Diffusion of Innovation oleh SIMON NISJA PUTRA ZAI 090417606
Karahanna.E.,; Straub D. (1999). The Psychological Origins of Perceived
Usefulness and Ease of Use. Information & Management , 35, 237-250 Dalam Artike ilmiah ini, Elena Karahanna dan Detmer W. Straub meneliti lebih dalam dan mencoba memperpanjang model penerimaan teknologi atau TAM (technology acceptance model), dengan menjelaskan asal-usul psikologis (the psychological origins) dari PU (perseived usefulness) dan PEOU (perceived ease of use) dalam model penerimaan teknologi atau TAM. Penulis dalam penelitian ini menggunakan teori kehadiran sosial, teori dampak sosial, dan teori tindakan yang dipertimbangkan (modifikasi Triandis). 3 teori tersebut digunakan untuk memeriksa bagaimana dan mengapa keyakinan akan kegunaan dan kemudahan penggunaan tersebut berkembang. Elena Karahanna dan Detmer W. Straub menguji 3 teori psikologi sosial tersebut dengan menggunakan LISREL (linear structure relations) dan sampel yang digunakan adalah data dari 100 pengguna sistem e-mail di perusahaan transportasi seluruh dunia. Temuan menunjukkan bahwa penggunaan sistem dipengaruhi oleh persepsi dalam menggunakan media, sehingga menimbilkan persepsi kemudahan penggunaan media tersebut, dampak sosial yang diberikan pengawas, dan persepsi kehadiran sosial media tersebut mempengaruhi penggunaan sistem. Dalam implikasi manajerial dapat diidentifikasi 3 faktor penting yaitu Penggunaan E-mail oleh supervisor untuk berkomunikasi dengan bawahan mereka, aksesibilitas fisik E-mail, dan persepsi E-mail sebagai media umum, sehingga dapat mendorong penggunaan E-mail. Chuttur M.Y. (2009). "Overview of the Technology Acceptance Model: Origins, Developments and Future Directions ," Indiana University, USA . Sprouts: Working Papers on Information Systems, 9(37). http://sprouts.aisnet.org/9-37. Makalah ilmiah tersebut memberikan gambaran tentang model penerimaan teknologi atau TAM (technology acceptance model), aplikasi TAM, ekstensi, keterbatasan, dan kritik dari daftar artikel publikasi tentang TAM yang di seleksi. Dari hasil pengamatan beliau yang dasari dengan pendapat mengenai asumsi teoritis dan efektivitas praktis menyimpulkan bahwa meneliti TAM tidak memiliki kekakuan yang cukup dan tidak adanya relevansi yang membuat sebuah teori yang dapat di terapkan di kalangan sistem informasi. Chutter M.Y. melakukan pengamatan lebih dari 700 kutipan tentang TAM, 145 artikel tentang TAM yang dipublikasikan dan melakukan analisis-analisis yang dengan menggunakan aplikasi, partisipan dan penerapan diberbagai negara. Sehingga Chutter M.Y menyimpulkan bahwa model penerimaan teknologi sampai saat ini merupakan model yang sangat populer untuk menjelaskan dan memprediksikan penggunaan sistem. Namun terdapat berbagai skeptisisme diantara beberapa penelitian tentang TAM, sehingga mengindikasikan bahwa penelitian tentang TAM mungkin telah mencapai kejenuhan, sehingga penelitian di masa yang akan datang akan fokus dalam menggembangkan model baru yang akan memanfaatkan kekuatan dari model TAM dan membuang kelemahannya. KESIMPULAN Elena Karahanna dan Detmer W. Straub telah memberikan kesimpulan bahwa sikap penggunaan terhadap teknologi ditentukan oleh persepsi mereka mengenai kegunaan yang dirasakan dan persepsi mengenai kemudahan yang dirasakan dalam menggunakan teknologi. Sedangkan Chutter menyimpulkan bahwa meneliti TAM tidak memiliki kekakuan yang cukup dan tidak adanya relevansi yang membuat sebuah teori yang dapat di terapkan di kalangan sistem informasi. Karena semakin berkembangnya teknologi semakin banyak pula persepsi-persepsi individu dan kesadaran individu menanggapi kehadiran teknologi tersebut, dan semakin banyak pula variable eksternal yang mempengaruhi sikap individu terhadap teknologi baik, sosial, budaya, latar belakang, dll. Hal itu menimbulkan banyak persepsi individu yang membuat TAM tidak memiliki kekakuan dan tidak adanya relevansi untuk membuat sebuah teori. Karena kesimpulan individu, persepsi dan niat individu yang mempengaruhi niat seseorang dalam menggunakan teknologi. Meskipun TAM juga menyatakan bahwa persepsi PEOU mempengaruhi PU, karena sesuatu yang lebih mudah digunakan dapat dipersepsikan akan lebih berguna. Namun persepsi menganai kegunaan dan kemudahan teknologi dapat dipengaruhi faktor-faktor eksternal yang dialami individu yang menumbulkan sikap dan niat individu untuk menggunakan teknologi. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat sebagian orang tertinggal, sehingga tidak bisa menggunakan teknologi tersebut. disamping itu terdapat sebagian orang yang puas terhadap kemampuan mereka didalam menggunakan teknologi yang sedang mereka gunakan, sehingga ketika teknologi tersebut berkembang mereka enggan untuk mempelajari atau mengikuti perkembangan tersebut. Sehingga berbagai macam pelatihan yang disediakan dan pendekatan-pendekatan yang diberikan tidak akan memberikan pengaruh yang banyak karena perbedaan persepsi dan kesadaran individu akan penggunaan teknologi. Jadi, perlunya kesadaran setiap individu didalam menggunakan teknologi yang tersedia dan kesadaran tentang pentingnya teknologi didalam menjalankan aktivitasnya, dalam perusahaan ataupun didalam berinteraksi dengan orang lain.