Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB
10
STUDI
KELAYAKAN
TEKNIS LOKASI
10.1 URAIAN UMUM
Terdapat beberapa analisis dasar yang perlu diperhatikan terutama terhadap aspek yang dianggap terkait
dengan kelayakan pembangunan pelabuhan yang bertujuan untuk mengetahui kemungkinan dibangunnya
pelabuhan laut pada suatu wilayah/ kawasan. Analisa kelayakan teknis lokasi pelabuhan yaitu menjelaskan
tentang teknis lokasi pelabuhan seperti, topografi/ kelerengan, bathimetri, hidro oceanografi dan analisa
klimatologi. Adapun analisa kelayakan teknis lokasi untuk pelaksanaan perencanaan pelabuhan Cilamaya
Karawang adalah sebagai berikut :
10/1
KELOMPOK 1 SARMAG SIPIL UG 2013A
LAPORAN TUGAS
PRA-FS PELABUHAN LAUT CIMALAYA KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT
Kontras dengan Cilamaya, pantai Ciasem menunjukan perubahan garis pantai yang tidak stabil. Dua
sistem sungai berukuran sedang (Cilamaya dan Ciasem) bermuara di pantai Ciasem. Perubahan garis pantai
yang maju ke arah laut terlihat di muara sungai Cilamaya dan Ciasem, dan perubahan garis pantai yang sangat
berarti terjadi di pantai antara kedua muara tersebut.
Pantai Cilamaya secara topografis terlindung dari gelombang datang dari arah Barat, sedangkan
pantainya dapat dicapai langsung oleh gelombang dari arah Utara sampai Timur Laut. Untuk kisaran dari N
sampai NE, rasio tinggi gelombang diperkirakan lebih tinggi (0,9 1,0 ). Gelombang Timur mendekati situs
setelah refraksi tetapi rasionya masih tinggi (0,85 0,9). Pantai Cilamaya terlindung oleh kawasan darat yang
menjulur ke sisi laut di timur Tanjung Karawang sehingga rasio ketinggian gelombangnya diperkirakan lebih
rendah (0,4 0,5).
10/2
KELOMPOK 1 SARMAG SIPIL UG 2013A
LAPORAN TUGAS
PRA-FS PELABUHAN LAUT CIMALAYA KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT
10/3
KELOMPOK 1 SARMAG SIPIL UG 2013A
LAPORAN TUGAS
PRA-FS PELABUHAN LAUT CIMALAYA KABUPATEN KARAWANG PROPINSI JAWA BARAT
Adapun aspek keselamatan pelayaran dan operasional migas adalah sebagai berikut :
1. Alur pelayaran cilamaya akan ditetapkan sebagai wajib pandu dan tunda serta dilakukan pemasangan
SBNP.
2. Setiap kapal yang masuk akan diawasi pergerakannya oleh Syahbandar pelabuhan cilamaya dan akan
dipandu oleh petugas pandu yang profesional
3. Setiap kapal diharuskan menggunakan kapal tunda sehingga kapal akan memasuki perairan dalam
kondisi mesin utama mati dan hanya digerakkan kapal tunda.
4. Tidak ada kapal yang masuk alur dan area migas tanpa izin dan pengawasan Syahbandar pelabuhan
cilamaya, termasuk kapal-kapal milik PHE ONWJ.
10/4
KELOMPOK 1 SARMAG SIPIL UG 2013A
10.3WATERFRONT CITY/ PORT CITY
Berdasarkan Kamus online Cambridge, Waterfront didefinisikan sebagai bagian dari kota berbatasan
langsung dengan badan air seperti sungai, laut atau danau. Sedangkan urban waterfront merupakan area yang
dinamis pada sebuah kota dimana terjadipertemuan antara air dan daratan (Breen dan Rigby, 1994), maka
sebuah kota yang memiliki konsep waterfront pasti memiliki area yang berbatasan langsung dengan badan air
yang dapat berupa sungai, dnaau, laut teluk maupun kanal. Area tersebut dikelola sedemikian rupa hingga dapat
mewadahi aktifitas tertentu.
Penerapan konsep Port City sudah diterapkan diberbagai negara salah satunya di Negara Sri Lanka yaitu
di kota Colombo. Tujuan dibangunnya Colombo Port City secara umum sesuai dengan CESMA Plan. Luas area
proyek Port City seluas 296 ha lahan. Sesuai dengan master plan Colombo Port City, area tersebut terbagi
menjadi 5 area perkotaan. Setiap area perkotaan memiliki keunikan masing masing. Kelima area perkotaan
antara lain
1. Marina District
1/5
Gambar 10.3 Detail Layout Port City CBD District
3. International District
5. Living Island
1/6
Gambar 10.6 Detail Layout of The Living Island District
1/7