Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya organisasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan, di mana
organisasi merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan. Organisasi dapat
diartikan sebagai proses penetapan dan pembagian pekerjaan dengan batasan
tugas dan tanggung jawab, serta penetapan hubungan antar bagian, sehingga
anggotanya dapat bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu (Fuad,
dkk, 2006).
Agar organisasi dapat berjalan dengan efektif maka diperlukan suatu
penyusunan bagan atau struktur yang membagi-bagi departemen atau unit di
dalam organisasi beserta pembagian tugas dan tanggung jawabnya. Struktur
organisasi merupakan kerangka dari organisasi yang menunjukkan
tingkatan/hirarki dengan fungsi dan kewenangan dari setiap unit/bagian dan
menunjukkan sistem pelaporan yang jelas (Umar, 2003).
Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk organisasi dimana
peran perawat yang berinteraksi dengan struktur organisasi dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan dari organisasi tersebut (Huber, 2010). Maka
dari itu, pemahaman perawat mengenai struktur organisasi merupakan hal yang
penting, karena perawat sebagai anggota dari organisasi yang akan
menjalankan perannya demi terwujudnya tujuan organisasi, dalam hal ini adalah
tujuan dari fasilitas pelayanan kesehatan untuk mewujudkan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui konsep dan teori mengenai struktur organisasi Puskesmas
dan Rumah Sakit
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi struktur organisasi
b. Mengetahui manfaat struktur organisasi
c. Mengetahui struktur organisasi Puskesmas
d. Mengetahui struktur organisasi Rumah Sakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Fungsi Puskesmas
Ada 3 fungsi pokok Puskesmas yaitu :
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
2. Membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu di
wilayah kerjanya
KEPALA
PUSKESMAS
TATA USAHA
PUSKESMAS
PEMBANTU
Stuktur organisasi Puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas
masing-masing puskesmas.Penyusunan struktur organisasi Puskesmas dilakukan
oleh dinas kesehatan kabupaten / kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan
peraturan daerah.
Struktur organisasi Puskesmas beserta uraian tugasnya adalah sebagai
berikut :
a. Kepala Puskesmas sebagai unsur pimpinan, mempunyai tugas pokok dan
fungsi untuk memimpin, mengawasi dan mengoordinasi kegiatan Puskesmas
yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.
b. Unit Tata Usaha sebagai unsur pembantu pimpinan, mempunyai tugas pokok
dan fungsidi bidang :
Data dan informasi
Perencanaan dan penilaian
Keuangan
Umum dan kepegawaian
c. Unsur pelaksana, yaitu unit yang terdiri atas tenaga atau pegawai dalam jabatan
fungsional. Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas tiap
daerah. Terdiri atas unit I, II, III, IV, V, VI, VII.
Unit I, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
kesejahteraan ibu dan anak, Keluarga Berencana dan perbaikan gizi.
Unit II, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
pencegahan dan pemberantasan penyakit terutama imunisasi, kesehatan
lingkungan dan laboratorium.
Unit III, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
kesehatan gigi dan mulut, serta kesehatan tenaga kerja dan lanjut usia
(lansia).
Unit IV, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga,
kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.
Unit V, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan di
bidang pembinaandan pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan
penyuluhan kesehatan masyarakat.
Unit VI, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
pengobatan rawat jalan dan rawat inap (Puskesmas perawatan).
Unit VII, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan
pengelolaan farmasi.
d. Jaringan pelayanan puskesmas
Bidan Desa
1. Kriteria personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit
Puskesmas. Khusus untuk kepala puskesmas dipersyaratkanharus seorang
sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup
kesehatan masyarakat.
2. Eselon kepala puskesmas
Kepala puskesmas adalah penanggung jawab
pembangunankesehatan di tingkat kecamatan. Sesuai dengan
tanggungjawab tersebut dan besarnya peran kepala Puskesmas dalam
peyelengaraan pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan, maka jabatan
kepala puskesmas setingkat dengan eselon III-B. Dalam keadaan tidak
tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat eselon III-B, ditunjuk
pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria kepala puskesmas yakni
seorang sarjana dibidang kesehatan yang kurikulun pendidikannyamencakup
bidang kesehatan masyarakat.
e. Program Puskesmas
Puskesmas bertanggungjawab untuk menyelengarakan program kesehatan
perorangan dan masyarakat sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Program-program kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di
Puskesmas dibagi dalam
1. Program pokok, merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di
laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6
Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu:
Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif), yaitu bentuk
pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan
pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter
secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama
anamnesis dan pemeriksaan
Promosi Kesehatan, yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas
yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara
optimal melalui kegiatan penyuluhan (individu, kelompok maupun
masyarakat).
Pelayanan KIA dan KB, yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan
KB di Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada
PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil,
bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak
menular, yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk
mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi
(misalnya TB, DBD, Kusta dll).
Kesehatan Lingkungan, yaitu program pelayanan kesehatan
lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan
pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan
dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan
dengan peningkatan peran serta masyarakat.
Perbaikan Gizi Masyarakat, yaitu program kegiatan pelayanan
kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi
peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein,
Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY),
Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi,
dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
2. Program pengembangan, merupakan beberapa upaya kesehatan
pengembangan yang ditetapkan Puskesmas dan Dinas Kesehatan
kabupaten/kota sesuai dengan permasalahan, kebutuhan dan kemampuan
Puskesmas. Dalam struktur organisasi puskesmas program pengembangan
ini biasa disebut Program spesifik lokal yang ditetapkan sesuai dengan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan
dengam kemampuan puskesmas. Meliputi:
Usaha Kesehatan Sekolah, adalah pembinaan kesehatan masyarakat
yang dilakukan petugas Puskesmas di sekolah-sekolah (SD, SMP dan
SMA) diwilayah kerja Puskesmas.
Kesehatan Olah Raga adalah semua bentuk kegiatan yang
menerapkan ilmu pengetahuan fisik untuk meningkatkan kesegaran
jasmani masyarakat, baik atlet maupun masyarakat umum. Misalnya
pembinaan dan pemeriksaan kesegaran jasmani anak sekolah dan
kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di luar gedung.
Perawatan Kesehatan Masyarakat, adalah program pelayanan
penanganan kasus tertentu dari kunjungan puskesmas akan ditindak
lanjuti atau dikunjungi ketempat tinggalnya untuk dilakukan asuhan
keperawatan individu dan asuhan keperawatan keluarganya. Misalnya
kasus gizi kurang penderita ISPA/Pneumonia.
Kesehatan Kerja, adalah program pelayanan kesehatan kerja
puskesmas yang ditujukan untuk masyarakat pekerja informal maupun
formal diwilayah kerja puskesmas dalam rangka pencegahan dan
pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan
pekerjaan dan lingkungan kerja. Misalnya pemeriksaan secara berkala
di tempat kerja oleh petugas puskesmas.
Kesehatan Gigi dan Mulut, adalah program pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang dilakukan Puskesmas kepada masyarakat baik didalam
maupun diluar gedung (mengatasi kelainan atau penyakit rongga mulut
dan gizi yang merupakan salah satu penyakit yang terbanyak di jumpai
di Puskesmas.
Kesehatan Jiwa, adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang
dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta
masyarakat, dalam rangka mencapai derajat kesehatan jiwa
masyarakat yang optimal melalui kegiatan pengenalan/deteksi dini
gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling jiwa.
Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu
menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana
adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Misalnya ada konseling jiwa di Puskesmas.
Kesehatan Mata adalah program pelayanan kesehatan mata terutama
pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif)
dibidang mata dan pencegahan kebutaan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas dan didukung oleh peran serta aktif masyarakat. Misalnya
upaya penanggulangan gangguan refraksi pada anak sekolah.
Kesehatan Usia Lanjut, adalah program pelayanan kesehatan usia
lanjut atau upaya kesehatan khusus yang dilaksanakan oleh tenaga
Puskesmas dengan dukungan peran serta aktif masyarakat dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat usia lanjut.
Misalnya pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi dini penyakit
degeneratif, kardiovaskuler seperti : diabetes Melitus, Hipertensi dan
Osteoporosis pada kelompok masyarakat usia lanjut.
Pembinaan Pengobatan Tradisional, Adalah program pembinaan
terhadap pelayanan pengobatan tradisional, pengobat tradisional dan
cara pengobatan tradisional. Yang dimaksud pengobatan tradisional
adalah pengobatan yang dilakukan secara turun temurun, baik yang
menggunakan herbal (jamu), alat (tusuk jarum, juru sunat) maupun
keterampilan (pijat, patah tulang).
Kesehatan haji adalah program pelayanan kesehatan untuk calon dan
jemaah haji yang meliputi pemeriksaan kesehatan, pembinaan
kebugaran dan pemantauan kesehatan jemaah yang kembali (pulang)
dari menunaikan ibadah haji.
Dan beberapa upaya kesehatan pengembangan lainnya yang spesifik
lokal yang dikembangkan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
kabupaten/kota.
3. Program penunjang
Medical record
Apotik
Laboratorium
Setiap program yang dilaksanakan di puskesmas di lengkapi dengan
pelaksana program yang terlatih dan sesuai dengan keahlianya, peralatan
kesehatan (alat pelayanan dan bahan habis pakai kesehatan), dilengkapi
juga dengan pedoman pelaksanan program dan sasaran program (populasi
sasaran dan target sasaran) termasuk sistem pencatatan (register
pencatatan pelayanan) dan pelaporannya serta standar operasional
prosedur pelayanan kesehatan programnya, dan beberapa kelengkapan
lainnya misalnya kendaran roda dua dan empat. Kelengkapan program
Puskesmas ini selalu mendapatkan pengawasan, evaluasi dan bimbingan
dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kotanya.
No Hal Penjelasan
1 Wewenang Yayasan Merupakan penjabaran secara praktis fungsi
dan Direksi Yayasan dan Direksi, sehingga ada
kesepakatan dalam menjalankannya
2 Struktur Organisasi Merupakan pedoman organisasi bagi Direksi
dan menjalankan tugasnya dan dilengkapi
dengan uraian tugas yang cukup lengkap
tetapi diberikan kesempatan untuk
mengembangkan kreatifitasnya
Table 3.1 Gambaran Umum Pengorganisasian Rumah Sakit
1) Fungsi Yayasan
a) Menentukan tujuan Rumah Sakit
b) Mengangkat dan memberhentikan Direksi
c) Menyetujui Kebijakan Umum Rumah Sakit
d) Menyetujui rencana dan program umum
e) Menyetujui atau menolak keputusan penting
f) Mengevaluasi hasil kerja
g) Memberi saran operasional
h) Melakukan pendekatan agar pelayanan bemutu
i) Menjadi wali direksi
2) Fungsi Direksi
a) Membina iklim organisasi yang mampu menjawab tantangan dan
hambatan
b) Menyiapkan proposal kebijakan umum dan program rumah sakit
c) Mengantisipasi keinginan masyarakat
d) Menyiapkan proposal bagi yayasan agar mengerti laporan keuangan
e) Menyiapkan proposal untuk kebijakan masa datang
f) Menunjukan institusi dan kelompok kunci di luar Rumah Sakityang
harus dibina dan didekati
g) Menciptakan organisasi yang mampu serta formal dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
h) Memimpin dalam keterkaitan berbagai sumber daya yang ada
3) Fungsi Spesialisasi
No Yayasan Direksi
1. Penetapan Misi Rumah Mengatur sumber daya RS
Sakit
2. Penetapan Tujuan Menjalankan fungsi
Rumah Sakit manajemen
3. Penetapan Kebijakan Melaksanakan operasional
Rumah Sakit RumahSakit
Tabel 3.2 Fungsi Spesialisasi Yayasan dan Direksi Rumah Sakit
Pokok-pokok penting dalam uraian tugas meliputi kerjasama tentang hal-hal seperti
pada tabel berikut :
No Jabatan Pokok-Pokok Uraian Tugas
1 Direktur 1. Menanggung jawab operasional Rumah Sakit
2. Pencapaian tujuan Rumah Sakit
3. Melaksanakan Manajemen Rumah Sakit
2 Kepala Bidang 1. Tanggung Jawab operasional medis/umum
2. Pencapaian tujuan bidang
3. Melaksanakan manajemen bidang
3 Seksi 1. Melaksanakan tanggung jawab seksi
2. Pencapaian tujuan seksi
3. Melaksanakan manajemen seksi
4 Pelaksana 1. Melaksanakan tanggung jawab sesuai pekerjaan
dan profesi
2. Mencapai tujuan yang ditugaskan
Tabel 3.5 Pokok-pokok Tugas Direksi dan Jajaranya
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Struktur dan organisasi merupakan elemen penting dalam puskesmas yang
menentukan suksesnya pelayanan kesehatan. Tiap unit di Puskesmas memiliki
tugas masing-masing sesuai dengan bidangnya. Program-program yang
dijalankan oleh Puskesmas dapat dibagi dalam program pokok, program
pengembangan dan program penunjang.
Program pokok terdiri dari promosi kesehatan, pelayanan KIA dan KB,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular, kesehatan
lingkungan,danperbaikan gizi masyarakat. Sedangkan program pengembangan
terdiri dari usaha kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, perawatan kesehatan
masyarakat, kesehatan kerja, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa,
kesehatan mata, kesehatan usia lanjut, pembinaan pengobatan tradisional,
kesehatan haji, dan upaya kesehatan lainnya. Dari kesemua program
puskesmas tersebut akan membentuk satu integrasi yang dapat dijalankan oleh
puskesmas dimana membutuhkan kerja sama dan kinerja yang serius dari tiap
tim.
Orginasasi rumah sakit adalah organisasi yang di bangun untuk
mempermudah, mempercapat para masyarakat agar lebih efisien jika ingin pergi
ke rumah sakit. Manajemen rumah sakit adalah koordinasi antara berbagai
sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, ada kemampuan
pengendalian untuk mencapai tujuan rumah sakit seperti: Menyiapkan sumber
daya, mengevaluasi efektivitas, mengatur pemakaian pelayanan, Efisiensi,
Kualitas.
Dalam melakukan manajeman rumah sakit harus memperhatikan manajeman
fungsional dan mutu. Manajeman fungsional meliputi perencanaan,
pengorganisasian, operasional rumah sakit, pengendalian dan pegawasan.
Dalam melakukan menajemen mutu yang perlu diperhatikan yaitu komponen,
aspek, efesiensi dan efektifitas, keselamatan pasien serta kepuasan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Fuad, M., Christine, H., Nurlela,, Sugiarto,, & Paulus, Y. E. (2006). Pengantar bisnis.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Huber, D. L. (2010). Leadership and nursing care management. Missouri: Elsevier
Inc.
Kebijakan dasar puskesmas (menuju Indonesia sehat 2010), Dirjen Bina
Kesehatan Masyarakat, Depkes RI, 2003.
Ivancevich, dkk. (2008). Perilaku dan manajemen organisasi. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 75 tahun 2014 tentang pusat
kesehatan masyarakat
peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor : 1045/menkes/per/xi/2006
tentang pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan departemen
kesehatan
Robins, & Judge. (2007). Perilaku organisasi, Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat.
Sari, N. K. (n.d.). Pedoman susunan organisasi dan tata kerja RS daerah. Retrieved
Oktober 5, 2014, from https://www.scribd.com/doc/105296233/Kepmendagri-
No-1-Tahun-2002-Pedoman-Susunan-Organisasi-Dan-Tata-Kerja-RS-Daerah