Vous êtes sur la page 1sur 5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Higiene Perusahaan

Higiene Perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang

mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam

lingkungan kerja dan perusahaan melalui pengukuran. Menurut Sumamur (1976) Higiene

Perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang melakukan penilaian

pada faktor penyebab penyakit secara kualitatif dan kuantitatif di lingkungan kerja Perusahaan,

yang hasilnya digunakan untuk dasar tindakan korektif pada lingkungan, serta pencegahan, agar

pekerja dan masyarakat di sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, serta

memungkinkan mengecap derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Hasil dari pengukuran ini dipergunakan sebagai dasar tindakan korektif kepada

lingkungan tersebut serta bila perlu pemecahan, agar pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan

terhindar dari bahaya akibat kerja serta mendapatkan derajat kesehatan setinggi-tingginya.

Sasaran dari higiene perusahaan adalah lingkungan kerja.

Higiene perusahaan dan kesehatan kerja sebagai suatu istilah yang memiliki satu

kesatuan pengertian adalah terjemahan dari Occupational Health yang cenderung diartikan

sebagai lapangan kesehatan yang mengurusi problematik kesehatan secara menyeluruh dari

seorang tenaga kerja. Menyeluruh disini berarti melakukan usaha kuratif, preventif, penyesuaian

faktor manusiawai terhadap pekerjaan, higene dan lain-lain.

Menurut Undang-undang No.14 Tahun 1969 tentang ketentuan pokok mengenai Tenaga

Kerja pasal 9 dan 10 Higiene perusahaan dan kesehatan kerja ini adalah lapangan kesehatan yang
ditujukan kepada pemeliharaan dan mempertinggi derajat kesehatan tenaga kerja, dilakukan

dengan pemberian pengobatan, perawatan tenaga kerja yang sakit, mengatur persediaan tempat,

cara-cara dan syarat yang memenuhi norma-norma higiene perusahan dan kesehatan kerja untuk

mencegah penyakit, baik sebagai akibat pekerjaan maupun penyakit umum serta menetapkan

syarat-syarat kesehatan bagi perumahan tenaga kerja.

Hakikat dari Higiene Perusahan adalah sebagai berikut:

1. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya, baik

itu buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pun pekerja-pekerja bebas, dengan

maksud untuk kesejahteraan tenaga kerja.

2. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningginya

effisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi.

2.2 Prinsip Dasar Higiene Perusahaan.

Untuk penerapan higiene perusahaan di tempat kerja suatu perusahaan akan di perlukan

pemahaman terhadap tiga prinsip dasar yaitu :

1. Pengenalan terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja.

Pengenalan dalam prinsip dasar penerapan Higiene perusahaan yang pertama adalah

pengenalan terhadap bahaya faktor faktor yang timbul di lingkungan kerja sebagai akibat

penerapan teknologi proses produksi suatu industri (yang meliputi faktor kimia, faktor fisik,

faktor ergonomik dan faktor biologi) yang dapat berpengaruh buruk kepada pekerjaan dan

lingkungan kerja, yang terhadap tenaga kerja dapat mengakibatkan gangguan kesehatan (sakit)

yang akan mencakup pengetahuan dan pengertian tentang berbagai jenis bahaya serta
pengaruhnya terhadap kesehatan tenaga kerja atau akibat akibat yang dapat ditmbulkan kepada

kesehatan tenaga kerja.

2. Penilaian/evaluasi terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja.

Di dalam higiene industry/perusahaan evaluasi adalah proses pengambilan keputusan

untuk menilai tingkat resiko pajanan dari bahaya semua faktor yang timbul (yang ada) di

lingkungan tempat kerja kepada tenaga kerja, sebagai akibat penerapan teknologi proses

produksi suatu industry ( termasuk faktor kimia, faktor fisik, faktor ergonomic, dan faktor

biologi ).

Kebutuhan untuk melakukan evaluasi terhadap bahaya tersebut didorong oleh suatu

kenyataan bahwa faktor yang timbul dilingkungan tempat kerja dapat menyebabkan sakit, lika,

cacatdan kematian yang lebih cepat kepada tenaga kerja yag terpajan kepadanya. Maka dengan

evaluasi telah diperoleh suatu manfaat yang berupa keinginan melakukan upaya pencegahan

terhadap pajanan faktor faktor lingkungan kerja yang berbahaya yang dapat menghasilkan

pengaruh yang merugikan keehatan.

3. Pengendalian terhadap bahaya faktor-faktor lingkungan kerja.

Pengendalian faktor faktor lingkungan kerja sesungguhnya dimaksudkan untuk menciptakan

atau memelihara lingkungan kerja agar tetap sehat dan aman atau memenuhi persyaratan

kesehatan dan norma keselamatan, sehingga tenaga kerja terbebas dari ancaman gangguan

kesehatan dan keamanan atau tenaga kerja tidak menderita penyakit akibat kerja dan tidak

mendapat kecelakaan kerja.


Faktor-faktor sumber bahaya yang diidentifikasi dalam lingkup higiene industry, yaitu:

Faktor Fisika

Banyak faktor fisika di tempat kerja yang mempengaruhi proses pekerjaan, diantaranya termasuk

iklim, kebisingan, getaran, dan pencahayaan. Minimnya kontrol terhadap faktor-faktor fisika ini

tidak hanya dapat berpengaruh ke produktivitas kerja namun dapat berpengaruh ke kesehatan

pekerja, bahkan dapat berkontribusi pada timbulnya kecelakaan kerja.

Faktor Kimia

Faktor-faktor kimia adalah salah satu sumber bahaya potensial bagi pekerja. Paparan terhadap

zat-zat kimia tertentu di tempat kerja dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, baik dalam

jangka waktu pendek maupun panjang. Untuk memahami faktor kimia di tempat kerja, seorang

ahli K3 harus memiliki pengetahuan tentang efek toksik dan sifat dari suatu zat kimia.

Identifikasi zat kimia berbahaya dapat dilakukan dengan melihat pelabelan bahan kimia dan

Material Safety Data Sheet (MSDS).

Faktor Biologi

Sumber bahaya dari faktor biologi atau biological hazards (biohazard) bersifat sangat kompleks.

Banyak dari faktor biologi ini bersal dari paparan organisme atau zat yang dihasilkan organisme

di tempat kerja. Pekerjaan dengan resiko tinggi terpapar faktor biologi termasuk diantaranya di

sektor perikanan, kesehatan, dan agrikultur. Selain itu paparan faktor biologi juga dapat berupa

penyebaran penyakit menular sesama pekerja.


Daftar Pustaka
1. Groothoff, B. (2012). Physical Hazard: Noise and Vibration. In HaSPA (Health and
Safety Professionals Alliance), The Core Body of Knowledge for Generalist OHS
Professionals. Tullamarine, VIC. Safety Institute of Australia

2. Indan,Entjang.2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

3. Wahyu, Atjo.2003. Higiene Perusahaan. Universitas Hasanuddin.

Vous aimerez peut-être aussi