Vous êtes sur la page 1sur 37

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

M DENGAN
PERUBAHAN PROSES PIKIR : WAHAM KEBESARAN
DI RUANG KUTILANG RUMAH SAKIT
JIWA PUSAT CIMAHI

Disusun oleh :
Nama : Agnes Siti Kusminah
Nim : 00.001

AKADEMI PERAWATAN RUMAH SAKIT DUSTIRA


CIMAHI
2003
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................


DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................


A. Latar Belakang Masalah .......................................................
B. Tujuan Penulisan ...................................................................
C. Metode Penulisan ..................................................................
D. Sistematika Penulisan ...........................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS ...............................................................


A. Proses Terjadinya Masalah ...................................................
B. Mekanisme Terjadinya Waham .............................................
C. Faktor Presdisposisi ..............................................................
D. Faktor Prepitasi .....................................................................
E. Pengkajian / Karakteristik Perilaku ......................................
F. Diagnosa Keperawatan .........................................................
G. Tujuan ...................................................................................
H. Tindakan Keperawatan .........................................................
I. Evaluasi .................................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................


BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................
A. Kesimpulan ...........................................................................
B. Saran .....................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan praktek
keterampilan klinik di Rumah Sakit Jiwa Pusat Cimahi. Selama dua minggu
penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan kasus dengan judul Asuhan
Keperawatan Jiwa Pada Tn M Dengan Perubahan Proses Pikir Waham Kebesaran
Di Ruang Kutilang RSJP Cimahi.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada puhak pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini :
1. Yth. Dr Jatmiko Soenarto, SpKs selaku Direktur Rumah Sakit Jiwa Pusat
Cimahi yang telah menyediakan bahan praktek beserta fsilitasnya bagi kami.
2. Yth. Bapak Suyatno, SmPh, Spd selaku kepala Instalasi Pendidikan Rumah
Sakit Dustira.
3. Yth. Ibu Dra. THT Srimara, selaku Direktur Akademi Perawatan Rumah Sakit
Dustira.
4. Yth. Ibu Rosmiati, selaku Kepala Diklat RSJP Cimahi
5. Yth. Ibu Nanik Susiani, selaku Kepala Diklat RSJP Cimahi
6. Yth. Bapak Oyo Suharja, Amk selaku Kepala Ruang Perawatan Kutilang
RSJP Cimahi
7. Yth. Bapak Zaenal selaku C1 Ruang Perawatan Kutilang RSJP Cimahi.
8. Yth. Dosen Pembimbing beseta C1 Akper Rumah Sakit Dustira yang telah
membantu pelaksanaan praktek klinik keperawatan
9. Teman teman Akper RS Dustira yang telah memberikan bantuan dan
dorongan sehingga terselesaikan lapoan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini jauh dari sempurna maka
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga laporan ini dapat diterima dan bermanfaaat bagi penulis khusunya
dan pembaca umumnya. Sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih.

Cimahi, maret 2003


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Krisis multidimensi telah mengakibatkan tekanan berat pada sebagian
masyarakat dunia umumnya dan Indonesia khususnya. Masyarakat yang
mengalami krisis ekonomi tidak saja mengalami gangguan kesehatan fisik tapi
mengalami gangguan kesehatan mental psikiatri yang dapat menurunkan
produktivitas kerja dan kualitas hidup.
Dalam rangka mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakan
pembangunan nasional, pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari
pembangunan nasional yang diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan
dan kemampuan untuk hidup sehat bagi semua penduduk (Depkes RI 1992).
Skizofrenia adalah salah satu jenis gangguan jiwa psikosa fungsional
dengan gejala pecahnya unsur unsur kepribadian yang timbul pada usia
kurang dari 45 tahun.
Dengan menerapkan asuhan keperawatan pada perubahan proses pikir
diintegrasikan secara komprehensip pada program asuhan klien diharapkan
klien dan keluarganya secara mungkin dapat berperan serta dalam self care
dan family support.
Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis merasa tertantang untuk
mengambil kasus dengan judul Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn M
Dengan Perubahan Proses Pikir Waham Kebesaran Di Ruang Kutilang RSJP
Cimahi.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari laporan pelaksanaan asuhan keperawatan ini adalah :
1. Tujuan Umum
a. Untuk memperoleh pengalaman secara nyata dalam upaya asuhan
keperawatan.
b. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung dan
komprehensip meliputi aspek biopsikososial.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan perubahan prose
pikir waham kebesaran akibat skizofrenia residual.
b. Mampu mendokumentasikan rencana asuhan keperawatan pada klien
dengan perubahan proses pikir waham kebesaran akibat skizofrenia
residual.
c. Mampu melakukan rencana keperawatan sampai dengan evaluasi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. PROSES TERJADINYA MASALAH


Orientasi realitas adalah ketidakmampuan individu membedakan
rangsangan internal : fikiran, perasaan, sensasi, somatic, dan rangsangan
eksternal seperti bunyi situasi alam sekitar (tidak dapat membedakan lamunan
dan kenyataan) (Stuart and Sunden, 1995). Gangguan orientasi realitas dibagi
menjadi dua yaitu waham dan halusinasi. Waham adalah kepercayaan yang
benar benar salah dan berfikir yang sesuai dengan orang lain dan kontradiksi
dengan realitas sosial (Stuart and Sunden, tahun 1995 hal 146).
Waham adalah suatu kepercayaan yang salah atau bertentangan
dengan kenyataan dan tetap pada pemikiran seseorang dan latar belakang
sosial budaya (Rowlis, tahun 1991, hal 167).
Waham adalah bentuk lain dari proses kemunduran pemikiran
seseorang yaitu dengan mencampuri kemampuan pikiran untuk diuji dan
dievaluasi secara nyata (Judith Herber).
Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang tidak sesuai
dengan kenyataan dan tidak cocok dengan intelegensia latar belakang biarpun
dibuktikan kemustahialn hal itu (WF Maramis, tahun 1991, hal 147).
Waham somatic dalah keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang
tidak benar, contohnya ususnya sudah busuk, otak sudah cair dan ada seekor
kua dalam perutnya
Tipe tipe waham yaitu :
a. Menurut Haber (tahun 1997 hal 723) :
1. Ideas of referens seseorang merasa bahwa kejadian situasi atau
interaksi secara langsung berhubungan dengan dirinya.
2. Delusion of percution : keyakinan sesorang bahwa orang lain merusak
berbuat kerusakan pada dirinya.
3. Delusion of grandeus : keyakinan seseorang bahwa dia maha kuasa dan
mempunyai kekuatan super.
4. Somatik delusion.
b. Menurut Doengus (tahun 2000 hal 205) :
1. Eromati : waham tentang seseorang yang mencintai orang lain yang
statusnya lebih tinggi.
2. Grandues : waham tentang kekuatan pengetahuan diidentifikasikan
khusus atau hubungan khusus dengan orang yang terkenal.
3. Jealous : seseorang merasa bahwa partner sexnya tidak setia.
4. Persecutori: keyakinan seseorang bahwa orang lain merusak atau
berbuat jahat pada dirinya.
5. Somatik : waham karena adanya beberapa penyakit fisik atau
munculnya keabnormalitas fisiknya.
c. Menurut Raulins (tahun 1993, hal 107):
1. delusion of persicution : keyakinan seseorang bahwa orang lain akan
berbuat jahat pada dirinya.
2. Delusion of gerndeoues : keyakinan seseorang bahwa dirinya
mempunyai kekuatan luar biasa.
3. Delusion of control : keyakinan seseorang bahwa dirinya tindakan dan
pikirannya di kontrol oleh orang lain dan kekuatan eksternal.
4. Delusion of referens : keyakinan seseorang bahwa kejadian atau situasi
secara langsung yang berhubungan dengan diri dalam berinteraksi.
5. Somatik delusion : keyakinan seseorang bahwa tubuhnya berubah dan
berespon dengan cara yang tidak disadari dengan realita.
6. Thought brood costing : keyakinan seseorang bahwa pikirannya dapat
di dengar orang lain walau ia tidak membicarakannya.
d. Menurut W.F Maramis (tahun 1991, hal 117)
1. Waham kejar : pasien yakin bahwa ada komplotan yang sedang
menggangu bahwa ia ditipu, dimata matai atau kejelekannya
dibicarakan banyak orang.
2. Waham somatic: keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak
benar, contohnya usunya sudah membusuk, otak sudah cair, ada seekor
kuda dalam perutnya.
3. Waham kebesaran: yakin ia mempunyai kekuatan, pendidikan,
kepandaian atau keyakinan yang luar biasa misalnya bahwa dialah ratu
adil, dapat membaca fikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah dan
mobil.
4. Waham keagamaan: waham dengan tema keagamaan.
5. Waham dosa : keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan
yang besar yang tidak dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung
jawab dalam suatu kejadian yan tidak baik misalnya kecelakaan
keluarga, karena fikiran yang tidak baik.
6. Waham pengaruh : yakni bahwa fikiran emosi perbuatannya diawasi
atau dipengaruhi oleh orang lain suatu kekuatan yang aneh.
7. Waham nilistic : yakni bahwa dunia ini sudah hancur atau bahwa ia
sendiri dan orang lain sudah mati.
8. Tingkah laku yang dipengaruhi oleh waham, karena waham maka ia
berbuat tingkah laku yang demikian.

RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIS

Respon adaptif Respon maladaptive


- Pikiran logis - pikiran kadang menyimpang - kelainan pikiran/delusi
- persepsi akurat - ilusi - waham
- emosi konsisten - reaksi emosional berlebihan - halusinasi
dengan berlebihan
- perilaku sesuai - perilaku ganjil/tidak lazim - ketidakmampuan untuk
mengalami emosi
- hubungan sosial - menarik diri - ketidakteraturan
perilaku
B. MEKANISME TERJADINYA WAHAM
Waham terbentuk atas dasar faktor emosi, maka waham takkan dapat diubah
oleh alasan alasan akal fikiran untuk memenuhi kebutuhan jiwa tersebut.
Gambaran waham terlihat menurut kesulitan kesulitan menurut individu
sebelum sakit berupa harapan harapan yang mengecewakan perasaan
inadekuat, perasaan dibenci orang lain dan sebagainya.

C. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Faktor perkembangan
Hal ini tidak terjadi ketidakmampuan individu dalam menyelesaikan tugas
tugas perkembangan.
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang therapeutik sering mengancam dan menimbulkan
cemas berkepanjangan sehingga individu mengisolasi diri dari lingkungan
eksternal.
c. Interaksi
Individu dalam berinteraksi dengan orang lain mengalami gangguan.

D. FAKTOR PRESIPITASI
Merupakan serangkaian kejadian yang menimpa manusia di dalam menjalani
hidupnya dapat menjadi faktor pencetus timbulnya waham.
Adapun faktor pencetus meliputi :
a. faktor internal.
Karena merasa gagal kehilangan sesuatu yang bermakna.
b. Faktor eksternal
Ada trauma atau serangan fisik, kehilangan hubungan dengan orang lain
yang berarti.
E. PENGKAJIAN / KARAKTERISTIK PERILAKU
- Menolak makan.
- Tidak ada perhatian terhadap perawatan diri.
- Ekspresi muka sedih / gembira, ketakutan.
- Gerakan tidak terkontrol.
- Mudah tersinggung.
- Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
- Tidak membedakan antara yang nyata dengan yang tidak nyata.
- Menghindar dari orang lain.
- Mendominasi pembicaraan.
- Berbicara kasar.
- Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan atau sama sekali tidak
melaksanakan.

F. Diagnosa Keparawatan
1. Potensial menarik diri dari orang lain atau lingkungan.
2. Gangguan hubungan sosial : bermusuhan, manipulasi, ketakutan.
3. Potensial gangguan nutrisi: pemasukan tidak sesuai kebutuhan.
4. Gangguan perawatan diri.

G. Tujuan
1. Pasien tidak melukai diri sendiri, orang lain atau lingkungan.
2. Pasien mampu membina dan mempertahankan hubungan akrab dengan
orang lain tanpa perasaan tertekan atau terancam.
3. Pasien dapat mempertahankan keseimbangan nutrisi, cairan dan eliminasi.
4. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.

H. Tindakan Keperawatan
1. Psikoterapeutik
a. Bina hubungan saling percaya
- Perhatikan pasien saat bicara tanpa meremehkan.
- Dengar pernyataan pasien tentang wahamnya, tanpa menyetujui
atau menentangnya.
- Bicara saat terbuka dan tidak berbisik bisik, tidak menggunakan
kata kata sindiran.
b. Bantu pasien meningkatkan harga dirinya.
- Libatkan pasien dalam kegiatan individu dan kelompok.
- Beri pasien kegiatan sesuai dengan minat dan kemampuannya.
- Beri reinforcement atas keberhasilan yang dicapai klien.
c. Bantu pasien menemukan koping konstruktif dalam penyelesaian
masalah.
- Bersama klien mengidentifikasikan masalah yang dihadapi.
- Tanyakan cara yang dilakukan untuk mengatasi masalahnya.
- Bicarakan manfaat dari cara tersebut.
- Bersama pasien mencari alternatif cara penyelesaian masalah.
- Beri dorongan kepada pasien untuk memilih cara yang tepat.

2. Lingkungan terapeutik
a. Ciptakan lingkungan fisik yang dapat menguatkan realita.
b. Ciptakan lingkungan sosial
c. Beri pujian atas keberhasilan klien.
3. Kegiatan hidup sehari hari.
a. Bimbing pasien memenuhi mempertahankan kebutuhan nutrisi.
b. Bimbing pasien mempertahankan keseimbangan aktivitas istirahat
tidur.
c. Bimbing pasien melakukan perawatan diri.
4. Somatik
Beri obat sesuai ketentuan.
a. Memberikan obat dengan mempertahankan lima benar dalam prinsip
pemberian obat.
b. Bujuk pasien bila menolak minum obat.
c. Ajak pasien berbicara menyakinkan bahwa obatnya sudah dimakan.
d. Beri pujian atas kerjasama klien.
5. Pendidikan kesehatan.
a. Bantu pasien mengenali wahamnya.
b. Ikutsertakan keluarga mengatasi masalah klien.
I. Evaluasi
1. a. Ekspresi wajah klien tampak tenang
b. Perilaku dan emosi pasien terkontrol.
c. Pasien berespon sesuai stimulus eksternal.
2. a. Pasien dapat berespon secara non verbal.
b. Pasien dapat berinteraksi dengan perawat.
c. Pasien dapat berinteraksi dengan pasien lain.
d. Pasien dapat berinteraksi dengan perawat.
3. a. Pasien dapat menghabiskan porsi makan / minum yang diberikan.
b. Berat badan pasien meningkat sesuai kriteria.
4. a. Pasien dapat mandi sendiri dua kali sehari.
b. Gigi, rambut, mulut.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. P DENGAN
RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI XII HALIMUN
RUMAH SAKIT DUTIRA TK. II CIMAHI
I. Identitas.
a. Identitas klien.
Nama : Tn. P
Umur : 37 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Agama : Islam
Alamat : Kp. Nanggulang RT 03/10, Kab. Bandung Barat
Status perkawinan : Menikah
Suku bangsa : Sunda
Tgl masuk : 18-01-2017
Tgl pengkajian : ...........
No. CM : 484933
Dx. Medis : Schizoprenia + RM

b. Identitas Penanggung Jawab.


Nama : Tn. O
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Kp. Nanggulang RT 03/10, Kab. Bandung Barat
Hubungan dengan klien adalah orang tua klien

II Alasan Masuk Rumah Sakit


4 hari SMRS klien marah-marah tanpa sebab, suka mengasah dan membawa
golok, sebelumnya klien sering mengamuk, mengancam orang-orang, mudah
tersinggung, sulit tidur, gelisah, banyak melamun, sering merasa orang lain
mengejek dirinya.
Pada saat dikaji klien mengatakan marah pada bibi nya dirumah karena sering
memaksa untuk minum obat saat dirumah, sekarang masih ada perasaan kesal
pada bibi nya karena bibi nya sudah membawa klien ke RS.
III Faktor Predisposisi.
1. Klien mengalami sakit jiwa sejak 4 tahun yang lalu
2. Klien tidak pernah berobat ke medis
3. Tidak ada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa.
4. Klien tidak pernah mengalami riwayat aniaya fisik,
seksual maupun kekerasan dalam keluarga.
5. Klien pernah mengalami masa lalu yang tidak
menyenangkan. Yaitu pada klien pernah diberi alkohol dan obat-obatan
terlarang oleh temannya di lingkungan rumah.

IV Pemeriksaan Fisik.
1. Tanda Vital
TD = 110/70 mmHg R = 22 x/mnt
N = 88 x/mnt S = 370 C
2. Ukuran
TB : 168 cm
BB : 70 Kg
3. Keluhan Fisik
Klien tidak pernah mempunyai keluhan dalam hal fisik

V Psikososial
1. Genogram
Keterangan :
: perempuan

: laki-laki

: Meninggal

: Klien

: Tinggal serumah

Klien merupakan anak ke dua dari empat bersaudara. Orang yang terdekat
dengan klien selain orang tua adalah kekasihnya. Didalam keluarga tidak ada
yang mengalami sakit jiwa selain klien. Hubungan klien dengan tetangganya
terjalin dengan baik.

2. Konsep Diri
1) Citra tubuh
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak merasa minderengan keadaan
tubuhnya, klien menyukai seluruh bagian tubuhnya

2) Identitas diri
Pada saat klien dikaji klien mengatakan bahwa status dan posisi klien
sebelum dirawat klien bekerja sebagai buruh di penggilingan padi.
Klien puas dengan kedudukannya sebagai anak karena dapat membantu
ayahnya bekerja.
3) Peran
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa diri klien sebagai anak kedua
dari empat bersaudara sehari-hari bekerja sebagai buruh dan klien
merasa senang terhadap apa yang telah dikerjakan.
4) Ideal Diri
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa dirinya mempunyai keinginan
untuk menjadi seorang ustad dan klien sering menganggap dirinya
hebat, mampu menyembuhkan segala macam penyakit tanpa obat.
Klien berharap cepat sembuh dari sakitnya dan diterima di masyarakat.
Klien ingin menolong orang dengan menyembuhkan sakit setelah dia
sembuh.
5) Harga diri
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak merasa malu dengan
kondisinya saat ini. Klien yakin cita-citanya akan berhasil
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri, ideal diri yang tidak
realistis.
3. Hubungan sosial
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa orang yang berarti dalam
hidupnya adalah ayah, ibu, adik dan kekasihnya. Jika ada masalah klien
mengadu dan meminta bantuan pada kedua orang tuanya.
Sebelum sakit klien tidak pernah aktif dalam kegiatan dalam masyarakat,
karena ada hambatan yaitu klien terlalu meninggikan dirinya dan
berbicara kacau.
Masalah keperawatan :
Kerusakan komunikasi verbal
Kerusakan interaksi sosial.
4. Spritual.
a. Nihil dan keyakinan
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa dirinya beragama islam dan
mempunyai keyakinan bahwa penyakitnya akan sembuh.
b. Kegiatan /ibadah sebelum sakit
Pada saat dikaji klien mengatakan jarang sholat. Sebelum sakit klien
jarang iktu keagamaan di mesjid
Masalah keperawatan :
Distress spiritual.
VI Status Mental
1. Penampilan
Pada saat dikaji klien tampak rapi, klien selalu menyisir rambutnya. Klien
ganti baju 2 hari sekali dan penggunaannya sesuai.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
2. Pembicaraan
Pada saat dikaji klien berbicara agak cepat dan mampu memulai
percakapan dengan perawat.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
Pada saat dikaji klien suka berbicara ngawu. Klien sering mendominasi
pembicaraan. Pembicaraan klien tidak realistis.
Masalah keperawatan : kerusakan komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik.
Pada saat dikaji klien tidak tampak lesu dan kadang-kadang gelisah. Klien
tidak tampak adanya : agitas, tiki grimasen, tremor, kompulsif. Klien sering
melakukan aktivitas yang berlebihan/ hiperaktivitas.
Klien sering mengikuti kegiatan direhabilitasi psikomotor seperti : olahraga
bulu tangkis. Selain itu klien sering mengikuti kegiatan yang ada di
ruangnya seperti membereskan sehabis makan.
Masalah keperawatan : resiko tinggi cedera.

4. Alam perasaan
Pada saat dikaji klien tidak tampak : sedih, putus asa dan gembira yang
berlebihan. Klien juga tidak menunjukkan adanya ketakukan dan
kekhawatiran
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
5. Afek
Pada saat dikaji, sesuai hasil observasi terlihat emosi yang sesuai dengan
stimulus yang ada. Seperti contoh: bila klien diberi stimulus yang
menyenangkan. Seperti bercanda klien memperlihatkan roman muka yang
gembira.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan.
6. Interaksi selama diwawancarai
Pada saat dikaji klien dapat diajak bekerja sama oleh perawat. Kontak mata
mau menatapa alwan berbicara, tidak menunjukkan rasa curiga dan
bermusuhan.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
7. Persepsi
Pada saa dirumah klien sering mendengarkan suara bisikan almarhum
kakeknya.
Pada saat dikaji suara-suara itu tidak muncul lagi
Masalah keperawatan : resiko tinggi perubahan sensori persepsi halusinasi
dengar.
8. Proses pikir
Pada saat dikaji pembicaraan klien berbelit-belit tapi akhirnya sampai
tujuan pembicaraan/sirkumtansial.
Klien sering berbicara ngawaur dan jawaban yang diberikan sering tidak
sesuai dengan kenyataan dan pertanyaan. Klien selalu mengulang-ngulang
pembicaraan dan pembicaraan selalu meloncat dari suatu topik ke topik
lain.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir.

9. Isi pikir
Pada saat dikaji klien tampak gejala obsesi. Klien selalu ingin pulang dan
ingin bertemu dengan keluarganya. Klien ingin dijenguk keluarganya.
Dalam pikiran klien selalu bisa menyembuhkan penyakit tanpa obat.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir.
Waham :
Pada saat dikaji klien selalu mendominasi pembicaraan. Klien mempunyai
keyakinan bahwa ia orang hebat. Mampu melakukan apa saja diantaranya
menyembuhkan segala penyakit tanpa obat
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir waham kebesaran.
10. Tingkat kesadaran
Pada saat dikaji klien tampak bingung dan kacau. Klien tidak mengalami
stupporr. Klien tidak mengalami disorientasi waktu dan tempat. Tetapi klien
mengalami disorientasi orang.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir.
11. Memori
Pada saat dikaji klien dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi/daya
ingat saat ini. Dari hasil observasi klien tidak mampu mengingat kejadian
yang lebih dari seminggu/daya ingat jangka pendek dan klien juga tidak
mengingat kejadian yang lebih dari sebulan/daya ingat jangka panjang.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berkonsentrasi dan berhitung saat wawancara dan kegiatan
dilakukan.
Contohnya : saat diwawancara perhatian klien tidak mudah dialihkan. Saat
diberi pertanyaan [(5 x 5)+25]: 5 = berapa ? jawabannya 10.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
13. Kemampuan penilaian
Pada saat dikaji klien mampu mengambil keputusan sederhana.
Contohnya : bapak mau mandi dulu sebelum makan atau makan dulu
sebelum mandi ? setelah diberi penjelasan klien mampu mengambil
keputusan.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
14. Daya tikk diri
Pada saat dikaji klien selalu mengingkari penyakit yang diderita. Klien
tidak menyadari gejala penyakit pada dirinya dan selalu berkeinginan untuk
pulang.

VII.Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan
a. Pada saat pengkajian frekuensi makan 3x/hari, jumlah 1 porsi.
Variasi : sayur + nasi + buah + lauk + snack
b. Klien mampu makan secara mandiri tanpa bantuan petugas, makan
disiapkan petugas dan alat makan dibersihkan petugas
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
2. BAB/ BAK
Pada saat pengkajian klien mampu untuk BAK/BAB secara mandiri tanpa
bantuan perawat. Klien mampu mengguankan WC dan membersihkan diri
dan merapikan pakaian. Setelah BAB/BAK.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
3. Mandi
Pada saat pengkajian, frekuensi 2x/hari, cara mandi memakai gayung,
gosok gigi 2x/hari. Cuci rambut 1hari sekali.
Klien mampu mandi secara mandiri tanpa bantuan perawat.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
4. Berpakaian
Klien mampu berpakaian secara mandiri, tanpa bantuan perawat.
Penampilan dan dandanan rapi dan sesuai.
Frekuensi ganti : 2 hari sekali
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
5. Istrahat tidur
Tidur malam : 21.00 s/d 05.00 WIB
Tidur siang : 14.00 s/d 16.00 WIB
Kegiatan sebelum dan sesudah tidur.
05.00 WIB : klien bangun pagi
07.00 WIB : klien makan pagi
07.30 WIB : klien kerehabilitasi
11.00 WIB : mandi siang
12.00 WIB : makan siang
14.00 WIB : tidur siang
17.0 WIB : makan sore
21.00 WIB : tidur malam
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
6. Penggunaan obat
Halloperidol 5 mg 3 x 1 tab
Trihexyphenidil 2 mg 3 x 1 tab
Persidal 1 x 1tab
Chlorpromazine 100 mg 1 x 1 tab
7. Pemeliharaan kesehatan
Dalam memelihara kesehatannya klien harus selalu minum obat secara
teratur.
8. Aktivitas di rumah
Klien mampu mengolah dan menyajikan makanan, merapikan rumah
(menyapu, mengepel)
9. Aktivitas di luar rumah
Klien mampu berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Klien mampu mengendarai kenderaan bermotor

8. Masalah Keperawatan
1. Respon pasca trauma
2. Kerusakan komunikasi verbal
3. Gangguan konsep diri : ideal diri yang tidak realistis
4. Kerusakan interaksi sosial
5. Distress spritual
6. Perubahan proses pikir
7. Waham kebesaran
8. Resiko tinggi cedera
9. Resiko tinggi perubahan sensori persepsi halusinasi dengar.

9. Analisa Data

No Data Sejang Masalah


1 DS : Klien mengatakan pernah diberi narkoba Respon pasca
oleh teman-temannya di Jakarta pada usia 17 trauma
tahun.
DO : Klien tampak berbicara kacau, linglung,
pelupa, bingung.

2 DS : Klien mengatakan bahwa dirinya adalah Kerusakan


orang hebat. komunikasi verbal
Klien mengatakan bahwa dirinya mampu
melakukan apa saja termasuk
menyembuhkan segala macam penyakit
tanpa obat.
DO : - Pembicaraan klien ngawur
- Kalau berbicara mendominasi
pembicaraan
- Ungkapan klien tidak sesuai dengan realita

3 DS : - Klien mengatakan bahwa dirinya adalah Gangguan konsep


orang hebat diri ideal diri tidak
- Klien melakukan apa saja realistis
DO : Isi pembicaraan klien terlalu tinggi
Ungkapan klien tidak realistis

4 DS : Klien mengatakan bahwa dirinya tidak Kerusakan


pernah aktif dalam kegiatan di masyarakat unteraksi sosial
Klien tampak kurang berinteraksi dengan
orang-orang di sekitarnya selama dirawat
DO : Klien tampak kurang berinteraksi dengan
orang-orang di sekitarnya selama dirawat

5 DS : Klien mengatakan bahwa dirinya jarang Distress spiritual


dalam menjalankan sholat 5 waktu
DO : Klien jarang sholat

6 DS : - Klien mengatakan saya sudah sembuh, Perubahan proses


saya sudah boleh pulang pikir
- Klien mengatakan bahwa dirinya orang
hebat, mampu menyembuhkan segala
penyakit
DO : - Sirkumtansial
- Klien berbicara ngawur
- Jawaban klien tidak sesuai kenyataan dan
apa yang ditanyakan.
- Pembicaraan meloncat dari satu topk ke
satu topik lain.
- Obsesi
- Klien tampak bingung, mengalami
disorientasi orang.
- Klien tidak mengingat kejdian yang terjadi
minggu terakhir dan lebih dari 1 bulan.
- Klien sering mengingatkan penyakit yang
dideritanya.

7 DS : Klien mengatakan bahwa dirinya orang Waham kebesaran


hebat, mampu menyenbuhkan semua
penyakit tanpa obat.
DO : - Klien mendominasi pembicaraan
- Klien berbicara ngawur
- Berbicara hal-hal yang tinggi

8 DS : - Klien mengatakan selalu ingin melakukans Resiko tinggi


semua aktivitas cedera
DO : - Kegiatan yang dilakukan klien berlebihan
- Hiperaktivitas

9 DS : Klien mengatakan dulu pernah mendengar Resiko tinggi


bisikan dari almarhum koleganya perubahan sensori
DO : Klien tidak tampak melamun dan tidak persepsi halusinasi
bicara sendiri dengar

X Pohon Masalah
Kerusakan Komunikasi Verbal. Effect

Core Problem
Perubahan proses pikir : Waham Kebesaran


Gangguan Konsep Diri : Ideal diri yang tidak realistis Etiologi
XI Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham kebesaran
2. Perubahan proses pikir : Waham kebesaran berhubungan dengan ideal diri
yang tidak realistis
NO Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Tindakan Rasional Implementasi Evakuasi Paraf
1 Kerusakan TUM : Klien
kemunikasi verbal dapat melakukan
b/d. Wham komunikasi
kebesaran yang verbal dengan
ditandai dengan : baik.
DS : TUK I tanggal 4
- Klien mengatakan Maret 2003.
bahwa dirinya 1. Klien dapat Dalam 2 x 1. Bina hubungan Kejelasan 5 Maret 2003 5 Maret 2003
adalah orang yang membina pertemuan klien saling percaya. tujuan dan 1. Membina S : Klien
hebat. hubungan dapat membina a. Salam kontak hubungan saling mengatakan
- Klien mengatakan saling hubungan saling terapeutik. menentukan percaya dengan sangat senang
bahwa dirinya percaya. percaya dengan b. Perkenalkan rasa percaya cara : sekali
mampu perawat seperti diri dan merupakan a. Salam berkenalan
melakukan apa membalas salam, c. Buat kontrak dasar hubungan terapeutik, dengan
saja diantaranya berjabat tangan yang pertama. selanjutnya. Selamat perawat.
mampu menyebutkan d. Bicara dengan pagi bapak, CO : Klien
menyembuhkan namanya. klien secara nama bapak menjawab
penyakit tanpa jujur, singkat, siapa ? pertanyaan
obat. mudah b. Perke perawat.
DO : dimengerti, jelas. nalkan diri, - Represi
- Pembicaraan klien e. Perhatikan nama saya wajah
ngawur. klien saat bicara Agnes, biasa gembira
- Kalau diajak tanpa dipanggil - Klien
bicara klien sering meremehkan. Ines. berbicara
mendominasi f. Dengar c. Mem terbuka
pembicaraan. perhatian klien buat kontak terhadap
- Ungkapan klien tentang yang jelas, perawat
tidak sesuai wahamnya tanpa Saya di sini - Klien
dengan realita. menentangnya. samapi jam 2 merasa
g. Ciptakan siang, tenang
lingkungan yang kebetulan A : Masalah
tenang. saya bertugas teratasi
merawat P : Tujuan khusus
bapak. Hari 1 pertahankan
ini saya lanjutankan ke
menemani tujuan khusus 2.
bapak selama
10 menit.
d. Mend
engarkan
ungkapan
Dengan kontak klien.
yang singkat
dansering akan 2. Melakuk
memberikan an kontak sering
2. Lakukan kontak stimulus dan dan singkat,
secara singkat dan klien merasa Bertemu klien
sering. diperhatikan setiap hari 2
sehingga klien kali
percaya.

TUK II
Tanggal 5 Maret
2003
2. Klien dapat Dalam 3 x - Memecahkan 6 Maret 2003
mengenali/ pertemuan klien masalah S : Klien
mengidentifik dapat mengenali secara 6 Maret 2003 mengatakan
asi waham waham bersama- 1. Mengidentifika tidak apa-apa
kebesarannya. kebesarannya. 1. Bersama klien sama si masalah klien - Klien
memecahkan merupakan dengan bertanya: mengatakan
masalah yang cara untuk Apa yang terjadi bersedia kontak
dihadapinya. menemukan sehingga bapak tiap hari.
koping dibawa kemari - Klien
konstruktif masih ingat siapa mengatakan bisa
dalam yang membawa mengatasi
menyelesaika bapak kemari ? masalahnya
n masalah menanyakan cara sendiri.
yangdihadapi klien mengatasi
- Untuk masalah. O : Kalau ditanya
menggali Apa telah bapak klien defensif.
sejauh mana lakukan untuk - Klien belum
klien dapat mengatasi cara dapat mengenali
2. Tanyakan memecahkan tersebut ? wahamnya.
kepada klien cara masalahnya. Kalau menurut A : Masalah belum
yang telah saya sebaiknya teratasi.
dilakukan untuk - Pemecahan bapak .... P : Lanjutkan
mengatasi masalah masalah Bagaimana apakah intervensi.
tersebut. dapat bapak setuju ? - Pertahankan tuk.
dilakukan 2, lanjutkan tuk
dengan 3
3. Bersama klien kesepakatan - Buat catatan
memecahkan dan perkembangan
masalah untuk kerjasama
mencari alternatif agar mudah
cara lain untuk dilaksanakan.
mengatasi masalah
yang dihadapi. - Mengalihkan
perhatian
klien dari Menganjurkan klien
wahamnya. untuk sering
mengikuti t.a.k.
4. Anjurkan klien - Mengalihkan Berapa kali bapak
sering mengikuti perhatian pernah mengikuti
TAK. klien dari t.a.k.
wahamnya Bagaimana kalau
mulai sekarang
5. Tidak bapak sering
memberikan mengikuti kegiatan
dukungan dan tidak t.a.k.
membantah akan
wahamnya.
Tuk III
Tanggal 6 Maret
2003 7 Maret 2003
3. Klien dapat - Dengan
mengidentifika mengobserva 7 Maret 2003
si kebutuhan si kebutuhan Mengobservasi
yang tidak klien sehari- kebutuhan klien
terpenuhi. hari dapat sehari-hari
diketahui
1 Observasi perkembanga
kebutuhan klien n kesehatan
sehari-hari klien.
- Dengan S : Klien
mendiskusika menyebutkan
n kebutuhan Berdiskusi dengan beberapa
klien klien dengan kebutuhan
diharapkan menanyakan yang belum
klien mampu Bapak kebutuhan terpenuhi.
- Diskusikan memenuhi apa saja yang O : Kebutuhan
kebutuhan klien kebutuhan belum terpenuhi fisik klien
yang tidak yang belum selama dirawat di sudah
terpenuhi baik di terpenuhi. sini terpenuhi
rumah maupun menayakan kepada kebutuhan
rumah sakit. klien pikiran yang spiritual
- Membungkam sering muncul jika belum
kebutuhan yang kebutuhannya tidak terpenuhi.
belum terpenuhi terpenuhi. A : Masalah
dengan timbulnya pikiran apa yang teratasi sebagian
waham. muncul jika P : Pertahankan
kebutuhan bapak tuk 2
tidak terpenuhi. lanjutkan tuk
3
- Buat catatan
perkembangan
- Dengan
aktivitas
klien dapat Mengikutsertakan
mengalihkan klien dalam
wahamnya kegiatan aktivitas
dengan direhabilitasi
2. Tingkatkan kegiatan Menayakan
aktivitas yang yang kegiatan yang
dapat memenuhi bermanfaat disukai sesuai
kebutuhan klien sesuai hoby :hoby bapak
kemampuan. apa ?

Tuk IV
Tanggal 6 Maret Tanggal 7 Maret
2003 2003
4. Klien dapat Dalam 5 x Berbicara S : Klien
berhubungan pertemuan klien dalam konteks Tanggal 7 Maret mengatakan
dengan realitas dapat melakukan realitas dapat 2003 bahwa itulah
hubungan dengan mengendalikan 1.Menanyakan jati realitas.
realitas harga diri yang diri klien - Klien
positif pada Bapak alamatnya mengatakan
1. Berbicara dengan klien. dimana ? mau diajak
klien dalam konteks apa pekerjaan bulutangkis.
realitas (jati diri bapak ? O : Pembicaraan
klien) Bapak kerja klien masih
dimana ? belum sesuai
2.Terapi aktivitas realita.
kelompok tidak - Klien belum
dapat ikut serta
2. Libatkan klien dilaksanakan dalam t.a.k
dalam terapi karena - Klien
aktivitas kelompok keterbatasan bersedia bulu
waktu. tangkis
3.Memberikan A : Masalah belum
pujian positif teratasi
setiap klien dapat P : Intervensi
3. Berikan pujian melakukan dilanjutkan
pada setiap kegiatan positif : - Pertahankan
kegiatan yang olah raga, bantu tujuan khusus
dilakukan klien cuci piring. 4, lanjutkan
Bagus bapak dapat tjuan 5
melakukan - Buat catatan
Mengajak klien perkembanga
berolah raga n.
direhabilitasi.
Tuk V :Bagaimana kalau
Tanggal 7 maret main bulu tangkis?
2003
5. Klien dapat Dalam 2 x Minum obat S: Klien
menggunakan pertemuan dapat dengan benar mengatakan
obat dengan mengerti manfaat dapat penjelasan
benar. obat dan membantu 1. Menjelasakan perawat.
mematuhi proses tentang - Klien
pemberian obat. penyembuhan pentingnya mengatakan
1. Jelaska Obat yang minum obat. tidak ada
n pentingnya sesuai dapat 2. Memberikan efek samping
minum obat memperkecil obat sesuai advis setelah
dengan benar. efek samping dokter. minum obat.
yang timbul. - Pagi jam 07.00 - Klien
Obat : mengatakan
2. Berikan Naloperidoi 5 selalu minum
obat sesuai mg obat setiap
dengan advis Triheryphenica habis makan
dokter l 2 mg pagi siang
Persidal sore.
O : Klien minum
Chlorproma 21
obat dengan benar
nekomg
dan teratur.
- Siang 12.00 A : Masalah teratasi
Halloperidal 5 P : Pertahankan Tuk
mg 5.
Trihexyphenidi -
l 3 mg
- Sore 17.00
Hallopheridol 5
mg
Trihexyphenidi
l 2 mg

3. Memastikan
obat yang
diberikan
3. Periksa
diminum/ tidak.
apakah obat yang
Memperhatikan
diberikan
klien saat minum
diminum/ tidak
obat

4. Memperhatikan
efek samping
4. Perhatik
obat yang
an efek samping
diberikan.
dari obat yang
Bapak bila merasa
diberikan .
tidak enak setelah
minum obat, bapak
segera lapor
perawat.
No. Diagnosa Catatan Perkembangan
No Tgl Paraf
Keperawatan
1 6-3-03 DP I S : - Klien mengatakan tidak apa-apa
Tuk II - Klien mengatakan bersedia kontak setiap hari
- Klien mengatakan bisa mengatsi masalahnya
aendiri
-
O : Masalah belum teratasi

P : - Bersama klien memecahkan masalah yang


dihadapi
- Bertanya kepada klien cara yang telah
dilakukan untuk mengatasi masalah
- Bersama klien memecahkan msalah unutk
mencari alternatif cara lain untuk mengatasi
masalah
- Menganjurkan klien mengikuti t.a.k.
- Tidak memberikan dukungan dan tidak
membantah wahamnya.

I : Berdiskudi dengan klien mengenai cara pemecahan


masalah yang dihadapi klien ke alam realita.

E : - Klien mau diajak diskudi


- Klien mau menerima wahamnya
- Klien menyadari bahwa dia sakit dan mau
dibantu dalam mengatasi masalah.
- Masalah telah teratasi

R : Pertahankan t.u.k 2, lanjutkan t.u.k 3

2 7-3-03 DP II S : Klien menyebutkan beberapa kebutuhan yang


Tuk III belum terpenuhi, klien dapat mengidentifikasi
kebutuhannya.

O : Kebutuhan fisik klien belum terpenuhi, kebutuhan


spiritual belum terpenuhi

A : Masalah teratasi sebagian

P : - Diskusikan dengan klien mengenai : kebutuhan


yang belum terpenuhi.
- Tingkatkan akivitas yang dapat memenuhi
kebutuhan klien.

I : - Berdiskusi dengan klien mengenai cara-cara agar


kebutuhan klien terpenuhi.
- Mendampingi klien selama klien mengikuti
kegiatan di rehabilitasi.
- Menjelaskan kepada klien mengenai pentingnya
sholat.

E : - Klien mau diajak diskusi


- Klien mengikuti kegiatan di rehabilitasi olah raga
- Klien sudah mulai menjalankan sholat
- Masalah teratasi

R : - Lanjutkan Tuk 4
- Pertahankan Tuk 3

3 8-3-03 DP I S : - Klien mengatakan bahwa itulah realitas


Tuk Iv - Klien mengatakan mau diajak bulu tangkis

O : - Pembicaraan klien masih belum sesuai realita


- Klien belum ikut dalam t.a.k
- Klien bersedia diajak realita

P : - Berbicara dengan kien dalam konteks realita/ jati


diri klien
- Libatkan klien dalam t.a.k
- Bawa klien ke alam realita
- Beri pujian pada setiap kegiatan positif yang
dilakukan

I : - Mendiskusikan tentang jati diri klien


- Memberikan pujian positif setiap klien dapat
menjawab pertanyaan dengan benar

E : - Klien mulai menyadari realita


- Klien mengungkapkan jati diri yang sebenanya
- Masalah teratasi sebagian

R : - Pertahankan t.u.k IV
- Lanjutkan tuk 5
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada klien Tn. M dengan
perubahan proses pikir : waham kebesaran di ruang kutilang RSJP Cimahi,
maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam pengkajian perlu kemampuan mengumpulkan data dan
penganalisaan yang tepat didasari teori yang ada sehingga dapat
merumuskan masalah dan diagnosa keperawatan yang tepat. Dari
pengkajian didapatkan masalah utama perubahan proses pikir waham
kebesaran.
2. Diagnosa keperawatan yang terkait dengan masalah klien Tn M adalah :
a. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan
proses pikir : waham kebesaran.
b. Perubahan proses pikir : waham kebesaran berhubungan dengan
ideal diri yang tidak realistis.
3. Pada tahap perencanaan, peran perawat sangat
penting dalam menentukan rencana tindakan sesuai dignosa keperawatan
yang sesuai. Adapun perencanaan yang dilakukan pada klien Tn. M
meliputi : psikoterapeutik, lingkungan terpeutik, kegiatan hidup sehari
hari, somatik, pendidikan kesehatan.
4. Pada pelaksanaan perawat dapat melaksanakan
rencana yang disusun bila memiliki kemampuan profesional dan
interpersonal. Agar kebutuhan klien dapat terpenuhi diperlukan dukungan
fasilitas, partisipasi aktif klien dan keluarga.
5. Pada evaluasi, perawat dapat melakukan proses
yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan perawat pada klien.
Evaluasi ini dilakukan secara terus menerus dalam bentuk SOAP.
B. Saran
Saran yang diajukan penulis berupa saran yang bersifat membangun dan
bermanfaat bagi pengembangan pelayanan keperawatan psikiatri di RSJP
Cimahi sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan data
yang akurat, dalam pengkajian perlu kerjasama yang baik antara perawat,
klien, keluarga, antara lain membina hubungan saling percaya.
2. Dalam merumuskan diagnosa
keperawatan perlu diperhatikan masalah keperawatan yang muncul.
3. Dalam menyusun rencana
keperawatan, sebaiknya rencana dibuat sesuai kebutuhan dan masalah
yang sedang dihadapi dengan memprioritaskan diagnosa keperawatan
yang muncul.
4. Dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan, sebaiknya perawat berpedoman pada standar asuhan
keperawatan jiwa yang dibakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, BA, 1998, Proses keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC, Jakarta.


Maramis W.F, 1990, Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University, Press Surabaya
Maslim Rusdi, 2001, Buku Saku Diagnosa Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari
PPDGJ III, Jakarta.
Tim Keperawatan Jiwa, 1999
LEMBAR KONSULTASI
KASUS KELOLAAN DI RUANG RUMAH SAKIT JIWA PUSAT CIMAHI

SARAN
MASALAH YANG
NO KONSUL PEMBIMBING
DIKONSULTASIKAN
RUANGAN
I/ 11-3-03 Pengkajian data dan Analisa
Data

II/ 12- 3-03 Rencana Asuhan Keperawatan


implementasi
Evaluasi
Catatan perkem,bangan

PEMBIMBING PRAKTIKAN
RUANG KUTILANG RUANG KUTILANG

( OYO SUHARYO ) ( AGNES SITI KUSMINAH.)

Vous aimerez peut-être aussi