Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh:
Lalu Galih Pratama 09700178
Khalid 09700186
M. Hayyu Rizqi 07700112
Eny Susanti 09700205
Shelivia Destiana 09700023
Nuru Rohma 09700173
Rima Titahning 09700271
Pembimbing:
dr. Ika Nurfarida, M.Sc.,Sp.KJ.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya kepada penyusun sehingga Laporan Kasus dan Home Visit yang
berjudul Skizoafektif tipe Depresif ini dapat terselesaikan sesuai rencana yang
diharapkan.
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Kepaniteraan
Klinik Madya serta guna menambah ilmu pengetahuan mengenai permasalahan
penyakit pada bidang ilmu jiwa khususnya Skizofrenia. Penyusun menyampaikan
terima kasih kepada pembimbing kami, dr. Ika Nurfarida, M.Sc.,Sp.KJ. atas
segenap waktu, tenaga dan pikiran yang telah diberikan kepada kami selama
proses pembuatan case report dan home visit ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan case report dan home visit ini belumlah
sempurna. Untuk itu, saran dan kritik dari para dosen dan pembaca sangat
diharapkan demi perbaikan laporan ini. Atas saran dan kritik dosen dan pembaca,
penyusun ucapkan terima kasih.
Semoga makalah case report dan home visit ini bermanfaat bagi dosen,
penyusun, pembaca serta rekan-rekan lain yang membutuhkan demi kemajuan
ilmu pengetahuan di bidang kedokteran.
Team Penyusun
CASE REPORT & HOME VISIT
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. U
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Pasuruan , 16 April 1994
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Status Marital : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan Terakhir : Buruh pabrik
Alamat :-
Nama Ayah :U
Nama Ibu :Y
Tanggal MRS : 12-11-2014
Tanggal Pemeriksaan : 12-11-2014
Tanggal Home Visit : 27-11-2014
Nomor RM :-
II. ANAMNESA
A. Keluhan Utama
Marah marah tanpa sebab ( heteroanamnesis)
B. Auto Anamnesa
Pasien mengingat nama lengkapnya, nama keluarganya (orang tua dan
adik), usia dan tanggal lahir pasien. Pasien mengetahui bahwa dirinya
saat ini ada di RSJ Lawang. Pasien memiliki orientasi waktu yang baik
dan bisa menceritakan atau mengingat perjalanan sekolahnya. Pasien
menyadari alasan dibawa ke RSJ Lawang karena mengalami gangguan
jiwa. Pasien juga menjelaskan bahwa dia sedih karena merasa bersalah
pada ayahnya karena pasien melempar barang sampai pecah dan
mengenai kaki ayahnya hingga berdarah. Pasien juga merasa masa
depannya suram. Sempat punya pikiran untuk bunuh diri. Pasien sering
di bicarakan oleh saudara saudaranya kalau keluarga pasien tidak
berguna. Ayahnya bekerja tapi tidak menghasilkan sesuatu. Pasien juga
mengatakan jika ibu pasien juga mengalami gangguan jiwa. Saat ini ayah
dan ibu pasien tinggal terpisah. Pasien bekerja keras dan ingin
membelikan rumah untuk orang tuanya. Pasien tidak nafsu makan karena
memikirkan masalahnya.
Pasien menjelaskan bahwa pasien sering mendengar bisikan-bisikan yang
mengatakan bahwa pasien harus menjaga anak dari majikannya saat
pasien bekerja di pabrik. Pasien juga merasa seperti ada cahaya yang
ingin masuk ke dalam tubuhnya. Pasien merasa seperti itu saat maghrib.
perintahnya.
C. Hetero Anamnesa (sumber informasi: ayah dan ibu kandung pasien)
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Dua tahun yang lalu pasien lulus dari sekolah menengah atas dan
ingin membantu keluarganya dengan bekerja keras dan ingin
membuatkan kedua orang tuanya rumah sehingga tidak di remehkan
lagi oleh keluarga dekatnya.
Satu tahun yang lalu pasien bekerja di pabrik sebagai buruh
dengan bayaran UMR. Dan ternyata gaji pasien tidak cukup untuk
membahagiakan kedua orang tuanya dan mulai mengalami putus asa
karena keinginan pasien untuk membahagiakan kedua orang tuanya
serta agar tidak kembali di remehkan oleh keluarganya tidak tercapai.
Sehingga pasien mulai merasa stress dan tidak kuat dengan perlakuan
keluarga pasien yang selalu meremehkan dan menghina pasien dan
kedua orang tuanya.
6 bulan yang lalu gejala yang di alami pasien mulai memburuk,
pasien mulai menyendiri. Tidak mau merawat diri, mulai sulit untuk
makan, pernah punya pikiran untuk bunuh diri tapi tidak menyakiti
orang lain. Pasien mulai marah marah dan membanting barang.
Pasien juga sulit tidur. Terkadang pasien tidak mau keluar dari kamar
dan hanya menyendiri di kamar dan tidak mau makan.
Tiga hari yang lalu pasien marah marah dan melempar barang
di rumah sehingga pecah. Kemudian saat ayahnya ingin menenangkan
pasien. Kaki ayahnya terkena pecahan dari barang hingga berdarah.
Pasien langsung lemas dan menangis karena merasa bersalah dan
khawatir terhadap kondisi ayahnya. Pasien mulai sering menangis dan
sering memperthankan posisi tubuh yang aneh dan sulit di rubah.
Pasien juga sulit berbicara. Pasien juga merasa sesak nafas.
III. PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Generalis:
Vital Sign
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,2oC
Keadaan Umum : Tampak baik, compos mentis
Kepala/Leher : anemis (-/-), ikterik (-/-), sianosis (-), dispneu (-), JVP
tidak meningkat
Thorax : normochest
Cor : I: ictus cordis tidak tampak
P: ictus cordis tidak teraba
P: tidak ada pembesaran jantung
A: S1S2 tunggal, reguler, murmur (-)
Pulmo : I: Simetris, retraksi (-)
P: simetris, tumor (-)
P: sonor
A: vesikuler Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : I: flat, spider nevi (-)
A: BU (+) normal
P: suple, tumor (-), defans muscular (-), nyeri palpasi (-)
P: timpani, meteorismus (-)
Ekstremitas : Akral hangat, edema - / -
-/-
Pemeriksaan Saraf
GCS : E4 V5 M6
Meningeal Sign : kaku kuduk (-)
Refleks Fisiologik : BPR +2/+2 APR +2/+2
TPR +2/+2 KPR +2/+2
Refleks Patologik : Babinski (-) / (-)
Tromer (-) / (-)
Chaddock (-) / (-)
Pemeriksaan Psikiatri:
Kesan Umum : Perempuan, tampak rapi memakai baju busana muslim dan
berkerudung.. wajah sesuai usia, cukup rapi dan bersih,
tidak bau, cukup kooperatif saat di wawancara, jika ditanya
jawabnya lancar. Postur tubuh tegap, psikomotor menurun.
Pasien sering memperthankan posisi tubuh seperti tangan di
angkat sebelah dan bertahan cukup lama. Pasien berbicara
sambil menangis
Kontak : Verbal (+), non verbal (+), relevan, pelan
Kesadaran : berubah kualitatif, kuantitatif composmentis
Orientasi : W/T/O +/+/+ baik
Daya ingat : Tidak ditemukan kelainan daya ingat
Persepsi : Halusinasi auditorik +
Proses berpikir : Bentuk : non realistik
Arus : Asosisi longgar
Isi : Putus asa. Merasa bersalah. Pikiran tidak memadai
Afek/emosi : depresi
Kemauan : ADL (menurun), sosial (menurun), pekerjaan (menurun)
Psikomotor : menurun
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SKIZOAFEKTIF
Definisi
Sejarah
Di tahun 1913 George H. Kirby dan pada tahun 1921 August Hoch
keduanya menggambarkan pasien dengan ciri campuran skizofrenia dan gangguan
afektif (mood). Karena pasiennya tidak mengalami perjalanan demensia prekoks
yang memburuk, Kirby dan Hoch mengklasifikasikan mereka di dalam kelompok
psikosis manic-depresif Emil Kraepelin. Di tahun 1933 Jacob Kasanin
memperkenalkan istilah gangguan skizoafektif untuk suatu gangguan dengan
gejala skizofrenik dan gejala gangguan mood yang bermakna. Pasien dengan
gangguan ini juga ditandai oleh onset gejala yang tiba-tiba, seringkali pada masa
remajanya. Pasien cenderung memiliki tingkat fungsi premorbid yang baik, dan
seringkali suatu stressor yang spesifik mendahului onset gejala. Riwayat keluarga
pasien sering kali terdapat suatu gangguan mood. Kasanin percaya bahwa pasien
memiliki suatu jenis skizofrenia. Dari 1933 sampai kira-kira tahun 1970, pasien
yang gejalanya mirip dengan gejala pasien-pasien Kasanin secara bervariasi
diklarifikasi menderita gangguan skizoafektif, skizofrenia atipikal, skizofrenia
dalam remisi, dan psikosis sikloid.4
Epidemiologi
Etiologi
Diagnosis
Konsep gangguan skizoafektif melibatkan konsep diagnostik baik
skizofrenia maupun gangguan mood, beberapa evolusi dalam kriteria diagnostik
untuk gangguan skizoafektif mencerminkan perubahan yang telah terjadi di dalam
kriteria diagnostik untuk kedua kondisi lain.
A. Suatu periode penyakit yang tidak terputus selama mana, pada suatu waktu.
Terdapat baik episode depresif berat, episode manik, atau suatu episode
campuran dengan
Catatan: Episode depresif berat harus termasuk kriteria A1: mood terdepresi.
B. Selama periode penyakit yang sama, terdapat waham atau halusinasi selama
C. Gejala yang memenuhi kriteria untuk episode mood ditemukan untuk sebagian
bermakna dari lama total periode aktif dan residual dari penyakit.
D. Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat
Sebutkan tipe:
Tipe bipolar: jika gangguan termasuk suatu episode manik atau campuran (atau
suatu manik
Tabel dari DSM-IV, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. Ed. 4.
Diagnosis Banding
Terapi