Vous êtes sur la page 1sur 7

A.

PRINSIP-PRINSIP PENGUNGKAPAN
Pengungkapan laporan keuangan dalam arti luas berarti penyampaian (release) informasi.
Sedangkan menurut para akuntan memberi pengertian secara terbatas yaitu penyampaian
informasi keuangan tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan biasanya laporan
tahunan. Pengungkapan informasi dalam Laporan Keuangan dilakukan untuk melindungi hak
pemegang saham yang cenderung terabaikan akibat terpisahnya pihak manajemen yang
mengelola perusahaan dan pemegang saham yang memiliki modal. Informasi dalam Laporan
Keuangan harus disajikan dengan memadai untuk memungkinkan dilakukannya sebuah prediksi
kondisi keuangan, arus kas, dan profitabilitas perusahaan di masa depan. Informasi yang akan
diungkapan dalam Laporan Keuangan tentunya harus disesuaikan dengan kepentingan pengguna
Laporan Keuangan. Hendriksen (1992) mengungkapkan bahwa terdapat tiga konsep yang umum
dalam pengungkapan yaitu:
1. Pengungkapan yang cukup (adequate disclosure)
Merupakan pengungkapan informasi oleh perusahaan dengan tujuan memenuhi
kewajiban dalam menyampaikan informasi yaitu sesuai standar akuntansi yang berlaku.
Informasi yang diungkapkan sesuai dengan stadar minimum yang diwajibkan. terutama
informasi yang menurut lembaga terkait wajib disajikan. Pengungkapan jenis ini banyak
dilakukan oleh perusahaan.

2. Pengungkapan yang wajar (fair disclosure)


Merupakan pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan dengan menyajikan
sejumlah informasi yang menurut perusahaan dapat memuaskan pengguna Laporan
Keuangan yang potensial. Informasi minimum yang diwajibkan dan informasi tambahan
lainnya untuk menghasilkan penyajian Laporan Keuangan yang wajar.
3. Pengungkapan yang lengkap (full disclosure)
Merupakan pengungkapan yang menyajikan semua informasi yang relevan.
Informasi yang diungkapkan adalah informasi minimum yang diwajibkan ditambah
dengan informasi lain yang diungkapkan secara suka rela.
Suatu pengungkapan yang memadai akan berdampak positif bagi para pemakai Laporan
Keuangan dalam pengambilan keputusan. Namun perlu dipertimbangkan bahwa manfaatnya
harus lebih besar dibandingkan dengan biaya yang terjadi. Sehingga perlu dilihat informasi
mana yang penting untuk disajikan karena informasi yang berlebihan juga tidak dapat
dimaksimalkan penggunaannya. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan di Indonesia pada

1
dasarnya sudah diatur dalam PSAK. Dalam setiap bagiannya, PSAK mewajibkan perusahaan
untuk melakukan minimal pengungkapan atas suatu akun pada Laporan Keuangan. Namun
demikian, bagi perusahaan publik, selain mengacu pada PSAK pengungkapan Laporan
Keuangan juga harus memperhatikan Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan yang
dikeluarkan oleh BAPEPAM-LK sebagai regulator pasar modal.
Profesi akuntansi telah menerapkan prinsip pengungkapan penuh yang berlaku bagi
pelaporan keuangan atas setiap fakta keuangan yang cukup signifikan untuk mempengaruhi
pertimbangan pembaca yang menerima informasi itu. Beberapa pihak berpendapat bahwa
persyaratan pelaporan sudah begitu rinci dan substansial sehingga pemakai akan mengalami
kesulitan memahami informasi tersebut, mereka menuduh profesi akuntansi menyajikan
informasi yang berlebihan (information overload). Penyebab peningkatan persyaratan
pengungkapan ini adalah beragam, beberapa diantaranya adalah :
1. Kerumitan Lingkungan Bisnis
2. Kebutuhan akan informasi yang tepat waktu
3. Akuntansi sebagai alat Pengendalian dan Pemantauan
B. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan merupakan alat akuntansi untuk merinci atau menjelaskan pos-pos yang
disajikan dalam batang tubuh laporan keuangan. Informasi yang berkaitan dengan pos-pos
spesifik dari laporan keuangan dapat dijelaskan dalam istilah kualitatif, dan data-data pelengkap
yang bersifat kuantitatif dapat disediakan untuk memperluas informasi dalam laporan keuangan.
Catatan atas laporan keuangan ditujukan untuk memperkuat atau memperjelas pos-pos yang
disajikan dalam bagian utama laporan keuangan (laba rugi, perubahan modal, neraca, dan arus
kas). Dalam kebanyakan kasus, semua data yang diperlukan pembaca, tidak dapat disajikan
dalam laporan keuangan itu sendiri, oleh karenanya laporan tersebut mencakup informasi yang
esensial harus disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan bisa
berbentuk narasi, sebagian atau seluruhnya. Catatan atas laporan keuangan tidak hanya
membantu bagi pengguna laporan yang tidak begitu mengerti informasi akuntansi yang
kuantitatif tetapi juga penting untuk memahami kinerja dan posisi keuangan perusahaan.

Tingkat pengungkapan dalam laporan keuangan merupakan hal yang perlu diperhatikan
oleh penilaian (judgment) manajer. Tingkat pengungkapan yang makin mendekati pengungkapan
penuh (full disclosure) akan mengurangi asimetri informasi yang merupakan kondisi yang
dibutuhkan (necessary condition) untuk dilakukannya manajemen laba (Trueman and Titman,

2
1998). Karenanya tingkat pengungkapan memiliki hubungan negatif dengan manajemen laba.
Perusahaan dengan tingkat pengungkapan minimal cenderung melakukan manajemen laba dan
sebaliknya (Lobo and Zhou, 2001) dalam Yanivi (2003). Dalam Pernyataan standar akuntansi
keuangan (PSAK) nomor 1 tentang penyajian laporan keuangan, paragraph 70 mengatakan:
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera
dalam neraca, laporan rugi laba, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi
tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga
mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk
menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:

1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang
dipilih dan ditetapkan terhadap peristiwa dan transaksi penting.

2. Informasi yang disajikan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi,
laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.

3. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan
dalam rangka penyajian secara wajar.

Semakin lengkap informsi yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan (full
disclosure) maka pembaca laporan keuangan akan semakin mengerti kinerja keuangan
perusahaan.

C. PENGUNGKAPAN TRANSAKSI ATAU KEJADIAN KHUSUS


a. Peristiwa Setelah Tanggal Neraca (Peristiwa Kemudian)
Catatan atas laporan keuangan harus menjelaskan setiap peristiwa keuangan siginifikan
yang terjadi setelah tanggal neraca formal, tetapi sebelum laporan keuangan akhir diterbitkan.
Peristiwa ini disebut peristiwa setekah tanggal neraca.

3
Dua jenis peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca mungkin
memiliki pengaruh yang material terhadap laporan keuangan atau mungkin perlu
dipertimbangkan untuk menginterpretasi laporan keuangan itu secara akurat :
1. Peristiwa yang memberikan bukti tambahan tentang kondisi yang ada pada tanggal
neraca, yang mempengaruhi estimasi yang digunakan dalam penyiapan laporan
keuangan, dan oleh sebab itu mengakibatkan diperlukannya penyesuaian.
2. Peristiwa yang memberikan bukti tentang kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca
tetapi muncul sesudah tanggal neraca dan tidak membutuhkan penyesuaia laporan
keuangan.
b. Pelaporan untuk Perusahaan yang Terdiversifikasi (Konglomerat)
Perusahaan akan selalu ragu mengungkapkan data segmental karena alasan-alasan
berikut :
1. Tanpa dilengkapi oleh pengetahuan usaha yang mendalam serta pemahaman atas faktor-
faktor penting seperti lingkungan kompetitif dan kebutuhan investasi modal, seorang
investor mungkin menganggap bahwa informasi segmentasi tidak berarti atau bahkan
menarik kesimpulan yang tidak tepat tentang laba segmen yang dilaporkan
2. Pengungkapan tambahan mungkin merugikan perusahaan pelapor karena membantu
perusahaan pesaing, serikat pekerja, pemasok dan badan-badan pemerinta tertentu.
3. Pengungkapan tambahan mungkin mencegah manajemen untuk mengambil risiko usaha
yang cermat karena segmen yang melaporkan kerugian atau laba yang kurang
memuaskan mungkin menyebabkan rasa tidak puas pemegang saham terhadap
manajemen
4. Variasi yang luas di antara perusahaan-perusahaan dalam memilih segmen-segmen,
alokasi biaya, dam masalah akuntansi lainnya telah mematasi manfaat informasi
segmental
5. Para investor melakukan investasi pada perusahaan secara keseluruhan dan bukan pada
bebarapa segmen tertentu. Sehingga kinerja salah satu segmen bukan merupakan masalah
jika kinerja secara keseluruhan dianggap memuaskan
6. Beberapa masalah teknis tertentu, seperti klasifikasi segmen serta alokasi pendapatan dan
biaya segmen terutama biaya bersama merupakan hal yang tidak dapat dihindari.
Tujuan Pelaporan Segmental
Tujuan dari pelaporan data keuangan segmental adalah untuk memberikan informasi
tentang berbagai jenis aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan dan berbagai lingkungan
ekonomi di mana perusahaan beroperasi, agar membantu pemakai laporan keuangan untuk :

4
1. Memahami dengan lebih baik kinerja perusahaan
2. Menilai dnegan lebih baik prospek arus kas bersih di masa depan
3. Membuat lebih banyak pertimbangan yang cermat tentang perusahaan secara keseluruhan
D. LAPORAN INTERIM
Laporan Interim adalah laporan yang mencakup periode kurang dari setahun. Bursa
saham, SEC dan profesi akuntansi telah berperan aktif dalam mengembangkan pedoman untuk
penyajian laporan interim. Akan tetapi, karena sifatnya yang jangka pendek, laporan ini
menciptakan kontroversi. Satu pihak (yang mempunyai pandangan terpisah) percaya bahwa
setiap periode interim harus diperlakukan sebagai periode akuntansi yang terpisah.
Pihak lainnya (yang mempunyai pandangan terpadu) percaya bahwa laporan interim
merupakan bagian integral dari laporan tahunan dan pengangguhan serta akrual harus
mempertimbangkan apa yang akan terjadi selama satu tahun penuh.
Persyaratan Pelaporan Interim
Perusahaan harus menggunakan metode penetapan harga persediaan yang sama (FIFO,
LIFO, dan yang lainnya) untuk pelaporan interim seperti halnya pada laporan tahunan. Akan
tetapi, pengecualian-pengecualian berikut dapat diterima dalam periode pelaporan interim :
1. Perusahaan dapat menggunakan metode laba kotor untuk penetapan harga persediaan
interim, tetapi dibutuhkan pengungkapan atas metode dan penyesuaian untuk merekonsiliasi
dnegan persediaan tahunan
2. Jika persediaan LIFO dilikuidasi pada tanggal interim dan diperkirakan akan diganti kembali
sebelum akhir tahun, maka HPP harus mencakup perkiraan biaya penggantian dasar LIFO
yang dilikuidasi dan tidak mempengaruhi likuidasi interim
3. Penurunan harga pasar persediaan tidak dapat ditangguhkan setelah periode interim kecuali
dianggap bersifat sementara dan tidak ada kerugian yang diperkirakan untuk tahun fiskanl
tersebut
4. Varians yang direncanakan menurut sistem biaya standar yang diperkirakan akan diserap
sampai akhir tahun biasanya harus ditangguhkan.
Masalah Unik dari Pelaporan Interim
1) Biaya Iklan dan Biaya Sejenis (Biaya ini harus ditangguhkan dalam periode interim jika
manfaatnya melampaui periode tersebut, sebaliknya biaya-biaya itu harus dibebankan pada
saat terjadi
2) Beban yang akan Disesuaikan pada Akhir Tahun (Biaya tersebut harus diestimasi dan
dialokasikan ke periode interim dengan cara terbaik yang mungkin dilakukan)

5
3) Pajak Penghasilan (Perusahaan pada suatu waktu biasanya menganut pendekatan yang
terakhir dan mengakrualkan pajak yang berlaku ke masing-masing laba tambahan)
4) Pos-Pos Luar Biasa (Membebankan atau mengkredit kerugian atau keuntungan dalam
kuartal di mana hal itu terjadi dan bukannya mencoba beberapa alokasi periode berganda
yang bersifat arbitrer)
5) Laba Per Saham (Pelaporan Laba per Saham interim melibatkan semua masalah inheren
dalam menghitung dan menyajikan laba per saham tahunan serta beberapa lainnya)
6) Faktor Musiman (Faktor Musiman terjadi apabila penjulan dilakukan dalam satu periode
yang singkat dari satu tahun sementara beberapa biaya terjadi secara merata sepanjang tahun
tersebut)
7) Kontroversi yang Berlanjut (Ketidak jelasam apakah metode terpidah, terpadu, atau
kombinasi dari keduanya yang akan digunakan sebagai standar)
E. PELAPORAN TENTANG PERAMALAN DAN PROYEKSI KEUANGAN
Pengungkapan tersebut mengambil salah satu dari dua bentuk :
1. Peramalan Keuangan (satu set laporan keuangan prospektif yang menyajikan perkiraan
posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas entitas sesuai dengan pengetahuan serta
keyakinan terbaik dari pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut)
2. Proyeksi Keungan (laporan-laporan keungan prospektif yang menyajikan perkiraan posisi
keuangan, hasil operasi dan arus kas entitas dengan satu atau lebih asumsi hipotesis sesuai
dengan pengetahuan dan keyakinan terbaik dari pihak yang bertanggung jawab atas laporan
keuangan tersebut)
Masalah-masalah yang terkait dengan Peramalan dan Proyeksi Keuangan
a. Pelaporan Keuangan dengan Internet
Bagaimana pelaporan keuangan dengan internet meningkatkan manfaat keseluruhan
dari laporan keuangan perusahaan ? Pertama, penyebaran laporan melalui web dapat
memungkinkan perusaha untuk berkomunikasi dengan lebih banyak pemakai dibandingkan
dengan laporan keuangan tradisional yang menggunakan kertas. Selain itu pelaporan dengan
internet juga memungkinkan pemakai laporan keuangan untuk memanfaatkan berbagai alay,
seperti mesin pencari dan hyperlinks guna mencari informasi tentang perusahaan dnegan
cepat dan terkadang mendownload informasi untuk analisis menggunakan spreedsheets
komputer. Akhirnya, pelaporan dengan internet dapat membantu membuat laporan keungan
lebih relevan dengan mengizinkan perusahaan melaporkan data yang lebih rinci dan lebih
tepat waktu dibandingkan pelaporan yang terbuat dari kertas. Hambatan utama untuk

6
mencapai pelaporan elektronik secara menyeluruh terkait dengan kemanan akses ke
pelaporan secara elektronik dan reabilitas informasi yang disebarkan melalui internet.
b. Kecurangan Pelaporan Keuangan
Kecurangan Pelaporan Keuangan adalah tindakan disengaja atau lalai berupa tindakan
atau peniadaan yang menghasilkan laporan keuangan yang meneysatkan secara material.
Kecurangan pelaporan dapat melibatkan distorsi kasar dan disengaja atas catatan korporat
atau misaplikasi prinsip akuntansi.
Penyebab Kecurangan Pelaporan Keuangan
Kecurangan biasanya terjadi karena kondisi internal dan eksternal perusahaan. Kondisi
internal berkaitan dengan lemahnya sistem pengendalian internal. Faktor eksternal berkaitan
dengan kondisi indistri, lingkungan bisnis secara keseluruhan, atau pertimbangan hukum dan
peraturan. Selain itu itu ada tekanan situasional yang mencakup :
1. Penurunan yang mendadak atas pendapatan atau pangsa pasar
2. Tekanan anggaran yang tidak realistis
3. Tekanan keuangan yang berasal dari rencana bonus
Peluang untuk membuat pelaporan keuangan yang curang timbul dalam situasi di mana
kecurangan tersebut mudah dilakukan dan upaya deteksi sulit dilaksanakan. Peluang-peluang
tersebut sering timbul dari : Tidak adanya Dewan Direksi atau Komite Audit, Pengendalian
akuntansi internal yang lemah atau tidak ada, Transaksi yang rumit atau tidak biasa, Estimasi
akuntansi yang memerlukan pertimbangan sybyektif yang signifikan, dan Staf audit yang tidak
efektif
DAFTAR PUSTAKA

Kieso, Donald. E., Weygant, J.2005, Akuntansi Intermediate, Edisi Sebelas , Jilid III, Erlangga,
Jakarta

http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak (Diakses 20 Nopember


2016)

Vous aimerez peut-être aussi