Anti tumor antibiotik


Bleomicin secara khusus menambah DNA pada Guanin-cytosin dan guanin-timinyang
menghasilkan oksidasi spontan dan pembentukan radikal oksigen bebas yang menyebabkan
kerusakan rantai asam amino(Page R, 2004).

Antrasiklin

Antibiotik ini adalah hasil dari jamur streptomyces percetus var caesius. Secara kimia
sama, dengan bentuk antrasiklin dasar terdiri dari ikatan glikosida dengan gula amino
daunosamin. Obat ini memiliki beberapa mekanisme kerja, yang paling sering tercatat adalah
menambah pasangan DNA dasar dengan penghambat DNA topoissomerasie I dan II.
Pembentukan Radikal oksigen bebas dari pengurangan doxcorubicine penting dianggap
sebagai mekanisme yang berhubungan dengan kardiotoxicity (Page R, 2004).

Epipodophilotoxin

Etoposide merupakan semi sintentik ekstrak epipodophilotoxin yang berasal dari akr
podophilum peltatum (mandrake). Obat ini mencegah kerja topoissomerase II dengan
menstabilkan komplek DNA topoisomerase II. Yang menghasilkan kemampuan mensintesa
DNA dan siklus sel dihentikan pada fase G1 (Page R, 2004).

Alkaloid Vinca

Merupakan turunan dari tumbuhan tapak daraVinca rosea memasuki sel, obat ini
mengikat dengan cepat tubulin. Ikatan terjadi pada fase Spada tempat yang berbeda yang
dihubungkan dengan paclitaxel dan kolkisin. Polimerisasi mikrotubuli dihalangisehingga
menghasilkan perbaikan pembentukan spindel mitosis pada fase M (Page R, 2004).

Taxane

Paclitaxel dan docetaxel adalah turunan semi sintetis dari ekstrak yang berasal dari
duri tanaman cemara. Tidak seperti alkaloid vinca yang menyebabkan pembongkaran
mikrotubuli. Taxane menyebabkan pembentukan penstabilan mikrotubuli. Oleh karena itu
menghambat pembentukan siklus sel pada mitosis. Docetaxel lebih baik dibanding paclitaxel
dalam meningkatkan pembentukan dan merangsang apoptosis (Page R, 2004).

Analog camptothecin.

Termasuk irinotecan (CPT 11) (camptosar) dan tompotecan (hycamtin) merupakan


semianalog alkaloid camptothecin berasal dari pohon obat-obatan yg dipakai di china
camptotheca acuminata. Menghambat topoisomerase I dan mengganggu pemanjangan fase
replikasi DNA (Page R, 2004).

Gejala-gejala umum yang sering timbul akibat kemoterapi

Depresi sumsum tulang

Sumsum tulang merupakan cairan yang berada di bagian dalam tulang, yang berfungsi
memproduksi sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan trombosit. Sumsum tulang sangat
sensitif terhadap efek dari kemoterapi (Grala R J, 2008) Penurunan sel-sel darah tidak akan
terjadi pada awal kemoterapi, karena kemoterapi tidak menghancurkan darah yang berada di
aliran darah tepi tetapi darah yang baru saja diproduksi oleh sumsum tulang.(Grala R J,
2008 ; National care institut 2008)

Masing-masing sel darah mempunyai masa hidup yang berbeda-beda. Netrofil yang
merupakan bagian dari sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh mempunyai
umur 6 jam, sedangkan trombosit mempunyai umur 10 hari, dan sel darah merah mempunyai
umur yang terpanjang yaitu 120 hari. Sehingga netrofil akan turun lebih cepat dibandingkan
sel darah merah yaitu satu sampai dua minggu sedangkan sel darah merah sekitar 4 minggu
(National care institut 2008). Menurut National Cancer Institute USA, keadaan yang perlu
diperhatikan yaitu Neutropenia dimana jumlah netrofil di bawah 1000 sel per meter kubik,
jika dibawah 500 sel per meter kubik disebut severe neutropenia-. Hal ini disebabkan oleh
karena tubuh jadi mudah terkena infeksi. Gejala yang sering menyertai neutropenia antara
lain panas, nyeri tenggorok, batuk, pilek, sesak, nyeri saat buang air kecil, phlebitis. Demam
merupakan gejala yang paling sering muncul sebagai akibat dari infeksi pada keadaan
neutropenia yang biasa dikenal dengan demam neutropenia yang perlu perhatian dan
penanganan khusus. Dalam keadaan ini biasanya kemoterapi akan ditunda kemudian
diberikan antibiotik, anti jamur, anti virus dan obat perangsang pertumbuhan netrofil.4
Perdarahan sebagai akibat dari kekurangan trombosit pada pengobatan kemoterapi
merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Lennan menyebutkan bahwa kadar
trombosit kurang dari 20.000 akan berpatensi signifikan menimbulkan perdarahan. (National
care institute 2008)

spontan apabila kemoterapi dilanjutkan. Untuk meningkatkan kadar trombosit diperlukan


tranfusi trombosit concentrate, selain tranfusi dapat juga diberikan oprelvelkin untuk
merangsang pembentukan trombosit. (American cancer Society 2008 ; Heiken M 2008).

Anemia merupakan keadaan lain yang juga harus diperhatikan, kadar hemoglobin dibawah 12
g/dl atau hematokrit kurang dari 37 % merupakan definisi dari anemia. Dalam keadaan yang
berat transfusi sel darah merah diperlukan untuk mengatasi kegawatan, tindakan lain yaitu
dengan memberikan erithropoetin untuk mempercepat pembentukan darah merah.6 Pada
beberapa pusat pendidikan dan protokol kemoterapi menerapkan syarat profil hematologi
yang aman untuk menerima kemoterapi. Kadar hemoglobin minimal 10 g/dl, hitung leukosit
diatas 2000 dan atau jumlah neutropil absolut diatas 1000 serta hitung trombosit diatas
50.000 dipandang aman untuk pemberian kemoterapi. Persyaratan profil hematologi ini
berbeda di setiap pusat pendidikan atau protokol kemoterapi.

Mual dan muntah

Efek samping yang juga sering timbul pada pengggunaan kemoterapi adalah mual dan
muntah. Ada beberapa penjelasan mengenai munculnya muntah oleh karena efek samping
kemoterapi. Pertama oleh karena teriritasinya mukosa usus halus sehingga akan merangsang
saraf-saraf tertentu yang akan mengaktifasi vomiting center dan kemoreseptor trigger zone di
otak. Kedua area di otak ini juga dapat diaktifasi oleh karena obstruksi saluran cerna,
peradangan, perlambatan pengosongan lambung yang kesemuanya dapat disebabkan oleh
kemoterapi(Grala R J, 2008 ; National care institut 2008).

Penangulangan mual dan muntah yang disebabkan oleh karena efek samping kemoterapi
antara lain dengan pemberian anti mual dan muntah seperti ondansentron yang termasuk
golongan penghambat serotonin.6 Selain pemberian preparat anti mual dan anti muntah dapat
juga diberikan ekstrak jahe, akupuntur, akupresure dan terapi relaksasi (National Care
Institute 2008 ; Heiken M, 2008)

Kerontokan rambut
Kemoterapi akan menyebabkan kerusakan pada folikel rambut sehingga rambut akan mudah
patah dan rontok. Kerontokan rambut ini secara klinis tidak membahayakan, akan tetapi dapat
mengganggu aspek sosial dan psikologis dari penderita kanker. Kerontokan rambut ini tidak
bersifat permanen sehingga apabila kemoterapi dihentikan maka rambut akan tumbuh
kembali. Penggunaan kompres dingin di kepala untuk pencegahan kerontokan rambut masih
menjadi kontroversi (American cancer Society 2008 ; Heiken M 2008)

Kerusakan epitel mukosa saluran pencernaan

Epitel mukosa saluran pencernaan merupakan sel normal tubuh yang sering menerima
tampak kemoterapi oleh karena sel epitel mukosa saluran pencernaan membelah dengan
cepat. Manifestasi klinis dari rusaknya sel epitel mukosa saluran cerna dapat berupa
stomatitis, ulcer, diare dan kolitis.(Zeller Jl 2008 ; Grala R J, 2008 )

Stomatitis merupakan salah satu efek samping kemoterapi yang sering timbul akibat
kemoterapi. Hal ini disebabkan oleh karena rusaknya mukosa akibat dari pemberian
kemoterapi. Biasanya stomatitis muncul setelah dua sampai dengan empat minggu

setelah kemoterapi, dan akan sembuh sempurna setelah kemoterapi dihentikan (Zeller Jl,
2008 ; Grala R J, 2008 ; National care institut 2008)

Kerusakan mukosa juga akan menimbulkan gejala diare. Hal yang perlu diperhatikan adalah
gejala dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit yang terjadi akibat diare. Kolitis dan ulcer
merupakan perlukaan pada lambung dan usus akibat lesi pada sel epitel.( National care
institute 2008 ; Grala R J, 2008)

Gangguan jantung, hati dan ginjal

Beberapa kemoterapi meyebabkan gangguan pada otot pada otot jantung. Hal ini dapat
menyebabkan terjadi kegagalan pompa jantung. Untuk menghindari efek fatal dari gangguan
jantung sebelum kemoterapi dimulai biasanya dilakukan pemeriksaan untuk menilai fungsi
jantung seperti EKG, CK, CKMB, dan Ekokardiografi. (National care institut 2008, american
cancer Society 2008). Pemecahan sebagian jenis obat kemoterapi terjadi di hati, dan sebagian
lagi terjadi di ginjal, namun disayangkan kemoterapi juga merusak hati dan ginjal. Namun
seperti efek samping yang lainnya, hal ini hanya bersifat sementara. Apabila obat kemoterapi
dihentikan maka fungsi jantung, hati dan ginjal akan kembali normal (American Cancer
Society 2008). Pemeriksaan penunjang ureum dan kreatinin harus rutin dilakukan untuk
memantau fungsi ginjal. Peningkatan ureum diatas 50 mg/dl dan kreatinin diatas 1 mg/dl
harus diwaspadai bila akan memberikan kemoterapi. Untuk pemantauan fungsi hati dilakukan
pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT, apabila terjadi peningkatan diatas 3-4 kali lipat dari
kadar normal perlu dilakukan penyesuaian dosis atau bahkan penghentian kemoterapi.
( National care institut 2008 ; American Cancer Society 2008)

Fatique

Fatique adalah perasaan lelah atau kurang energi. Definisi pasti mengenai fatique sampai saat
ini belum ada kesepakatan. Penyebab dan mekanisme pastinya sampai saat ini belum
diketahui. Namun demikian fatique hampir selalu timbul pada setiap penderita yang
menjalani kemoterapi. Fatique akibat efek samping kemoterapi berbeda dengan kondisi
fatique sehari-hari yang biasanya hilang setelah istirahat. Fatique akibat kemoterapi biasanya
muncul tiba-tiba dan tidak hilang atau berkurang dengan istirahat(Zeller Jl, 2008 ; National
care institut e2008) Gejala fatique berbeda pada setiap individu dan sangat subyektif,
tergantung juga pada jenis obat dan dosis obat kemoterapi yang digunakan. Dapat
berlangsung dalam waktu seminggu atau bahkan sampai sebulan, tetapi biasanya berkurang
sesuai sel kanker yang respon terhadap kemoterapi yang dilakukan (American cancer Society
2008 ; Heiken M 2008).

Efek samping obat kemoterapi yang banyak digunakan berdasarkan golongan obat
kemoterapi

1. Anti-metabolit
a. Metotreksat

Metotreksat yang termasuk obat anti-metabolit merupakan salah satu obat kemoterapi
yang banyak digunakan. Selain digunakan untuk mengobati berbagai jenis leukemia,
metotreksat juga banyak digunakan dalam pengobatan kanker payudara, kanker tulang,
kanker kandung kemih(Zeller Jl, 2008 ; National care institute 2008). Struktur
metotreksat menyerupai molekul asam folat dengan perbedaan yang sangat tipis sehingga
disebut analog asam folat yang akan menghambat enzim dihidrofolat reductase yang
bertugas mensintesis DNA. Sebagai anti-metabolit metotreksat akan menghentikan proses
replikasi DNA pada fase S, sehingga akan menghentikan pembelahan sel-sel kanker
(National Care Institute 2008)
Untuk mengurangi efek samping biasanya diberikan asam folat untuk mempercepat
perbaikan sel tubuh normal, terutama pada pemberian dosis tinggi preparat yang biasa
digunakan adalah leucovorin (Heiken M, 2008) Beberapa efek samping metotreksat
antara lain: (National Care Institute 2008, American Cancer Society 2008, Cancers
Reasearch UK 2002)

1. Depresi sumsum tulang.


Depresi sumsum tulang dengan berbagai akibatnya merupakan salah satu efek
samping yang sering terjadi pada pengobatan dengan metotreksat. Manifestasi klinis
yang timbul akibat adanya depresi sumsum tulang adalah cepat lelah atau bahkan
sampai pada keadaan sesak nafas dan gagal jantung akibat dari anemia oleh karena
produksi sel-sel darah merah yang menurun. Perdarahan juga merupakan salah satu
manisfestasi klinis dari depresi sumsum tulang akibat dari penurunan dari jumlah
produksi trombosit. Selain itu yang paling sering terjadi adalah lebih mudahnya tubuh
terkena infeksi sebagai akibat dari penurunan produksi sel darah putih, sehingga
biasanya sebelum dimulai pengobatan dengan metotreksat penderita terlebih dahulu
mendapat beberapa vaksinasi untuk melindungi tubuh dari bahaya infeksi yang
mungkin terjadi selama menjalani pengobatan dengan metotreksat.
2. Kerusakan mukosa.

Kerusakan mukosa akan berakibat berbagai macam manifestasi klinis sesuai dengan yang
terkena seperti misalnya stomatitis dan perdarahan saluran cerna. Bagi penderita peptic
ulcer dan kolitis ulserosa perlu mendapat perhatian khusus.

3. Gagal ginjal akut


Terutama pada penggunaan dosis tinggi/dosis tinggi dan penggunaan bersamaan obat
kemoterapi lain yang bersifat nefrotoksik. Untuk mencegah terjadinya gagal ginjal
dibutuhkan hidrasi cairan dan juga perlu dilakukan alkalinisasi urin untuk mengurangi
keasaman urin.
4. Fatigue atau kelelahan.
5. Gangguan hati
Peningkatan enzim hati (transaminase) dan penyakit hati kronis (fibrosis, sirosis).
Pemantauan fungsi hati harus dilakukan untuk mencegah kerusakan hati lebih lanjut.
6. Gangguan sistem saraf
Dapat terjadi kejang terutama pada pasien leukemia akut, pada dosis tinggi/dosis
tinggi dapat terjadi strokelike encephalopathy. Pada penggunaan secara intratekal
dapat terjadi efek samping myelopati dan leukoensepalopati kronis.
7. Kerontokan rambut.
8. Penurunan nafsu makan
b. Merkaptopurin
Merkaptopurin sebagai anti-metabolit digunakan dalam fase maintenance dan induksi
remisi pengobatan leukemia akut. Seperti anti-metabolit yang lain merkaptopurin
menghambat replikasi DNA sehingga menghambat pertumbuhan dan pembelahan sel
kanker. Merkaptopurin tersedia dalam bentuk tablet 50 mg yang diminum 60 menit
sebelum makan. Perhatian khusus bagi penderita defisiensi enzim thiopurine
metiltransferase, maka dosis merkaptopurin harus disesuaikan. Zeller Jl, 2008 ;
National care institut 2008)
Efek samping merkaptopurin : (Gralla RJ 2008, Cancers Reasearch UK 2002)
1. Fatique
2. Penurunan nafsu makan
3. Depresi sumsum tulang
Seperti obat kemoterapi lainnya yang menghambat dan sintesis DNA,
merkaptopurin juga mempunyai efek samping depresi sumsum tulang, sehingga
akan menimbulkan anemia, trombositopenia, leukopenia dengan segala akibatnya
seperti lelah, sesak, perdarahan dan kerentanan terhadap infeksi.
4. Diare
5. Gangguan fungsi hati
Biasanya terjadi 2-3 bulan setelah memulai terapi dan akan hilang setelah terapi
dihentikan. Pemantauan berkala fungsi hati diperlukan untuk mencegah kerusakan
hati.
6. Nyeri mulut dan tenggorok

c. Citarabin
Citarabin merupakan obat kemoterapi golongan anti-metabolit yang menghambat
sintesis DNA. Obat ini biasanya dipakai untuk pengobatan leukemia akut dan
limfoma non-Hodgkin (National Care Institute, 2008). Seperti obat anti-metabolit
yang lainnya citarabin mempunyai efek samping yang sama dengan metotreksat dan
merkaptopurin. Efek samping lain yang sering timbul dalam penggunaan dalam dosis
tinggi/dosis tinggi: (American Cancer Society, 2008)
1. Konjungtivitis
Hal ini disebabkan oleh karena pengeluaran citarabin melalui air mata, untuk
mencegah hal ini biasanya diberikan steroid.
2. Rasa bingung

2. Vinca alkaloids
a. Vinkristin
Vinkristin merupakan salah satu kemoterapi yang secara luas dan banyak digunakan
dalam pengobatan berbagai leukemia, kanker payudara, paru, limfoma non-Hodgkin.
Mekanisme kerja vinkristin adalah menghambat pembelahan sel kanker menjadi sel
kanker yang baru, dimana vinkristin akan menghambat fungsi mikrotubuli sel kanker
(National Care Institute, 2008). Efek samping yang sering muncul pada pengobatan
vinkristin antara lain : (Cancers Reasearch UK 2002 ; Bay A, 2006)
1. Konstipasi.
Disebabkan oleh karena terjadinya ileus paralitik, hal ini dapat diatasi dengan
konsumsi diet tinggi serat atau apabila diperlukan pemberian laksantiva dapat
dipertimbangkan.
2. Neuropati
Neuropati perifer sering terjadi pada penggunaan vinkristin. Neuropati perifer ini
dapat berupa gejala ringan seperti kesemutan pada ujung-ujung jari sampai dengan
kelemahan sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan seperti mengancingkan
kancing baju.
3. Fatique
4. Mual dan muntah
5. Gangguan berkemih
Hal ini disebabkan oleh karena terganggu saraf kandung kemih.
6. Kerontokan rambut
Pada penggunaan dosis tinggi dapat terjadi: kolik abdomen, nyeri tulang,
gangguan pendengaran, pusing, halusinasi.

3. Inhibitor enzim topoisomerase I dan II


a. Doxorubicin
Doxorubicin banyak digunakan dalam terapi leukemia, limfoma non-Hodgkin kanker
payudara, paru, kandung kemih, sarcoma. Mekanisme doxorubicin adalah dengan
menghambat enzim topoisomerase II yang sangat penting untuk replikasi DNA sel
kanker (National Care Institute, 2008). Efek samping doxorubicin yang banyak
ditemukan antara lain: (Gralla RJ, 2008;Cancers Reasearch UK 2002)
1. Depresi sumsum tulang.
Sama halnya dengan metotreksat, pasien yang menjalani kemoterapi dengan
doxorubicin akan mengalami depresi sumsum tulang yang akan menyebabkan
anemia, leukopenia, dan trombositopeni dengan berbagai macam akibatnya.
2. Nyeri tenggorok dan mulut.
Hal ini disebabkan oleh karena kerusakan mukosa mulut dan tenggorokan, efek
samping ini akan hilang dengan sendirinya setelah sekitar 5 hari paska pengobatan
dengan doxorubicin.
3. Fatique
4. Gangguan pada otot jantung
Biasanya terjadi pada dosis toksik, yaitu sekitar 450-500mg/m2 secara kumulatif.
Namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada dosis dibawah itu, sehingga
pemantauan EKG dan ekokardiografi diperlukan selama penggunaan doxorubicin.
Penurunan fungsi jantung yang ditandai dengan penurunan left ventricel ejection
fraction(LVEF) sampai dengan dibawah 10% maka penggunaan doxorubicine
harus dihentikan, sedangkan penurunan LVEF dibawah 30% maka dosis
doxorubicine harus dikurangi.
5. Sindroma lisis tumor
6. Kebotakan.
7. Fotosensitif
8. Mudah terjadi phlebitis
9. Perubahan warna air seni

b. Etoposide
Etoposide termasuk golongan inhibitor enzim topoisomerase II yang bekerja dengan
menghambat fase G1 dan S pada proses replikasi DNA, sehingga sel tidak dapat
melakukan pembelahan. Etoposide banyak digunakan dalam pengobatan kanker paru,
usus, limfoma non-Hodgkin, dan kanker testis. (Zeller JL, 2008 ; National Care
Institute. 2008)

Efek samping etoposide antara lain yaitu: (American Cancer Society 2008, Cancers
Reasearch UK 2002)

1. Depresi sumsum tulang


2. Penurunan nafsu makan
3. Rasa besi saat di infus
4. Phlebitis pada tempat infus
5. Hipotensi

c. Epirubicin

Epirubicin merupakan kemoterapi yang bekerja dengan cara mengikat DNA sel kanker,
sehingga sel kanker tersebut tidak bisa berkembang biak. Epirubicin biasa digunakan
dalam kemoterapi kanker payudara, ovarium, usus, dan beberapa keganasan pada anak.
Efek samping yang ditimbulkan oleh epirubicin sama seperti doxorubicin yang telah
diuraikan diatas. (Zeller JL, 2008 ; American Cancer Society 2008, Cancers Reasearch
UK 2002)

d. Daunorubicin
Daunirubicin merupakan kemoterapi golongan anti-tumor antibiotik yang memblok
enzim topoisomerase 2 sehingga akan menghambat pembelahan DNA. Efek samping
Daunorubicin sama seperti doxorubicin. (Zeller JL, 2008 ; American Cancer Society
2008, Cancers Reasearch UK 2002)

4. Anti-tumor Antibiotik
a. Actinomicin

Golongan kemoterapi lainnya yang termasuk dalam golongan ant-tumor antibiotik adalah
actinomycin. Obat ini biasanya digunakan pada terapi sarkoma, tumor wilm,
choriocarcinoma. (Zeller JL, 2008 ; National Care Institute, 2008). Efek samping obat ini
antara lain: (American Cancer Society 2008, Cancers Reasearch UK 2002)

1. Depresi sumsum tulang


2. Penurunan nafsu makan
3. Demam
4. Peradangan mulut
5. Diare

5. Alkylating Agent
a. Siklofosfamid
Siklofosfamid banyak digunakan dalam terapi leukemia, kanker paru, payudara.
Mekanisme kerja siklofosfamid yang termasuk golongan alkylating dengan cara
merusak dan menghentikan aktifitas DNA, sehingga akan menyebabkan kematian
pada sel kanker. Siklofosfamid biasanya diberikan dalam bentuk injeksi intravena dan
oral yang diminum sebelum makan. (Zeller JL, 2008 ; National Care Institute, 2008).
Efek samping yang ditimbulkan oleh karena pemberian siklofosfamid antara lain
adalah: (American Cancer Society 2008, Cancers Reasearch UK 2002)
1. Penurunan nafsu makan
2. Depresi sumsum tulang
3. Iritasi mukosa kandung kemih dan ginjal
Hal ini dapat dicegah dengan cara hidrasi sebelum pemberian dan dengan
penggunaan preparat mesna.
4. Kebotakan

b. Cisplatin
Golongan alkylating yang lain adalah cisplatin. Struktur utama obat ini yang
merupakan senyawa platinum akan merusak sel kanker. Efek samping dari cisplatin
sama dengan siklofosfamid yang telah diuraikan diatas. (Zeller JL, 2008 ; American
Cancer Society 2008, Cancers Reasearch UK 2002)
6. Steroid
Steroid sebagai terapi hormonal biasanya digunakan sebagai obat kemoterapi dalam
bentuk kortikosteroid. Preparat yang banyak digunakan dalam pengobatan kanker
antara lain : prednisolon, metilprednisolon, dexamethasone. (Zeller JL, 2008 ;
National Care Institute, 2008). Alasan digunakannya steroid dalam pengobatan kanker
antara lain adalah untuk mematikan sel kanker itu sendiri, mengurangi inflamasi,
menekan respon imun, mengurangi perasaan sickness akibat kemoterapi,
meningkatkan nafsu makan (Gralla RJ, 2008 ; National Care Institute, 2008). Berikut
beberapa efek samping yang sering muncul pada terapi menggunakan steroid: (Gralla
RJ, 2008 ; American Cancer Society 2008, Cancers Reasearch UK 2002)
1. Iritasi lambung.
2. Peningkatan nafsu makan dan berat badan.
3. Retensi air.
4. Peningkatan resiko infeksi.
5. Peningkatan kadar gula darah.
6. Sindroma Cushing.
7. Osteoporosis.

Selain yang tersebut diatas, dalam tabel berikut juga diuraikan obat dan kegunaannya , dosis
dan toksisitas yang ditimbulkan obat- obat kemoterapi.

Obat dan kegunaannya Dosis Toksisitas


Nitrogen mustards
Chlorambucil
CLL, DL, NHL, kanker ovarium, 0.1-0.2 mg/kg per oral ,3-6 Depresi sumsum tulang,
choriocarcinoma lymphosarcoma minggu sesuai kebutuhan Disfungsi gonad, leukemia,
(biasanya 4-10 mg/hari) atau hyperuricemia,fibrosis pulmonar.
bertahap 0.4 mg/kg setiap 3-4
minggu ditingkatkan 0.1 mg/kg
sampai penyakit terkontrol atau
Cyclophosphamide toksisitas.
AML, ALL, CLL, HD, NHL multipel Depresi sumsum tulang,
mieloma, mikosis hemorrhagic cystitis,
40-50 mg/kg IV dalam dosis
fungoides, neuroblatoma, kanker immunosuppression, alopecia,
terbagi selama 2-5 hari, diikuti
payudara dan ovarium, stomatitis, SIADH.
dengan 10-15 mg/kg IV ssetiap 7-
retinoblastoma, kanker paru, 10 hari; atau 3-5 mg/kg IV 2 x
tesstis dan saluran kemih, seminggu ; atau 1-5 mg/kg/hari
sarcoma per oral.

Estramustine
karsinoma sel renal dan prostat Depresi sumsum tulang, penyakit
14 mg/kg/dhari per oral terbagi jantung iskemik,
dalam 3-4 kali dosis yang sama; thromboembolism,
300 mg/hari IV selama 3-4 thrombophlebitis, gynecomastia,
minggu, diikuti dengan 300-450 mual dan muntah, hepatotoxicity
mg/ minggu IV selama 3-8
Ifosfamide minggu
Kanker Germ-cell testicular,
sarcoma, Depresi sumsum tulang,
NHL, kanker paru 1.2 g/m2/d via Infus IV lambat hemorrhagic cystitis, confusion,
selama 5 hari consecutive somnolence
diulang setiap 3 minggu
diugnakan dengan mesna
Mechlorethamine
HD, NHL, CML, CLL, mycosis
fungoidesbronchogenic Depresi sumsum tulang,mual dan
carcinoma, lymphosarcoma, 0.4 mg/kg berat badan ideal muntah, local phlebitis, severe
polycythemia vera, efusi diberikan dosis singel atau dosis skin necrosis if extravasated,
malignant (intracavitary) terbagi 0.1-0.2 mg/kg/hari gonadal dysfunction

Melphalan
Multiple myeloma, kanker Depresi sumsum tulang,anorexia,
payudara dan ovarium, gonadal Terapi berlanjut : 6 mg Per oral mual dan muntah, disfungsi
testicular setiap hari selama 2-3 minggu, testiskular, leukemia
sarcoma, and kanker paru tidak mendpat terapi selama 2-4
minggu, kemudian maintenance
dengan 2-4 mg Per oral harian
selama 4 hari setiap 4-6 minggu
Aziridine
Thiotepa, Depresi sumsum tulang,mual dan
kanker payudara ovarium,dan muntah, mukositis, skin rashes
saluran kemih, HD, CML, IV: 0.3-0.4 mg/kg melalui infus Iv
CLL,karsinoma bronchogenik, tetesan cepat.
efusi malignan (intracavitary), Intravesical: 60 mg/60 mL sterile
transplantasi sumsum tulang water instilled and retained in
untuk leukemia refractory, bladder for 2 h; repeat mingguan
lymphoma for 4 minggu
Intracavitary: 0.6-0.8 mg/kg Depresi sumsum tulang,fibrosis
Alkyl sulfonate paru, anemia aplastik,
Busulfan amenorrhea, gynecomastia, kulit
CML, BMT for refractory leukemia, hiperpigmentasi
lymphomas 2-8 mg PO daily for remission
induction; adjust dosage to WBC
count; 1-3 mg PO daily for
maintenance; withhold induction if
WBC count < 15,000/L; resume
terapi when WBC count >
Carmustine 50,000/L Delayed Depresi sumsum
Brain tumor, multiple tulang,mual dan muntah,
myeloma, HD, NHL, melanoma, reversible hepatotoxicity, local
BMT for refractory solid tumors phlebitis, pulmonary kerusakan
and 150-200 mg/m2 IV setiap 6-8 ginjal (dosis tinggi)
and lymphomas minggu
Demam, pain, and abnormal
healing
Gliadel
Glioblastoma multiforme
wafers Up to 8 wafers placed in
Lomustine the brain cavity created by tumor Delayed Depresi sumsum
Brain tumors, HD GI carcinomas, removal tulang,mual dan muntah,
NSCLC reversible hepatotoxicity,
pulmonary and kerusakan ginjal,
130 mg/m2 PO setiap 6 minggu; neurologic reactions, leukemia
adjust dose in combination
chemoterapi
Kerusakan ginjal, mual dan
Streptozocin
muntah, diare, altered glucose
Pancreatic islet-cell, carcinoid,
metabolism,
colon, hepatoma, NSCLC, HD

Daily: 500 mg/m2 IV for 5 d setiap


6 minggu until maximum benefit
or toxicity liver Mingguan: 1,000
mg/m2 IV dysfunction mingguan
Platinum complexes for first 2 minggu, then escalate
Carboplatin dose to response or toxicity, not
Ovarian cancer, endometrial, to exceed a single dose of 1,500 Depresi sumsum tulang,mual dan
head and neck, lung, testicular, mg/m2 muntah, neuropati perifer,
and ototoxicity
breast cancers, relapsed acute
leukemia, NHL

Single agent: 360 mg/m2 IV setiap


4 minggu Combination: 300
mg/m2 IV setiap 4 minggu Kerusakan ginjal, mual dan
Cisplatin Calvert formula: muntah, electrolyte disturbance,
Testicular, ovarian, bladder, Total dose (mg) = Target AUC neuropati perifer, Depresi
uterine, cervical, and kanker (GFR + 25) sumsum tulang,ototoxicity,
parus, squamous cell cancer of radiosensitizer
the head, and neck, sarcoma, NHL
50 mg/m2 IV or more setiap 3
Oxaliplatin minggu; or 20 mg/m2 IV daily for Depresi sumsum
Colorectal (second-line) 4-5 d setiap 3-4 minggu; give tulang,neuropathies exacerbated
vigorous hydration before and by
after chemoterapi cold exposure, pharyngolaryngeal
dysesthesia

Nonclassic alkylators 85 mg/m2 IV over 120 min on d 1


Altretamine Ovarian, lung, followed by diare, mual dan
breast, and cervical cancers, NHL muntah, infusional 5-FU and Mual dan muntah, Depresi
leucovorin on d 1-2, setiap 2 sumsum tulang,parestesi, CNS
minggu toxicity

Dacarbazine
Malignant melanoma, HD, soft-
tissue sarcomas, neuroblastoma 4-12 mg/kg/d or 260 mg/m2, PO Depresi sumsum tulang,mual dan
divided in 3-4 doses for 14-21 d of muntah, flulike syndrome,
a 28-d regimen transient hepatotoxicity, local
irritation, facial flushing, alopecia

Melanoma: 2.0-4.5 mg/kg/d IV for


10 d setiap 4 minggu; or 250
Procarbazine mg/m2/d IV for 5 d setiap 3
HD, NHL, brain tumors, kanker minggu
paru HD: 375 mg/m2 IV on d 1, Depresi sumsum tulang,mual dan
repeated setiap 15 d (single muntah, lethargy, depression,
agent); 150 mg/m2/d IV for 5 d parestesi, headache, flulike
setiap 4 minggu (combination symptoms
Temozolomide terapi)
Anaplastic astrocytoma Depresi sumsum tulang,mual dan
(relapsed), renal cell cancer, muntah
melanoma Single agent: 4-6 mg/kg/d PO until
maximum response
HD (MOPP): 100 mg/m2/d PO for
14 d

150 mg/m2/d PO for 5 d setiap 28


d

Ket : ALL = acute lymphoblastic leukemia; AML = acute myelogenous leukemia; AUC = area under the curve; BMT = bone
marrow transplantation; CLL = chronic lymphocytic leukemia; CML = chronic myelogenous leukemia; CMML = chronic
myelomacrocytic leukemia; 5-FU = fluorouracil; GFR = glomerular filtration rate; HD = Hodgkins disease; MDS =
myelodysplastic syndromes; MOPP = mechlorethamine, Oncovin, procarbazine, and prednisone; NHL = non-Hodgkins
lymphoma; NSCLC = nonsmall-cell kanker paru; SIADH = syndrome of inappropriate antidiuretic hormone secretion; WBC =
white blood cell

Folate analog
Methotrexate
Breast, head and neck, Numerous dosing schedules with Mukositis, GI ulceration (may
kanker parus, ALL, CNS leukemia combination terapi: or Low dose: produce hemorrhage GI, and
(intrathecal), gestational 2.5-5.0 mg PO daily; or 5-25 perforation), bone
trophoblastic mg/m2 PO, IM, IV twice mingguan; marrow depression, fibrosis paru
tumors, NHL (advanced stage), or 50 mg/m2 IV setiap 2-3 minggu (previously irradiated area), nerve
Burkitts lymphoma, Dosis tinggi: 1-12 g/m2 IV with root irritation and convulsion
osteosarcoma, mycosis fungoides leucovorin rescue setiap 1-3 (intrathecal), liver cirrhosis and
minggu osteoporosis (chronic terapi),
Intrathecal: 5-10 mg/m2 (up to 15 kerusakan ginjal (dosis tinggi),
mg) setiap 3-7 d diare, eritema kulit
Purine analogs
Fludarabine
CLL, AML, NHL (low-grade)
25 mg/m2/d IV over 30 min for 5 Depresi sumsum tulang,mual dan
d; repeat setiap 28 d muntah, demam, malaise,
pulmonary infiltrates, sindrom
tumor lisis, CNS
effects (dosis tinggi)
Mercaptopurine
ALL, CML, AML
1.5-2.5 mg/kg/d PO (100-200 mg
in average adult) until response or Depresi sumsum tulang,mual dan
toxic effects are seen; may muntah, anorexia, diare,
increase dose to cholestasis
5 mg/kg/d; adjust for maintenance
dose; reduce dose by 50%-75% if
given with allopurinol or if renal or
hepatic insufficiency ensues
Thioguanine
AML, ALL, CML, colorectal cancer,
multiple myeloma
2 mg/kg/d PO until advanced Depresi sumsum tulang,liver
Adenosine analogs response or toxic effects are seen; damage, stomatitis
Cladribine may cautiously increase to 3
Hairy-cell leukemia, NHL, mycosis mg/kg/d
fungoides, AML, CML, CLL

Depresi sumsum tulang,episode


Pentostatin 0.09 mg/kg/d (4 mg/m2/d) by demam, rash, infeksi, septicemia
Hairy-cell leukemia, ALL, CLL, continuous IV infusion for 7
lymphoblastic, lymphoma, consecutive days
mycosis
fungoides Nephrotoxicity, Depresi sistem
4 mg/m2 IV over 30 min setiap saraf pusat, Depresi sumsum
other week or for 3 consecutive tulang,mual dan muntah,
Pyrimidine analogs weeks; give vigorous hydration conjunctivitis
Capecitabine before and after chemoterapi
Breast cancer (relapsed),
colorectal cancer other GI
malignancies
1,250 mg/m2 bid PO with food (2 Diare, stomatitis, mual dan
weeks on drug, and 1 week of muntah, fatigue, , hand-foot
rest) syndrome, depresi sumsum tulang
Cytarabine (minimal)
AML, ALL, CML, NHL, CNS
leukemia (intrathecal)
Depresi sumsum tulang,mual dan
muntah, diare, arachnoiditis
AML induction: 100 mg/m2/d by (intrathecal), stomatitis, disfungsi
continuous IV infusion on days 1- hati, demam, conjunctivitis,
7; or 100 mg/m2 IV setiap 12 h on confusion, somnolence, cerebellar
DepoCyt days 1-7 Relapsed ALL: 3 g/m2 IV toxicity
(liposomal cytarabine) CNS over 1-3 h setiap 12 h for 4 doses
leukemia/lymphoma

Intrathecal: DepoCyt, 50 mg over


Floxuridine 1-5 min setiap 14 d, with
GI adenocarcinomas metastatic to dexamethasone, 4 mg PO bid 5 d
liver, including oral, pancreatic,
biliary, colon, and hepatic Stomatitis and GI ulcers, - Depresi
cancers, and metastatic breast 0.1-0.6 mg/kg/d over several days sumsum tulang, nyeri abdomen,
cancer via continuous arterial infusion mual dan muntah, diare, ,
supplying , well-defined tumor; disfungsi hati (transient)
Fluorouracil treatments given over 1-6 minggu
Colon, rectal, stomach, pancreas,
breast, head Stomatitis and GI ulcers
and neck, renal cell, prostate, and Numerous dosing schedules with (infusion), Depresi sumsum
ovarian cancers, squamous cell combination terapi: Loading dose: tulang,diare, mual dan muntah,
carcinoma of esophagus, basal 300-500 mg/m2; or 12 mg/kg IV esophagitis, angina, ataksia
and squamous cell carcinoma of (bolus), daily for 3-5 d, followed sereblar, radiosensitizer
skin (topical), hepatic cancer by mingguan maintenance
(intra-arterial) Maintenance: 10-15 mg/kg IV
mingguan, as toxicity permits
Infusion: 20-25 mg/kg by
continuous IV infusion over 24 h
daily for 4-5 d, setiap 4 minggu
Gemcitabine
Pancreatic cancer, lung, ovarian, Depresi sumsum tulang,transient
breast, and bladder cancers demam, flulike syndrome, skin
1,000 mg/m2 IV over 30 min, once rash, ringanmual dan muntah
mingguan for up to 7 weeks (or
until toxicity necessitates
reducing or withholding a dose),
followed
by 1 week of rest
Subsequent cycles: Infusions
once mingguan for 3 consecutive
Substituted urea weeks out of setiap 4 weeks
Hydroxyurea CML, acute
leukemia (emergent treatment), Depresi sumsum
head tulang,ringanmual dan muntah,
and neck cancer, ovarian cancer, skin rashes, radiosensitizer
melanoma, essential Intermittent: 80 mg/kg PO setiap
thrombocytosis, polycythemia third day
vera Continuous: 20-30 mg/kg PO daily
Pneumonitis and fibrosis paru,
Antitumor antibiotics demam and allergic reactions,
Bleomycin Testicular cancer, HD, anafilaksis, hyperpigmentation,
reticulum cell sarcoma, 10-20 U/m2 given IV, IM, or SC Raynauds phenomenon, alopecia.
lymphosarcoma, squamous cell mingguan or twice mingguan;
cancer of the head and neck, skin, maximum total dose, 400 U; a 2-U
cervix, vulva, and penis test dose should be given because
of a possible reaksi anfilaksis Stomatitis, depresi sumsum
Dactinomycin tulang, anorexia, mual dan
Testicular cancer, gestational muntah, diare, alopecia, skin
trophoblastic tumors, Wilms 0.010-0.015 mg/kg IV daily for 5 d changes, reaksi anfilaksis
tumor, setiap 3 minggu (usual adult dose,
rhabdomyosarcoma, Ewings 0.5 mg), or 2 mg/m2 IV as a single
sarcoma dose setiap 3-4 minggu Depresi sumsum
tulang,cardiotoxicity, alopecia,
diare, stomatitis, mual dan
Daunorubicin Remission induction: 30-45 muntah, demam, dermatitis at
AML, ALL mg/m2/d IV for 3 d in combination previously irradiated sites, red
terapi; total cumulative dose, 550 urine, reaksi anfilaksis
mg/m2

DaunoXome
(liposomal daunorubicin) Kaposis Liposomal preparation: 40 mg/m2
sarcoma IV setiap 2 minggu Depresi sumsum
tulang,cardiotoxicity, stomatitis
Doxorubicin (continuous infusion), alopecia,
ALL, AML, breast, ovarian bladder 60-90 mg/m2 single IV , injection mual dan muntah, diare, demam,
cancers, HD, NHL, SCLC, gastric setiap 21 d, 20-30 mg/m2/d IV for dermatitis at previously irradiated
cancer, sarcoma, Wilms tumor, 3 d setiap 3-4 minggu, or 20 sites, red urine,
neuroblastoma, mg/m2 IV mingguan; total reaksi anfilaksis
thyroid cancer cumulative dose of 550 mg/m2;
reduce
dose for disfungsi hati
Doxil Depresi sumsum tulang, hand-foot
(liposomal doxorubicin) syndrome
Ovarian cancer (refractory to Depresi sumsum tulang, hand-foot
paclitaxel and platinum-based syndrome
regimens), 50 mg/m2 IV setiap 4 minggu
Kaposis sarcoma
20 mg/m2 IV setiap 3 minggu Depresi sumsum tulang,
cardiotoxicity, stomatitis, alopecia
Epirubicin
Breast cancer
100 mg/m2 IV on day 1, or 60
mg/m2 IV on days 1 and 8 in Depresi sumsum tulang,mual dan
combination terapi muntah, stomatitis, alopecia,
Idarubicin cardiotoxicity
AML, CML (blast
phase), ALL 12 mg/m2/d IV for 3 d setiap 3
minggu in combination terapi Depresi sumsum
tulang,cardiotoxicity, alopecia,
Mitoxantrone stomatitis, mual dan muntah,
AML, prostate, ALL, CML, breast blue urine and sclera
and ovarian cancers Remission induction: 12 mg/m2/d
IV for 3 days, in combination with Depresi sumsum tulang
Ara-C (cumulative),mual dan muntah,
Mitomycin anorexia, alopecia, stomatitis,
Gastric, colorectal, pancreatic demam, fibrosis paru
adeno- carcinomas, NSCLC,
breast, uterine, cervical, and head 20 mg/m2 IV setiap 6-8 minggu as
and neck cancers a single agent, or 5-10 mg/m2 IV Local bladder symptoms
setiap 6 minggu in combination
terapi
Valrubicin
Bladder Depresi sumsum tulang,mual dan
muntah, diare, demam,
Epipodophyllotoxins 800 mg IV once a week for 6 hypotension with rapid infusion,
Etoposide Testicular cancer minggu alopecia, rash
(refractory), SCLC, HD, NHL, AML,
gestational trophoblastic tumors

Testicular: 50-100 mg/m2/d IV for Depresi sumsum tulang,mual dan


5 d, or 100 mg/m2/d IV on days 1, muntah, alopecia, hypotension
3, and 5 Lung: 35-50 mg/m2/d IV with rapid infusion, increased liver
for 5 d, or 100 mg/m2/d PO for 5 d enzymes
Teniposide For both indications, given with
Relapsed ALL in children, SCLC combination terapi and repeated
setiap 3-4 minggu

ALL: 100 mg/m2 once or twice Depresi sumsum tulang,fluid


mingguan, or 20-60 mg/m2/d for 5 retention, hypersensitivity
Microtubule agents days in combination with Ara-C reaction, parestesi, rash, alopecia,
Docetaxel Lung: 80-90 mg/m2/d for 5 days mialgia
Breast cancer (relapsed), lung, as a single agent
ovarian, pancreatic cancer, head
and neck, esophagus,
stomach,cervical, Kaposis
sarcoma,uterine, prostate, and 60-100 mg/m2 IV over 1 hour Depresi sumsum tulang,neuropati
bladder setiap 21 days; or up to 42 mg/m2 perifer, alopecia, mukositis,
IV setiap week anafilaksis, dyspnea, mialgia
Paclitaxel Ovarian cancer
(relapsed), NSCLC (in com-
bination with cisplatin), Kaposis
sarcoma, breast cancer
(relapsed), head and
neck, gastric, colon, esophagus, 135-175 mg/m2 by IV (ranging Depresi sumsum tulang,mual dan
uterine, prostate, bladder from 3-96 h) setiap 3 minggu; or muntah, ileus, alopecia,
cancers and melanomas 80 mg/m2 IV setiap week stomatitis, mialgia, vesication

Vinblastine HD, NHL, gestational


trophoblastic tumors, testicular
and breast cancers, mycosis
fungoides, Kaposis sarcoma, Neuropati perifer, ileus, nyeri
histiocytosis X, bladder and renal 4-12 mg/m2 IV as a single agent abdomen, depresi sumsum tulang
cancers, NSCLC, CML (blast crisis) setiap 1-2 minggu; titrate dose to (ringan)
myelosuppression; adjust for
Vincristine ALL, HD, NHL, hepatic insufficiency
rhabdomyosarcoma, SIADH, Neuropati perifer, Depresi
neuroblastoma, Wilms tumor, sumsum tulang,mual dan muntah,
multiple myeloma, sarcomas, disfungsi hati
breast cancer 0.4-1.4 mg/m2 IV mingguan;
maximum total dose, 2
Vinorelbine mg/minggu; reduce dose for
NSCLC, breast, ovarian, head and hepatic insufficiency Depresi sumsum tulang,diare,
neck cancers, HD mual dan muntah anorexia,
penurunan berat badan
30 mg/m2 IV over 10 min; repeat
Camptothecin analogs mingguan
Irinotecan Colorectal cancer, Depresi sumsum tulang,demam,
lung, ovarian, and cervical flulike symptoms, mual dan
cancers muntah

125 mg/m2 IV over 90 min once


mingguan for 4 minggu; then 2
Topotecan weeks rest; or 350 mg/m2 setiap Allergic reactions (demam, chills
Ovarian cancer (relapsed), SCLC 21 days skin rash, anafilaksis), mual dan
(relapsed), MDS, CMML muntah, anorexia, disfungsi hati,
Depresi sistem saraf pusat,
1.5 mg/m2 IV over 30 min for 5 coagulopathy, hyperglycemia
Enzyme consecutive days at 21-d intervals
Asparaginase
ALL, CML, AML

6,000 IU/m2 IM 3 times mingguan


for 9 doses, or 100 IU/kg/d IV for
10 continuous days, starting on
day 22 of treatment; usually given
with vincristine and prednisone

Kesimpulan

Kemoterapi adalah segolongan obat-obatan yang dapat menghambat pertumbuhan kanker


atau bahkan membunuh sel kanker. Jenis obat kemoterapi dapat dibedakan sesuai dengan fase
sel dimana obat itu bekerja, yang terdiri dari obat yang bekerja pada fase sel spesifik dan fase
sel non spesifik. Obat yang bekerja pada fase sel speisifik bekerja pada hanya satu fase sel
saja. Selain itu obat kemoterapi juga dapat dibedakan berdasarkan mekanisme kerjanya yang
terdiri dari alkilating agent, antimetabolit, senyawa alami,

Vous aimerez peut-être aussi