Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai hasil laut yang
cukup besar. Hasil tangkapan ikan laut Indonesia naik setiap tahun,
menurut BPS produksi ikan laut Indonesia pada tahun 2009 mencapai
556.123 ton. Salah satu potensi perikanan laut tersebut adalah ikan teri.
Kondisi geografis Indonesia yang sebagian besar merupakan lautan
sehingga mempunyai potensi produksi laut melimpah termasuk ikan teri.
Pada musim panen ikan, nelayan banyak mendapatkan ikan dari hasil
tangkapannya dengan jumlah yang sangat besar. Mereka menjual hasil
tangkapan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), karena hasil tangkapan dari
nelayan sangat banyak terkadang ikan tidak dapat terjual habis. Hal
tersebut mengakibatkan ikan akan membusuk jika tidak adanya tempat
pengawetan (cool storage).
Salah satu cara yang dilakukan para nelayan adalah dengan
mengeringkan ikan tersebut secara alami dengan dijemur langsung di
bawah terik sinar matahari dan selanjutnya akan diproses lebih lanjut.
Namun proses pengeringan alami tersebut mempunyai banyak kekurangan
diantaranya waktu pengeringan lama, memerlukan area yang cukup luas,
kualitas ikan akan menurun karena terkena debu atau lalat yang menempel,
rawan terhadap gangguan binatang-binatang, serta membutuhkan tenaga
kerja yang cukup banyak. Hal tersebut terjadi karena selama ini belum
memadahinya teknologi yang beredar sebagai pendukung pengolahan ikan
teri pasca penangkapan. Walaupun ada, alat tersebut tidak terjangkau oleh
nelayan-nelayan kecil dari segi ekonomisnya karena mesin pengeringnya
mengunakan listrik dengan konsumsi daya yang besar, oleh karena itu
perlu adaanya mesin pengering yang menggunakan blower dengan
pemanfaatan gas elpiji.
1
II. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
yaitu bagaimanakah pengaruh jumlah ventilasi terhadap mesin pengering
ikan?
IV. Tujuan
Adapun tujuan yang diperoleh dari laporan Tugas Akhir ini yaitu
dapat menghitung berapa jumlah ventilasi pada mesin pengering ikan.
V. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pembahasan yaitu dapat menghitung
jumlah ventilasi yang di butuhkan pada mesin pengering ikan dengan
kapasitas ikan yang berbeda.
2
merusak bahan. Pengaturan suhu dan lamanya waktu pengeringan
dilakukan dengan memperhatikan kontak antara alat pengering dengan alat
pemanas (baik itu berupa udara panas yang dialirkan maupun alat pemanas
lainnya). Namun demi pertimbangan-pertimbangan standar gizi maka
3
VII. Landasan Teori
7.1. Pengeringan
Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan
sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu
sampai suatu nilai rendah yang dapat diterima, menggunakan panas.
Pada proses pengeringan ini air diuapkan menggunakan udara tidak
jenuh yang dihembuskan pada bahan yang akan dikeringkan. Air (atau
cairan lain) menguap pada suhu yang lebih rendah dari titik didihnya
karena adanya perbedaan kandungan uap air pada bidang antar-muka
bahan padat-gas dengan kandungan uap air pada fasa gas. Gas panas
disebut medium pengering, menyediakan panas yang diperlukan untuk
penguapan air dan sekaligus membawa air keluar. Air juga dapat
dipisahkan dari bahan padat, secara mekanik menggunakan cara
pengepresan sehingga air keluar, dengan pemisah sentrifugal, dengan
penguapan termal ataupun dengan metode lainnya. Pemisahan air
secara mekanik biasanya lebih murah biayanya dan lebih hemat energi
dibandingkan dengan pengeringan, (Bapeda NAD, 2005).
Kandungan zat cair dalam bahan yang dikeringkan berbeda dari
satu bahan ke bahan lain. Ada bahan yang tidak mempunyai
kandungan zat cair sama sekali (bone dry). Pada umumnya zat padat
selalu mengandung sedikit fraksi air sebagai air terikat. Kandungan air
dalam suatu bahan dapat dinyatakan atas dasar basah (% berat) atau
dasar kering, yaitu perbandingan jumlah air dengan jumlah bahan
kering.
Di Industri kimia proses pengeringan adalah salah satu proses
yang penting. Proses pengeringan ini dilakukan biasanya sebagai
tahap akhir sebelum dilakukan pengepakan suatu produk ataupun
proses pendahuluan agar proses selanjutnya lebih mudah, mengurangi
biaya pengemasan dan transportasi suatu produk dan dapat menambah
4
nilai guna dari suatu bahan. Dalam industri makanan, proses
pengeringan ini digunakan untuk pengawetan suatu produk makanan.
Mikroorganisme yang dapat mengakibatkan pembusukan makanan
tidak dapat dapat tumbuh pada bahan yang tidak mengandung air,
maka dari itu untuk mempertahankan aroma dan nutrisi dari makanan
agar dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama, kandungan air
dalam bahan makanan itu harus dikurangi dengan cara pengeringan
(Revitasari, 2010).
5
2. Untuk menjaga agar rumah selalu tetap di dalam kelembaban
yang optimum
6
berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu pengeringan maka
proses pengeringan akan semakin cepat. Akan tetapi bila tidak
sesuai dengan bahan yang dikeringkan, akibatnya akan terjadi
suatu peristiwa yang disebut "Case Hardening", yaitu suatu
keadaan dimana bagian luar bahan sudah kering sedangkan
bagian dalamnya masih basah.
7
7.2.5. Kelembapan Udara
Makin lembab udara maka Makin lama kering sedangkan
Makin kering udara maka makin cepat pengeringan. Karena
udara kering dapat mengabsobsi dan menahan uap air Setiap
bahan mempunyai keseimbangan kelembaban nisbi masing-
masing. kelembaban pada suhu tertentu dimana bahan tidak
akan kehilangan air (pindah) ke atmosfir atau tidak akan
mengambil uap air dari atmosfir (Supriyono, 2003).
8
7.4. Menghitung Jumlah Ventilasi Pengering Ikan
Darri persamaan Atkinsom di ketahui bahwa K,P,L,Le dan A adalah
konstan untuk suatu jalur udara atau pipa, sehingga di peroleh hubungan
HL~Q2
Hs~Q2
Hv~Q2
Ht~Q2
9
Besarnya R adalah
R = K.P.(L=L,)
R = K.P(L=L,)
10
VIII. Metode Penelitian
8.1. Diagram Alur Penelitian
Mulai
Studi Pustaka
Pemilihan Bahan
Ya
Selesai
11
Gambar 3. Diagram Alur Penelitian
8.2.1. Alat
Dalam proses pembuatan mesin pengering
ikan, peralatan yang di butuhkan adalah sebagai
berikut:
1. Mesin gerinda potong duduk
2. Mesin gerinda potong tangan
3. Mesin las listrik
4. Mesin bor duduk
5. Mesin bor tangan
6. Jangka sorong dan meteran
7. Penggaris, siku dan spidol
8. Mata bor 7, 8, 10, 12, 14 dan 16
Pada saat melakukan pengujian konsumsi
daya listrik pada blower, alat yang di butuhkan
adalah mesin pengering ikan yang di lengkapi
dengan blower dan ikan segar 10 kg.
8.2.2. Bahan
Bahan yang di butuhkan dalam pembuatan
mesin pengering ikan di antaranya:
N Nama Barang Spesifikasi Jumlah
o
1 Plat Aluminium Kualitas#1 4 Meter
2 Blower Kualitas#1 1 Unit
3 Kompor Gas Rinnai 1 Unit
4 Hopper Kualitas#1 1 Unit
5 Plat Siku 4x4 mm 6 Meter
6 Ranjang Besi 1 mm 20 Meter
7 Kabel Kualitas #1 2 Meter
8 Saklar Panasonic 1 Unit
9 Mur dan Baut Kpl 6, 8, 12, 30 Set
12
Tabel 1. Bahan Pembuatan mesin pengering
ikan
8.2.3. Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)
Dalam proses pembuatan mesin
pengering ikan, hal yang harus di perhatikan
adalah mengenai K3 untuk menjaga agar
dalam proses pembuatan tetap selamat dan
menghindari resiko kecelakaan kerja. Alat yang
di butuhkan antara lain:
1. Earplug
2. Kacamata bening
3. Wearpak
4. Safety shoes
13
Gambar 4. Mesin pengering ikan
(Maulana, 2010)
Tipe : OVG-P10
Kapasitas : 10 rak / loyang
Dimensi mesin : 85x55x165 cm
Dimensi Loyang :74x41x4 cm
Bahan : plat
Listrik blower: 150 watt , 220 V
Sumber panas : LPG
14
Desembe Februar
No. Nama Kegiatan r Januari i Maret April
1 2 3 41 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul TA
2. Evaluasi Judul TA
Pembuatan Proposal
3.
TA
Pengumpulan
4.
Proposal TA
Pembuatan Laporan
5.
TA
Pembuatan Produk
6.
TA
7. Pembimbingan TA
Uji Kelayakan
8.
Produk TA
Revisi dan
9. Pengesahan
Laporan
19
52
DAFTAR PUSTAKA
Bapeda NAD, 2005. Aceh dalam Angka, Kerjasama BPS dengan Bapeda
Nangroe Aceh Darussalam, Banda Aceh.
53
16