Vous êtes sur la page 1sur 11

Septian Aprelly(5140821001)

ASPEK HUKUM KONSTRUKSI


TUGAS: RESUME
Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan jasa konstruksi, layanan jasa
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan
konstruksi.
UNDANG-UNDANG RI No. 18/1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI
Pertimbangan (Konsiderasi)
Tujuan pembangunan nasional mewujudkan masyarakat adil makmur merata material dan
spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 45.
Jasa Konstruksi adalah salah satu kegiatan ekonomi/sosial/budaya yang berperan penting
dalam mencapai berbagai sasaran untuk menunjang tujuan pembangunan nasional.
Peraturan perundang-undangan yang berlaku belum berorientasi baik kepada kepentingan
pembangunan jasa konstruksi sesuai karakteristiknya
iklim usaha yang mengakibatkan daya saing optimal maupun kepentingan masyarakat kurang
berkembang Maka perlu Undang-Undang Jasa Konstruksi.
Berisi 11 ayat berisi batasan-batasan mengenai :
Jasa Konstruksi, Pekerjaan Konstruksi, Pengguna Jasa, Penyedia Jasa, Kontrak Kerja
Konstruksi
Kegagalan Bangunan,Forum Jasa Konstruksi, Registrasi, Perencana Konstruksi, Pelaksana
Konstruksi, Pengawas Konstruksi
Penjelasan Umum
Diantara 10 uraian yang penting:
Maksud UUJK : Menyelenggarakan pekerjaan konstruksi secara efektif dan efisien dengan
cara mewujudkan kemitraan yang sinergis, berkualifikasi umum/spesialis, terampil, tertib
penyelenggaraan untuk menjamin kesetaraan kedudukan.
Industri Jasa Konstruksi makin diminati, tapi peningkatan jumlah tidak diikuti peningkatan
kualitas dan kinerja yang terlihat pada mutu produk, ketepatan waktu, efisiensi pemakaian
SDM, modal, teknologi
Pangsa pasar yang berteknologi tinggi belum sepenuhnya dikuasai usaha nasional. Kesadaran
hukum Pengguna / Penyedia Jasa perlu ditingkatkan termasuk kepatuhan memenuhi
kewajiban mengenai aspek keamanan, keselamatan, kesehatan, lingkungan disebabkan faktor
internal dan eksternal
Peningkatan kemampuan usaha perlu iklim yang kondusif:
Pembentukan pranata usaha, Dukungan pengembangan usaha, Perkembangan partisipasi
masyarakat, Peraturan, perlindungan, pengawasan dari Pemerintah/Masyarakat, Pembentukan
Lembaga Pengembangan
Septian Aprelly(5140821001)

Jasa Konstruksi
Perlu mengutamakan produksi dalam negeri untuk peningkatan potensi nasional
Semua pelaku jasa konstruksi wajib mentaati UU No.18/1999.
UUJK menjadi landasan peraturan perundangan lain terkait yang tidak sesuai
Punya hubungan komplementaris dengan Undang Undang :
Keselamatan kerja, WDP, Perindustrian, Tenaga Listrik, KADIN, Kesehatan Kerja
Hak Cipta, Paten, Merek, Lingkungan Hidup, Tenaga Kerja, Perbankan, Asuransi,
Perlindungan Konsumen, JAMSOSTEK, Praktek Monopoli dan Persaingan tak sehat, PT
Arbitrasi, Usaha Kecil, Tata Ruang
Pengaturan Jasa Konstruksi (Pasal 2)
Berlandaskan 10 azas:
Kejujuran, Kemandirian, Keadilan, Keterbukaan, Manfaat, Kemitraan, Keserasian,
Keamanan, Keseimbangan, Keselamatan
Tujuan Pengaturan Jasa Konstruksi (Pasal 3)
memberi arah pertumbuhan dan perkembangan, struktur usaha yang kokoh, andal, daya saing
tinggi, hasil kerja berkualitas terwujud (ayat a), mewujudkan tertib penyelenggaraan, terjamin
kesetaraan kedudukan antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa (ayat b)
mewujudkan peningkatan peran masyarakat (ayat c)
Usaha perencanaan
Usaha pelaksanaan
Usaha pengawasan
Bentuk Usaha (Pasal 5)
Bentuk usaha dapat orang perseorangan atau badan usaha
Usaha Perseorangan : resiko kecil/teknologi rendah/biaya kecil
Badan Usaha : resiko besar/teknologi tinggi/biaya besar
Untuk Perencana Konstruksi / Pengawas Konstruksi Usaha Perseorangan hanya boleh sesuai
keahlian
Arsitektur/Sipil
Mekanikal/Elektrikal
Tata Lingkungan
Perencana / Pelaksana / Pengguna konstruksi berbentuk badan usaha harus memenuhi
ketentuan izin usaha, memiliki sertifikat, klasifikasi, kualifikasi perusahaan
Septian Aprelly(5140821001)

Persyaratan Perencana / Pelaksana & Pengawas Konstruksi (Pasal 9)


Perencana dan Pengawas orang perseorangan harus memiliki sertifikat keahlian (ayat 1)
Pelaksana Konstruksi orang perseorangan harus memiliki sertifikat keterampilan dan
keahlian kerja (ayat 2)
Orang perseorangan yang dipekerjakan badan usaha sebagai Perencana / Pengawas
Konstruksi / tenaga tertentu dalam badan usaha pelaksana konstruksi harus memiliki
sertifikat keahlian (ayat 3)
Tenaga kerja teknik yang bekerja pada pelaksana konstruksi harus memiliki sertifikat
keterampilan dan keahlian kerja (ayat 4)
Tanggung jawab profesional (Pasal 11)
Keilmuan
Badan Usaha dan orang perseorangan harus bertanggungjawab atas hasil
pekerjaannya
Tanggungjawab tersebut dilandasi prinsip- prinsip keahlian sesuai kondisi:
Pemenuhan tanggungjawab melalui Undang- Undangdengan tetap mengutamakan
kepentingan umum
Kepatutan, Kejujuran intelektual
Kemampuan Pengguna Jasa untuk membayar (Pasal 15)
Pengguna Jasa harus mampu membayar pekerjaan yang didukung dokumen bank/lembaga
lain (ayat 2)
Kemampuan membayar dapat diwujudkan dalam bentuk lain (ayat 3)
Bila Pengguna Jasa Pemerintah, kemampuan membayar diwujudkan dalam bentuk
ketersediaan anggaran (ayat 4)
Layanan Jasa Perencana / Pelaksana / Pengawas Konstruksi (Pasal 16)
Layanan jasa dilakukan secara terpisah (ayat 2)
Layanan jasa secara terintegrasi boleh dengan memperhatikan: besaran biaya / pekerjaan,
penggunaan teknologi, risiko besar bagi para pihak / umum
Pengikatan berdasarkan persaingan sehat melalui :
Pelelangan umum
Pelelangan terbatas (ayat 1)
Pelelangan terbatas: Penyedia Jasa yang lulus prakualifikasi (ayat 2)
Dalam hal tertentu dapat dengan pemilihan/penunjukan langsung (ayat 3)
Pertimbangan pemilihan:
Kesetaraan bidang
Septian Aprelly(5140821001)

Keseimbangan antara kemampuan dan beban kerja Kinerja (ayat 4)


Penyedia Jasa harus memenuhi Pasal 8 dan 9 (ayat 5)
Badan Usaha milik satu /kelompok orang atau dalam kepengurusan yang sama tak boleh ikut
lelang untuk satu pekerjaan secara bersamaan (ayat 6)
Kewajiban Para Pihak Dalam Pengikatan (Pasal 18)
Pengguna Jasa : - menerbitkan dokumen dengan baik/benar/jelas. - menetapkan pemenang
lelang (ayat 1)
Penyedia Jasa: - menyusun dokumen penawaran (ayat 2)
Dokumen-dokumen tersebut mengikat para pihak tak boleh diubah sampai kontrak
ditandatangani (ayat 3)
Tindaklanjut dari para pihak, penetapan tertulis dalam bentuk kontrak agar hak dan kewajiban
terpenuhi secara adil dan seimbang dilandasi itikad baik (ayat 4)
Perubahan, pembatalan penetapan, pengunduran diri (Pasal 19)
Jika Pengguna Jasa merubah / membatalkan penetapan atau Penyedia Jasa mengundurkan diri
setelah penetapan dan menimbulkan kerugian pada salah satu pihak, pihak yang merubah /
membatalkan / mengundurkan diri dikenakan ganti rugi / dituntut secara hukum
Larangan Pengguna Jasa memberikan pekerjaan (Pasal 20)
Pengguna Jasa dilarang memberikan pekerjaan kepada Penyedia Jasa terafiliasi pada lokasi
dan kurun waktu yang sama tanpa lelang umum / terbatas
Ketentuan Pasal 17, 18, 19 berlaku juga bagi pengikatan antara Penyedia Jasa dan Sub-
Penyedia Jasa (ayat 1) Cara pemilihan, penerbitan dokumen dan penetapan Penyedia Jasa
diatur dengan Peraturan Pemerintah (ayat 2)
Pengikatan Sub-Penyedia Jasa (Pasal 21)
Kontrak Kerja Konstruksi (Pasal 22)
Hubungan hukum antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa dituangkan dalam Kontrak (ayat
1)
Kontrak Kerja sekurang-kurangnya memuat uraian:
Para pihak, Unsur pekerjaan, Masa Pertanggungan, Tenaga Ahli, Hak dan Kewajiban
Cara Pembayaran, Cidera Janji, Penyelesaian Perselisihan, Pemutusan Kontrak, Keadaan
Memaksa, Kegagalan Bangunan, Perlindungan Pekerja, Aspek Lingkungan (ayat 2)
Kontrak perencanaan harus memuat tentang HAKI (ayat 3)
Kontrak dapat memuat kesepakatan tentang insentif (ayat 4)
Kontrak pelaksanaan dapat memuat ketentuan tentang Sub Penyedia Jasa dan Pemasok bahan
(ayat 5)
Kontrak dalam bahasa Indonesia, Asing: Indonesia dan Inggris (ayat 6)
Septian Aprelly(5140821001)

Kontrak berlaku juga antara Penyedia Jasa dan Sub-Penyedia Jasa (ayat 7)
Ketentuan-ketentuan mengenai: kontrak, HAKI, insentif, pemasok diatur dalam PP (ayat 8).
Tahapan dan Ketentuan Penyelenggara Pekerjaan (Pasal 23)
Tahapan:
Perencanaan, pelaksanaan, Pengawasan (ayat 1)
Ketentuan penyelenggaraan:
Keteknikan, Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, Perlindungan Pekerja, Tata Lingkungan
(ayat 2)
Dalam melaksanakan ketentuan ayat 1, para pihak harus memenuhi kewajiban yang
dipersyaratkan untuk menjamin tertib penyelenggaraan. (ayat 3)
Pengaturan selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah (ayat 4)
Penggunaan Sub-Penyedia Jasa (Pasal 24)
Penyedia Jasa dapat memakai Sub- Penyedia Jasa yang memiliki keahlian khusus (ayat 1)
Sub-Penyedia Jasa tersebut harus memenuhi Pasal 8 dan 9 (ayat 2)
Penyedia Jasa harus memenuhi hak Sub-Penyedia Jasa sesuai Kontrak (ayat 3)
Sub-Penyedia Jasa harus memenuhi kewajiban sesuai Kontrak (ayat 4)
Kegagalan Bangunan (Pasal 25)
Pengguna dan Penyedia Jasa bertanggungjawab atas Kegagalan Bangunan (ayat 1)
Penyedia Jasa bertanggungjawab selama 10 tahun sejak serah terima akhir (ayat 2)
Kegagalan Bangunan ditetapkan oleh penilai ahli (ayat 3)
Kegagalan karena kesalahan Penyedia Jasa (Pasal 26)
Kesalahan Perencana atau Pengawas Konstruksi yang merugikan pihak lain
mereka bertanggungjawab dan dikenakan ganti rugi (ayat 1)
Kesalahan Pelaksana Konstruksi yang merugikan pihak lain
Dia bertanggungjawab dan dikenakan ganti rugi (ayat 2)
Kegagalan karena kesalahan Pengguna Jasa (Pasal 27)
Kesalahan Pengguna Jasa yang merugikan pihak lain,
dia bertanggungjawab dan dikenakan ganti rugi.
Peran Masyarakat (Pasal 29 dan 30)
Hak :
melakukan pengawasan untuk mewujudkan tertib pelaksanaan
Septian Aprelly(5140821001)

mendapat ganti rugi yang layak


Kewajiban: menjaga ketertiban dan memenuhi ketentuan pelaksanaan
menjaga terjadinya konstruksi yang membahayakan kepentingan umum
Masyarakat Jasa Konstruksi : bagian masyarakat yang berkepentingan / berhubungan dengan
jasa konstruksi (ayat 1)
Masyarakat Jasa Konstruksi Pasal 31)
Peran masyarakat diselenggarakan melalui forum jasa konstruksi (ayat 2)
Peran masyarakat dilakukan oleh lembaga independen dan mandiri (ayat 3)
Forum Jasa Konstruksi (Pasal 32)
Asosiasi perusahaan, Asosiasi profesi, Asosiasi Perusahaan barang dan jasa
Masyarakat Intelektual
Organisasi kemasyarakatan
Instansi Pemerintah
Unsur lain (ayat 1)
Unsur-unsur Forum:
Kesempatan untuk berperan mengembangkan jasa konstruksi terbuka luas untuk:
menampung / menyalurkan aspirasi masyarakat, merumuskan pengembangan jasa konstruksi
, mengembangkan peran pengawasan, memberikan masukan pada Pemerintah dalam
merumuskan pengaturan pemberdayaan
pengawasan (ayat 2)
Keanggotaan dan Tugas Lembaga(Pasal 33)
Anggota-anggota : Asosiasi perusahaan, Asosiasi profesi, Pakar Perguruan Tinggi, Instansi
Pemerintah (ayat 1)
Tugas-tugas :
Untuk mendukung kegiatan, dapat menggunakan dana masyarakat (ayat 3)
Melakukan/mendorong penelitian dan pengembangan, Pendidikan dan latihan, Registrasi
klasifikasi, kualifikasi, sertifikat, Mendorong/meningkatkan peran arbitrase melalui penilai
ahli (ayat 2)
Pembinaan (Pasal 35)
Pemerintah melakukan pengaturan, pemberdayaan, pengawasan (ayat 1)
Pengaturan dilakukan dengan penerbitan peraturan dan standar teknis (ayat 2)
Maksud pemberdayaan: mengembangkan kesadaran hak dan kewajiban serta peran usaha jasa
konstruksi dan masyarakat (ayat 3)
Septian Aprelly(5140821001)

Maksud pengawasan: menjamin keterbukaan penyelenggaraan jasa konstruksi (ayat 4)


Tugas pembinaan dapat dilimpahkan ke Pemda (ayat 6)
Pelaksanaan pembinaan dapat bersama masyarakat jasa konstruksi (ayat 5)
Penyelesaian Sengketa (Pasal 36)
Penyelesaian sengketa dapat ditempuh
Penyelesaian sengketa diluar pengadilan
tidak berlaku untuk tindak pidana (ayat 2)
melalui pengadilan, diluarpengadilan atas pilihan sukarela para pihak (ayat 1)
Jika memilih penyelesaian sengketa diluar pengadilan, maka gugatan pengadilan hanya
boleh bila upaya tersebut tidak berhasil oleh salah satu atau para pihak yang bersengketa
(ayat 3)
Penyelesaian sengketa diluar pengadilan (Pasal 37)
Dapat menggunakan jasa pihak ketiga bila disepakati para pihak (ayat 2)
Pihak Ketiga dapat dibentuk Pemerintah/masyarakat (ayat 3)
Dapat ditempuh untuk pengikatan pekerjaan, penyelenggaraan pekerjaan
kegagalan bangunan (ayat 1)
Gugatan masyarakat (Pasal 38)
Masyarakat yang dirugikan berhak mengajukan ke pengadilan secara: Perseorangan,
kelompok dengan Surat Kuasa, kelompok tanpa Surat Kuasa (ayat 1)
Jika kerugian mempengaruhi peri kehidupan masyarakat Pemerintah wajib
berperan/bertindak untuk kepentingan masyarakat (ayat 2)
Bentuk Gugatan (Pasal 39)
Gugatan berbentuk:
tuntutan untuk melakukan tindakan tertentu, tuntutan biaya/pengeluaran nyata, tuntutan lain
Sanksi (Pasal 41)
Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dapat dikenai sanksi administratif/ pidana.
Bentuk Sanksi administratif (Pasal 42)
Penyedia Jasa: peringatan tertulis, penghentian sementara pekerjaan, pembatasan kegiatan
usaha, pembekuan izin usaha, pencabutan izin usaha (ayat 1)
Pengguna Jasa: peringatan tertulis, penghentian sementara pekerjaan, pembatasan kegiatan
usaha, larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan, pembekuan izin pelaksanaan
pekerjaan, pencabutan izin pelaksanaan pekerjaan (ayat 2)
Penerapan sanksi diatur Peraturan Pemerintah (ayat 3)
Septian Aprelly(5140821001)

Sanksi Pidana (Pasal 43)


Pekerjaan konstruksi tidak memenuhi ketentuan teknis menimbulkan kegagalan bangunan:
dipidana 5 tahun atau denda maximum 10% dari nilai kontrak (ayat 1).
Pekerjaan bertentangan/tak sesuai ketentuan teknis dan mengakibatkan kegagalan
konstruksi/bangunan, dipidana maximum 5 tahun atau denda maximum 5% dari nilai kontrak
(ayat 2).
Pengawas dengan sengaja memberi peluang penyimpangan pelaksanaan yang mengakibatkan
kegagalan konstruksi/bangunan dipidana maximum 5 tahun atau denda maximum 10% dari
nilai kontrak (ayat 3).
Ketentuan Peralihan (Pasal 44)
Ketentuan yang telah ada sepanjang tidak bertentangan dengan Undang- Undang ini tetap
berlaku sampai ada peraturan baru (ayat 1).
Yang telah punya izin usaha dalam waktu satu tahun menyesuaikan dengan Undang-Undang
ini (ayat 2)
Ketentuan Penutup (Pasal 45)
Pada saat Undang-Undang ini berlaku, ketentuan yang mengatur hal yang sama dan
bertentangan dengan Undang-Undang ini, dinyatakan tak berlaku lagi.
Undang-Undang ini mulai berlaku 1 (satu) tahun sejak diundangkan (Pasal 46).
Catatan: Undang-Undang ini diundangkan 7 Mei 1999
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmadi Miru, Hukum Kontrak, 2007, PT Raja Grafindo Persada, 2007, Jakarta.
2. Daeng Naja, Contract Drafting, 2006, PT Citra Aditya Bakti, 1999,Bandung.
3. Etty Susilowati, Kontrak Alih teknologi pada Industri Manufaktur, 2007, Genta Press,
Yogyakarta.
4. Munir Fuady, Hukum kontrak, 1999, PT Citra Aditya Bakti, Bandung.
5. Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis[BW], Cetakan Keempat,2006, Sinar Grafika
Septian Aprelly(5140821001)

Resume Pertemuan pada tanggal 20 Februari 2016

UU No. 18 Tahun 1999 (UUJK)


Infrastruktur yang berhubungan dengan sosial, budaya, ekonomi,suatu tempat.

Dasar UUJK
tepat mutu dan waktu serta efisiensi untuk memenuhi hak dan Kewajiban pengguna maupun penyedia
jasa. Efek baik bagi lingkungan Masyarakat

Tujuan UUJK
Menciptakan Penyedia jasa yang berdaya saing dan memliki rasa tanggung jawab untuk tertib
administrasi. Mempunyai (LSM), Amdal masyarakat sekitar.

Kewajiban administrasi Penyedia Jasa ialah memiliki ijin usaha baik perseorangan/badan usaha (CV;PT)
memiliki sertifikat/keterangan ahli dalam bidang tertentu yang berhubungan dengan syarat-syarat
pekerjaan

tanggung jawab profesional erat kaitannya dengan pihak pengguna jasa dan pihak penyedia jasa yang
antara lain Perencana, Pelaksana dan Pengawas dengan dilandasi kejujuran dalam penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi.

Peran Masyarakat sekitar pekerjaan konstruksi memiliki hak dan kewajiban dalam proses pelaksanaan
pekerjaan konstruksi agar terciptanya keamanan dan kenyamanan

BANI ( BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA) kumpulan para ahli yang paham akan pekerjaan
konstruksi yang dapat menengahi dalam sengketa yang terjadi pada pekerjaan konstruksi.

Runtuhnya Rukan Cendrawasih, Samarinda (Juni 2014)

http://images.detik.com/co
ntent/2014/06/03/10/rukoambruk.jpg

Bangunan rumah kantor (Rukan) tiga lantai yang terletak di kompleks Cendrawasih Permai,
Jl. Ahmad Yani, Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda Kalimantan Timur runtuh pada
tanggal 3 Juni 2014 saat masih dalam proses pengerjaan yang menyebabkan 12 pekerjanya
Septian Aprelly(5140821001)

tewas. Bangunan ini memiliki lebar 25 m dan panjang 100 m dengan biaya konstruksi senilai
kurang lebih 15 Milyar rupiah.
Dari observasi yang dilakukan penyebab keruntuhan bangunan ini sangatlah kompleks
diantaranya:
Pertama, Kegagalan pondasi. Hal ini didasarkan keterangan bahwa pengerjaan pengerukan
lahan sampai lantai 1 selesai dikerjakan hanya memerlukan waktu enam bulan. Padahal
kondisi tanah eksisting adalah rawa dan merupakan tanah lempung sehingga memerlukan
waktu lama untuk terkonsolidasi jika tanpa penanganan khusus seperti vertical drain.
Kedua, Kegagalan Struktur Utama. Struktur utama yang dimaksud adalah balok- kolom. Hal
ini didasarkan fakta bahwa pekerja sempat diminta untuk mengecek kolom yang retak di
lantai 2. Meskipun tidak ada data detail mengenai dimensi dan lokasi keretakan akan tetapi
hal ini seharusnya telah menjadi indikasi awal bahwa ada masalah dengan struktur yang
sedang dibangun. Apalagi apabila didasarkan pada filosofi desain struktur yang benar yaitu
strong column- weak beam yang artinya kolom tidak boleh mengalami kegagalan struktur
terlebih dahulu daripada balok. Kegagalan kolom ini sendiri diduga karena adanya deviasi
antara perencanaan dan pelaksanaan dimana kontraktor mengurangi dimensi kolom dan
jumlah tulangan yang dipakai.
Ketiga, Kesalahan sistem perancah pengecoran lantai. Penyebab awal keruntuha adalah lantai
3 yang sedang dikerjakan secara tiba- tiba roboh. Selain karena kolom yang mengalami
kegagalan, maka sistem perancah yang dipakai juga patut dicurigai tidak dirancang dengan
benar. Dari dokumentasi yang ada terlihat bahwa sistem perancah yang digunakan
menggunakan scafolding besi dan beberapa menggunakan kayu dolken. Bekisting dan sistem
perancah seharusnya didesain secara detail baik dalam desain maupun metode
pemasangannya. Inspeksi harus dilakukan secara ketat termasuk pengecekan terhadap
kekuatan beton yang telah dicor yang akan menopang perancah tersebut.
Keempat, organisasi proyek tidak benar. Proyek rukan ini diketahui tidak memiliki konsultan
perencana. Desain bangunan yang digunakan tidak diketahui darimana dibuatnya.
Pengawasan proyek ini pun hanya dilakukan oleh mandor dari pemborong.
Kelima, adanya pengalihan pekerjaan secara serampangan. Kontraktor proyek rukan ini
semula PT. Firma Abadi yang beralamat di Surabaya menyerahkan sepenuhnya pekerjaan
kepada perseorangan/ individu yang merupakan pemborong berinisial NI yang beralamat di
Samarinda yang kemudian menyerahkan lagi kepada mandor yang berinisial S. Pengalihan
pekerjaan ini meliputi keseluruhan pekerjaan dan sama sekali tidak ada pengawasan dari
Kontraktor utama.

Sumber:
Septian Aprelly(5140821001)

http://jiwapamungkas.blogspot.com/2015/01/kasus-kegagalan-konstruksi-di-
indonesia.html

Vous aimerez peut-être aussi