Vous êtes sur la page 1sur 5

A.

PENGKAJIAN
1. Riwayat penyakit
Sejak kapan klien menderita penyakit
Apakah ada anggota keluarga yang berpenyakit sama
Apakah klien pernah mengalami tindakan operasi khususnya
pengangkatan kelenjar paratiroid atau kelenjar tiroid
Apakah ada riwayat penyinaran radiologi daerah leher
2. Keluhan utama
Kelainan bentuk tulang
Perdarahan yang sulit berhenti
Kejang kejang, kesemutan dan lemah
3. Pemeriksaan Fisik
Sistem integrumen
o Rambut jarang dan tipis; pertumbuhan kuku buruk,
deformitas dan mudah patah; kulit kering dan kasar
Sistem muskuluskeletal
o Kelainan bentuk tulang
o Tetani (kejang otot)
o Tanda Chvosteks atau Trousseaus
o keadaan tetanus laten terdapat gejala patirasa, kesemutan
dan keram pada eksrmitas dengan keluhan perasaan kaku
pada kedua belah tangan serta kaki
o Kesemutan di bibir, jari-jari tangan, an jdari-jari kaki
o Kejang dan nyeri otot di muka, tangan dan kaki
Sistem persyarafan
o Katarak-katarak di mata-mata
o Kehilangan memori (daya ingat)
o Sakit kepala
Sistem pernapasan
o tanda-tanda mencakup bronkospasme, spasme laring
Sistem endokrin
o Delirium
Sistem kardiovaskuler
o aritma jantung
o Perubahan pada EKG
o Hipotensi
Sistem pencernaan
o Sulit menelan dan disfagia
4. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
o Kalsium serum rendah
o Fosfat anorganik dalam serum tinggi
o Fosfatase alkali normal atau rendah
Diagnostik
o Foto Rontgen:
Sering terdapat kalsifikasi yang bilateral pada ganglion
basalis di tengkorak
Kadang-kadang terdapat pula kalsifikasi di serebellum dan
pleksus koroid
Density dari tulang bisa bertambah
o EKG : biasanya QT-interval lebih panjang

B. ANALISA DATA
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
KEPERAWATAN
1. DS : Ketidaefektifan
Mengeluh sulit pola nafas
bernafas
DO :
Bronkospasme,
spasme laring
2. DS : Ketidakseimbanga
Mengeluh sulit n nutrisi : kurang
menelan, tidak bisa dari kebutuhan
makan
DO :
Sulit menelan,
disfagia
3. DS : Intoleransi aktivitas
Mengeluh kaku
pada tangan dan
kaki
DO :
Keadaan tetanus
laten terdapat gejala
patirasa, kesemutan
dan keram pada
ekstremitas dengan
keluhan perasaan
kaku pada kedua
belah tangan serta
kaki serta kelainan
bentuk tulang
4. DS : Resiko cedera
Mengeluh kejang di
otot tangan dan kaki
DO :
Kejang otot di muka,
tangan dan kaki.

3. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


NO. TANGGAL MASALAH KEPERAWATAN TTD
1. Ketidaefektifan pola nafas
2. Ketidakseimbangan nutrisi :
kurang dari kebutuhan
3. Intoleransi aktivitas
4. Resiko cedera

4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan no.1 : Ketidaefektifan pola nafas


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pola nafas klien kembali
efektif
Kriteria hasil :
1. Pola nafas efektif.
2. RR 16-20 kali permenit
3. TTV dalam batas normal.
4. Ekspansi paru mengembang.
Intervensi :
1. Kaji upaya pernapasan dan kualitas suara setiap 2 jam
2. Auskultasi untuk mendengarkan stridor laring tiap 4 jam
3. Baringkan pasien untuk mengoptimalkan bersihan jalan napas
pertahankan dalam posisi alamiah
4. Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk
5. Berikan oksigen tambahan sesuai dengan kebutuhan (kolaborasi)

Diagnosa keperawatan no.2 : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari


kebutuhan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, kebutuhan nutrisi klien
terpenuhi
Kriteria hasil :
1. Nutrisi adekuat
2. Masukan makanan dan cairan adekuat
3. Energi adekuat
4. BB normal
Intervensi :
1. Monitor makanan/cairan yang dicerna dan hitung masukan kalori tiap
hari
2. Tentukan makanan kesukaan dengan mempertimbangkan budaya dan
keyakinannya
3. Kolaborasi : Tentukan makanan yang tepat sebagai program diet
4. Dorong pasien untuk memilih makanan yang lunak
5. Dorong masukan makanan tinggi kalsium
6. Untuk memantau intake dan output dari klien.

Diagnosa keperawatan no.3 : Intoleransi aktivitas


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, aktivitas (ADL) klien
kembali normal
Kriteria hasil :
1. Mampu makan sendiri
2. Memakai pakaian sendiri
3. Mandi
4. Jalan
5. Duduk
Intervensi :
1. Rencanakan dan monitor program aktivitas yang tepat.
2. Bantu memilih aktivitas yang sesuai dengan kemampuannya
3. Bantu untuk memfokuskan apa yang dapat pasien lakukan.
4. Buat lingkungan yang aman buat pasien
5. Berikan reinforcement kepada pasien atas kemampuannya.
6. Monitor respons emosi, fisik, social, dan spiritual dalam aktivitas.
7. Mempertahankan aktivitas daily living klien.
8. Membiasakan klien dengan aktivitas ringan sesuai kemampuannya.
9. Mempertahankan kemampuan klien dalam beraktivitas sesuai dengan
kemampuannya.
10. Untuk menghindari risiko cedera saat pklien melakukan aktivitasnya.
11. Menmbuhkan motivasi klien untuk melakukan aktivitas sesuai
kemampuan nya.
12. Melihat perkembangan pasien secara holistic setelah melakukan
aktivitasnya.

Diagnosa keperawatan no.4 : Resiko cedera


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien tidak mengalami
cedera
Kriteria hasil :
1. Reflek normal
2. Tanda vital stabil
Intervensi :
1. Pantau tanda-tanda vital dan reflek tiap 2 jam sampai 4 jam.
2. Pantau fungsi jantung secara terus menerus/gambaran EKG.
3. Bila pasien dalam tirah baring berikan bantalan pada tempat tidur dan
pertahakan tempat tidur dalam posisi rendah
4. Bila aktivitas kejang terjadi ketika pasien bangun dari tempat tidur,
bantu pasien untuk berjalan, singkirkan benda-benda yang
membahayakan, bantu pasien dalam menangani kejang dan
reorientasikan bila perlu.
5. Kolaborasi dengan dokter dalam menangani gejala dini dengan
memberikan dan memantau efektifitas cairan parenteral dan kalsium.
6. Untuk memantau perkembangan keadaan umum pasien
7. Untuk mengetahui perkembangan keadaan kerja jantung klien
8. Mengurangi risiko klien terjatuh dari tempat tidur
9. Untuk mengurangi risiko cedera pada klien akibat benda-benda tajam
disekitar klien saat terjadi kejang.

Vous aimerez peut-être aussi