Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Nuptials of age early is marriage which still often happened in Indonesia public and
doesn't escape also at public Kecamatan Sanggalangi as culture clump Toraja influenced by
knowledge about reproduction health, the role of family, and situation of cultural social is
including local trust. This research aim to study behavior of nuptials of age early at public
District Sanggalangi Kabupaten Tana Toraja. Research type applied is qualitative case study
method with planning histografi. Research informan is public, prominent custom and religion
and elite figure of Kecamatan Sanggalangi at 13 person. Data collecting through in-depth
interview applies guidance of interview as instrument of research. To determine level of truth of
research qualitative data is executed by inspection of authenticity of data using triangulation
technique of source data, method and theory. Data is analysed descriptively. Result of research
indicates that old fellow is determinant the happening of nuptials of age early supported with the
low of knowledge about health of reproduction in the form of understanding about pregnancy
and copies with healthy, assumption of old fellow to chlid which have been can construct life is
having family and situation of connubial culture social with parampo kampong that is is not
given constrain about execution age of marriage. On that account, to the Government of District
suggested to socialize equaly to public about Marriage Law, together with elite figure gives
suppoft from to family and public for the agenda of postponement of marriage age and forms
and emboldens adolescent learning batches in scope Kecamatan Sanggalangi; for Pelayanan
Kesehatan Tingkat Kecamatan to optimal of execution of family program plans and gives
construction to adolescent about reproduction health; for Elite figure for active does commu-
nications with public about family concept plans and supports improvement effort of knowledge
of public especially adolescent about reproduction health.
Key Words : Nuptials Habit of Age Early, Culturalo Health Reproduction, Adolescent
89
Jurnal lllKi\{I. Oktober 2009. hal 89-t)4
nikahan tersebut sering terjadi pada pasangan satll HASIL DAN PBMBAHASAN
rur-npLut dengan silsilah kelLrarga yang berdekatan
Pernikahan llsia Dini
seperli sepupu sekali. Pernikahan Lrsia dini adalah pernikahan yang di_
Pengetahuan kaum perempuan khususnya re_ laksanakan pada usia yang melanggar aturan i,nclang_
maja yang rendah tentaug kesehatan reproduksi, du_ undang perkawinan yaitu perernpuan kurang dari i6
kungan keluarga sehubungan dengan peran sosial tahun darr laki-laki kurang dari l9 tahun. pernikahan
bLrdaya dan kebijakan pemerintah dalam perpanja_ pada usia dini merupakarr bentuk kegiatan yang su_
ngan usia perkawinan merupakan faktor perilaku dah dilaksanakan oleh masyarakat. dipengarLrlri oleh
yang berhubungan dengan perilaku pernikahan usia banyak faktor dan melibatkan berbagai faitor perila_
dirri. Berdasarkan hal tersebut, penelitian tentang pe- kr-r.
rilaku pernikahan usia dirri dengan rneninjau tingkat Pernikahan usia dini sebagai berrtr-rk perilaku
pengetalruan masyarakat dalam hal ini remaja pe_ yang sudah dapat dikatakan membudaya dalam ma_
rempuan yang menjadi pelaku pernikalran usia dini, syarakat. Maksudnya bahwa batasan inclividu dengan
dukungan keluarga dengan adanya pengaruh sosial meninjau kesiapan dan kematarrgan usia individLr bLr_
bLrdaya masyarakat perlLr dilaksanakan. kau rnenjadi penglralang ba_ei seseorallg untuk tetap
melangsungkan pernikaharr.
BAHAN DAN METODE Pada masyarakat Kecamatan Sanggalangi. perni_
Lokasi Penelitian kahan yang terjadi pada Lrsia dini lebih dikarenakan
Penelitian irri rnenggurrakan metode studi kasus adarrya dorongan rasa kernandirian dari perelnpuan
kualitatif dengan rancangan histografi dengan alasan dan untuk rnelepaskan diri dari pengaruh orang tua.
bahwa yang akan diteliti adalah fenomena sosial Sebagainrana hasil wawancara dengan infbrman se _
yang terjadi saat irri tentang pernikahan dini pacla bagai berikut;
rernzr.ia. Penelitian dilaksarrakan di Kecanratan San,e,- "Sebenurn),cr, nikqh itu supcry-u Iitltk lergunlurtg
galangi Kabupateu Tana 1'ora.ja. Alasan pemilihan pacla orung tua lagi, .jacli kalcttr .sucltth nikuh ,t.t.rclcih
lokasi penelitian karena kasus pernikahan usia dini bi,su nrqnclirl " (Yl'i.r-. 22 -I'ahun. pere rrr-puan, URT').
rrerupakan terlinggi pada tingkat kecamatan berda_ Selain alasan kernandirian. pernikahan juga tcr_
sarkan data kependudukan dan adanya pemahaman jadi karena mengandung unsur perbaikarr sosial
sosial budaya masyarakat terhadap pernikahan dini ekonomi keluarga karena dengan menikah. seorang
sehubungan dengan penerapan nilai strata dalant ma- perempuan akarr nrenrperoleh perbaikzrn ekonorri
syarakat. keluargan5,'a. Sebasaimana hasil wa\\'ancara clengarr
infbnnan penelitian sebagai berikLrt :
Populasi dan Sampel ",Suytt nikah ktu.enu sltpo.yu hi.su
ntnntlir.i clcut
Informau penelitian terdiri dari rernaja perern_ bisu bunlu-banlu keluurga, op(t lugi su.tu mcr,silt ptt-
plran yang telah rnerrikah pada usia dini, keluarga, nya udik vang mo.sih kecil-kecil" (DSy, 24 th. pe-
suarni. tokoh masyarakat dan pernerintah setempat. rempuan. Petani Sarvah).
Karakteristik informan penelitian perlu dirumuskan Pernikahan usia muda yang discbabkan karena
untuk ntengurangi darnpak rendahuva nruatan infor- alasan rnernbantu pernenultarr kebutuharr ekonol.ni
masi yang dibutuhkan pada saat penelitian berlang- keluarga. berlrubungan dengan renclahnr,a tinekat
sung. Karakteristik infbrman dibatasi sarnpai pada u- ekonorni keluarga dinrana orang tua ticlak rnemiliki
rnur 55 tahun dengan alasan untuk ntemndahkan da- kemarrpuarr ur.rtuk me rlenuhi ke butuhan kcluarga
larn proses penggalian infonnasi yang lebih terarah. sehinq-qa orang tua lnemililr urrtuk menrpercepat per-
nikahan auaknva terlebih lagi bagi anak perentpuan
Pengumpulan Data sehintga dapat rnentbantu pentenuhan kebutuhan ke-
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan ob- luarsa seperti rncrnbantu adik-adiknya r,,ang rnasilr
servasi parlisipatif dan r.vawancara rnendalarn (ll- mernbutuhkan.
depth interulerr,) kepada masing-masing inforrnan Perkau,inan usia dini bcrhubLrngan cicnsan ke-
dengan mengajukan peftanyaan dalant bentLrk pedo- iskinan. pertukaran ekonomi saat perkavr.irran dan
Illan Wa\valtcara_ pendidikan rendah. Perkar.r,inan ini berclarnpak pada
kehidupan sosial gadis rernaja. kcrnarnpuan nrerlbuat
Analisis Data keputusan, kesehatan darr perilaku seksual dan repro-
Teknik analisis data yang digunakarr dalam pe- dLrksi. sefta kemarrpuan bernegosisasi derrgan pa-
rrelitian ini adalah mengikuti petunjuk Milles dan sangan dan keluarga mengenai perilaku sehatr.
l-luberman (1984) yakni dengan menyajikan dan Me- Perkar,r'inan usia lnuda yang terdorong oleh ala-
redLrksi Data sefta menarik kesimpulan untLrk dija- san kernandirian dan terbebas dari perrgar.uh clari
dikarr proposisi. orallg tua berhubungan dengan sikap yang terbangun
antara anak dan oraug tlla. Hal ini berlrubungan de-
90
ngan cara orang tua menerapkan pola pengasuhan dengan Rambu Solo' yang mensyaratkan sejumla:-
kepada anak. Pola pengasuhan orang tua yang tidak binatang peliharaan seperti kerbau dengan hargajue-
demokratis kepada anak menyebabkan anak tidak yang sangat mahal sehingga setelah adanya hubu".
memiliki keleluasaan untuk dapat rnenentukan pili- ngan yang terjalin melalui pernikahan diantara du;
han yang terbaik bagi dirinya. Ditunjang dengan pen- keluarga dapat saling memberi bantuan dalam pen\e-
didikan dan pemahaman orallg tua yang rendah ter- diaan persyaratan tersebut. Berdasarkan keadaan ini-
utama adanya pemahaman di tingkat keluarga yang orang tua memilih untuk mempercepat pernikahar
tidak baik kepada anak remaja perempuan seperti pe- anaknya terlebih bagi anak perempuan.
rempuan yang sudah dewasa tetapi belum berkelu-
arga dipandang sebagai aib keh"rarga sehingga orang Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduli-si
tua lebih memilih nntuk mempercepat perikahan a- Sehubungan Dengan Pernikahan Usia Dini
nak perempuannya. Pada rnasyarakat Sanggalangi terlebih pada p'"-
Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan rempuan yang telah melakukan pernikahan usia din,i
perkawinan remaja disebabkan karena ingin rnele- pengetahuan mereka tentang kesehatan reproduks.
paskan diri dari pengaruh lingkungan orang tua3. adalah sehubungan dengan kemampuan yang dimili-
ki oleh individu perempuan dalam proses kehamila:
Faktor Penentu Pernikahan Usia Dini dan melakukan berbagai upaya untuk mempertahan-
Pada masyarakat Sanggalangi, pernikahan seca- kan keharnilan yang sehat. Sebagaimana hasil ua-
ra urnllm tidak terlepas dari budaya Toraja termasuk wancara dengan informan sebagai berikut :
pula perrrikahan yang dilaksanakan pada usia yang "Kesehatan reproduksi itu yang penting bis;
lebih muda dimana dilangsungkannya pernikahan di- hamil dan melahirkan anok, dan anak yang dilahi"-
awali dengan pernikahan secara adat Toraja yang di- kan itu sehqt jadi pada saat homil harus banyak nr*
kenal dengan "Parampo Kampung" dan secara buda- kan, jangan berbuat yang tidak-tidak. Kalau keseh*
ya masyarakat ikatan perkawinan tersebut sudah di- tan reproduksi itu tidak main ganti pasangan begii;
anggap syah. Sebagaimana hasil lvawancara dengan saja" (ETR, 35 tahun, Perempuan, URT).
infonnan sebagai berikut : Berdasarkan temuan peneliti dilapangan, makr
"(Jmtrnnya di Toraja crda pertemuan ke-lutrrga konstruksi konsep yang ditemukan dilapangan seb:-
istilahnya diparampo dan secara adal itu sudah gai konsep emik adalah pengetahuan masyarakat ter:-
syah." (MTN, 52 tahun, Laki-laki, Ka. Camat Sang- tang kesehatan reproduksi berhubungarr dengan ke-
galangi). hamilan dan persalinan yang sehat.
Berdasarkan remuan peneliti dilapangan, maka Pada masyarakat Sanggalarrgi khususnya van*
konstruksi konsep yang ditemr-rkan dilapangan seba- telah rnelaksanakan pernikahan usia dini, berdasa:,
gai konsep emik adalall penentu utama terjadinya kan penggalian informasi secara mendalam, penge-
pernikahan adalah orang tua berdasarkan kesepakatan tahuan mereka tentang kesehatan reproduksi berhu-
diantara kedua keluarga baik pihak laki-laki maupun bungan dengan kemampuan seorang wanita menEi-
perempuan yaltg umumnya masih memiliki hubu- lami kehamilan dan melahirkan bayi yang seha:.
ngan keluarga dekat. menghindari terjadinya keguguran, menghindari pe-
Pernikahan usia dini yang terjadi pada masaya- nyakit yang berlrubungan dengan kandungan, de:
rakat diawali dengan adanya persetujuan antara orang harus terjaga melalui upaya perbaikan gizi selam:
tua baik laki-laki maupul-l perempuan. Kesepakatan keharnilan serta tidak memiliki perilakr.r ber_eon-o
ini bagi orang tua lebih didasarkan atas pemahaman ganti pasangan.
orang tua kepada menantunya akan dapat rnembantn Pemahaman kaum perempuan sehubungan de-
pelaksanaan segala aktivitas keluarga termasuk da- ngan kehamilan dan persalinan yang sehat ini leL'ii
lam upaya perbaikan ekonomi keluarga. Khusus bagi mengaralrkan pemahantan perempuan setelah pe:-
orang tua perempuan, adanya dorongan ketidak- kawinan. Berdasarkan pemahaman ini, kaum perem-
mampuan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan ke- puan untuk dapat rnernalrami kesehatarr reproduh-
lr-rarga sehingga lebih rnempercepat pernikahan anak- sinya maka ia harus melakukan pernikahan terleL'j:
nya terutama jika calon mempelai laki-laki yang te- dahulu. Sehingga adanya pernahaman ini dapat mer-
lah rnemiliki pekerjaan sehinga dapat membantu pe- dorong kaum perempuan untuk lebih cepat melan:-
menuhan kebutuhan keluarganya. sungkan pemikahannya.
Pada masyarakat Toraja sendiri, adanya penga- Pemahaman ini sejalan dengan pendapat 1a;:g
ruh budaya yang mensyaratkan penyediaan persem- rnenyatakan bahwa pengetahuarr kesehatan rep!-r--
bahan berupa birratang peliharaan pada berbagai duksi rnerupakan pengetahuan yang menyangkut ca-rr
perayaan keluarga selringga setelah adanya pertalian seseorang bersikap atau bertingkah laku yang seha:
antara kedua keluarga dapat saling membantu. Se- bertanggung jawab serta tahu apa yang dilakukar-
perti halnya pada upacara kematian yang dikenal nya dan apa akibat bagi dirinya, pasangannya d:r
9l
Jurnal ItKltI. Oktobcr 2009. hal 89_9.1
memberikan pelajaran dan keteladanan moral kepada "Secara ntasyarakat yang penting adat, karena
anak-anaknya, termasuk dalam masalah seksualitas tidak ada larangan lagi karena sudah melaksanakan
dan kesehatan reproduksi. Parantpo kampung" (RPN, 35 tahun, laki-laki, Ka.
Komunikasi efektif antara orang tua dengan Sie Pemerintahan Kecamatan Sangga langi, petugas
anak akan membentuk pola dasar kepribadian anak pencatatan sipil Kec. Sanggalangi).
secara normal dan perkembangan psikologis yang Berdasarkan temuan peneliti dilapangan, maka
sehat bagi anak, karena merupakan hakekat seorang konstruksi konsep yang ditemukan dilapangan seba-
anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya gai konsep emik adalah ikatan pernikahan buday'a
membLrtulikan uluran tangan dari orang tua, orang Toraja dikenal dengan istilah Parampo Karnpung ti-
tualalr yang berlanggung jawab dalam mengem- dak rnengatur secara jelas batasan usia pernikahan
bangkan keseluruhan eksistensi anak tennasuk ke- baik bagi laki-laki maupun perempuan, batasan yane
butuhan-kebutuhan fisik dan psikis sehingga anak diatur adalah dewasa dan laki-laki sudah malnpu me-
dapat turnbuh dan berkernbang ke arah kepribadian nafkahi keluarga.
yang matang dan harmorris. Batasan perkawinan menurut Rarnpanan Kapa
Selain itu dengan meningkatkan kualitas komu- pada dasarnya tidak memuat batasan yang jelas ter-
nikasi antara orang tua dan anak yaitu menjalin ko- hadap kelangsungan pernikahan seperti yang termuar
munikasi secara terbuka serta menunjukkan cinta dan menurut UU Perkawinan No I tahun 1974 yaitu usia
perhatian pada anak juga dapat menghindarkan re- 16 tahun bagi perempuan dan 19 tahun bagi laki-laki
rnaja dari perilaku seksual pranikah, karena remaja Hal ini yang menyebabkan kaum pemuka adat tidak
memerlukan seseorang yang dapat dipercaya dan merniliki kemampuan Lrntuk dapat mengatur sistem
dapat diajak mernbicarakan masalah-rnasalah yang budaya yang mengikat bagi warganya dalam melan_s-
menekan mereka. sungkan perkawinan karena batasan tentang sese-
Sehubungan dengan pemahaman orang tlla yang orang yang dikatakan dewasa masih belum jelas. Se-
rendalr terhadap kesehatan remaja termasuk kese- hingga dengan keterbatasan ini, pernikahan pada usia
hatan reproduksi berdasarkan pemehaman penulis dini rnasih sering terjadi dalam masyarakat.
disebabkan rendahnya pemberian mnatan infonnasi Adanya aturan sehubungan dengan Rampanm
kepada masya-rakat khususnya keluarga. Pelayanan Kapa dengan Parampo Kantpung tersebut membe:--
keluarga berencana dengan muatan pemberian infor- pengaruh sehingga masyarakat tidak memberikar
masi kesehatan kehamilan dan keselratan reproduksi pandangan negatif terhadap pasangan yang melang-
tidak terlaksana dengan baik. Keadaan ketenagaan sungkan pernikahan meskipun pada usia yang masiL
yang rendah dirnana berdasarkan temuan peneliti remaja. Pemahaman masyarakat bahwa pasangan
untuk Kecamatan Sanggalangi hanya memiliki seo- yang baru menikah dianggap syah jika telah melaku-
rang petugas penyuluh KB tentunya menjadi peng- kan Parantpo Kampung.
harnbat sehingga tidak rnaksimalnya distribusi in- Pemikahan usia dini banyak terjadi di Jawa Ba.
formasi tentang keluarga berencana dan kesehatan rat, salah satunya adalah di daerah Cicurug. Para o-
reproduksi. Sehingga dalam upaya ini, penambahan rang tua di Cicurug berpandangan bahwa wanita ber-
jumlah petugas harus menjadi perhatian khususnya tugas melayani suami dan anak-anak, serta mensha.
pada tingkat Dinas Kesehatan dan Pemerintah Dae- biskan banyak waktu di dapur, dikatakan rnelanjur-
rah. kan pendidikan tidak bermanfaat. Selain itu wanita *1:
Cicurug berpendapat bahwa laki-laki di sana lebii
Keadaan Sosial Budaya Sehubungan Dengan Per- suka menikahi wanita yang umurnya 15 tahun 6.
nikahan Usia Dini Jika dihubungkan pada masyarakat Sanggalan5
Pada masyarakat Sanggalangi yang menganut yang memegang aturan adat Toraja, pemahaman bah*
pemahaman budaya Toraja memiliki perbedaan de- wa wanita bertugas melayani suami dan anak-anal
ngan budaya lainnya dalam prosesi pernikahan, Per- serta menghabiskan banyak waktu didapur masih dr-
nikahan pada masyarakat Toraja dikenal dengan anut pada sebagian besar masyarakat. Hal ini tenru-
istilah Parampo Kampung yaitu prosesi pelamaran nya akan menjadi penyebab sehingga anak perer*.
sekaligus pengukuhan pasangan perempuan dan Iaki- puan lebih cepat untuk dinikahkan oleh orang tua
laki untuk disatukan dalam hubungan keluarga men- Sehubungan dengan hal tersebut, pernikahan )ang
jadi suami-istri. Pernikahan dengan nama Parampo terjadi pada usia dini pada rnasyarakat Sanggalangr
Kampung yang bagi masyarakat merupakan istilah tidak terlepas dengan aturan budaya yang tidak nra.
dengan pernikahan adat yang ditaati oleh seluruh ngikat terhadap warganya untuk melangsungkan per,*
masyarakat dan merupakan simbol sudah diterima- nikahan.
nya atau sahnya suatu ikatan pernikahan. Sebagai- Selanjutnya, pada masyarakat Sanggalangi sem-
mana hasil wawancara dengan informan penelitian diri, pemahaman tentang pernikahan secara adat b*'
sebagai berikut : nyalah memuat tentang aturan proses pelaksanannla
93
Jurnal NlKilIt. Okrober 2009. hat 89-94
dan tidak memuat aturan tentang batasan tentang usia ng dikenal oleh masyarakat adalah ,,tedong,,.
perkawinan. Hal ini tentunya akan mengukulrkan Persembahan ini tentunya akan berbeda_beda
terjadinya pernikahan pada usia dini di masyarakat. berdasarkan tingkatan kasta dari keluarga yang
Pengaruh sosial budaya dalam hal ini adat istia- meninggal baik dari jenis maupun jumlah iehinggi
dat terhadap pernikahan usia dini adalah disebabkan pada masyarakat dengan kasta tertinggi disyaratfin
karena adanya pandangan masyarakat bahwa anak dengan persembahan binatang kerbau-yang memiliki
gadis yang telah dewasa tetapi belum berkeluarga nilai yang lebih tinggi seperti kerbau dengan corak
akan dipandang aib bagi keluarga. Sehingga orang belang yang dikenal dengan nama .,tedong bonga,'.
tua menikahkan anak gadisnya secepat mungkin yang Sehubungan dengan pengaruh budaya itu iendiri
rnendorong perkawinan usia muda 3.
dimana masyarakat masih memegang teguh sistem
Perkawinan dalam adat Toraja yang juga dipe_ adat yang berlaku, sehingga pernikahan usia dini
gang teguh masyarakat Sanggalangi merniliki bebe_ meskipun dipandang tidak baik dari aspek kesehatan
rapa tingkatan yaitu Tana' Bulaan bagi kaurn bang_ namun pada masyarakat, jika telah melaksanakarr
sawan, Tana' Bassi bagi masyarakat golongan mene_ pernikahan yang diawali dengan nikalr adat secara
ngah, Tana' Karurung bagi rnasyarakat merdeka dan paranxpo kampung, hal ini sudah diarrggap syah dan
Tana' Kua-kua urftuk kaum hamba atau kaunan. diterima oleh masyarakat. Sehingga dapat dipahami
Berdasarkan tingkatan tersebut, dikenal aturan bahwa bahwa pemalraman budaya masih mengganggap per_
bagi laki-laki keturunan bangsawan boleh menikahi nikalran usia dini dengan parampo kampung-sebagai
perempuan dari rnasyarakat biasa atau kaunan se_ suatu kegiatan yang positif.
dangkan perempuan dari keturunan bangsawan tidak
diperbolehkan menikah dengan laki-laki dengan KESIMPULAN
strata sosial yang lebih rendah dan jika terjadi perce_ Pengetahuan kaum perempuan khususnya rema_
raian,. pilrak yang bersalah harus rnembayar sangsi ja yang rendah tentang kesehatan reprodukii, duku_
sesuai aturan yaitu 24 ekor kerbau untuk kaum bang_ ngan keluarga sehubungan dengan peran sosial buda_
sawan, 6 ekor kerbau untuk kaum menengah dan I ya. dan kebijakan pemerintah clalarn perpanjangan
ekor kerbau untuk kaum kaunan. Kepercayaan ini usia perkarvinan merupakan faktor perilaku yang ber_
dikenal derrgan nanta o'sulelang Ngan Banua,', arti- hubungan dengan peri-laku pernikalran usia dini. pe_
nya kembali ke dalam tongkonan, dengan tujuan un_ merintah Kecamatan perlu untuk mensosialisasikan
tuk rnempeftahankan strata dan kekayaan sehingga secara nrerata kepada masyarakat tentang UU perka_
rnuncullah ide "Pa'pasiala tonlatuct' yang artinya winan, bersama dengan tokoh masyaraiat memberi
jodoh yang diatur orang tua atau keluarga. Sehingga
dukungan kepada keluarga dan masyarakat dalarn
orang tua merupakan penentu utama terhadap pelak_ rangka penundaan usia perkawinan dan mernbentuk
sanaan perkawinan terutama datam penentllan jodoh sefta menggalakkan kelompok-kelompok belajar re_
terlebih terhadap pernikahan yang terjadi pada usia rnaja dalam lingkLrp Kecamatan Sanggalangi; bagi
dini. Pelayanan Keselratarr Tingkat Kecamatan untuk me_
Selanjutnya, sepefti yang telah dijelaskan sebe_ ngoptirnalkan pelaksanaan program keluarga bcren_
lumnya, pernikahan yang terjadi berhubungan de_ cana. dan rnernberi pembinaan kepada remaja tentang
ngan budaya Toraja yang menganut upacara kema_ kesehatan reproduksi; bagi Tokoh Masyarakat untuk
tiarr yang dikenal dengan Rombu So/o;terlebih lagi aktif rnelakukan komunikasi dengan masyarakat ten_
pada keluarga yang telah meninggal sehinggu p"rlr.,
tang konsep keluarga berencarra dan mendukung upa_
diupacarakan dengan ketentuan lradirnya persemba_ ya peningkatan pengetalruan masl,arakat khusirsrrya
han berupa binatang peliharaan khususnya kerbaLr ya_ remaja tentang kesehatan reproduksi.
9rl