Vous êtes sur la page 1sur 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PH

DENGAN CLOSED FRAKTUR FEMUR DEXTRA 1/3 TENGAH


P.O ORIF (PLAT SCREW)
DI RUANG ANGSOKA III RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 2-4 OKTOBER 2009

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
PASIEN
Nama : PH
Umur : 28 th
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Status perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat : Br. Gentong Tegalalang Gianyar
Tanggal masuk : 1 Oktober 2009
Tanggal pengkajian : 2 Oktober 2009
Sumber informasi : PH (pasien) dan MT (Suami pasien)

PENANGGUNG
Nama penanggung jawab : MT
Hub. dgn pasien : Suami pasien

2. RIWAYAT KELUARGA
Genogram
Keterangan genogram

: laki-laki : pasien

: wanita : tinggal serumah


Pasien adalah anak kedua dari 3 bersaudara . Pasien berasal dari
Karangasem dan merantau ke Denpasar sejak tahun 2008 dengan bekerja
sebagai karyawan swasta di Kuta. Pasien sudah menikah dan saat ini
pasien tinggal berdua dengan suaminya

3. STATUS KESEHATAN
a. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama
Saat MRS :
Pasien dikeluhkan mengalami patah tulang paha kanan
setelah mengalami kecelakaan lalu lintas.
Saat pengkajian :
Pasien mengeluh nyeri pada paha kanan setelah menjalani
operasi.
Alasan Masuk Rumah Sakit dan Perjalanan Penyakit Saat Ini
Pasien dikeluhkan mengalami kecelakaan lalu lintas sehari sebelum
MRS (30/9/2009) yaitu ditabrak sepeda motor saat menyebrang
dari sebelah kanan. Pasien sempat dibawa ke RSU Ari Canti
Gianyar untuk mendapatkan penanganan, namun dengan
pertimbangan keterbatasan alat pasien kemudian dirujuk ke RSUP
Sanglah untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Pasien diterima
di Triage Bedah RSUP Sanglah tanggal 1 Oktober 2009 pkl 11.00
wita. Setelah diobservasi pasien kemudian dipindahkan ke Ruang
Angsoka III kamar 306 dan direncanakan menjalani operasi ORIF
(plat screw) tanggal 2 Oktober 2009 pkl 08.00 wita.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Pasien telah mendapatkan perawatan di puskesmas sebelum
dibawa ke RSU Ari Canti Gianyar, pasien dilakukan heating pada
bibi atas karena luka robek, dipasang spalk dan IVFD RL 20
tetes/menit
b. Status Kesehatan Masa Lalu
Penyakit yang pernah dialami
Keluarga mengatakan sebelumnya pasien tidak pernah mengalami
penyakit yang mengharuskan dirawat di rumah sakit. Pasien hanya
kadang mengalami demam, batuk atau pilek yang kemudian
sembuh setelah pasien minum obat dari dokter.
Pernah dirawat
Keluarga mengatakan sebelum ini, pasien tidak pernah menjalani
rawat inap di rumah sakit.
Alergi
Keluarga mengatakan selama ini pasien tidak memiliki keluhan
alergi terhadap obat-obatan maupun jenis makanan tertentu.
Kebiasaan
Keluarga mengatakan pasien memiliki kebiasaan meokok, minum
kopi, mnum minuman beralkohol

c. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga mengatakan dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita
penyakit yang sama seperti pasien maupun penyakit lain seperti
Penyakit Jantung, Hipertensi maupun DM.

d. Diagnosa Medis dan therapi


Diagnosa Medis : Post Op ORIF (PS) ec Closed Fraktur
Femur Dextra1/3 Tengah
Therapi saat pengkajian (2 Oktober 2009) :
IVFD RL 20 tts/mnt
Ceftriaxone 2x1gram
Epidural Analgetik (Bupivacain 0,125%+Morfin
2mg/10cc) @ 12 jam
Diet TKTP

4. POLA FUNGSI KESEHATAN (11 Pola Fungsional Gordon)


a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan
Pasien mengatakan jarang berolahraga saat sebelum sakit dan cukup
memperhatikan kesehatan keluarga serta kebersihan lingkungan. Jika
sakit, pasien memilih untuk segera minum obat.
b. Pola Nutrisi/metabolic
Sebelum sakit : Keluarga mengatakan sebelum sakit pasien makan
seperti biasa 3x sehari habis 1 porsi yang diberikan dirumah berupa
nasi, sayur dan lauk-pauknya.Saat pengkajian : Keluarga
mengatakan pasien mau makan setiap kali waktu makan habis 1
porsi yang diberikan di rumah sakit. Pasien mendapat diet TKTP
(Nasi). Pasien mengatakan sebelum sakit dan saat pengkajian biasa
minum 7-8 gelas/hari (1400-1600cc)

c. Pola eliminasi
BAB : Pasien mengatakan sebelum sakit tidak mengalami masalah
dalam BAB. Pasien mengatakan biasa BAB 1x sehari dengan
konsistensi lembek, warna kuning dan bau khas feces. Saat
pengkajian pasien mengatakan agak sulit untuk BAB karena harus
dilakukan di tempat tidur dengan menggunakan pispot.
BAK : Pasien mengatakan sebelum sakit tidak mengalami masalah
dalam BAK. Pasien mengatakan biasa BAK 4-5x sehari dengan
warna kuning jernih khas urine. Saat pengkajian pasien tampak
terpasang Dower Catheter dengan produksi urine 300cc warna
jernih.

d. Pola aktivitas dan latihan


ADL 0 1 2 3 4
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi ROM
0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat, 4: tergantung total.
Okigenasi:
Pasien mengatakan sebelum sakit dan saat pengkajian pasien
tidakmengalami gangguan dalam bernafas baik saat mengeluarkan
maupun menghirup udara
e. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit tidak mengalami
masalah dalam istirahat tidurnya. Pasien mengatakan biasa tidur
selama 8 jam sehari dari pukul 22.00 Wita- pukul 06.00 Wita
Saat pengkajian : Pasien mengatakan bisa tidur malam dengan
nyenyak dan hanya kadang2 terjaga karena pahanya terasa sakit

f. Pola kognitif-perseptual
Selama dirawat di Ruang Angsoka III pasien mengatakan paha
kanannya terasa nyeri seperti tertusuk-tusuk. Nyeri terasa terus-
menerus terutama saat digerakkan. Pasien mengatakan tidak bisa
bangun sendiri dari tempat tidur. Sebagian besar aktivitas pasien
seperti makan/minum, mandi, toileting, berpakaian, mobilisasi di
tempat tidur, berpindah, dan ambulasi ROM dibantu oleh keluarga atau
perawat. Saat pengkajian pasien mengatakan masih sakit pada paha
kanannya yang telah mengalami operasi. Saat diberikan penilaian nyeri
dengan skala 1-10 pasien mengatakan nyeri pada paha kirinya ada
pada nilai 8 (nyeri berat). Pasien tampak meringis sambil memegangi
pahanya saat berubah posisi dari terlentang ke posisi miring kiri.
Pasien juga mengatakan badannya terasa meriang, badan pasien teraba
hangat.

g. Pola persepsi diri/konsep diri


Pasien mengatakan senang menjalani pekerjaannya sebagai karyawan
swasta dan menjalani perannya sebagai suami. Saat pengkajian pasien
mengatakan ingin cepat sembuh agar dapat kembali bekerja untuk
biaya kelahiran anak pertamanya dan menjalani perannya sebagai
suami dan kepala keluarga.

h. Pola seksual dan reproduksi


Pasien mengatakan sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama 1
tahun dan merasa bahagia dengan kehidupan rumah tangganya.

i. Pola peran-hubungan
Pasien mengatakan saat ini tinggal dengan suaminya hidup merantau
jauh dari mertua. Pasien mengatakan keluarga yang tinggal paling
dekat dengannya saat ini adalah kakak laki-lakinya yaitu di daerah
Monang Maning.

j. Pola manajemen koping stress


Pasien mengatakan semula merasa khawatir akan kesembuhannya tapi
kemudian sudah tidak khawatir lagi karena sudah mendapat penjelasan
dari dokter dan sering membicarakan tentang kekhawatirannya pada
istrinya.

k. Pola keyakinan-nilai
Pasien mengatakan beragama Hindu dan biasa bersembahyang pada
saat hari raya maupun hari-hari tertentu.

5. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : tampak lemah
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
GCS : E: 4 V: 5 M:6
b. Tanda-tanda vital : Nadi : 102 x/mnt Temp: 38C RR: 20x/mnt
TD :130/80mmHg
c. Keadaan fisik
1) Kepala dan leher
I : bentuk kepala simetris, kulit kepala agak kotor, ketombe (+)
kelopak mata simetris, gerakan bola mata normal, konjungtiva
merah muda, sklera putih, pupil isokor, reflek cahaya +/+,
fungsi penglihatan baik, kelainan otot mata tidak ada, mukosa
bibir kering.
P : nyeri tekan (-), benjolan (-), krepitasi (-)
P : tidak dilakukan
A: tidak dilakukan
2) Dada
I : bentuk simetris, gerakan dada teratur,
P : nyeri tekan (-)
P : dada ka/ki sonor
A:
Cor : S1S2 tunggal reguler, mur2(-)
Pulmo : suara vesikuler +/+, whezing -/- ,ronchi -/-
3) Payudara dan ketiak
I : benjolan (-), lesi (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
P : Nyeri tekan (-)
P : tidak dilakukan
A: tidak dilakukan
4) Abdomen
I : distensi (-), lesi(-)
A: BU (+) 10x/mnt
P : abdomen thympani(+)
P : nyeri tekan (-), acites (-), pembesaran hati/limpa(-)
5) Genetalia
I : terpasang Dower catheter dengan produksi urine 300 cc warna
jernih.
PPA : tidak dilakukan observasi
6) Integumen
I : lesi (-), kulit tampak kemerahan
P : turgor elastis, nyeri tekan (-), kulit teraba hangat
7) Ekremitas
Atas
Bentuk simetris, CRT < 2dtk, sianosis (-), terpasang IVFD RL 20
tts/mnt pada tangan kiri, pergerakan tangan kanan kiri normal,
oedema (-), tonus otot tangan kanan dan kiri normal, kekuatan
otot 555 555
Bawah
Kaki kanan bentuk simetris, CRT < 2 dtk, sianosis (-), pergerakan
kaki kanan normal, oedema (-), tonus otot kaki kanan normal,
tampak balutan elastic bandage pada paha kiri, nyeri tekan (+),
terpasang drain vacum dengan produksi 30 cc/24 jam, kekuatan
otot 000 555
8) Pemeriksaan neurologis
Status mental dan emosi
Keluarga mengatakan baik sebelum sakit maupun selama sakit
pasien tidak pernah mengalami gangguan emosi. Saat pengkajian
pasien bersikap cukup kooperatif, pasien mau menjawab setiap
diberi pertanyaan. Perhatian klien fokus pada perawat yang
melakukan pengkajian.
Pengkajian saraf kranial
Berdasarkan pemeriksaan neurologis pasien tidak mengalami
gangguan pada nervus cranialis
Pemeriksaan Reflek
Reflek patela -/+
Kaku kuduk (-), kernig sign (-), brudzinski leg (-),brudzinskis
neck sign (-)

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Data laboratorium yang berhubungan
1. DL tanggal 1/10 2009
Wbc 16,9 K/ul (4,1-10,1)
Rbc 4,29 K/ul (4,00-5,20)
Hgb 13,3 gr/dl (13,5-17,5)
Hct 38,4 % (36-46)
Plt 239 K/ul (150-440)
MCV 90 fL (80-100)
MCH 31,9 pg (26-34)
MCHC 35,4g/dl (31-36)
b. Pemeriksaan Radiologi
1. Hasil Rontgen femur tanggal 1/10 2009
Kesan : Closed fraktur femur dextra1/3 tengah dengan communitif
fragment.
7. ANALISA DATA
ANALISA DATA PADA PASIEN PH
DENGAN CLOSED FRAKTUR FEMUR DEXTRA 1/3 TENGAH P.O ORIF (PLAT SCREW)
DI RUANG ANGSOKA III RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 2 OKTOBER 2009

No Tgl Data Penyebab/Interpretasi Masalah


1 Jumat,2/10 DS : Pasien mengatakan nyeri pada paha Adanya fraktur Nyeri akut
2009
kanan, nyeri seperti ditusuk-tusuk dan
dirasakan bertambah saat pasien kerusakan fragmen tulang
bergerak, saat diberikan penilaian nyeri
menstimulasi reseptor nyeri
dengan skala 1-10 pasien mengatakan
nyeri pada paha kanannya ada pada
pelepasan mediator2 nyeri
nilai 8 (nyeri berat)
DO: Pasien tampak meringis sambil
respon nyeri
memegangi paha kanannya, paha kanan
terbalut elastic bandage dan tidak dapat
digerakkan, N = 102x/mnt, nyeri tekan
pada paha kanan (+)
2 Jumat, 2/10 DS : Pasien mengatakan nyeri pada paha, Adanya prosedur invasif Hipertermia
2009 (ORIF)
kanan setelah terpasang plat scre pasien
mengatakan badan meriang
Mengaktivasi sistem imun
DO: S=38C, N=102x/mnt, kulit pasien teraba
Pelepasan mediator radang
hangat, mukosa bibir tampak kering,
kulit pasien tampak kemerahan
Peningkatan suhu tubuh

3. Jumat,2/10 DS : Pasien mengatakan sebagian besar Adanya fraktur Hambatan Mobilitas


2009 Fisik
aktivitasnya dibantu oleh keluarga atau
perawat. kerusakan fragmen tulang

DO: Pasien mengalami CF Femur dextra1/3 menstimulasi reseptor nyeri


tengah post op ORIF (plat
screw) pelepasan mediator2 nyeri
Kekuatan otot 000 555
respon nyeri

keterbatasan pergerakan pada


ekstremitas yang mengalami
fraktur
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN (berdasarkan prioritas)
DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA PASIEN PH
DENGAN CLOSED FRAKTUR FEMUR DEXTRA 1/3 TENGAH P.O ORIF (PLAT SCREW)
DI RUANG ANGSOKA III RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 2 OKTOBER 2009

No Dx Tgl Muncul Dx Keperawatan Tgl teratasi TTd


1 Jumat,2/10 1. Hipertermia b.d adanya respon imun terhadap prosedur invasif 2/10 2009 Mhs
2009
(ORIF) ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada paha kanan
setelah terpasang plat screw, pasien mengatakan badan terasa
meriang, S=38C, N=102x/mnt, kulit pasien teraba hangat,
mukosa bibir tampak kering, kulit pasien tampak kemerahan.
4/10 2009 Mhs
2. Nyeri akut b.d trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder
akibat prosedur invasif (ORIF), ditandai dengan pasien
mengatakan nyeri pada paha kanan, nyeri seperti ditusuk-tusuk
dn dirasakan bertambah saat bergerak saat diberikan penilaian
nyeri dengan skala 1-10 pasien mengatakan nyeri pada paha
Belum Mhs
kanannya ada pada nilai 8 (nyeri berat), Pasien tampak meringis teratasi
sambil memegangi paha kanannya, Paha kanan terbalut elastic
bandage dan tidak dapat digerakkan, N = 102x/mnt, nyeri tekan
pada paha kanan (+).
3. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan dan ketahanan
sekunder akibat fraktur ditandai dengan pasien mengatakan
sebagian besar aktivitasnya dibantu oleh keluarga atau perawat,
pasien mengalami CF Femur Dex1/3 tengah post op ORIF (plat
screw), kekuatan otot 000 555

C. PERENCANAAN

PERENCANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PH


DENGAN CLOSED FRAKTUR FEMUR DEXTRA 1/3 TENGAH P.O ORIF (PLAT SCREW)
DI RUANG ANGSOKA III RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 2 OKTOBER 2009

No Rencana Keperawatan
Hari/Tgl
Dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Jumat, 1 Setelah diberikan asuhan keperawatan 1. Pantau vital sign @ 6 jam 1. Memudahkan pemberian intervensi
2/10 selama 1x 6 jam diharapkan suhu tubuh yang tepat melalui pola demam. Jika
2009 menurun hingga mencapai normal dengan suhu 38,9C-41,1C menunjukan
Pkl 10.30 kriteria hasil : proses penyakit infeksius yang
- S = 36-37,5C
wita 2. Berikan kompres hangat, hindari mungkin timbul sebagai komplikasi
- N= 60-80x/mnt
penggunaan alcohol
- Kulit teraba sesuai dengan suhu tubuh
- Kulit tidak kemerahan
2. Membantu mengurangi demam.
- Nyeri pada paha kiri berkurang
Hipotalamus sebagai thermostat
tubuh akan memberikan respon yang
berlawanan terhadap keadaan
3. Anjurkan pasien minum yang cukup tubuh.Diberikan kompres hangat
(1000-1500cc/24 jam)
dengan harapan Hipotalamus akan
merespon suhu diluar tubuh hangat
4. Kolaborasi dalam pemberian
sehingga suhu tubuh diturunkan.
antipiretik sesuai indikasi.

3. Cairan yang cukup mencegah


dehidrasi yg timbul akibat penguapan
karena suhu tubuh yang meningkat

4. Antipiretik digunakan untuk


membantu menurunkan demam
Jumat, 2 Setelah diberikan asuhan keperawatan 1. Kaji keluhan nyeri 1. Mengetahui tingkat nyeri sehingga
2/10 selama 2x24 jam diharapkan nyeri memudahkan pemberian pilihan
2009 berkurang dengan kriteria hasil : penanganan nyeri.
- Pasien mengatakan nyeri pada paha kiri
Pkl 10.30
berkurang
wita 2. Observasi keadaan nyeri nonverbal 2. Memudahkan pemberian intervensi
- Skala nyeri 3 (nyeri ringan)
( misal ; ekspresi wajah, gelisah, untuk menangani keluhan.
- N = 60-80x/mnt
menangis, menarik diri, diaforesis,
- Pasien tidak menunjukan ekspresi
perubaan frekuensi jantung,
menahan nyeri saat kaki kiri digerakkan
pernapasan dan tekanan darah.

3. Anjurkan untuk istirahat dengan 3. Meningkatkan kenyamanan.


tenang

4. Berikan kompres panas lembab pada 4. Meningkatkan kenyamanan dan


kepala, leher, lengan, telapak kaki mengontrol sensasi nyeri
sesuai kebutuhan
5. Mengurangi ketidaknyamanan
5. Lakukan pemijatan pada daerah melalui mekanisme relaksasi yang
kepala / leher / lengan/ telapak kaki timbul pada otot.
jika pasien dapat toleransi terhadap
sentuhan 6. Energi positif yang datang dari
6. Sarankan pasien untuk menggunakan semangat positif akan memompa
motivasi positif saya ingin sembuh adrenalin, meningkatkan sirkulasi
atau saya menyukai hidup ini darah sehingga dapat mengurangi
ketidaknyamanan.

7. Menurunkan dan mengurangi nyeri.


7. Berikan analgetik / narkotik sesuai
indikasi

Setelah diberikan asuhan keperawatan 1. Mempertahankan imobilisasi daerah


Jumat, 3 selama 2x24 jam diharapkan pasien mampu 1. Pertahankan tirah baring dalam posisi fraktur
2/10 melaksanakan aktivitas fisik secara bertahap yang diprogramkan
2009 sesuai kemampuan dengan kriteria hasil : 2. Menghindarkan mobilisasi berlebihan
Pkl 1.30 - Pasien mampu miring kanan dan bergeser 2. Tinggikan ekstremitas yang sakit pd daerah yang sakit dan
wita di tempat tidur secara mandiri mempertahankan posisi
- Pasien mampu menggerakan ekstremitas
yang sehat untuk menyokong ekstremitas 3. Melatih mobilisasi secara bertahap
yang sakit 3. Instruksikan klien/bantu dalam
latihan rentang gerak pada ekstrimitas
yang sakit dan tak sakit
4. Meminimalisasi nyeri dan
4. Beri penyangga pada ekstrimitas yang mempertahankan posisi
sakit diatas dan dibawah fraktur
ketika bergerak.
5. Agar pasien mengetahui tentang
5. Jelaskan pandangan dan keterbatasan kondisinya dan hal-hal yang boleh
dalam aktivitas. dan tidak boleh dilakukan

6. Melatih kemandirian secara bertahap,


6. Berikan dorongan ada pasien untuk mencegah timbulnya atropi dan
melakukan AKS dalam lingkup kekakuan otot, mengetahui sejauh
keterbatasan dan beri bantuan sesuai mana kemampuan pasien dan efek
kebutuhan,awasi tekanan darah, nadi samping yang ditimbulkan
sebelum,saat dan sesudah melakukan
aktivitas
7. Mencegah timbulnya kekakuan otot
7. Ubah posisi secara periodik
8. Melatih mobilisasi bertahap,
8. Kolaborasi dengan fisiotherapis mencegah kekakuan dan atropi otot.
D. IMPLEMENTASI
PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PH
DENGAN CLOSED FRAKTUR FEMUR DEXTRA 1/3 TENGAH P.O ORIF (PLAT SCREW)
DI RUANG ANGSOKA III RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 2-4 OKTOBER 2009

Hari/Tgl Jam No Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi TTD


Jumat, 2 10.45 1,2 - Mengobservasi vital sign dan skala nyeri pasien - T : 120/70 mmHg Mhs
oktober wita S : 38,3 C
2009
N : 100 x/mnt
RR : 20x/mnt
Pasien mengatakan sakit pada paha
kanannya terasa berat dan dirasakan ada
pada nilai 8 (nyeri berat)

- Memberikan kompres hangat - Pasien dikompres di daerah ketiak


10.50 1,3 Mhs
wita - Melakukan tindakan kolaboratif dalam pemberian - Obat sudah diminum,muntah (-).
Paracetamol tab 500mg
- Membantu pasien merubah posisi, miring kiri - Pasien sudah berubah posisi
dengan punggung diganjal bantal

11.00 1,2 - Melakukan tindakan kolaboratif dalam pemberian - Epidural analgetik sudah masuk, reaksi Mhs
wita analgetik epidural 5cc (diawasi dokter) alergi (-)
- Obat sudah masuk, reaksi alergi (-)
- Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian Mhs
Ceftriaxone injeksi 1gram iv
- Pasien tampak minum sebanyak 250 cc dan
11.15 1,2 mengatakan akan minum lagi nanti Mhs
- Menganjurkan pasien minum lebih banyak
wita

- Pasien dalam posisi setengah duduk dan


mau makan pelan pelan serta tampak Mhs
- Membantu merubah posisi pasien menjadi posisi
12.00 3
habis porsi, pasien mengatakan sudah
wita setengah duduk
3 kenyang dan minum habis 250cc
- Meletakkan nampan makanan pada posisi yang
nyaman sehingga pasien bisa makan sendiri
- Pasien tampak antusias menceritakan
tentang pekerjaannya kemudian merubah Mhs
- Mengajak pasien ngobrol sebentar tentang
13.00 2,3 posisi dengan kepala sedikit lebih tinggi.
wita pekerjaannya kemudian menganjurkan pasien
Pasien mengatakan akan mencoba
untuk istirahat dengan posisi tidur kepala sedikit
beristirahat.
ditinggikan

- T = 130/80mmHg, S= 37C,N= 96x/mnt


16.00 1,2,3 - Mengobservasi vital sign dan skala nyeri RR=22x/mnt , pasien mengatakan paha Mhs
wita
kanan masih sakit tapi tidak terlalu
mengganggu. Sakit ada pada nilai 6 (nyeri
sedang), pasien mengatakan badan sudah
tidak meriang, mukosa bibir lebih
lembab,kulit teraba sesuai suhu tubuh dan
tidak kemerahan.

- Pasien mau menuruti anjuran dan mencoba


17.00 3 - Menganjurkan pasien untuk membantu pergerakan bergerak perlahan-lahan. Mhs
wita dan latihan dengan exstremitas sehat untuk - Pasien tampak lebih segar dan sudah
menyokong exstremitas yang lemah. berganti pakaian dengan yang bersih
- Membantu pemenuhan ADL (mandi dan
berpakaian)
- Pasien makann sendiri tampak habis 1
18.00 3 - Memberikan makan sesuai diet pasien yaitu BB porsi, mual (-), muntah (-) Mhs
wita TKTP rendah garam dan minum 200cc
- Pengunjung dibatasi, pasien beristirahat
- Hilangkan suara bising dan menganjurkan
19.00 2,3 Mhs
wita posisi yang nyaman untuk pasien
- Menganjurkan pasien untuk beristirahat

- Pasien mau melakukannya tampak


Sabtu, 3 08.00 1,2 - Mengukur vital sign dan skala nyeri berbaring rileks Mhs
Oktober wita - S: 36.8C, N: 96x/mt, T:120/80mmHg,
2009
- R : 22x/mt.
Pasien mengatakan sakit pada paha kanan
dengan nilai 6 (nyeri sedang)
Pasien tampak lebih segar dan sudah
08.15 3 - Membantu pemenuhan ADL (mandi dan berganti pakaian dengan yang bersih Mhs
wita berpakaian) Tempat tidur bersih dan rapi. Pasien
- Membantu merapikan tempat tidur pasien tampak berbaring lebih rileks

- Pasien makan habis 1 porsi NS,mual


09.30 3 - Membantu menyiapkan makan pasien, minum 1 muntah (-) Mhs
wita gelas.
- Epidural analgetik sudah masuk, reaksi
10.00 2 - Melakukan tindakan kolaboratif dalam pemberian alergi (-) Mhs
wita analgetik epidural 5cc (diawasi dokter) - Obat sudah masuk, reaksi alergi (-)
- Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian
Ceftriaxone injeksi 1gram iv
- Keluarga mengatakan akan melakukannya.

11.00 3 - Anjurkan melakukan pemijatan pada daerah Keluarga tampak memijit bagian punggung Mhs
wita kepala / leher / lengan jika pasien dapat pasien

toleransi terhadap sentuhan


- Pasien tidak mampu melakukan sendiri
kebutuhan mandi, berpakaian, toileting, Mhs
3 - Mengobservasi kemampuan pasien dalam
melakukan kebutuhan sehari. dan berpindah

- T : 120/80 mmHg

12.00 2 - Mengobservasi vital sign dan skala nyeri S : 36,8 C Mhs


wita N : 88 x/mnt
RR ; 20x/mnt
Pasien mengatakan masih sakit pada paha
kanan tapi sudah berkurang dan sakit yang
dirasakan ada pada nilai 5 (nyeri sedang)
- Memantau pemasukan makanan tiap hari

- Pasien makan habis 3/4 porsi diet dari RS

3 - Membantu pemenuhan ADL (mandi dan


Mhs

berpakaian)
- Membantu merapikan tempat tidur pasien Pasien tampak lebih segar dan sudah
Minggu, 4 08.00 3
Oltober wita berganti pakaian dengan yang bersih Mhs
2009 Tempat tidur bersih dan rapi. Pasien
- Mengobservasi vital sign dan skala nyeri pasien tampak berbaring lebih rileks

- T : 120/80 mmHg
09.00 1,2
wita S : 36,8 C Mhs
N : 80x/mnt
RR : 20x/mnt
Pasien mengatakan masih sakit pada paha
kanan tapi sudah berkurang dan sakit yang
- Mengajarkan pasien tehnik distraksi dan relaksasi
dirasakan ada pada nilai 4 (nyeri sedang)
nafas dalam
- Pasien memperhatikan dengan antusias dan
tampak mencoba.
09.15 2 - Memberikan semangat kepada keluarga agar terus Mhs
wita memberikan stimulus pada pasien terutama agar - Keluarga (istri) kooperatif dan mengatakan
dapat mengingat orang disekitarnya akan tetap memberi dukungan pada
suaminya
09.45 3 - Melakukan tindakan kolaboratif dalam pemberian
wita
analgetik epidural 5cc (diawasi dokter) - Obat injeksi sudah masuk, reaksi alergi (-)
- Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian
Ceftriaxone injeksi 1gram iv
10.00 1,2 Mhs
wita
- Kolaborasi dengan fisiotherapis dalam
menganjurkan pasien untuk membantu pergerakan - Pasien mau mencoba tapi belum maksimal,
dan latihan dengan exstremitas sehat untuk pasien mengatakan akan terus berlatih.
menyokong exstremitas yang sakit
3 Mhs
- Menganjurkan pasien untuk tetap berlatih miring
kanan kiri dan menggerakakan ekstremitas secara
bertahap
E. EVALUASI (CATATAN PERKEMBANGAN)
EVALUASI KEPERAWATAN PADA PASIEN PH
DENGAN CLOSED FRAKTUR FEMUR DEXTRA 1/3 TENGAH P.O ORIF (PLAT SCREW)
DI RUANG ANGSOKA III RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 2-4 OKTOBER 2009

No
No Hari/Tgl Jam Evaluasi Ttd
Dx
1 Jumat, 2 16.00 1 S : Pasien mengatakan paha kanan masih sakit tapi tidak terlalu
Mhs
Oktober 2009 wita mengganggu, sakit ada pada nilai 6, dan badannya sudah tidak
meriang.
O : T : 130/80 mmHg, S : 37 C, N : 98 x/mnt, RR ;
22x/mnt
A : Tujuan tercapai
P : Pertahankan kondisi pasien, pantau vital sign @ 6 jam

2 Minggu, 4 10.30 2 S : Pasien mengatakan masih sakit pada paha kanan tapi sudah berkurang dan Mhs
Oktober 2009 wita menurut pasien sakit yang dirasakan ada pada nilai 4
O : Pasien tampak mulai rileks, Skala nyeri 4 (nyeri sedang) T : 120/80
mmHg , S : 36,8 C, N : 80x/mnt, RR ; 20x/mnt
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Pertahankan kondisi pasien, lanjutkan intervensi terutama pantau
skala nyeri sebelum dan sesudah latihan gerak.

10.30 3 S : Pasien mengatakan sudah bisa miring kanan dan menggeserkan Mhs
wita badan di tempat tidur.
O : Pasien tampak berubah posisi menjadi setengah duduk dan makan
serta minum sendiri
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan intervensi, Kolaborasi dengan fisiotherapis untuk latihan
mobilisasi bertahap
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PH
DENGAN CLOSED FRAKTUR FEMUR DEXTRA 1/3 TENGAH
P.O ORIF (PLAT SCREW)
DI RUANG ANGSOKA III RSUP SANGLAH DENPASAR
TANGGAL 2-4 OKTOBER 2009

OLEH :
NI KADEK WIDYA LESTARI
NIM 07021126

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2009

Vous aimerez peut-être aussi