Vous êtes sur la page 1sur 7

LAPORAN PENDAHULUAN

TRAUMA MATA

A. Definisi
Trauma mata adalah trauma pada mata yang menyebabkan kerusakan jaringan pada
mata (Widodo, 2000).
Trauma mata ialah masuknya benda asing yang keras atau tidak keras dimana benda
tersebut dapat mengenai mata dengan keras (kencang) ataupun lambat (Ilyas S. , 2002).
B. Manifestasi Klinis
1. Ekstra Okular
o Mendadak merasa tidak enak ketika mengedipkan mata
o Ekskoriasi kornea terjadi bila benda asing menggesek kornea, oleh kedipan bola
mata.
o Lakrimasi hebat.
o Benda asing dapat bersarang dalam torniks atas atau konungtiva
o Bila tertanam dalam kornea nyeri sangat hebat
2. Infra Okuler
o Kerusakan pada tempat masuknya mungkin dapat terlihat di kornea, tetapi benda
asing bisa saja masuk ke ruang posterior atau limbus melalui konjungtiva maupun
sklera.
o Bila menembus lensa atau iris, lubang mungkin terlihat dan dapat terjadi katarak.
o Masalah lain diantaranya infeksi skunder dan reaksi jaringan mata terhadap zat kimia
yang terkandung misalnya dapat terjadi siderosis.
C. Etiologi
Ada beberapa penyebab dari trauma mata menurut (Ilyas S. , Ilmu Penyakit Mata,
2002) :
1 Trauma tumpul pada mata
Misalnya disebabkan oleh benda-benda tumpul seperti pada saat olahraga terpukul bola,
benturan dll.
2 Trauma tembus bola mata
Misalnya disebabkan oleh benda tajam dan runcing seperti pisau, peluru, mata pancing
dll.
3 Trauma kimia
a. Trauma asam
Misalnya disebabkan oleh bahan organik (asetat, forniat), dan organik anhidrat
(asetat).
b. Trauma basa
Misalnya disebabkan oleh H2SO4
4 Trauma radiasi elektromagnetik
Misalnya disebabkan oleh sinar ultra violet, sinar x, sinar inframerah.
D. Patofisiologi
Trauma mata bisa disebabkan oleh karena mekanik dan non mekanik, semua ini
menciderai organ-organ mata yang menyebabkan terjadinya trauma mata. Trauma mata yang
diakibatkan oleh cedera mekanik pada jaringan bola mata akan menimbulkan suatu atau
berbagai akibat klasik seperti: rasa sakit akibat trauma, gangguan penglihatan berupa
penglihatan kabur, perabengkalan, perdarahan atau luka terbuka dan bentuk mata berubah.
Trauma yang diakibatkan oleh cidera non mekanik pada bola mata akan menimbulkan
berbagai akibat seperti : erosi epitel kornea, kekeruhan kornea. Bila pada cidera radiasi juga
terjadi efek kumulasi. Bila radiasi berkurang maka lesi terimis yang ditimbulkan sinar red
(irivisible rays) dapat berupa kekeruhan kornea, atratosi iris, katarak.
E. Pathway
F.
Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada trauma mata menurut (Ilyas S. , Ilmu Penyakit Mata,
2002) :
1. Gloukoma
Kelianan yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan intra okuler di dalam bola mata
sehingga lapang pandang mengalami gangguan dan visus mata menurun.
2 . Ablasia retina
Akibat danya robekan pada retina sehingga cairan kimia masuk ke belakang dan
mendorong retina atau terjadi penimbunan eksudet dibawah retina sehingga retina
terangkat.
3. Infeksi
Infeksi bisa terjadi apabila perawatan yang dilakukan tidak adekuat.
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada trauma mata menurut (Suzanne C.
Smeltzer, 2002) :
1 Pemeriksaan tajam penglihatan
Dengan menggunakan snellens chart dan test brigshtess dilakukan untuk mengetahui
ketajaman penglihatan, normalnya tajam penglihatan 6/6, sedangkan pada pasien trauma
mata hanya 1/30.
2 Pemeriksaan lapang pandang
Dapt diperiksa dengan cara konfrontasi yaitu dengan cara meminta pasien untuk
memejamkan salah satu matanya dan memfokuskan matanya pada salah satu tempat atau
satu titik dihadapannya, pada pasien trauma mata pada bagian mata yang trauma maka
lapang pandangannya agak sedikit kabur atau berkurang, namun pada mata yang normal
lapang pandangan masih normal atau jelas.
3 Foto rontgen orbila
Dilakukan untuk memastikan adanya benda asing di dalam mata, pada trauma mata
apabila terdapat benda asing yang masuk dalam mata maka akan terlihat dengan jelas.
4 Pengukuran tekanan IOL dengan tonography
Mengkaji nilai normal tekanan bola mata (normal 12-25 mmHg).

H. Penatalaksanaan
Berikut penatalaksanaan menurut(Suzanne C. Smeltzer, 2002) :
1 Penatalaksanaan Medis
o Diberikan antibiotika topikal, mata ditutup dan segera dilakukan pembedahan oleh
dokter.
o Diberikan atibiotik sistemik secara oral atau intravena, anti tetanus, analgesik dan
sedative.
o Pembedahan untuk mengeluarkan benda asing pada bola mata.
o Anastesi lokal untuk penanganan trauma mata ringan.
2 Penata laksanaan perawat
o Perawatan pasca pembedahan.
o Meningkatkan nurtisi.
o Membantu pasien menyesuaikan diri terhadap ketidakmampuan melihat atau hampir
tidak dapat melihat.
o Memberikan pendidikan dalam hal mata, keamanan mata, dan pencegahan penyakit
mata.
I. Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa Keperawatan Pre Op
a. Nyeri b.d. prolaps jaringan bola mata
b. Gangguan persepsi sensori melihat b.d. penurunan visus.
c. Ansietas b.d. kurang pengetahuan dan informasi terhadap prosedur pembedahan.
2 Diagnosa Keperawatan Post Op
a. Resiko infeksi b.d. diskontuinitas jaringan sekunder dengan pembedahan.
b. Kurangnya pengetahuan perawatan luka b.d. keterbatasan informasi.
J. Rencana Keperawatan
2 Pre Op
a. Nyeri b.d. prolaps jaringan bola mata
1) Kaji derajat nyeri selama 3 jam, dan catat hasilnya.
2) Berikan klien posisi nyaman, dengan posisi semi fowler.
3) Lakukan kompres dingin pada sekitar mata.
4) Kolaborasi dengan dokter pemberian TRUNAL-DX RETARD.
b. Gangguan persepsi sensori melihat b.d. penurunan visus
1) Kaji ketajaman penglihatan, catat apakah salah satu mata masih dapat melihat.
2) Anjurkan pasien untuk bedrest.
3) Bantu pasien dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
4) Kurangi penggunaan lampu yang terang.
c. Ansietas b.d. kurang pengetahuan dan informasi terhadap prosedur pembedahan.
1) Pantau respon fisik seperti takikardi dan gelisah.
2) Terangkan kepada pasien tentang prosedur pembedahan.
3) Berikan lingkungan tenang.
4) Beritahu kepada keluarga untuk mendukung dan bedoa untuk kesembuhan klien.
5) Kolaborasi dengan dokter pemberian obat penenang.
3 Post Op
a. Resiko infeksi b.d. diskontuinitas jaringan sekunder dengan pembedahan.
1) Bersihkan area sekitar yang di operasi.
2) Beritahu pasien agar tidak membuka perban.
3) Anjurkan pasien makan makanan penuh dengan nutrisi.
4) Kolaborasi dengan dokter pemberian Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
b. Kurangnya pengetahuan perawatan luka b.d. keterbatasan informasi.
1) Jelaskan cara perawatan setelah operasi.
2) Jelaskan kepada klien agar tidak menggunakan obat tetes mata sembarangan.
3) Beritahu klien agar tidak membaca, menggunakan handpohe, dan meninton TV.
4) Beritahu klien pada saat tidur untuk mengatur cahaya lampu.
Sumber:
Ilyas, S. 2000. Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : FKUI Jakarta.
http://emmifebrualina.blogspot.co.id/2014/12/asuhan-keperawatan-klien-trauma-mata.html

Vous aimerez peut-être aussi