Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SEMESTER I-2016/2017
MODUL TGK
TANGKI BERPENGADUK
Laporan Singkat
Oleh :
Kelompok A.1617.3.34
Adilla Latifa Adisti (13013034)
Meti Fatmawati (13013096)
Pembimbing :
2016
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Halaman 1 dari 22
1.3 Sasaran Percobaan
Sasaran dari praktikum ini adalah membuat praktikan :
a. Mampu menurunkan korelasi waktu pencampuran dengan ketinggian
pengaduk dari interface air-minyak
b. Mampu menurunkan korelasi daya yang digunakan pada
pengadukan dengan ketinggian pengaduk dan waktu pencampuran
c. Mampu menentukan jenis pola aliran yang terbentuk secara visual
yang dipengaruhi oleh penggunaan baffle dan kecepatan putaran.
d. Mampu menentukan kondisi optimum pencampuran
Halaman 2 dari 22
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
Halaman 3 dari 22
13.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Baf
Fluid
31.
32.
Pengad
33.
34.
35.
45.
46. Fluida yang digunakan adalah minyak dan air keran dengan
perbandingan 1:1. Aqua dm diukur temperaturnya dan dicari sifat fisiknya
yaitu viskositas dan densitas pada literatur. Piknometer kosong diukur
massanya dengan timbangan. Kemudian piknometer diisi air keran lalu
ditimbang massanya. Lakukan hal yang sama dengan aqua dm lalu densitas
dan massa air keran dibandingkan dengan aqua dm. Viskositas air keran
diukur dengan viskometer dan menggunakan aqua dm sebagai
pembandingnya. Fluida diisi pada sisi yang diameternya lebih besar,
kemudian disedot dengan filler sampai batas atas pada sisi yang diameternya
lebih kecil. Perhitungan waktu dimulai saat ketinggian air menyentuh batas
atas dan dihentikan saat ketinggian air mencapai batas bawah. Untuk
memperoleh sifat fisik minyak, suhu minyak diukur kemudian viskositas dan
densitasnya diperoleh dari literatur.
47.
49.
50. Salah satu jenis impeller dipilih, yaitu propeller pada percobaan
ini. Air keran dimasukkan ke dalam tangki lalu alat tangki berpengaduk
dinyalakan. Butiran padat dimasukkan ke dalam tangki untuk mengamati pola
aliran yang terjadi. Tegangan dan arus akhir yang tertera juga dicatat.
Percobaan divariaskan dengan menggunakan 0, 2, dan 4 baffle serta untuk
masing-masing jumlah baffle, kecepatan putaran diatur pada nilai tinggi dan
rendah.
51.
61.N
i
l
60.Karakter a
istik i
63.8
62.Diamete .
r (cm) 5
64.Jumlah
Daun 65.2
66.Lebar 67.2
Daun .
(cm) 3
68.Panjang
daun
(cm) 69.3
70.Tebal 71.0
daun .
(cm) 2
72.
74.
75. Gambar 3.1 Pengaruh ketinggian pengaduk terhadap waktu
pencampuran
76.pengaruh pola aliran akan sangat dominan karena tidak ada yang
memecah aliran tersebut. Karena pola aliran dari propeller yang aksial
dan radial pada kecepatan tinggi, maka hasil ini dapat diterima karena
pola aksial akan dapat memindahkan air yang ada di bawah ke atas,
sehingga pencampuran yang dihasilkan dapat menyeluruh.
81.
3.3 Penentuan Korelasi Ketinggian terhadap Ketinggian Fluida
yang Tidak Teraduk
82.Pada rentang ketinggian 1-4 cm dibawah interface, campuran
minyak dan air tidak bisa teraduk secara sempurna, ada sebagian fluida
yang tidak ikut tercampur. Untuk itu dibuat korelasi antara ketinggian
pengaduk dari interface dengan fluida yang tidak ikut tercampur. Hal ini
ditunjukkan pada gambar 3.3
83.
84.Gambar 3.3 Grafik hubungan ketinggian pengaduk (rentang 1-
4) cm dan ketinggian fluida yang tidak teraduk
85.Semakin dekat pengaduk dari interface, semakin tinggi fluida air
yang tidak tercampur di bawah interface. Hal ini dapat disebabkan pola
aliran dari propeller yaitu aksial. Apabila diletakkan lebih jauh dari
interface maka air dapat didorong ke atas oleh propeller seperti pada
gambar 3.4. Namun, karena jarak propeller dari dasar tangki cukup jauh
yaitu 11 cm, maka sebagian fluida air tidak dapat terjangkau
pencampurannya untuk rpm yang telah ditentukan. Kesimpulan yang
dapat diambil adalah bahwa belum tentu semakin dekat ke interface maka
menghasilkan pencampuran yang optimal. Harus dipertimbangkan pula
jenis pengaduk dan karakteristik pola alirannya masing-masing.
86.
88.
air dan 12 cm untuk minyak. Didapat nilai 2678 dari hasil perhitungan
90.
96. 97.
radial 98. radial
99. 100. 102.
2
104.
105.
Radial dan
aksial
106.
108.
aksial
109.
136.
142.
143.
144.
145. BAB IV
152. 4. Untuk jenis pengaduk propeller, pola aliran yang terjadi adalah
aksial dan radial pada kecepatan tinggi dan radial pada kecepatan
rendah. Jumlah baffle hanya berpengaruh pada penggunaan baffle atau
tidak. Pada non-baffle hanya diperoleh pola radial sedangkan pada
penggunaan baffle diperoleh pola aksial dan radial
155.
161.
163.
165. McCabe, Warren L., Smith, Julian C., Harriott P. Unit Operation of
Chemical Engineering. 3rd ed. London: McGraw-Hill, 1993. Page 235-279
167. Shah, Mihir. 2012. Process Engineering: Agitation and Mixing. Industries
Commissionerate & Department of Chemical Engineering, Faculty of
Technology, Dharmsinh Desai University. India.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189. LAMPIRAN A
190. DATA LITERATUR
193.
Temperat
194. Mas
ur (
sa Jenis
(kg/m3)
221.
222. A.2 Viskositas Air
308.
309.
310.
311. A.3 Viskositas Minyak
03 03 03
) ) )
349.
350. Sumber :
http://www.lipico.com/technical_references_palm_oil_properties.html
(Diakses pada 27 September 2016 pukul 19.32 WIB)
351.
367.
368.
369.
370.
371.
372.
373.
374.
375.
376. LAMPIRAN B
377. CONTOH PERHITUNGAN
378.
380.
21.415.4
382.
air keran=997.08 x
21.415.4
383.
384. air k eran=997.08 kg / m3
385.
386. Sedangkan untuk viskositas air keran diukur dengan
perbandingan,
( t ) air keran
387.
air keran= aqua dm x
( t ) aqua dm
388. Diukur waktu retensi dalam sekon dengan viskometer dan
dibandingkan dengan data viskositas aqua dm dari literatur
100.5
389.
air keran=0.8397 x
116.5
25C, aqua dm adalah 0.69 cSt dan minyak adalah 77.19 cSt, dan
395.
ln 12=0.5 ln 0.69+0.5 ln77.19
396.
ln 12=8.002 cSt
397.
399.
N D2
401. NRe=
402. Misal =936.71 kg/m3 ; D= 0.085 m ; = 0.008 Pa.s
190 2
936.71 x x 0.085
403. 60
NRe=
0.008
404. NRe=2678
405.
408.
409. Pef = Daya pengadukan
414.
415. LAMPIRAN C
425. Minyak
426. 936.71 427. 77.19
(25 C)
431.
440.T
abel
10. 0
. 12. 14. 0 C.3
9. 3 4 11. 3 0.4 13. 6 .
Data
8. 5 0 6 0 8 3
17. 0
. 19. 21. 0
16. 3 4 18. 3 0.4 20. 4 .
15. 6 0 6 0 4 3
24. 0
. 26. 28. 0
23. 3 4 25. 3 0.4 27. 3 .
22. 7 0 6 0 8 3
31. 0 35. 0
. 33. .
30. 3 4 32. 2 0.4 34. 2 1
29. 8 0 6 9 8 7
38. 0
. 40. 42. 0
37. 3 4 39. 3 0.4 41. 2 .
36. 9 0 6 0 4 3
(cm) ( ( ( ( Flui f
V m V m da
o A o A (cm
l
lt t
) ) ) ) )
450.
448. 449. 0.4 451. 452. 453. 454.
1 30 6 30 0.47 6.5 0.3
457.
455. 456. 0.4 458. 459. 460. 461.
2 30 6 29 0.46 4.5 0.46
464.
462. 463. 0.4 465. 466. 467. 468.
3 30 6 30 0.47 2.7 0.3
471.
469. 470. 0.4 472. 473. 474. 475.
4 30 6 30 0.47 1 0.3
476.
477.
478.
479.
480. LAMPIRAN D
484. Temp
eratur aqua 485. 486.
dm 25 25
502. temp
eratur 503. 504.
minyak 25 25
505.
514. Jumlah
Baffle 515. 4
524.
528.
527. K Nil
arakteris a
tik i
529. Di
ameter 530.
(cm) 8.5
531. Ju
mlah 532.
Daun 2
533. Le
bar
Daun 534.
(cm) 2.3
535. Pa
njang
daun 536.
(cm) 3
537. Te
bal daun 538.
(cm) 0.2
539.
540.
541. D.4 Penentuan Pengaruh Ketinggian Pengaduk dari
Impeller
582.
592.
590. 591. 0.4 593. 594. 0 595. 6
1 30 6 30 .47 .5
598.
596. 597. 0.4 599. 600. 0 601. 4
2 30 6 29 .46 .5
604.
602. 603. 0.4 605. 606. 0 607. 2
3 30 6 30 .47 .7
610.
608. 609. 0.4 611. 612. 0
4 30 6 30 .47 613. 1
614.
615.
616. D.4 Penentuan Pengaruh Jumlah Baffle terhadap
Pengadukan
617. Tabel D.6 Data pengaruh jumlah baffle terhadap pola aliran
623.
625. 626. 627.
2
628. 629. 631.
4 630. 632.
633.
634.
658.
659.
660.
661.
662.
663.
664.
665.
666.
667.
668.
669.
670.