Vous êtes sur la page 1sur 40

DASAR-DASAR PENGETAHUAN

Dalam filsafat ilmu


Oleh: HM Syamsir
Hidup berbekal pengetahuan

Mana yang salah dan mana yang benar

Mana yang baik dan mana yang buruk

Mana yang indah dan mana yang bururk


Binatang:
Pengetahuan untuk kelangsungan hidup

Manusia
pengetahuan untuk kelangsungan
hidup dan budaya
Pengetahuan

Seekor kera tahu buah jambu yang enak,


tapi tidak pernah membuat alat untuk
menjangkau buah yang jauh
Tikus tahu bahwa kucing mana yang
ganas, supaya tetap bertahan hidup
Binatang mampu berpikir tetapi tidak bisa
bernalar
Ilmu

Bagaimana cara membuat galah untuk


memperpanang tangan agar moyet dapat
mengambil buah-buahan yang enak,
bukan sekedar tahu
Apa perbedaan;

Pengetahuan

Ilmu:
Pengetahuan dikembangkan
karena 2 hal:

1. Mempunyai bahasa dapat berkomunikasi


Binatang tidak punya bahasa

2. Kemampuan berpikir menurut alur


Binatang berpikir tetapi tidak punya
alur
Tak ada seekor anjingpun yang berkata
pada temannya bahwa bapaknya miskin
Tak seekor anjingpun yang dapat tukar
menukar tulang
Manusia termasuk makhluk;

BERPIKIR DAN BERNALAR

MERASA

BERSIKAP
PENALARAN

Suatu proses berpikir dalam menarik


kesimpulan yang berupa pengetahuan
BERPIKIR UNTUK MENDAPATKAN
KEBENARAN TETAPI KEBENARAN ITU
TIDAK SELALU SAMA SATU DENGAN
LAINNYA
CIRI-CIRI PENALARAN
1. LOGIKA : BERPIKIR SECARA LUAS
PENALARAN = BERPIKIR LOGIS
= BERPIKIR POLA TERTENTU

2. ANALITIK :
MERUPAKAN SUATU KEGIATAN
BERPIKIR BERDASARKAN LANG-
KAH- LANGKAH TERTENTU
BERPIKIR TIDAK BERDASARKAN
PENALARAN :

INTUISI

PERASAAN

WAHYU
CARA MENDAPATKAN KEBENARAN

1. AKTIF --------------PENALARAN
PERASAAN
INTUISI
2. PASIF -------------WAHYU
KEBENARAN ILMIAH

Paradigma
Landasan metode untuk mencari kebenaran
ilmiah
Merupakan cara pandang kelompok ilmuan
tertentu dalam menghadapi masalah
PARADIKMA LOGIKA

Kegiatan yang dilakukan adalah analisis


yang memandang bahwa kebenaran dapat
ditunjukkan apabila ada konsistensi
dengan aksioma-aksioma serta difinisi
yang berlaku (matematik, ilmu komputer,
filsafat)
Paradikma ilmiah

Kegiatan dasar yang dilakukan ialah


eksperimen. Kebenaran diperoleh setelah
hipotesis diverivikasi melalui eksperimen
(fisika, kimia, biologi dan giologi)
Paradigma naturalis

Teknik yang dilakukan adalah studi


lapangan
SUMBER PENALARAN
1. RASIONALISME (Plato dan
dikembangkan oleh Rene Descrates) lebih
banyak berhubungan dengan deduktif

2. EMPERISME (dikembangkan John Lock,


George Berkeley dan David Hume) lebih
banyak berhubungan dengan induktif.
Masalah yang dihadapi kaum
rasionalis adalah
Evaluasi dari kebenaran premis-premis dalam
penalaran deduktif oleh karena premis-premis
semuanya bersumber pada penalaran yang
bersifat abstrak dan terbebas dari pengalaman
maka evaluasi tak dapat dilakukan
Liwat penalaran rasional akan mendapatkan
bermacam-macam pengetahuan tertentu tanpa
dapat diterima semua pihak- menjadi solipsistik
Masalah utama kaum empiris
Dalam penyusunan pengetahuan secara
empiris ini ialah , pengetahuan yang
dikumpulkan itu cendrung menjadi suatu
kumpulan fakta, Kumpulan itu belum
tentu konsisten dan mungkin kontradiktif.
Kumpulan fakta atau kaitan beberapa
fakta belum tentu terwujudnya
pengetahuan yang sistematis kecuali
seorang kolektor barang serbaneka
TIDAK ADA METODE INDUKTIF YANG
MEMUNGKINKAN BERKEMBANGNYA
KONSEP DASAR SUATU ILMU ( Einstein)
Logika: adalah rangkaian untuk berpikir
secara sahih
Merasa: merupakan suatu cara penarikan
kesimpulan yang tidak brdasarkan
penalaran
Intuisi: merupakan kegiatan berpikir yang
non analitik yang tidak mendasarkan diri
pada suatu pola berfikir tertentu
Penalaran dapat keliru karena banyak
dipengaruhi oleh unsur-unsur subyektif
sehingga sering terjadi kebenaran
subyektif atau disebut solipsisme
Menurut filusuf berpaham rasionalisme
pengamatan indrawi penting, namun
fakta-fakta akan berarti kalau diberi arti
oleh manusia yang menggunakan rasio
LOGIKA TERDIRI DARI

1. INDUKTIF: Suatu kesimpulan yang


diambil dari individu menjadi umum
Kucing punya mata
Kambing punya mata
Singa punya mata

BINATANG PUNYA MATA


A. mahasiswa Yarsi suka pergi dugem
B. mahasiswa Yarsi suka pergi dugem
C. mahasiswa Yarsi suka pergi dugem
Maka ( semua atau hampir semua)
mahasiswa Yarsi suka pergi dugem
Induksi

Merupakan generalisasi dari sejumlah


premis atau data yang telah diketahui
sebelumnya

Kesimpulan melalui data yang menjadi


premis-premisnya
KEUNTUNGAN INDUKTIF
1. EKONOMIS
Beberapa pernyataan dapat disatukan

2. DILANJUTKAN PENALARAN
Semua binatang punya mata
Semua manusia punya mata

Semua makhluk punya mata


DEDUKTIF

Pernyataan bersifat umum, menarik


kesimpulan bersifat khusus
Menggunakan pola pikir silogisme yaitu
disusun dari 2 buah pernyataan dan
sebuah kesimpulan
contoh deduktif

Semua makhluk punya mata (premis


mayor)
Si Fulan adalah seorang makhluk (premis
minor)
Si Fulan mempunyai mata (kesimpulan)
Kasus:
Seorang polisis menuduh Pak Jaya sebagai
pembunuh dalam peristiwa pembunuhan Pak
Sastra majikan Pak Jaya. Polisi meng-anggap
Pak Jaya memiliki peluang untuk membunuh
karena tinggal serumah dgn Pak Sastra. Di
samping itu ia juga memiliki motif terlibat dlm
peristiwa pembunuhan karena uang, barang
berharga milik Pak Sastra hilang. Selain itu pada
senjata api yng dipergunakan untuk
pembunuhan terdapat sidik jari Pak Jaya
Argumen dapat disusun sbg:
Pak Jaya memiliki peluang untuk terlibat pada
peristiwa pembunuhan (premis 1)
Pak Jaya memiliki motif untuk terlibat pada
peristiwa pembunuhan (premis 2)
Sidik jari Pak Jaya terdapat pada senjata api
yang digunakan oleh pembunuh (premis 3)
Pak Jaya telah melakukan pembunuhan thd Pak
Sastra (Kesimpulan)
Analisis
Apabila ketiga premis tersebut benar apakah
kesimpulan yg dihasilkan BENAR ?
Kalau sidik jari terdapat pada senjata api
disebabkan genggaman pada waktu me-
nembakkan senjata api kearah pak sastra maka
kesimpulan BENAR dan argumen VALID
Bagaimana kalau pembunuh menggunakan sa-
rung tangan dan Pak jaya disuruh menggeng-
gam senjati api tersebut shg terdapat sidik jari
pak Jaya ?
Andaikan benar Pak Jaya terpaksa

Apabila itu benar maka kesimpulan TIDAK


BENAR
Dengan demikian premis 3 tidak mendu-
kung sepenuhnya (hanya sebagian)
Jadi Argumen tidak valid, tetpai
memberikan KEMUNGKINAN BENAR pada
kesimpulan yang dihasilkan.
KEBENARAN
1. Teori koheren : Pernyataan dianggap
benar bila pernyataan-pernyataan ber-
sifat koheren/konsisten dengan pernyata-
an sebelumnya yang dianggap benar (Plato
dan Aristoteles)
Semua manusia pasti akan mati, si
Fulan adalah manusia, si Fulan pasti
mati
2. TEORI KORESPONDEN atau : Pernyataan
adalah benar jika materi yang dikandung
pernyataan itu berkoresponden (berhu-
bungan atau sesuai) dengan obyek yang
dituju (Bertrand Russel)

IBU KOTA REPUBLIK INDONESIA


ADALAH JAKARTA
3. TEORI PRAGMATIS : Kebenaran suatu
pernyataan diukur apakah pernya
taan tersebut bersifat fungsional
dalam kehidupan praktis. Disini tidak
ada kebenaran mutlak karena selalu
terikat dengan pada manfaat praktis
4. TEORI SEMANTIK:
Suatu dinilai benar bila menunjukkan
makna yang sesungguhnya dengan
mengacu kepada sumber atau
kenyataan
Sebuah syair:

I asked for strength, and God gave me


difficulties to make me strong, I asked for
wisdom and God gave me problem to
solve, I asked for prosperity and God
gave me brain and brown to work, I
received nothing I wanted, but I received
everything I needed. (Taufik Effendi,
Pelita 4 Agustus 2006)

Vous aimerez peut-être aussi