Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. KONSEP DASAR
I. DEFINISI
penyakit yang kronis, adanya remisi dan eksasarbasi, dapat menyerang semua
organ dalam tubuh terutama sistem kardiovaskuler, otak dan susunan saraf, srta
II. KALSIFIKASI
1. Menurut WHO
a. Sifilis Dini
kulitnya.
b. Sifilis Lanjut
2. Secara Klinis
a. Sifilis Kongenital
berakibat keguguran awal / prematur, tetai dapat menyebabkan bayi lahir mati.
b. Sifilis Akuisita
dan masuk saluran limfatik sehingga dalam 24 jam sudah didapati dalam kelenjar
limfatik regional.
Stadium I
Terjadi 7 hari sampai 3 bulan setelah invasi kuman, berupa nodulsoliter pada
penis, vulva, serviks atau ekstragenital, yang kemudian membentuk ulkus durum
Stadium II
Terjadi 2 sampai 12 minggu setelah ulkus durum, sebagai lesi mukokutan yang
menyeluruh tubuh disertai limfa denopati generalisata, demam, rasa lesu dan
sekita kepala.
Stadium III
Lesi yang khas adalah guma yang dapat terjadi 3 7 tahun setelah infeksi.
c. Sifilis Kardiovaskuler
Biasanya disebabkan oleh nekrosis aorta yang berlanjut ke arah katup. Tanda-
sifilis akan mengalami fase ini. Pria dan orang denga kulit warna lebih banyak
terkena, jantung pembuluh darah, yang terkena terutama yang besar. Kematian
d. Neurosifilis
lebih banyak didapat pada orang kulit putih. Neurosifilis dibagi menjadi :
1. Neurosifilis Asimtomatik
Pemeriksaan serologi reaktif tidak ada tanda dan gejala kerusakan susunan saraf
2. Neurosifilis Meningovaskuler
Terdapat tanda dan gejala kerusakan susunan saraf pusat, berupa kerusakan
adanya fokus neurologis sesuai dengan ukuran dan lokasi lesi. Pemeriksaan
sumsum tulang beakang menunjukkan kenaikan sel, protein total, dan tes serologi
reaktif.
Paresis :
Tanda dan gejala paresis sangat banyak dan selalu menunjukkan penyebaran
kerusakan parenkimatosa perubahan sifat diri dapat terjadi, mulai dari yang
reaktif
Tabes dorsalis :
Tanda dan gejala pertama tabes dorsalis akibat degenerasi kolumna posterior
III. ETIOLOGI
Treponematoceae.
IV. PATOFISIOLOGI
Treponema
Makula
Papula
Sifilis
V. DIAGNOSIS TEST
2. Mikroskop fluoresensi.
spesifik,akan tetapi dapat menunjukkan reaksi ddengan IgM da juga IgG, ialah :
- Tes Wasserman.
- Tes Khan
Complement Fixation)
VI. KOMPLIKASI
Ulkus durum.
Dimensia paralitika.
Taber dorsalis
- Gangguan miksi.
Periostitis/osteomielitis
Guma:
- Otak
- Hepar
- Testis
- Tukak - Demam
- Lesi - Anorexia
- Pada pria selalu dis ertai pembesaran kelenjar limfe ingunal medial unilateral /
bilateral
- Terjadi kelainan kulit yaitu timbul berupa makula, postul dan rupia.
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
- Penisilin benzalin 6 dosis 4,8 juta unit injeksi intramuskular (2,4 juta unit /
- Penisilin prokain dalam aqua dengan dosis 600.000 unit injeksi inframuskular
- Penisilin prokain + 2 % aluminium monostearat, dosis 4,8 juta unit, diberikan 2,4
Sifilis Laten
- Penisilin 6 prokain dalam aqua dengan dosis total 12 juta unit (600.000 unit
sehari) atau
- Penisilin 6 prokain dalam aqua denga dosis total 18 juta unit (600.000 unit
sehari) atau
- Penisilin prokain 2 % aluminium monostearat, dosis total 9,6 juta unit
Untuk pasien sifilis I dan II yang alergi terhadap penisilin, dapat diberikan :
Untuk pasien sifilis laten lanjut (71 tahun) yang alergi terhadap penisilin, dapat
dierikan :
Obat ini tidak boleh dibeirkan kepada wanita hamil, menyusui, dan anak-anak.
2. Pemantauan Serologik dilakukan pada bulan I, II, VI, dan XII tahun
3. Non medikamentosa
- Cara penularan PKTS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya.
- Hindari hubungan seksual sebelum sembuh, dan memakai kondom jika tak dapat
menghindarkan lagi.
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
2. Keluhan Utama
Biasanya klien mengeluh demam, anoreksia dan terdapat lesi pada kulit.
Biasanya klien mengeluh demam, anoreksia dan terdapat lesi pada kulit.
Riwayat adanya penyakit sifilis pada anggota keluarga lainnya sangat menentukan.
6. Pengkajian Persistem
a. Sistem integumen
Mata : Pada sifilis kongenital terdapat kelainan pada mata (keratitis inter
stisial).
Hidung : Pada stadium III dapat merusak tulang rawan pada hidung dan palatum.
c. Sistem Pernafasan
d. Sistem kardiovaskuler
sebelumnya.
e. Sistem penceranaan
f. Sistem muskuloskeletal
g. Sistem Neurologis
h. Sistem perkemihan
i. Sistem Reproduksi
4. Gangguan gambaran diri sehubungan dengan anatomi kulit dan bentuk tubuh.
Dx 1 :
R/ : Menurunkan iritasi
Dx 2 :
Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan proses peradangan.
menurunkan nyeri.
Dx 3 :
Dx 4 :
Gangguan gambaran diri sehubungan dengan anatomi kulit dan bentuk tubuh.
Kriteria hasil :
- Mengenali penggabungan peruaban dalam konsep diri dalam cara yang akurat
R/ : Membantu peningkatkan [erasaan harga diri dan kontrol atas salah satu
bagian kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA
- Mansjoer Arif ; 2000 ; Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga Jilid 2 ; Media
aesculapius ; Jakarta.
EGC ; Jakarta.
EGC ; Jakarta.
- http://www.pakar-bangsa.com/2012/07/konsep-dasar-sifilis.html