Vous êtes sur la page 1sur 23

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI W (19 HARI) DENGAN

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN (PJB) DI RUANG


NEONATUS/PERINATOLOGI RSUD
dr. HARYOTO LUMAJANG

Yulfa Intan Lukita, S.Kep


NIM 122311101034

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan Klien dengan Penyakit jantung bawaan (PJB)


telah dilaksanakan pada tanggal 16 Januari 2017 di Ruang Neonatus/Perinatologi
RSUD dr. Haryoto Lumajang.

Jember, 16 Januari 2017

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

( .......... ) ( .......... )

Mengetahui,
Kepala Ruangan,

( ............. )
PROGRAMPENDIDIKAN PROFESI NERS
PROGRAMSTUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSTAS JEMBER

PENGKAJIAN KEPERAWATANANAK

Ruangan : Neonatus/Perinatologi
Tgl/Jam MRS : 28 Desember 2016/16.30 WIB
Dx. Medis : Na+ SMK+ Asfiksia ringan
No. Register : 1038899/26.87.32
Tgl/JamPengkajian : 16 Januari 2017/16.00 WIB
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Bayi Wahyu
Nama Panggilan : Bayi W
Umur/ Tgl.Lahir : 19 hari / 28 Desember 2016
Jenis Kelamin : Laki-laki
2. Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Tn. Dian A NamaIbu : Ny . Wahyu P
Umur : 24 tahun Umur : 22 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Bahasa : Jawa Bahasa : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : IRT
Penghasilan :- Penghasilan :_
Alamat : Pronojiwo- Alamat : Pronojiwo-
Lumajang Lumajang
B. KELUHANUTAMA
Bayi W mengalami sesak nafas

C. RIWAYATPENYAKITSEKARANG
Bayi W lahir tanggal 28 Desember 2016 pukul 16.30 WIB di Klinik Edison
dengan usia kehamilan 9 bulan. Bayi W merupakan putra pertama Ny W (22
tahun). Bayi lahir dengan di vakum karena terjadi penyulit KPD. Bayi lahir
awalnya menangis, namun sesaat kemudian bayi tidak bisa menangis, sesak
nafas, sianosis dan BB lahir 2500 gram, anus (+), tidak terdapat tanda
kecacatan. Keadaan umum Bayi W saat lahir lemah, mengalami sesak nafas,
dan nilai APGAR score saat lahir adalah 6-7. Saat ini pasien terpasang O 2
nasal 1 lpm. Pasien sempat pulang paksa dan tidak beberapa lama keluar dari
ruang neonatus by. W mengalami sianosis sehingga harus kembali MRS.
Saat menangis, by.W tidak mengeluarkan suara.
Upaya yang telah dilakukan:
1. Bayi W dirujuk ke RSUD dr. Haryoto karena bayi tidak menangis. Saat
ini pasien sudah 19 hari berada di ruang neonatus. Rencana dokter adalah
pasien akan dirujuk ke RS Syaiful Anwar setelah observasi selama 15 hari
kedepan.
Terapi yang diberikan:
1. Oksigen:
a. 1 Lpm dengan nasal kanula
2. Pemberian cairan infus D5 Ns 100 cc/hari
3. Foto terapi
4. Nebul Pz + combiven
5. Injeksi gentamicin 1x 12 mg
Injeksi cinam 2x 150 mg

D. RIWAYATKESEHATANDAHULU
1. Penyakit yang pernah diderita
Ibu Bayi W tidak memiliki riwayat penyakit berat yang pernah diderita.
Bayi memiliki riwayat akfiksia ringan.
2. Riwayat operasi
Ny W tidak pernah memiliki riwayat operasi
3. Riwayat Alergi
Bayi W tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat, ASI, plester dan
sebagaianya selama dirawat di Rumah Sakit
4. Riwayat Imunisasi
Bayi W belum melakukan imunisasi.
E. Riwayat Perinatal
1. Antenatal
Ny.W sering melakukan pemeriksaan 2 minggu sekali ke bidan setempat.
Bidan setempat menyarankan untuk melakukan sectio cesar karena posisi
bayi melintang. Ny. W mengeluhkan sakit perut pada hari Selasa tanggal 27
Desember 2016 pukul 10.30 WIB sudah pembukaan 1 dan dibawa ke klinik
Edison sempat menginap, Pada hari Minggu Ny W mengalami ketuban pecah
dini sehingga dilakukan vakum pada pukul 16.30 WIB. Ny W datang ke RS
Haryoto berdasarkan rujukan dari klinik Edison dengan UK 9 bulan.
2. Intranatal
Ny M melahirkan bayi W melahirkan putra pertamanya dengan bantuan
vakum. Penyulit persalinan berupa pemanjangan fase laten pada kala 1 dan
mengalami ketuban pecah dini. Bayi W lahir tanggal 28 Desember 2016
pukul 16.30 WIB di klinik Edison dengan usia kehamilan 9 bulan. Bayi W
merupakan putra pertama Ny W (22 tahun). Bayi lahir dengan di vakum
karena terjadi penyulit KPD. Bayi lahir awalnya menangis, namun sesaat
kemudian bayi tidak bisa menangis, sesak nafas, sianosis dan BB lahir 2500
gram, anus (+), tidak terdapat tanda kecacatan. Keadaan umum Bayi W
lemah, mengalami sesak nafas, APGAR score 6-7, dan sianosis.
3. Post Natal (0-7 hari)
Bayi W lahir normal dengan BBL 2500 gram dan menangis spontan dan
sesaat kemudian tidak dapat menangis. Bayi W sempat mengalami riwayat
asfiksia ringan. Keluarga sempat membawa pulang paksa bayi W, namun
karena bayi W tidak bisa tanpa oksigen, sesaat kemudian terjadi sianosis
kembali dan bayi W masuk ruang perinatologi kembali.
F. RIWAYAT KESEHATANKELUARGA
Keluarga tidak pernah ada yang memiliki riwayat persalinan seperti yang
dialami Ny W pada pemanjangan fase laten dan keluarganya tidak pernah ada
yang memiliki riwayat persalinan di vakum.

GENOGRAM

Bayi W

G. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


1. Perkembangan
a. Adaptasi sosial
Bayi W hanya berinteraksi dengan tenaga kesehatan yang bertugas di
Ruang Noenatus dan ibunya.
b. Motorik kasar
Bayi W sudah mulai bisa mengangkat lehernya dan menggerakan
esktremitas atas dan bawah.
c. Motorik halus
Bayi W mampu menggenggam ketika seseorang memberikan jari
kepadanya tetapi masih belum terlalu erat dan mulai bisa mengisap
jempolnya sesekali.
d. Bahasa
Bayi W masih belum bisa menangis keras.

H.Keadaan Lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit


Bayi W masih rentan terhadap infeksi sehingga perlu menerapkan prinsip
aseptik. Klien dilakukan ekstra sinar untuk membuat tetap hangat
I. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Pola Persepsi dan Tata laksana kesehatan
Ny W masih belum memahami cara merawat bayi seperti menggendong
dengan benar, makanan yang baik dikonsumsi pada saat aktif menyusui,
cara mengganti baju dan pampers bayi.
2. Pola Nutrisi & Metabolisme
Bayi W selama berada di dalam box bayi dan hanya memenuhi kebutuhan
nutrisinya melalui cairan infus D5 Ns dan ASI melalui orogastric.
3. Pola eliminasi
BAK bayi normal, dan untuk BAB feses berwarna kehijauan agak
kehitaman.
4. Pola aktifitas / bermain
Bayi W hanya beraktifitas di dalam box bayi.
5. Pola Istirahat tidur
Pada hari pertama pengkajian bayi dapat tidur dengan nyenyak di dalam
box bayi, namun ketika malam bayi W sering menangis namun sara
tangisan tidak keras.
6. Pola kognitif dan persepsi sensori
Pola kognitif ibu masih terbatas karena pendidikan ibu juga masih
tergolong rendah atau masih lulusan SMA. Ibu bayi saat ini berumur 23
tahun dan by. W merupakan anak pertama sehingga ibu belum memiliki
pengalaman untuk merawat anak.
7. Pola konsep diri
Segala keputusan yang diambil menurut keputusan suami dan keluarganya,
Ny W tidak berani memutuskan tindakan apapun kecuali atas persetujuan
suami dan keluarganya
6. Pola Hubungan -Peran
Bayi W telah dapat berinteraksi dengan ibunya saat diberikan nutrisi
melalui orogastric.
7. Pola Seksual-seksualitas
Ibu by.W selalu datang tepat waktu untuk memberikan ASI melalui OGT
pada bayi. Selain itu keluarga yang lain ikut menemani ibu pasien di luar
ruangan. Hal ini merupakan salah satu bentuk kasih sayang ibu dan
keluarga terhadap by.W
8. Pola Mekanisme Koping
Ibu pasien mengatakan sudah lama menunggu anaknya di rumah sakit. Ibu
pasien mengatakan kadang-kadang merasa capek karena semua pasien
kebanyakan sudah boleh pulang dan pasien masih berada di RS. Ibu pasien
mengatakan akan mengikuti semua saran dokter. Ibu pasien mengatakan
selalu berdoa untuk kesembuhan pasien.
9. Personal Nilai dan kepercayaan
Ny W percaya semua usaha yang dilakukan pihak RS baik dokter maupun
perawat adalah usaha terbaik yang dilakukan untuk anaknya.

J. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status kesehatan Umum
KeadaanUmum: lemah
Kesadaran: compos mentis
APGAR Score : 9
Down score: 7 (distres nafas sedang)
Tanda-tandavital :
HR: 120 x/menit
RR: 62 x/menit
Suhu: 36,4oC
Panjang badan : 47 cm
Lingkar kepala : 32 cm
Lingkar dada : 30 cm
Lingkar lengan atas: 10 cm
Berat badan lahir: 2500 gram
Berat badan saat ini : 2300 gram
Perkembangan BB : Berat badan lahir dan sekarang mengalami
penpenurunan sebanyak 200 gram
2. Kepala:
a. Kepala: Inspeksi: persebaran rambut merata dan berwarna hitam
Palpasi: tidak ada benjolan, sutura frontalis belum menutup
b. Wajah : simetris, bulat, tidak ada reflek menyusu, kulit wajah kebiruan
c. Mata: tidak ada peradangan palpebral mata, tidak terdapat odem
palpebra, sklera putih, konjungtiva merah muda.
d. Hidung: simetris, septum nasi (+), sekret (-), O2 nasal 1 lpm, PCH (+)
e. Telinga: normal, aurikel (+), lubang telinga (+)
f. Mulut: simetris, gusi merah, mukosa bibir lembab, terpasang OGT,
tidak terdapat labioschisis
3. Leher
Inspeksi : Tidak adanya tanda pembesaran, kemerahan, dan tanda
infeksi lainnya pada bagian leher, tidak terdapat distensi vena jugularis
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat pembengkakan tiorid, tidak
terdapat benjolan.
Perkusi: -
Auskultasi :-
4. Thorax/dada
Inspeksi: terdapat retraksi dada, cekung saat bernafas
Palpasi: pergerakan dada kanan dan kiri seimbang
Perkusi: Sonor
Auskultasi: terdapat suara nafas tambahan murmur diantara S1 dan S2
5. Abdomen
Inspeksi: warna kulit sama dengan sekitar, kondisi talu pusat baik, tidak
terdapat infeksi
Palpasi: distensi (-), shifting dullnes (-)
Auskulkasi: bising usus (5)
Perkusi: Timpani di daerah lambung
6. Keadaan punggung
Inspeksi: terdapat lanugo di seluruh lapang punggung dan warna kulit
sama dengan sekitarnya
Palpasi: tidak terdapat benjolan, tidak terdapat kelainan bentuk tulang
tulang punggung (scoliosis, ordosis, kifosis), tidak terdapat spina bifida
7. Ekstremitas:
Inspeksi: ekstremitas lengkap kanan/kiri-atas/bawah tidak ada kelainan.
Infus terpasang di tangan kanan, tidak terdapat flebitis. Jumlah jari normal,
tidak terdapat CTEV
Palpasi: terdapat tahanan yang lemah dari bayi
8. Genetalia & Anus: secara umum normal dan tidak ada kelainan
Inspeksi: anus (+), testis (+), ukuran normal, testis tidak turun
Palpasi: tidak ada nyeri tekan, teraba testis
9. Pemeriksaan Neurologis
a. Reflek rooting : Hasil reflek Rooting menunjukkan tidak ada reflek
rooting pada bibir dan mulut klien.
b. Palmar : Hasil reflek Palmar menunjukkan jika reflek klien positif
(normal) yaitu klien memegang tangan pemeriksa (fleksi seluruh jari
tangan).
c. Moro :menunjukkan hasil positif (normal) yakni terjadi abduksi-
ekstensi keempat ekstremitas dan pengembangan jari-jari ketika bayi
kaget.
K.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Lab pada tanggal 7 Januari 2017
No Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Hasil
1. Hemoglobin P: 13-0-18,0 mg/dl 16,2
L: 14,0-18,0 mg/dl
2. Leukosit 3.500-10.000/cmm 11.040
3. Eritrosit L: 4,5-6,5 juta/cmm 4,76
P:3,0-6,0 juta/cmm
4. Hematoktrit L 40-54% 48
P 35-47%
5. Trombosit 150.000-450.000 407.000
6. Diffcount 1-2/0-1/3-5/54-62/25-33/3-7 4/0/0/42/29/25
7 Bilirubin direct <0,25 mg/dl 1,12
8 Bilirubin total 0,75 mg/dl 4,06

Down score
nilai 0 1 2 Hasil
Frekuensi <60x/menit 60-80x/menit >80x/menit 1
nafas
retraksi Tidak ada Retraksi Retraksi 2
retraksi ringan berat
sianosis Tidak Sianosis Sianosis 2
sianosis hilang menetap
dengan walaupun
pemberian diberi
oksigen okdigen
Air entry Udara nasuk penurunan Tidak ada 1
bilateral baik ringan udara udara maauk
masuk
merintih Tidak Dapat Dapat 1
merintih didengarkan didengar
dengan tanpa alat
merintih bantu
Jumlah 7

L. TERAPI
1. Oral: ASI melalui OGT
2. Oksigen:
a. 1 Lpm dengan nasal kanula
3. Pemerian cairan infus D5 NS 100cc/24 jam
4. Ekstra lampu
5. Injeksi cinam 2x 150 mg
6. PO digoxyn 2x1

Mahasiswa,
ANALISA DATA

Tanggal No Data Fokus Problem Etiologi Nama &


TTD
Mahasiswa
16/01/17 1 DS: Ketidakef Kelainan
- Ibu di ruangan ektifan jantung
mengatakan,Bayi pola nafas
W mengalami sesak (00032) Perubahan
nafas. aliran darah
DO: dalam
- TTV Bayi W:HR: jantung
120 x/menit, RR: 62
x/menit, Suhu: Pirau kiri ke
36,4oC kanan
- Bayi W tampak
menggunakan otot
Peningkatan
bantu pernafasan
aliran darah
- Telihat adanya
pada
pernafasan cuping
hidung dan retraksi pulmonal
dada.
- Terjadi sianosis saat
Difusi O2
oksigen dilepas
dan CO2
terganggu

Ketidakefek
tifan pola
nafas
16/01/17 2 DS: - Risiko Beban
DO: ketidakefe jantung
- TTV Bayi W:HR: ktifan meningkat
120 x/menit, RR: 62 jaringan
x/menit, Suhu: perifer Cardiac
36,4oC (00204) output
- Suara jantung
menurun
murmur antara S1
dan S2
Risiko
- Mengalami sianosis
ketidakefekt
saat O2 dilepas
- SO2 : 98% ifan
jaringan
perifer

16/01/17 4 DS: Kepediha PJB


- Ibu pasien n kronis
mengatakan cemas (00137) Rasa sedih
akan keadaannya yang
sekarang berlebihan
DO:
- Menyesali diri Cemas dan
- Merasa bersalah
bingung
- Pasien tampak
bingung
- Pasien sudah MRS
Kesedihan
selama 19 hari dan
yang
masih akan
berulang
diobservasi kembali
selam 15 hari
kedepan

DIAGNOSA KEERAWATAN

Tanggal No Diagnosa Keperawatan Nama &


TTD
16/01/17 1 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
pertukaran O2 dan CO2 terganggu ditandai dengan
adanya retraksi dada, PCH serta terjadi sianosis
saat O2 dilepas, dan RR 62 x/menit (00032)
16/01/17 3 Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d
penurunan cardiac output yang ditanda i dengan
terjadi sianosis saat oksigen dilepas dan bunyi
jantung murmur antara S1 dan S2 (00204)
16/01/20 4 Kepedihan kronis berhubungan dengan krisis yang
17 berhubungan tahap perkembangan yang ditandai
dengan Ny. W sangat sedih dan cemas dengan
kondisi pautranya sekarang (00137)
PERENCANAAN KEPERAWATAN

Tanggal No
Tujuan & Kriteria Hasil Rencana Tindakan TTD
diagnosa

16/01/17 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 3 jam Monitor pernafasan


pertukaran gas menjadi efektif ditandai dengan:
1. Monitor kecepatan, irama,
1. RR dalam rentang normal 30-50 x/menit
2. Tidak terdapat tanda-tanda sianosis kedalaman, dan kesulitan bernafas
3. Tidak terdapat retraksi otot 2. Catat pergerakan dada, dan retraksi
4. Tidak terdapat PCH
dada
3. Monitor saturasi oksigen
4. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
5. Monitor oksigen tambahan yang
diberikan
6. Kolaborasikan pemberian digoxin
2x1
16/01/17 2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 Monitor pernafasan
jam tidak terdapat risiko perfusi jaringan tidak 1. Pantau tanda-tanda vital
2. Amati warna kulit, CRT, dan
adekuat dengan kriteria hasil:
kelembapan kulit
1. Keadaan umum klien baik
Terapi oksigen (3320)
2. Tanda-tanda vital alam rentang normal 1. Pastikan kepatenan jalan nafas
2. Berikan terapi oksigen sesuai
3. Tidak terdapat sianosis saat O2 dilepas
indikasi
4. CRT < 2
3. Latih pasien tanpa oksigen saat
5. Tidak terdapat kelainan ritme jantung, bunyi
RR normal
jantung, dan frekuensi jantung
16/01/17 3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam Dukung pengasuh
kepedihan orang tua dapat teratasi dengan kriteria 1. Jali hubungan saling percaya
2. Jelaskan kondisi yang dialami
hasil:
anak kepada orang tua
a. Orang tua dapat menerima keadaan klien 3. Berikan bantuan dalam
b. Tidak ada perasaan bersalah dan pembuatan keputusan
keputusasaan 4. Bantu pasien dalam mendapatkan
c. Ibu tetap semangat untuk menemani klien informais terkait pelayanan
kesehatan yang tepat
5. Berikan pendekatan yang nyaman

TINDAKAN dan EVALUASI KEPERAWATAN


Tanggal/ No Tindakan Tanggal/ Evaluasi TTD
Jam Dx Perawatan Jam

16/01/2017 1 1. Memonitor kecepatan, irama, 16/01/2017 S : ibu pasien mengatakan pasien nampak sesak
18.00 kedalaman, dan kesulitan bernafas 19.00 O:
2. Mencatat pergerakan dada, dan retraksi - RR : 63 x/menit
- Terdapat retraksi dada
dada
- Saturasi oksigen 97 %
3. Memonitor saturasi oksigen - ekspansi paru simetris
4. Melakukan palpasi kesimetrisan - nasal mudah lepas

ekspansi paru A : masalah belum teratasi

5. Memonitor oksigen tambahan yang P : lanjutkn intervensi dengan

diberikan 1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan

6. Mengkolaborasikan pemberian digoxin kesulitan bernafas

2x1 2. Catat pergerakan dada, dan retraksi dada


3. Monitor saturasi oksigen
4. Lakukan palpasi kesimetrisan ekspansi paru
5. Memonitor oksigen tambahan yang diberikan
6. Kolaborasikan pemberian digoxin 2x1
7. Menjaga kepatenan jalan nafas dan fiksasi
nasal kanul pada hidung
16/01/2017 2 1. Memantau tanda-tanda vital 16/01/2017 S : ibu pasien mengatakan pasien pucat dan
2. Mengmati warna kulit, CRT, dan
18.15 19.00 sianosis saat tidak memakai oksigen
kelembapan kulit
O:
3. Memastikan kepatenan jalan nafas
4. Memonitor terapi oksigen yang - RR : 63 x/menit, HR : 123 x/menit, S :
diberikan, nasal kanul 1 lpm 36,5C
- Warna kulit normal tidak terdapat tanda-tanda
sianosis, CRT < 2, kulit lembap
- Akral dingin
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi dengan
a. Pantau tanda-tanda vital
b. Amati warna kulit, CRT, dan kelembapan
kulit
c. Pastikan kepatenan jalan nafas
d. Monitor terapi oksigen yang diberikan
e. Kaji suara jantung abnormal, ritme, dan
frekuensi

16/01/2017 3 1. Menjalin hubungan saling percaya 16/01/2017 S : ibu pasien mengatakan bahwa kasihan
2. Menjelaskan kondisi yang dialami anak
19.00 19.15 terhadap anaknya yang harus tergantung pada
kepada orang tua
oksigen dan pasrah terhadap kondisi anaknya
3. Memberikan bantuan dalam pembuatan
keputusan O:
4. Membantu pasien dalam mendapatkan
- Ibu pasien memahami kondisi pasien
informais terkait pelayanan kesehatan - Ibu pasien menerima keadaan pasien
- Ibu pasien terlihat putus asa
yang tepat
5. Memberikan pendekatan yang nyaman A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi dengan penguatan koping
orang tua
a. Anjurkan ibu pasien untuk tetap bersyukur
atas kondisi anaknya
b. Ajak pasien untuk membandingkan kondisi
anak pasien dengan kondisi anak lain yang
jauh lebih buruk
c. Memotivasi ibu pasien untuk tetap semangat
d. Bantu pasien dalam mendapatkan informasi
terkait pelayanan kesehatan yang tepat
17/01/2017 1 1. Memonitor kecepatan, irama, 17/01/2017 S:-
11.00 kedalaman, dan kesulitan bernafas 13.00 O:
2. Mencatat pergerakan dada, dan retraksi - Pasien nampak lemah
- Retraksidada (+), pengembangan dada
dada
simetris
3. Memonitor saturasi oksigen
- Saturasi oksigen 96%
4. Melakukan palpasi kesimetrisan - HR : 132, RR : 51, S : 36,8 C
ekspansi paru A : masalah teratasi sebagian
5. Memonitor oksigen tambahan yang P : lanjutkan intervensi dengan
diberikan 1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan
6. Menjaga kepatenan jalan nafas dan kesulitan bernafas
fiksasi nasal kanul pada hidung 2. Catat pergerakan dada, dan retraksi dada
7. Mengkolaborasikan pemberian digoxin 3. Monitor saturasi oksigen
2x1 4. Lakukan palpasi kesimetrisan ekspansi paru
5. Monitor oksigen tambahan yang diberikan
6. Jaga kepatenan jalan nafas dan fiksasi nasal
kanul pada hidung
7. Kolaborasikan pemberian digoxin 2x1
17/01/2017 2 1. Mengkolaborasikan pemberian digoxin 17/01/2017 S:-
09.00 2x1 via sonde 13.15 O:
2. Memantau tanda-tanda vital
- HR : 132, RR : 51, S : 36,8 C
3. Mengmati warna kulit, CRT, dan
- Tidak terdapat tanda-tanda sianosis, warna
kelembapan kulit
kulit normal, membran mukosa lembap
4. Memastikan kepatenan jalan nafas
- Suara jantung murmur, HR 132 reguler
5. Memonitor terapi oksigen yang
A : masalah teratasi sebagian
diberikan, nasal kanul 1 lpm
6. Mengkaji suara jantung abnormal, P : lanjutkan intervensi dengan
ritme, dan frekuensi a. Kolaborasikan pemberian digoxin 2x1 via
sonde
b. Pantau tanda-tanda vital
c. Amati warna kulit, CRT, dan kelembapan
kulit
d. Pastikan kepatenan jalan nafas
e. Monitor terapi oksigen yang diberikan, nasal
kanul 1 lpm
f. Kaji suara jantung abnormal, ritme, dan
frekuensi
17/01/2017 3 a. Menganjurkan ibu pasien untuk tetap 17/01/2017 S: ibu pasien mengatakan bahwa sebisa mungkin
12.00 bersyukur atas kondisi anaknya 13.20 akan mengikuti anjuran dokter dan berusaha untuk
b. Mengajak pasien untuk
sabar
membandingkan kondisi anak pasien
O : ibu pasien nampak cemas
dengan kondisi anak lain yang jauh
A : masalah teratasi sebagian
lebih buruk
P : lanjutkan intervensi dengan
c. Memotivasi ibu pasien untuk tetap
2. Motivasi pasien ibu untuk selalu semangat
semangat
d. Membantu pasien dalam mendapatkan menemani anaknya
3. Ajak pasien untuk senantiasa berdoa atas
informasi terkait pelayanan kesehatan
kesembuhan pasien
yang tepat
4. Anjurkan pasien untuk tetap bersyukur
5. Tingkat motivasi pasien untuk
memberikan pengobatan yang terbaik
untuk anaknya dan tidak mudah putus asa

18/01/2017 1 1. Memonitor kecepatan, irama, 18/01/2017 S : ibu pasien mengatakan sesak pasin berkurang
11.00 kedalaman, dan kesulitan bernafas 13.10 O:
2. Mencatat pergerakan dada, dan retraksi - HR : 102, RR : 40, S :36,1C
- Retraksi dada menurun, pengembangan dada
dada
simetris
3. Memonitor saturasi oksigen
- Saturasi osigen 96%
4. Melakukan palpasi kesimetrisan - Tidak terdapat PCH dan suara nafas tabahan
ekspansi paru A : masalah teratasi sebagian
5. Memonitor oksigen tambahan yang P : lanjutkan intervensi
diberikan - Monitor kecepatan, irama, kedalaman, dan
6. Menjaga kepatenan jalan nafas dan kesulitan bernafas
fiksasi nasal kanul pada hidung - Catat pergerakan dada, dan retraksi dada
- Monitor saturasi oksigen
7. Mengkolaborasikan pemberian digoxin - Lakukan palpasi kesimetrisan ekspansi paru
2x1 - Monitor oksigen tambahan yang diberikan
- Jaga kepatenan jalan nafas dan fiksasi nasal
kanul pada hidung
18/01/2017 2 a. Memantau tanda-tanda vital 18/01/2017 S:-
b. Mengamati warna kulit, CRT, dan
09.00 13.15 O:
kelembapan kulit
- HR : 102, RR : 40, S :36,1C
c. Memastikan kepatenan jalan nafas
- CRT < 2, warna kulit normal, tidak terdapat
d. Memonitor terapi oksigen yang sianosis
- Akral dingin
diberikan, nasal kanul 1 lpm
- Suara jantung murmur dan reguler
e. Mengkaji suara jantung abnormal,
ritme, dan frekuensi
18/01/2017 3 1. Memotivasi pasien ibu untuk selalu 18/01/2017 S : ibu pasien mengatakan selalu bersyukur diberi
semangat menemani anaknya 13.20 putra oleh Allah dan akan menjaganya. Ibu W
2. Mengajak pasien untuk senantiasa
bersyukur anaknya masih dapat ditangani dokter
berdoa atas kesembuhan pasien
O : pasien nampak siap untuk mningktkan
3. Menganjurkan pasien untuk tetap
kesehatan pasien
bersyukur
4. Meningkatkan motivasi pasien untuk P : lanjutkan intervensi dengan
memberikan pengobatan yang terbaik a. Motivasi pasien ibu untuk selalu semangat
untuk anaknya dan tidak mudah putus menemani anaknya
b. Ajak pasien untuk senantiasa berdoa atas
asa
kesembuhan pasien
c. Anjurkan pasien untuk tetap bersyukur
d. Tngkatkan motivasi pasien untuk
memberikan pengobatan yang terbaik untuk
anaknya dan tidak mudah putus asa

Vous aimerez peut-être aussi