Vous êtes sur la page 1sur 9

1

Shift worker sleep disorder


Ni Made Oka Suliani, Desak Ketut Indrasari Utami
Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali

Abstrak
Shift worker sleep disorder (SWSD) adalah gangguan tidur irama sirkadian yang ditandai
dengan insomnia dan kantuk berlebihan yang terjadi pada mereka yang bekerja diluar periode
tidur yang tipikal atau disebut juga jam-jam yang non-tradisional yaitu pukul 22.00 sampai
06.00. Pekerja shift berisiko lebih tinggi untuk mengalami tekanan darah tinggi, berat badan
berlebih dan diabetes bahkan meningkatkan risiko kanker. Gangguan tidur mengakibatkan
disregulasi sumbu hipotalamus hipofise adrenal. Pekerja shift harus memperhatikan tidurnya
bukan hanya untuk kesehatannya sendiri namun juga untuk mencegah kecelakaan kerja yang
dapat merugikan banyak orang. Terapi SWSD meliputi terapi farmakologis dan non-
farmakologis. Terapi non-farmakologis mencakup pengaturan jadwal kerja, modifikasi
lingkungan dan menghindari konsumsi kafein, alkohol serta nikotin. Terapi farmakologis
meliputi konsumsi hormon melatonin dan obat-obatan yang dapat memodifikasi tidur.
Kata kunci: Gangguan tidur, pekerja shift, insomnia, kantuk berlebihan.

Abstract
Shift worker sleep disorder (SWSD) is a circadian rhythm sleep disorder characterized by
insomnia and excessive sleepiness that occurs in those who work outside of typical hours of
sleep period, also called the nontraditional hours at 22:00 until 06:00. Shift workers are at
higher risk for developing high blood pressure, excess weight and diabetes, even increase the
risk of cancer. Sleep disorders cause dysregulation of the hypopituitary hypophysis adrenal
axis. Shift workers must sleep properly not only to preserve their own health, but also to
prevent accidents that can harm many people. Therapies include pharmacological and
nonpharmacological therapy. Nonpharmacological therapy include improving work
schedules, environmental modifications and also avoiding caffeine, alcohol and nicotine.
Pharmacologic therapy includes the consumption of the melatonin hormone and drugs that
can modify sleep.
Keywords: sleep disorder, shift worker, insomnia, excessive sleepness.
2

Pendahuluan Bencana nuklir Chernobyl tahun 1986 dan


Jadwal kerja yang disebut shift 3-mile island tahun 1979, serta
secara harfiah berarti bekerja di luar jam tenggelamnya kapal tanker Exxon Valdez
kerja yang normal yaitu di siang hari tahun 1989, semua terjadi antara jam 00.00
antara pukul 07.00 - 18.00, waktu dimana sampai 04.00 dan ditemukan kesalahan
banyak orang dalam masyarakat kita yang disebabkan kantuk berlebihan saat
bekerja sekitar 7-8 jam. Ada beberapa bekerja pada shift malam. Meledaknya
alasan untuk bekerja shift. Alasan utama pesawat ulang-alik Challenger tahun 1986
adalah bahwa teknologi modern telah terjadi akibat keputusan yang salah untuk
memungkinkan untuk melakukan banyak meluncurkan pesawat ulang-alik yang
kegiatan pada setiap saat, siang atau dilakukan oleh tim yang bekerja selama
malam hari. "Masyarakat 24 jam" shift malam. Kurang tidur menyebabkan
mensyaratkan bahwa layanan penting kerugian 150 milyar dollar per tahun
dapat diberikan setiap saat. Layanan akibat kecelakaan dan penurunan
penting termasuk keselamatan publik, produktivitas. Penelitian menunjukkan
seperti polisi, pemadam kebakaran, 50% kecelakaan kerja merupakan
pertahanan militer, pelayanan kesehatan, konsekuensi yang diakibatkan oleh
transportasi, serta fasilitas umum, seperti SWSD.1,2,6
tenaga listrik, air dan telepon. Industri Pekerja shift mengalami deprivasi
lainnya juga ada yang harus beroperasi 24 tidur yang mengakibatkan terjadinya
jam per hari karena proses produksi lebih proses berpikir dan bertindak yang lebih
lama dari 8 jam dan harus dilakukan terus lambat, membuat banyak kesalahan dan
menerus. Banyak produk kimia menjadi pelupa. Dua per tiga pekerja shift
memerlukan proses tersebut. Industri dikatakan tertidur sedikitnya sekali
manufaktur sering memiliki mesin mahal seminggu saat bekerja.2,3,5 Kurangnya tidur
yang harus dioperasikan terus menerus menyebabkan iritabilitas, tidak sabar,
agar dapat mendatangkan untung.1 cemas, depresi dan penurunan
Terdapat sekitar 25% pria dan 17% produktivitas. Pekerja shift berisiko lebih
perempuan yang bekerja shift di Amerika tinggi untuk mengalami masalah lambung,
Serikat saat ini, baik hanya pada malam menstruasi tidak teratur dan sakit daripada
hari maupun pada rotasi shift. Pekerja shift pekerja siang. Prevalens sakit pada pekerja
mengalami gangguan ritme tidur-bangun shift adalah 63% dibandingkan 34% pada
alami. Terdapat kecenderungan alami pekerja siang permanen. Penelitian tahun
untuk tidur antara jam tengah malam 2007 oleh international agency for
sampai 06.00, dimana pekerja shift harus research on cancer (IARC) bahkan
bangun dan waspada untuk menunjukkan bahwa bekerja shift
memaksimalkan produktivitas kerja. 1-3 berkorelasi dengan terjadinya kanker.3,5,6
Penelitian menunjukkan 40-80% Pekerja shift berisiko lebih tinggi
pekerja shift mengalami gangguan tidur untuk mengalami tekanan darah tinggi,
dan 5-20% melaporkan masalah tidur yang berat badan berlebih dan diabetes.3-5
parah yang dikenal dengan shift worker Gangguan tidur mengakibatkan disregulasi
sleep disorder (SWSD). Kantuk yang sumbu hipotalamus hipofise adrenal.
berlebihan saat bekerja pada shift malam Banyak penelitian menyebutkan bahwa
tidak hanya menyebabkan penurunan insomnia adalah ekspresi dari
produktivitas, tetapi dapat memiliki ''hyperarousal'' fisiologis terkait dengan
konsekuensi bencana seperti yang telah aktivasi dari sistem saraf simpatik (SSS)
didokumentasikan pada beberapa bencana dan sumbu hipotalamus hipofise adrenal.
besar akibat kelalaian manusia yang Penderita SWSD menunjukkan
disebabkan oleh kesalahan fatal yang peningkatan tingkat metabolisme, kadar
terjadi saat bekerja pada shift malam. sirkulasi katekolamin dan suhu tubuh,
3

serta berubahnya denyut jantung dan pola bekerja dalam rotasi shift. Pekerja lain
pupilometri. Sumbu hipotalamus hipofise mungkin memiliki shift permanen dan
adrenal pada SWSD ditandai dengan hanya bekerja pada malam hari. Misalnya
peningkatan kadar kortisol bebas urin pelayan restoran dan penjaga malam,
sebanding dengan kuantitas gangguan mungkin bekerja hanya pada malam hari.1,2
tidur. Aktivasi SSS dan sumbu Penelitian menunjukkan lebih dari 45%
hipotalamus hipofise adrenal menunjukkan pekerja shift malam permanen mengalami
mekanisme sentral yang mungkin kantuk berlebihan dan lebih dari 36%
melibatkan neuron corticotropin-releasing pekerja shift rotasi mengalami kantuk
factor.8 Banyak diantara kita yang tidak berlebihan.6,7
memahami SWSD. Tulisan ini akan
mencoba mengulas tentang SWSD dengan Patofisiologi
tujuan dapat mengenali gejala dan
Setiap organisme, termasuk
memahami tata laksananya dalam rangka
manusia, memiliki mekanisme jam
menghindari komplikasi serius akibat
biologis. Irama biologis tidak hanya
SWSD ini baik pada pekerja sendiri
meliputi waktu istirahat dan waktu
maupun orang lain.
beraktifitas organisme tersebut. Kehidupan
itu sendiri merupakan proses fisiologis
Definisi dengan ritme biologis yang memainkan
Shift worker sleep disorder adalah peranan penting dalam proses tersebut.9
gangguan tidur irama sirkadian yang Kronobiologi menjelaskan
ditandai dengan insomnia dan kantuk mengenai ritme biologi meliputi irama
berlebihan yang terjadi pada mereka yang atau siklus tahunan, siklus bulanan atau
bekerja pada diluar periode tidur tipikal 29,5 hari, harian, ataupun siklus yang
atau disebut juga jam-jam yang non berulang di bawah 24 jam. Tubuh manusia
tradisional yaitu pukul 22.00 sampai memiliki kemampuan internal untuk
06.00.2,4,5 Ada berbagai tipe jadwal kerja mengukur waktu dalam tubuh. Sistem
shift, yaitu permanen, intermiten, atau sirkadian ini terorganisasi secara hierarki
rotasi; jadwal ini akan berpengaruh pada dengan pacemaker sentral yang
variasi manifestasi SWSD.5,6 menyesuaikan oscilator sirkadian seluler
pada badan-badan sel paling perifer. Jam
Epidemiologi biologis ini meliputi pengaturan irama
Penelitian menunjukkan 15 juta fungsi-fungsi tubuh seperti tekanan darah,
penduduk Amerika (atau sekitar 20% dari kadar hormonal, temperatur tubuh, dan
keseluruhan tenaga kerja) bekerja di luar tentu saja siklus bangun tidur. Oscilator
jadwal tradisional yaitu pukul 09.00 sirkadian terdiri dari kurang lebih 20.000
sampai 17.00. Jumlah pekerja shift neuron-neuron jam biologis yang terletak
bertambah 3% setiap tahunnya. Satu dari di suprachiasmatic nucleus (SCN) daerah
empat pekerja ini mengalami SWSD. ventrolateral. Nukleus ini merupakan jam
Pekerja shift mungkin bekerja di malam utama dalam tubuh manusia yang
hari, di tengah malam, lembur atau kerja berlokasi secara bilateral di bagian anterior
dengan waktu ekstra. Mereka juga kadang- hipotalamus, di atas kiasma optikum. Bila
kadang bekerja seperti hari biasa. Banyak terjadi lesi pada SCN maka irama
pekerja shift yang mengalami perubahan sirkadian bangun tidur menjadi tidak
waktu kerja dari siang ke malam, atau teratur lagi.9,10
malam ke siang hari. Hal ini dapat terjadi Fungsi SCN adalah sebagai
pada waktu yang berbeda dalam seminggu. koordinator fungsi-fungsi fisiologis dan
Petugas kesehatan, polisi dan petugas berperan penting dalam penyesuaian tubuh
pemadam kebakaran, misalnya, sering dengan waktu eksternal, memberikan
4

respon terhadap zeitgeber utama, yaitu Cahaya mempengaruhi tubuh untuk


matahari, yang silih berganti dengan memproduksi berbagai substansi yang erat
keadaan gelap. Setiap manusia memiliki kaitannya dengan dengan pola sirkadian
waktu tersendiri dimana waktu sirkadian tubuh seperti kortisol, serotonin, dan
endogen mengalami sinkronisasi dengan terutama melatonin. Kortisol adalah
waktu harian yaitu selama 24 jam. Hal ini hormon penanda stres yang produksinya
disebut sebagai kronotipe dan dipengaruhi mengikuti irama sirkadian. Kortisol
oleh faktor genetik serta keadaan meningkat saat pagi hari dan menurun di
karakteristik individu, misalnya umur dan malam hari. Namun dengan adanya
jenis kelamin. Penting untuk diketahui perubahan fungsi sumbu hipotalamus
bahwa kronotipe masing-masing individu hipofise adrenal berpengaruh terhadap
menentukan durasi tidur seseorang, produksi kortisol. Pada beberapa keadaan
sehingga sering didapati orang dengan gangguan sumbu hipotalamus hipofise
waktu tidur lama atau sebaliknya. Siklus adrenal, produksi kortisol diurnal
gelap terang, irama biologis tubuh, dan cenderung tidak mengalami peningkatan
lingkungan sangat berpengaruh terhadap namun terjadi lonjakan kadar kortisol pada
kronotipe seseorang.9 malam harinya, sedangkan pada deprivasi
Fungsi sistem waktu sirkadian tidur juga terjadi perubahan kadar kortisol.
adalah untuk mengkoordinasikan Kadar kortisol meningkat secara perlahan
mekanisme humoral, fisiologis, dan sepanjang paruh kedua tidur dengan
tingkah laku tidur-bangun. Regulasi ini kenaikan tajam sebelum waktu bangun
dimodulasi oleh 2 faktor yang saling fisiologis.9,10
bertolak belakang, yaitu: dorongan Beberapa sitokin dihasilkan secara
homeostatik untuk tidur yang konsisten mengikuti irama diurnal dengan
meningkatkan kecenderungan untuk kadar puncak sepanjang malam terutama
mengantuk dan irama sirkadian yang saat dini hari, saat dimana kadar kortisol
mempromosikan status terjaga. Faktor berada dalam titik terendah dan melatonin
sirkadian berarti variasi fisiologis dalam dalam kadar tertinggi. Interleukin (IL)-6
hal tidur-bangun (waktu, durasi, dan merupakan sitokin proinflamasi yang
karakteristik lain) menurut siklus tertentu kadarnya meningkat pada orang-orang
selama sehari. Pada pagi hari setelah dengan kualitas tidur yang buruk. Kualitas
bangun pagi, dorongan homeostatik untuk tidur yang buruk dapat menyebabkan
tidur menjadi sangat rendah bahkan nol, aktivitas inflamasi melalui reaktivasi stres.
aktivitas SCN menurun seperti yang Gangguan fungsi sumbu hipotalamus
terlihat dalam rekaman intracerebral hipofise menyebabkan peningkatan kadar
firing rate. Dorongan homeostatik secara IL-6. Deprivasi tidur yang terjadi selama
gradual meningkat sepanjang hari 36 jam meningkatkan kadar IL-6.
dihambat dengan meningkatnya aktivitas Peningkatan kadar sitokin ini diduga
SCN. Pada saat aktivitas SCN menurun, berhubungan dengan kondisi mengantuk
dorongan homeostatik untuk memulai dan kelelahan pasca-deprivasi tidur.10
onset tidur. Saat pagi, dorongan Fotoreseptor yang terletak di retina
homeostatik mulai menurun dibatasi oleh mata mengirim informasi tentang cahaya
pengaruh circadian arousal yang lingkungan melalui saluran
menyebabkan kita terbangun. Terdapat dua retinohypothalamic ke SCN. Fungsi SCN
periode yang sangat rentan untuk adalah mengatur kelenjar pineal untuk
mengantuk yaitu pukul 2 dini hari hingga mengeluarkan hormon melatonin.
pukul 6 pagi dan pukul 2 siang hingga Biasanya sekresi melatonin dimulai dua
pukul 6 sore. Periode yang pertama jauh jam sebelum tidur dan berakhir dua jam
lebih kuat daripada yang kedua.11 sebelum bangun. Penurunan neuronal
firing di SCN disebabkan oleh pengikatan
5

melatonin pada reseptor melatonin di MT1 terjadi akibat ketidaksesuaian


dan MT2. Diyakini bahwa penurunan jadwal bangun-tidur antara
neuronal firing di SCN merangsang tidur. lingkungan individu dengan pola
Sementara individu yang aktif di siang hari bangun tidur sirkadian.
memproduksi melatonin di malam hari, 2. Gangguan tidur menimbulkan
produksi melatonin pekerja shift ditekan kegagalan dalam fungsi sosial,
pada malam karena adanya paparan yaitu pekerjaan dan fungsi penting
cahaya terang.5 lainnya yang signifikan secara
klinis.
Diagnosis 3. Tidak muncul secara eksklusif
bersama gangguan tidur dan
Gejala utama dari SWSD adalah
gangguan mental lainnya.
insomnia dan kantuk berlebihan yang
4. Gangguan tidak disebabkan oleh
berhubungan dengan kerja dan tidur pada
efek fisiologis berbagai substansi
waktu non standar. Total waktu tidur setiap
(misal penyalahgunaan obat) atau
hari pada pekerja shift biasanya lebih
kondisi medis umum.
pendek beberapa jam meskipun ada upaya
untuk mengoptimalkan lingkungan tidur. Kantuk berlebihan adalah mengantuk
Kantuk dimanifestasikan sebagai yang tidak biasa, seperti dorongan yang
keinginan untuk tidur siang, gangguan kuat untuk tidur siang ketika kita ingin
ketajaman mental, lekas marah, penurunan benar-benar bangun dan waspada. Orang
kinerja, dan peningkatan risiko kecelakaan dengan kantuk berlebihan merasakan tidak
kerja. Kerja shift sering diisi jam ekstra terdapat energi yang cukup untuk
sehingga menimbulkan kelelahan. Gejala berkegiatan harian seperti melewatkan
berhubungan dengan durasi kerja shift dan waktu bersama keluarga atau
juga jadwal tidur-bangun konvensional. melaksanakan tugas pekerjaan kantor.
Batas antara respon normal dengan Orang dengan kantuk berlebihan
kerasnya kerja shift dan diagnosis merasakan kelelahan, kesulitan konsentrasi
gangguan sering tidak tajam.5 atau memusatkan perhatian dan motivasi
yang rendah. Gejala ini muncul pada
Menurut American academy of
mereka dengan tidur yang adekuat
sleep medicine (AASM) international
sehingga merupakan suatu gangguan
classification of sleep disorder (ICSD),
tidur.6,12
SWSD dikategorikan sebagai gangguan
tidur irama sirkadian (ICSD kategori Epworth sleepiness scale (ESS)
307.45-1). Gejala SWSD ditandai dengan adalah kuesioner yang dirancang untuk
kantuk yang ekstrem, insomnia, nyeri mengevaluasi tingkat kantuk yang
kepala, dan kesulitan berkonsentrasi yang berlebihan. Tes ini adalah alat skrining
mengenai mereka yang menjalani kerja standar yang digunakan secara luas oleh
shift malam dan kerja shift rotasi melawan AASM yang akan membantu mengukur
irama sirkadian alami tubuh. Gejala SWSD tingkat umum kantuk. Fungsi ESS untuk
merupakan fenomena transien yang menilai kemungkinan untuk tidur sesaat
berkaitan dengan jadwal kerja.6 selama situasi rutin yang berbeda. Jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan dinilai 0-3,
American psychiatric associations
dengan 0 berarti tidak akan tidur sesaat
diagnostic and statistical manual of
dalam situasi tertentu, dan 3 artinya bahwa
mental disorder fourth edition (DSM-IV)
ada kemungkinan yang sangat tinggi yang
menyebutkan kriteria diagnosis SWSD
untuk tidur sesaat dalam situasi tersebut.12
sebagai berikut:5
1. Gangguan tidur yang persisten dan
rekuren yang menimbulkan kantuk SWSD dan sumbu hipotalamus hipofise
berlebihan atau insomnia yang adrenal
6

Dalam kondisi kronis muncul sumbu hipotalamus hipofise adrenal


mekanisme adaptif untuk melindungi maksimum. Anehnya, kadar plasma tinggi
tubuh. Catatan harian tidur mendapatkan tidak terdeteksi di pagi hari setelah tidur
fakta bahwa produksi hormon malam yang kurang, elevasi lebih muncul
kortikotropin dan sistem seruleus malam hari setelah kurang tidur, ketika
norepinefrin diaktifkan selama stres. tingkat kortisol harus lebih rendah.
Melalui berbagai efektor sentral dan Selanjutnya ritme sirkadian kortisol
perifer sistem hipotalamus hipofise menjadi cenderung lebih datar dan terus
memiliki efek anti-tidur, anti-reproduktif, meningkat.14
anti-pertumbuhan, imunosupresif, dan efek Teori menyebutkan bahwa
katabolik. Respon terhadap stres ini glukokortikoid menghambat aktivitas
dimaksudkan untuk waktu yang terbatas, sistem limforetikular, dengan
dalam kondisi stres kronis dalam hal ini penghambatan aktivitas limfosit dan
gangguan tidur kronis, patofisiologinya makrofag, penurunan produksi sitokin dan
dinyatakan sebagai hiperaktivasi atau berbagai mediator inflamasi, juga
hipoaktivasi.10,13 mengatur adhesi molekul, migrasi sel,
Penelitian menyebutkan bahwa diferensiasi dan modulasi. Meskipun
insomnia primer adalah ekspresi dari demikian, efek imunosupresif tidak
''hyperarousal'' fisiologis terkait dengan eksklusif pada glukokortikoid dan
aktivasi dari SSS dan sumbu hipotalamus katekolamin. Dalam sebuah studi klasik,
hipofise adrenal. Penderita insomnia Dantzer dan Kelley menunjukkan bahwa
menunjukkan peningkatan tingkat stres pada tikus adrenalectomized (ADX)
metabolisme, peningkatan kadar sirkulasi menunjukkan beberapa, tapi tidak semua
katekolamin, suhu tubuh meningkat, dan tanda-tanda imunosupresi. Temuan
berubahnya denyut jantung dan pola tersebut menunjukkan adanya zat-zat lain
pupilometri. Sumbu hipotalamus hipofise yang mengakibatkan dampak negatif pada
adrenal pada insomnia ditandai dengan sistem kekebalan tubuh, termasuk opioid.14
peningkatan kadar kortisol bebas urin Banyak bukti menunjukkan
sebanding dengan kuantitas gangguan hubungan yang erat antara aktivitas sumbu
tidur. Aktivasi SSS dan sumbu hipotalamus hipofise adrenal dan fungsi
hipotalamus hipofise adrenal menunjukkan kekebalan tubuh. Hubungan ini bersifat
mekanisme sentral yang mungkin bimodal dimana glukokortikoid dapat
melibatkan neuron corticotropin-releasing berfungsi sebagai faktor penghambat
factor. Respon terhadap stres terjadi akibat maupun permisif, tergantung pada kadar
gangguan tidur dan juga stres psikologis yang beredar. Gangguan pada setiap
yang diakibatkan oleh gangguan tidur itu tingkat sumbu hipotalamus hipofise
sendiri.13 adrenal atau aktivitas glukokortikoid
Sejumlah penelitian yang mengakibatkan ketidakseimbangan sistem
dilakukan baik pada manusia dan hewan kekebalan tubuh. Glukokortikoid bertindak
menunjukkan adanya hubungan yang erat sebagai modulator sistem kekebalan tubuh,
antara kurang tidur dan aktivasi sumbu baik untuk kelebihan atau kekurangan
hipotalamus hipofise adrenal. Sebagian berhubungan dengan penyakit.
besar gangguan tidur menyebabkan tanda- Hiperstimulasi sumbu hipotalamus
tanda khas stres, termasuk glukokortikoid hipofise adrenal dengan sekresi berlebihan
dan katekolamin kadar plasma meningkat. glukokortikoid berakibat imunosupresif
Pada manusia, kurang tidur menyebabkan yang meningkatkan kerentanan terhadap
peningkatan kadar kortisol plasma bila infeksi, di sisi lain sekresi yang kurang
dibandingkan dengan tidur malam yang dari glukokortikoid menyebabkan penyakit
normal, meskipun tingkat ini tidak inflamasi dan autoimun.14
mencapai nilai saat bangun ketika aktivitas
7

Beberapa penulis menganggap malam, membuka diri terhadap cahaya


tidur sebagai jalur hubungan utama antara terang, seperti yang dari kotak khusus
stres dan sistem kekebalan tubuh. Perilaku cahaya, lampu, dan visor dirancang untuk
dan situasi stres seperti intrusif, orang dengan masalah tidur sirkadian
kecemasan, depresi menyebabkan kualitas terkait, ketika anda bangun. Ritme
tidur yang buruk yang berakibat gangguan sirkadian adalah jam internal tubuh yang
kekebalan tubuh. Tidur adalah bagian memberitahu kita kapan harus terjaga dan
integral dan fungsional dari sistem kapan harus tidur. Ritme ini dikendalikan
kekebalan tubuh.14 oleh bagian otak yang dipengaruhi oleh
cahaya.5 Fleming mengatakan bahwa
Terapi ketika terkena cahaya terang ketika kita
mulai "hari" untuk dapat membantu
Pekerja shift harus memperhatikan
melatih jam internal tubuh untuk
tidurnya bukan hanya untuk kesehatannya
menyesuaikan. Hindari cahaya terang
sendiri namun juga untuk mencegah
dalam perjalanan pulang dari kerja, yang
kecelakaan kerja yang dapat merugikan
akan membuat lebih mudah bagi kita
banyak orang. Terapi SWSD meliputi
untuk tertidur setelah menyentuh bantal.
terapi farmakologis dan non-
15 Kenakan kacamata hitam gelap dan topi
farmakologis.
untuk melindungi diri dari sinar matahari
Terapi non-farmakologis mencakup saat pulang kerja. Mintalah keluarga untuk
pengaturan jadwal kerja, modifikasi membatasi panggilan telepon dan
lingkungan dan menghindari konsumsi pengunjung selama jam tidur kita. Tetap
kafein, alkohol serta nikotin. Pekerja shift berpegang pada jadwal tidur-bangun yang
disarankan untuk tidak bekerja sejumlah teratur sebanyak yang anda bisa. Bila perlu
shift malam berturut-turut karena mungkin membuat buku harian tidur. Hal ini dapat
menjadi semakin lebih kurang tidur selama membantu mengidentifikasi masalah dan
beberapa malam pada pekerjaan. Pekerja memantau perkembangan terapi dari
shift akan lebih mudah untuk pulih apabila waktu ke waktu.6,15-18
dapat membatasi shift malam dan
Terapi non farmakologis lainnya
mengatur jadwal hari libur diantaranya.
adalah membatasi kafein, alkohol, dan
Apabila bekerja shift 12 jam, kita harus
nikotin. Minum secangkir kopi di awal
membatasi kerja empat shift berturut-turut.
shift membantu meningkatkan
Setelah serangkaian shift malam kita harus
kewaspadaan. Mengkonsumsi kafein pada
memiliki lebih dari 48 jam waktu libur bila
akhir shift mungkin menyebabkan
memungkinkan. Pergeseran jadwal kerja
kesulitan jatuh tertidur ketika tiba di
yang terlalu sering juga dihindari. Apabila
rumah.15,18
tidak bisa, akan lebih mudah untuk
menyesuaikan diri dengan jadwal yang Terapi farmakologis meliputi
berputar dari pergeseran hari untuk siang konsumsi hormon melatonin dan obat-
ke sore lalu malam daripada urutan obatan yang dapat memodifikasi tidur.
terbalik. Pastikan kita memiliki waktu Melatonin adalah hormon yang
untuk tidur dan berpartisipasi dalam disekresikan oleh kelenjar pineal di malam
keluarga dan kegiatan sosial. Jangan hari. Paparan cahaya di malam hari
memulai shift malam dengan kurang menekan produksi melatonin.
tidur.6,15 Mengkonsumsi melatonin dapat membantu
untuk mengatur jam tubuh dalam arah
Modifikasi lingkungan dilakukan
yang berlawanan dari paparan cahaya,
dengan membuat lingkungan kerja yang
yaitu melatonin di sore atau malam hari
cerah menyala. Tempat kerja yang cerah
dapat memutar ke waktu sebelumnya,
menyala dapat mempromosikan
melatonin di pagi hari dapat memutar ke
kewaspadaan. Jika anda bekerja shift
waktu selanjutnya. Melatonin dapat
8

meningkatkan adaptasi sistem sirkadian Penderita SWSD menunjukkan


terhadap jadwal kerja malam. Di Amerika peningkatan tingkat metabolisme,
Serikat dan Kanada, hormon melatonin ini peningkatan kadar sirkulasi katekolamin,
tidak diklasifikasikan sebagai obat namun suhu tubuh meningkat, dan berubahnya
dijual sebagai suplemen makanan. denyut jantung dan pola pupilometri.
Meskipun tidak berlisensi FDA sebagai Sumbu hipotalamus hipofise adrenal pada
pengobatan untuk gangguan apapun, tidak gangguan tidur ditandai dengan
ada efek samping yang serius atau peningkatan kadar kortisol bebas urin
komplikasi yang dilaporkan sampai saat sebanding dengan gangguan kuantitas
ini.7,15-18 tidur. Aktivasi SSS dan sumbu
Mendapatkan tidur yang cukup hipotalamus hipofise adrenal menunjukkan
pada siang hari adalah masalah utama bagi mekanisme sentral yang mungkin
banyak pekerja malam. Agen bersifat melibatkan neuron corticotropin-releasing
hipnotik yang diberikan di pagi hari dapat factor.
memperpanjang tidur siang hari. Beberapa Terapi SWSD meliputi terapi
penelitian telah menunjukkan bahwa agen farmakologis dan non-farmakologis. Terapi
tersebut mungkin dapat mempengaruhi non-farmakologis mencakup pengaturan
kantuk malam hari. Kafein adalah obat jadwal kerja, modifikasi lingkungan dan
penyebab terjaga yang dipergunakan menghindari konsumsi kafein, alkohol
paling luas di dunia dan terbukti dapat serta nikotin. Terapi farmakologis meliputi
menyebabkan perbaikan kewaspadaan konsumsi hormon melatonin dan obat-
pada kerja malam. Modafinil dan obatan yang dapat memodifikasi tidur.
armodafinil adalah obat pembuat terjaga
non-amfetamin yang dikembangkan untuk
DAFTAR PUSTAKA
terapi narkolepsi dan telah disetujui oleh
FDA untuk mengatasi kantuk berlebihan 1. Canada postes. The shiftworkers
yang berhubungan dengan SWSD.7,17,18 handbook. 2011 [diakses 5 April
2015]. Diunduh dari:
URL:https://www.canadapost.ca/cpo/m
Ringkasan c/assets/pdf/aboutus/shiftworkershandb
Shift worker sleep disorder adalah ook en.pdfT.
gangguan tidur irama sirkadian yang
ditandai dengan insomnia dan kantuk 2. Ohio Sleep Medicine Institute. 2015
berlebihan yang terjadi pada mereka yang [diakses 4 April 2015]. Diunduh dari:
bekerja pada di luar periode tidur yang URL:
tipikal atau disebut juga jam-jam yang http://sleepmedicine.com/content.cfm?
non-tradisional yaitu pukul 22.00 sampai article=34.
06.00. Ada berbagai tipe jadwal kerja shift,
yaitu permanen, intermiten, atau rotasi 3. The sleep disorders health care.
yang akan berpengaruh pada variasi WebMD Medical Reference from
manifestasi SWSD. Healthwise. 2014 [diakses 2 April
Pekerja shift berisiko lebih tinggi 2015]. Diunduh dari: URL:
untuk mengalami tekanan darah tinggi, http://www.webmd.com/sleep-
berat badan berlebih, dan diabetes. disorders/guide/shift-work-sleep-
Gangguan tidur mengakibatkan disorder-topic-overview.
disregulasi. Banyak penelitian
menyebutkan bahwa insomnia adalah 4. Drake CL, Roehrs T, Richardson G,
ekspresi dari ''hyperarousal'' fisiologis Walsh JK, Roth T. Shift Work Sleep
terkait dengan aktivasi dari SSS dan Disorder: Prevalence and
sumbu hipotalamus hipofise adrenal. Consequences Beyond that of
9

Symptomatic Day Workers. SLEEP. bo/-Professional Psychiatry.com |


2004;27(8):271-95. Home.

5. Wikipedia. The Shift Worker Sleep 13. Matre D. Shift work and pain: Does
Disorder. 2015 [diakses 4 April 2015]. shift work and sleep restriction affect
Diunduh dari: URL: the sensitivity to pain and to
https://en.wikipedia.org/wiki/Shift_wo development of chronic pain? Shift
rk_sleep_disorder. Work and Working Time. 2015.

6. Fact sheet. Shift Worker Sleep 14. Smith L, Folkard S, Tucker P,


Disorder. 2004. [diakses 5 April 2015]. Macdonald I. Work shift duration: a
Diunduh dari: URL: review comparing eight hour and 12
https://en.wikipedia.org/wiki/Shift_wo hour shift systems. Occup Environ
rk_sleep_disorder. Med. 1998;55:21729.

7. Shift Worker Disorder : About Shift 15. Northon M. Shift Worker Sleep
Worker Disorder (SWD). 2015. Disorders. Claveland Clinic. 2015.
[diakses 5 April 2015]. Diunduh dari:
URL: 16. Sunley K, Lee N. A Shift In The Right
http://www.nuvigil.com/SWD/AboutS Direction : RCN Guidance on The
WD.aspx. Occupational Health and Safety on
Shift Work in the Nursing Work Place.
8. Hanson MD, Chen E. Daily Stress, The Aroyal College of Nursing. 2012.
Cortisol, and Sleep: The Moderating
Role of Childhood Psychosocial 17. Martinez D, Lenz MS. Circadian
Environments. Health Psychology rhythm sleep disorders. Indian J Med
American Psychological Association. Res. 2010;131:141-9.
2010; 29(4):394402.
18. Kam K. Brunilda N. Sleep and The
9. Hudson T, Bush B. The Role of Night Shift. WebMD. 2010
Cortisol in Sleep. Natural Medicine
Journal. 2010;2(6):26-9.

10. Redwine L, Hauger RL, Gillin JC,


Irwin M. Effects of Sleep and Sleep
Deprivation on Interleukin-6, Growth
Hormone, Cortisol, and Melatonin
Levels in Humans. 2013.

11. Odega SS, Engstrm M, Sand T,


Stovner LJ, Zwart JA, Hagen K.
Associations between sleep
disturbance and primary headaches. J
Headache Pain. 2010;11:197206.

12. Rainier P. Rainier Biobehavioral


Institute. 2006 October [diakses 4
April 2015] Diunduh dari: URL:
http://professionalpsychiatry.com/mam

Vous aimerez peut-être aussi