Vous êtes sur la page 1sur 51

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak merupakan prioritas
pemerintah. Sebagai tindak lanjut dari komitmen yang dibuat dalam KTT
Milenium, setiap negara penandatangan diharapkan untuk mempersiapkan
Millennium Development Goals Report. Pemerintah Indonesia, di bawah
kepemimpinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan dengan
dukungan teknis dari Satuan Tugas PBB. (UNDP, 2015)
Peningkatan kesehatan ibu di Indonesia, yang merupakan Millennium
Development Goals Report (MDGs) kelima, berjalan lambat dalam beberapa
tahun terakhir. Rasio kematian ibu, yang diperkirakan sekitar 228 per 100.000
kelahiran hidup, tetap tinggi diatas 200 selama dekade terakhir, meskipun
telah dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu.
Hal ini bertentangan dengan negara-negara miskin di sekitar Indonesia yang
menunjukkan peningkatan lebih besar MDGs kelima. (Ringkasan Kajian
UNICEF, 2012)
Indonesia telah melakukan upaya yang lebih baik dalam menurunkan
angka kematian pada bayi dan balita, yang merupakan MDGs keempat.
Tahun 1990-am menunjukkan perkembangan tetap dalam menurunkan angka
kematian balita, bersama-sama dengan komponen-komponennya, angka
kematian bayi dan angka kematian bayi beru lahir. Akan tetapi, dalam
beberapa tahun terakhir, penurunan angka kematian bayi baru lahir (neonatal)
tampaknya terhenti. Jika tren ini berlanjut, Indonesia mungkin tidak dapat
mencapat target MDGs keempat (penurunan angka kematian anak) pada
tahun 2015, meskipun nampaknya Indonesia berada dalam arah yang tepat
pada tahun-tahun sebelumnya. (Ringkasan Kajian UNICEF, 2012)
Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu
sewaktu hamilatau dalam waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak
bergantung pada tempat atau usia kehamilan. (Saifuddin, 2010)
Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsung.
Kematian ibu langsung adalah sebagai akibat komplikasi kehamilan,
2

persalinan, atau masa nifas dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat
dari komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari
penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang
berpengaruh terhadap, kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan
penyakit kardiovaskuler. (Syaifuddin, 2010)
Diperkirakan dari setiap ibu yang meninggal dalam kehamilan, persalinan,
atau nifas, 16-17 menderita komplikasi mempengaruhi kesehatan mereka,
umumnya menetap. Penyebab utama kematian ibu telah diuraikan diatas,
yaitu perdarahan, infeksi, hipertensi dalam kehamilan, partus macet, dan
aborsi. Kesakitan ibu terdiri atas komplikasi ringan sampai berat berupa
komplikasi permanen atau menahun yang terjadi sesudah masa nifas. Contoh
komplikasi ini adakah fisitula, inkontinensia urin dan alvi, parut uterus,
penyakit radang panggul, palsi, dan sindrom Sheehan. (Saifuddin, 2010)
Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung.
Pola penyebab langsung di mana-mana sama, yaitu perdarahan (25% dan
biasanya perdarahan pasca-persalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam
kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%),
dan sebab-sebab lain (8%). (Saifuddin, 2010)
Penyebab kematian bayi adalah asfiksia, trauma kelahiran, infeksi,
prematuritas, kelainan bawaan, dan sebab-sebab lain. Jika tidak meninggal,
keadaan ini akan meninggalkan masalah bayi dengan cacat. Penurunan angka
kematian perinatal yang lambat disebabkan oleh kemiskinan, status
perempuan yang rendah, gizi buruk, deteksi dan pengobatan kurang cukup,
kehamilan dini, akses dan kualitas asuhan antenatal, persalinan, dan nifas
yang buruk. (Saifuddin, 2010)
Angka kematian bayi hasil SDKI 2012 adalah 32 kematian per 1.000
kelahiran hidup dan kematian balita adalah 40 kematian per 1.000 kelahiran
hidup. Sama dengan pola SDKI 2007, lebih dari tiga perempat dari semua
kematian balita terjadi dalam tahun pertama kehidupan anak dan mayoritas
kematian bayi terjadi pada periode neonatus. (SDKI, 2012)
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
3

Mampu menerapkan asuhan kebidanan secara komprehensif sesuai


dengan standar pada ibu hamil trimester III, bersalin, nifas, dan bayi baru
lahir pada Ny.A di Puskesmas Kecamatan Tebet tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
Diharapkan mampu :
a. Memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif pada Ny.A selama
kehamilan trimester III.
b. Memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif pada Ny.A selama
persalinan.
c. Memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif pada Ny.ASelama
2 minggu masa nifas.
d. Memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif pada bayi baru
lahir Ny.A.

C. WAKTU
Asuhan kebidanan komprehensif dimulai bersamaan dengan praktik
klinik kebidanan IIIperiode Februari-April Tahun 2015 dengan menerapkan
asuhan kebidanan yang dimulai tanggal :
1. 27 Februari 2015 : ANC I
2. 6 Maret 2015 : ANC II
3. 13 Maret 2015 : ANC III
4. 20 Maret 2015 : ANC IV
5. 27 Maret 2015 : Melakukan pertolongan persalinan
6. 27 Maret 2015 : Melakukan asuhan nifas dan BBL 6 jam
7. 3 April 2015 : Melakukan asuhan nifas dan BBL 6 hari
8. 10 April 2015 : Melakukan asuhan nifas dan BBL 14 hari

D. TEMPAT
Pengambilan kasus dilakukan di Puskesmas Kecamatan Tebet.

E. MANFAAT PENULISAN
Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan
kontribusi yang baik bagi berbagai pihak, yaitu :
1. Untuk Puskesmas Kecamatan Tebet
4

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan dalam upaya


menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi.
2. Untuk Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan dalam memperkaya bahan materi asuhan


kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir, sebagai
bahan evaluasi untuk meningkatkan kualitas KBM (Kegiatan Belajar
Mengajar) guna meningkatkan mutu calon tenaga kesehatan sehingga
menghasilkan lulusan yang kompeten.
3. Untuk Penulis

Dapat menerapkan ilmu-ilmu dan teori-teori asuhan kebidanan yang


didapat dari institusi pendidikan secara langsung kepada pasien dan
menambah pengalaman penulis terjun langsung dalam memberikan asuhan
dan mengobservasi ibu hamil serta perawatan pasca persalinan sampai
dengan 2 minggu.
4. Untuk Klien

Agar mendapatkan asuhan kebidanan secara komprehensif yang aman


dan nyaman selama kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Waktu
D. Tempat
E. Manfaat Penulisan
F. Sistematika Penulisan

BAB II ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. A


A. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan Trimester III
B. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan
C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
5

BAB III PEMBAHASAN


A. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan Trimester III
B. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan
C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
D. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

BAB IV
Penutup
Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

BAB II
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL

KUNJUNGAN I
SUBJEKTIF
6

Tanggal : 27 Februari 2015 Pukul : 09.00WIB


Tempat: Poli KIA Puskesmas Kecamatan Tebet

A. Biodata
Istri Suami

Nama : Ny. A Nama : Tn. A


Umur : 21 tahun Umur : 23 tahun
Agama : Islam Agama : Indonesia
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMK Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Karyawan Swasata
Alamat Kantor: - Alamat Kantor:Kemayoran
7

Alamat rumah : Jl. Bali Matraman Rt 014/001 no.7C Kelurahan Manggarai


Selatan Kecamatan Tebet Jakarta Selatan Telp.085695526551

B. Alasan kunjungan
Pertama/Ulang/Keluhan
Gravida :1
Usia Kehamilan : 35 minggu
Keluhan Utama : Sering buang air kecil

C. Riwayat Menstruasi
Menarche : Umur : 13 tahun
Menstruasi : Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
Banyak : 2-3 pembalut
Teratur/tidak : teratur
Dismenore : tidak
Konsistensi : cair
HPHT : Tanggal : 23 Juni 2014
Lama : 7 hari
Banyak : 2-3 pembalut
Konsistensi : cair
Taksiran Persalinan : 30 Maret 2015

D. Hasil tes kehamilan : Positif


Tanggal tes : Juli 2014

E. Pergerakan fetus
Dirasakan pertama kali usia : sekitar 5 bulan
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir : 20 kali

F. Kebiasaan sehari-hari
Pola makan : 3x Porsi : sedang
Menu makanan sehari-hari : nasi, lauk, sayur, buah, susu
Perubahan makan yang dialami : tidak ada
Pola eliminasi
BAK : 8 kali
BAB :1 kali
Aktivitas : mengurus rumah tangga
Dibantu/Tidak
Pola istirahat dan tidur
Tidur siang : 1 jam
Tidur malam : 7 jam

G. Riwayat imunisasi
Imunisasi TT3 tanggal 4 Februari 2015
8

H. Riwayat KB
Tidak pernah menggunakan KB

I. Riwayat Kehamilan Sekarang


ANC dimana : Puskesmas Kecamatan Tebet
ANC oleh : Bidan
Frekuensi ANC : 6 kali Teratur : Teratur/Tidak
Konsumsi FE : ada Jumlah : 10
USG : Pernah/Tidak
Hasil USG : Janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala
Masalah/Keluhan
Trimester I : mual dan muntah
Trimester II : mual dan muntah berkurang
Trimester III : sering buang air kecil

J. Riwayat persalinan yang lalu

N Tgl/Th Tempat U Jenis Penolon Penyuli J BB PB Kondisi


o n Partus Partus K Partu g t K Anak
s Saat Ini
1. Hamil
Ini

K. Riwayat Ginekologi
Infeksi pada vagina : Tidak pernah
Paps smear : Tidak pernah
Pembedahan di daerah kemaluan : Tidak pernah
Pembedahan di daerah payudara : Tidak pernah
Infertilitas : Tidak pernah

L. Riwayat kesehatan
Riwayat kecelakaan/perdarahan : Tidak pernah
Riwayat transfusi : Tidak pernah
Riwayat alergi : Tidak ada
Riwayat penyakit yang pernah/sedang diderita : Tidak ada
Riwayat keturunan kembar : Tidak ada
Riwayat penyakit keturunan : Tidak ada
Penggunaan alkohol : Tidak pernah
Obat-obatan : Tidak pernah
Merokok, makan sirih : Tidak pernah
Irigasi vagina : Tidak pernah

M. Riwayat sosial
Apakah kehamilan ini direncakan : Iya
Jenis kelamin yang diharapkan : Laki-laki
Status perkawinan : Sah
Jumlah : 1 kali Lama perkawinan : 1 tahun
9

Hubungan dengan suami : Baik


Hubungan dengan keluarga/ibu dan mertua : Baik
Hubungan dengan tetangga : Baik
Susunan keluarga yang tinggal serumah

N Umur Jenis Hubunga Pendidika Pekerjaan Keteranga


o (tahun Kelamin n n n
) Keluarga
1. 40 Perempua Ibu SMA Wiraswast Sehat
tahun n a
2. 23 Laki-laki Suami SMK Karyawan Sehat
tahun Swasta
Kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil: Tidak ada

OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg Denyut nadi : 84 kali/menit
Suhu tubuh : 36,5oC Pernapasan : 19 kali/menit
3. Tinggi badan : 152,5 cm Berat badan : 62 Kg
Sebelum hamil: 50 Kg
Kenaikan : 12 Kg
4. LILA : 26 cm
5. Kepala : Rambut : Hitam (+), ketombe (-), rontok (-)
Muka : Simetris (+), pucat (-), oedema (-),
cloasma gravidarum
Mata : Simetris (+), sklera ikterik (-),
konjungtiva anemis (-)
Mulut/gigi : Stomatisi (-), karies (-)
THT : Serumen (-), pendengaran baik (+),
sekret (-), penciuman baik (+), radang
tenggorokan (-)
6. Leher : Kel. Thyroid : Pembengkakan (-)
Vena jugolaris : Benjolan (-)
Kel. Getah bening : Pembengkakan (-)
7. Dada dan axial
Dada : Mammae : Membesar (+)/(+)
Simetris : (+)/(+)
Benjolan/tumor : (-)/(-)
Areola : Hiperpigmentasi (+)/(+)
Papilla mammae : Menonjol (+)/(+)
10

Pengeluaran : (+)/(+)
Axilla : Benjolan (-)/(-)
8. Abdomen
Inspeksi
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
Memanjang/melintang: Memanjang
Linea alba/nigra : Linea nigra
Striae albicans/livide : Striae Livide
Bekas luka operasi/section caesaria : Tidak ada
Gerakan janin : Ada
Palpasi
TFU : 30 cm (Mc.Donald)
Leopold I : TFU : 3 jari dibawah prosesus sifoideus
Teraba satu bagian besar, kurang bulat, lunak, dan
tidak melenting.
Leopold II : Kiri : Teraba bagian-bagian kecil janin
Kanan : Teraba satu tahanan keras memanjang
Leopold III : Teraba satu bagian besar, bulat, keras, melenting
Leopold IV : Konvergen 5/5 bagian
Kontraksi : Braxton Hicks (+)
Pergerakan janin : Ada
TBJ : (30-13) x 15510% = 2.635 gram
+ 10% = 2899 gram
- 10= 2373 gram
Auskultasi
Frekuensi :140/menit, teratur, intensitas: kuat
Punctum maksimum : 1 tempat kuadran kanan bawah pusat
9. Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang : Lordosis fisiologis
Nyeri pinggang : Tidak ada
10. Ekstremitas atas dan bawah
Atas : Simetris (+)/(+), oedema (-)/(-)
Bawah : Simetris (+)/(+), oedema (-)/(-), varises (-)/(-)
Refleks patella : Kanan (+), kiri (+)
11. Pemeriksaan anogenital
Warna vulva vagina : Kemerahan, tidak ada varises dan tidak
oedem
Luka parut : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Pembesaran kel bartholin : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Haemoroid pada anus : Tidak ada
12. Pemeriksaan Laboratorium
Darah : Hb :12,0 gr%
11

Golongan darah :O+


Urine : Protein : negatif
Reduksi : negatif
Pemeriksaan penunjang lain tidak ada

ASSESMENT
Ibu: G1P0A0 hamil 35 minggu 4 hari
Janin: Tunggal hidup intrauterin presentasi kepala

PLANNING
1. Melakukan informed consent pada ibu dan suami untuk pemberian asuhan
kebidanan komprehensif ibu dan suami menyetujui dan
menandatangani informed consent
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa keadaan umum ibu dan janin
saat ini dalam keadaan baik
3. Memberitahu ibu perubahan fisiologis trimester III seperti buang air kecil
yang disebabkan oleh rahim yang semakin membesar dan menekan
kantung kemih sehingga ibu merasa ingin buang air kecil, keluhan ini
dapat berkurang bila ibu memperbanyak minum disiang hari.
4. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III seperti
perdarahan dari jalan lahir, keluarnya cairan pervaginam, gerakan janin
berkurang atau tidak terasa, nyeri perut yang hebat, kejang, demam tinggi
dan meminta ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan jika ibu
mengalaminya
5. Meminta ibu untuk tetap beristirahat teratur, menjaga kebersihan, makan
makanan yang bergizi
6. Menyepakati bersama ibu untuk melakukan kunjungan ulang pemeriksaan
kehamilannya pada tanggal 6 Maret 2015

CATATAN PERKEMBANGAN
Kunjungan II
Hari, tanggal : Jumat, 6 Maret 2015 Pukul : 09.00 WIB
Tempat: Puskesmas Kecamatan Tebet
SUBJEKTIF
Ibu masih merasa keluhan buang air kecil telah berkurang. Pergerakan janin aktif.

OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/70 Denyut nadi : 83 kali/menit
Suhu tubuh : 36,5oC Pernapasan : 18 kali/menit
3. Berat badan : 62 Kg
12

Sebelum hamil : 50 Kg
Kenaikan : 12 Kg
4. Kepala : Rambut : Hitam (+), ketombe (-), rontok (-)
Muka : Simetris (+), pucat (-), oedema (-),
cloasma gravidarum
Mata : Simetris (+), sklera ikterik (-),
konjungtiva anemis (-)
Mulut/gigi : Stomatitis (-), karies (-)
THT : Serumen (-), pendengaran baik (+),
sekret (-), penciuman baik (+), radang
tenggorokan (-)
5. Leher : Kel. Thyroid : Pembengkakan (-)
Vena jugolaris: Benjolan (-)
Kel. Getah bening: Pembengkakan (-)
6. Dada dan axial
Dada : Mammae : Membesar : (+)/(+)
Simetris : (+)/ (+)
Benjolan/tumor: (-)/(-)
Areola : Hiperpigmentasi (+)/(+)
Papilla mammae : (+)/ (+)
Pengeluaran : (+)/ (+)
Axilla : Benjolan : (-)/(-)
7. Abdomen
TFU : 31 cm (Mc.Donald)
Leopold I : TFU : 3 jari dibawah prosesus sifoideus
Teraba satu bagian besar, kurang bulat, lunak, dan
tidak melenting.
Leopold II : Kiri : Teraba bagian-bagian kecil janin
Kanan : Teraba satu tahanan keras memanjang
Leopold III : Teraba satu bagian besar, bulat, keras, melenting
Leopold IV : Konvergen 5/5 bagian
Kontraksi : Braxton Hicks (+)
Pergerakan janin : Positif
TBJ : (31-13) x 155 10% = 2.790 gram
+ 10% : 3069 gram
- 10% : 2511 gram
Auskultasi
Frekuensi :148/menit, teratur, intensitas: kuat
Punctum maksimum : 1 tempat kuadran kanan bawah pusat
8. Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang : Lordosis fisiologis
Nyeri pinggang : Tidak ada
9. Ekstremitas atas dan bawah
Atas : Simetris (+)/(+), oedema (-)/(-)
Bawah : Simetris (+)/(+), oedema (-)/(-), varises (-)/(-)
Refleks patella : Kanan (+) kiri (+)
13

10. Pemeriksaan anogenital


Warna vulva vagina : Kemerahan, tidak ada varises dan tidak
oedem
Luka parut : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Pembesaran kel bartholin : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Haemoroid pada anus : Tidak ada

ASSASMENT
Ibu : G1P0A0 hamil 36 minggu 4 hari
Janin : Tunggal hidup intrauterin presentasi kepala

PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan janin dalam
keadaan baik
2. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III
3. Memberitahu ibu tentang Inisiasi Menyusui Dini
4. Memberitahu ibu tentang ASI eksklusif
5. Menyepakati bersama ibu untuk melakukan kunjungan ulang pemeriksaan
kehamilannya pada tanggal 13 Maret 201
CATATAN PERKEMBANGAN
Kunjungan III
Hari, tanggal : Jumat, 13 Maret 2015 Pukul : 09.00
Tempat: Puskesmas Kecamatan Tebet
SUBJEKTIF
Ibu masih merasakan sakit dibagian bawah vagina, pergerakan janin aktif.
OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80mmHg Denyut nadi : 86 kali/menit
Suhu tubuh : 36,7oC Pernapasan : 19 kali/menit
3. Berat badan : 62,5 Kg
Sebelum hamil: 50 Kg
Kenaikan : 12,5 Kg
4. Kepala : Rambut : Hitam (+), ketombe (-), rontok (-)
Muka : Simetris (+), pucat (-), oedema (-),
cloasma gravidarum
14

Mata : Simetris (+), sklera ikterik (-),


konjungtiva anemis (-)
Mulut/gigi : Stomatisi (-), karies (-)
THT : Serumen (-), pendengaran baik (+),
sekret (-), penciuman baik (+), radang
tenggorokan (-)
5. Leher : Kel. Thyroid : Pembengkakan (-)
Vena jugolaris: Benjolan (-)
Kel. Getah bening: Pembengkakan (-)
6. Dada dan axial
Dada : Mammae : Membesar : (+)/(+)
Simetris : (+)/ (+)
Benjolan/tumor: (-)/(-)
Areola : Hiperpigmentasi (+)/(+)
Papilla mammae : Menonjol (+)/(+)
Pengeluaran : (+)/(+)
Axilla : Benjolan : (-)/(-)
7. Abdomen
Gerakan janin : Ada
Palpasi
TFU : 31 cm (Mc.Donald)
Leopold I : TFU : 3 jari dibawah prosessus xiphoideus
Teraba satu bagian besar, kurang bulat, lunak, dan
tidak melenting.
Leopold II : Kiri : Teraba bagian-bagian kecil janin
Kanan : Teraba satu tahanan keras memanjang
Leopold III : Teraba satu bagian besar, bulat, keras, tidak
melenting
Leopold IV : Konvergent 4/5 bagian
Kontraksi : Braxton Hicks (+)
Pergerakan janin : Positif
TBJ : (31-12) x 155 = 2.945 gram
Auskultasi
Frekuensi :153/menit, teratur, intensitas: kuat
Punctum maksimum : 1 tempat kuadran kanan bawah pusat
8. Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang : Lordosis fisiologis
Nyeri pinggang : Tidak ada
9. Ekstremitas atas dan bawah
Atas : Simetris (+)/(+), oedema (-)/(-)
Bawah : Simetris (+)/(+), oedema (-)/(-), varises (-)/(-)
Refleks patella : Kanan (+), kiri (+)
10. Pemeriksaan anogenital
Warna vulva vagina : Kemerahan, tidak ada varises dan
tidak oedem
Luka parut : Tidak ada
15

Varises : Tidak ada


Pembesaran kel bartholin : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Haemoroid pada anus : Tidak ada

ASSASMENT
Ibu : G1P0A0 hamil 37 minggu 4 hari
Janin : Tunggal hidup intrauterin presentasi kepala

PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan janin dalam
keadaan baik
2. Memberitahu ibu ketidaknyamanan pada saat trimester III yaitu sakit
dibagian bawah vagina yang disebabkan oleh turunnya kepala janin hal ini
dapat diatasi dengan melakukan olah tubuh seperti senam hamil atau
berolahraga kecil seperti jalan-jalan kecil.
3. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III seperti
perdarahan dari jalan lahir, keluarnya cairan pervaginam, gerakan janin
berkurang atau tidak terasa, nyeri perut yang hebat, kejang, demam tinggi
dan meminta ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan jika ibu
mengalaminyaMemberitahu ibu persiapan persalinan seperti penolong
persalinan, tempat akan melahirkan, pendamping persalinan, transportasi
yang akan digunakan menuju fasilitas yang lebih lengkap jika timbul
kegawatdaruratan dan persiapan biaya.
4. Memberitahu ibu untuk terus memantau pergerakan janin yaitu dengan
menghitung selama 12 jam minimal janin bergerak 10 kali, jika berkurang
ibu harus datang ke fasilitas kesehatan.
5. Memberitahu ibu kontrasepsi pasca salin, yaitu MAL (Metode Amenorea
Laktasi) yang bergantung pada pemberian ASI pada bayi, suntik progestin
yang tidak menganggu produksi ASI, mini pil yang tidak menganggu
produksi ASI ibu, AKDR atau biasa dikenal spiral, dan AKBK atau biasa
dikenal dengan KB implan, dan kondom.
16

6. Memberitahu ibu persiapan rujukan jika terjadi komplikasi seperti RS


yang akan dituju, kendaraan yang akan digunakan menuju RS, pendonor
darah, persiapan finansial, mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika
pembuat keputusan pertama tidak ada di tempat.
7. Menyepakati kunjungan selanjutnya pada tanggal 20 Maret 2015

CATATAN PERKEMBANGAN
Kunjungan IV
Hari, tanggal : Jumat, 20 Maret 2015 Pukul : 09.00
Tempat: Puskesmas Kecamatan Tebet

SUBJEKTIF
Ibu masih merasakan sakit dibagian bawah vagina, pergerakan janin aktif.

OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
2. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg Denyut nadi : 87 kali/menit
o
Suhu tubuh : 36,6 C Pernapasan : 19 kali/menit
3. Berat badan : 62,5 Kg
Sebelum hamil: 50 Kg
Kenaikan : 12,5 Kg
4. Kepala : Rambut : Hitam (+), ketombe (-), rontok (-)
Muka : Simetris (+), pucat (-), oedema (-),
cloasma gravidarum
Mata : Simetris (+), sklera ikterik (-),
konjungtiva anemis (-)
Mulut/gigi : Stomatisi (-), karies (-)
THT : Serumen (-), pendengaran baik (+),
sekret (-), penciuman baik (+), radang
tenggorokan (-)
5. Leher : Kel. Thyroid : Pembengkakan (-)
Vena jugolaris: Benjolan (-)
Kel. Getah bening: Pembengkakan (-)
6. Dada dan axial
Dada : Mammae : Membesar : Kanan (+)/kiri (+)
Simetris : Kanan (+)/kiri (-)
Benjolan/tumor: Kanan (-)/kiri
Areola : Hiperpigmentasi kanan (+)/kiri (-)
Papilla mammae : Menonjol Kanan (+)/kiri (-)
Pengeluaran : Kanan (-)/Kiri(-)
Axilla : Benjolan kanan (+)/kiri(-)
7. Abdomen
Inspeksi
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
17

Memanjang/melintang: Memanjang
Linea alba/nigra : Linea nigra
Striae albicans/livide : Striae Livide
Gerakan janin : Ada
Palpasi
TFU : 31 cm (Mc.Donald)
Leopold I : TFU : Pertengahan pusat-procesus xyphoideus
Teraba satu bagian besar, kurang bulat, lunak, dan
tidak melenting.
Leopold II : Kiri : Teraba bagian-bagian kecil janin
Kanan : Teraba satu tahanan keras memanjang
Leopold III : Teraba satu bagian besar, bulat, keras, tidak
melenting
Leopold IV : Konvergent 4/5 bagian
Kontraksi : Braxton Hicks (+)
Pergerakan janin : Positif
TBJ : (31-12) x 155 10% = 2.945 gram
+ 10% : 3240 gram
- 10% : 2651 gram
Auskultasi :+
Frekuensi :153/menit, teratur, intensitas: kuat
Punctum maksimum : 1 tempat kuadran kanan bawah pusat
8. Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang : Lordosis fisiologis
Nyeri pinggang : Tidak ada
9. Ekstremitas atas dan bawah
Atas : Simetris (+)/(+), oedema (-)/(-)
Bawah : Simetris (+)/(+), oedema (-)/(-), varises (-)/(-)
Refleks patella : Kanan (+), kiri (+)
10. Pemeriksaan anogenital
Warna vulva vagina : Kemerahan, tidak ada varises dan tidak
oedem
Luka parut : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Pembesaran kel bartholin : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Haemoroid pada anus : Tidak ada

ASSASMENT
Ibu : G1P0A0 hamil 38 minggu 4 hari
Janin : Tunggal, hidup, intrauterin, presentasi kepala
PLANNING
18

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu dan janin dalam
keadaan baik
2. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan trimester III
3. Memberitahu ibu persiapan persalinan
4. Memberitahu ibu untuk terus memantau pergerakan janin
5. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan
6. Memberitahu ibu kontrasepsi pasca salin

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

Hari, tanggal : 26 Maret 2015 Pukul : 20.00 WIB


Tempat: Puskesmas Kecamatan Tebet

KALA 1
SUBJEKTIF
Ibu datang ke puskesmas dengan keluhan mulas-mulas, dan keluar lendir darah
sejak pukul 08.00 WIB, pergerakan janin aktif.

OBJEKTIF
1. Kesadaran : Composmentis
2. Keadaan Umum : Baik
3. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg N : 89x/menit
S : 36,4oC Rr : 19x/menit
4. BB : 62,5 Kg TB: 152,5 cm
Kenaikan BB selama hamil: 12,5 Kg
5. Muka : Tidak pucat, tidak oedema
6. Mata : Conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
7. Payudara :
Mamaae : Membesar +/+, simetris +/+
Benjolan/tumor : tidak ada
Areola : hiperpigmentasi +/+
Papilla mammae : menonjol +/+
Pengeluaran kolostrum/ASI : +/+
8. Abdomen
a. Inspeksi
Membesar, dengan arah : memanjang
Gerakan janin : aktif
b. Palpasi
TFU (Mc.Donald) : 32 cm
Leopold I
TFU : 3 jari dibawah px
Pada fundus uteri teraba 1 bagian bulat, lunak, tidak melenting
19

Leopold II
Sebelah kanan : teraba 1 tahanan keras memenjang
Sebelah kiri : teraba bagian-bagian kecil janin
Leopold III : Teraba 1 bagian besar, bulat, keras, dansedikit dapat
digerakkan
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk 4/5 bagian
His : 2x/10 menit, lamanya 20 detik, intensitas : lemah
TBJ :(32-12) x 155 10% = 3.100 gram
+ 10 % : 3410 gram
- 10 % : 2790 gram
c. Auskultasi : +
Frekuensi: 140 kali/menit, teratur, intensitas: kuat
Punctum maksimum: 1 tempat kuadran kanan bawah pusat
9. Ekstremitas atas dan bawah
Atas : Simetris +/+, oedem -/-
Bawah : Simetris +/+, oedem -/-, varises -/-
Refleks patella : + / +
10. Anogenital
Vulva/vagina : Tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada pembengkakan
kelenjar bartholini.
Pengeluaran pervaginam: Lendir darah
Pemeriksaan dalam
a. Portio :
Arah : Axial
Konsistensi : Tebal, lunak
Penipisan : 30%
Pembukaan : 3
b. Ketuban : (+)
c. Bagian bawah janin : Sutura Sagitalis
d. Presentasi : Kepala
e. Penurunan :HI
f. Molase : tidak ada
11. Pemeriksaan Penunjang (27-02-2015)
a. Darah : Hb : 12 Gram%
Golongan Darah : O
Rhesus : Positif
b. Urine : Protein : Negatif Reduksi : Negatif
c. Lain-lain : Tidak ada

ASSESMENT
Ibu : G1P0A0 hamil 39 minggu 3 hari inpartu kala 1 fase laten
Janin : Tunggal hidup intrauterin presentasi kepala

PLANNING
20

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu saat ini baik-baik
saja, tanda-tanda vital normal, pembukaan 3
2. Beri support dan motivasi pada ibu
3. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri agar dapat mencegah penekanan
pembuluh darah oleh rahim yang dapat mengurangi suplai darah ke rahim
4. Memberikan pendidikan kesehatan penyebab nyeri dalam persalinan yaitu
disebabkan oleh kontraksi rahim yang dibutuhkan untuk membuka jalan
lahir dan membantu proses persalinan
5. Mengajarkan teknik relaksasi dan pengaturan napas saat timbul kontraksi
yaitu dengan menarik napas melalui hidung dan menghembuskannya
melalui mulut
6. Memberikan pendidikan kesehatan pola hidrasi agar ibu tidak dehidrasi
dan memiliki tenaga
7. Memberitahu ibu akan diperiksa kembali pukul 00.00 WIB
8. Mengobservasi kemajuan persalinan, tekanan darah dan suhu setiap 4 jam
sekali, nadi setiap 30 menit, denyut jantung janin dan kontraksi setiap 1
jam sekali
Perna His
Tekanan DJJ
Nadi pasan Suhu (x10 Lama Pembu
Waktu Darah (x/me
(x/menit) (x/me (0C) meni (detik) kaan
(mmHg) nit)
nit) t)
20.00 110/70 89 19 36,4 140 2 20 3
20.30 87
21.00 86 143 2 25
21.30 88
22.00 89 145 2 30
22.30 92
23.00 90 147 3 30
23.30 92
Tabel 2.1 Tabel observasi

Hari, ta nggal : 27 Maret 2015 Pukul : 00.00


WIB
Tempat: Puskesmas Kecamatan Tebet

SUBJEKTIF
Ibu merasa mulas-mulas semakin sering
21

OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital :
TD : 120/80 mmHg N : 89x/menit
T : 36,5oC Rr : 24x/menit
4. Auskultasi :+
Frekuensi: 150 kali/menit, teratur, intensitas: kuat
Punctum maksimum: 1 tempat kuadran kanan bawah pusat
5. Anogenital
Vulva/vagina : Tidak oedem, tidak ada varises, tidak ada pembengkakan
kelenjar bartholini

Pengeluaran pervaginam: Lendir darah

Pemeriksaan dalam

a. Portio
Arah : Axial
Konsistensi : Tebal, lunak
Penipisan : 50%
Pembukaan :5
b. Ketuban : (+)
c. Bagian bawah janin : Ubun-ubun kecil kanan depan
d. Presentasi : Kepala
e. Penurunan : H II
f. Molase : Tidak ada

ASSESMENT
Ibu : G1P0A0 hamil 39 minggu inpartu kala I fase aktif dilatasi maksimal
Janin : Tunggal hidup intrauterin presentasi kepala

PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu saat ini baik-
baik saja, TTV normal, pembukaan 5
2. Beri support dan motivasi pada ibu berupa dukungan secara verbal
3. Mengizinkan ibu berjalan atau beraktifitas ringan sesuai
kesanggupannya
4. Mengajarkan ibu dan suami untuk memijat punggung ibu agar
memperlancar sirkulasi darah dan memberi rasa nyaman
5. Memperbolehkan ibu untuk BAK
22

6. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman, namun


disarankan miring ke kriri
7. Mengajarkan teknik relaksasi dengan menarik nafas melalui hidung
dan menghembuskannya melalui mulut
8. Siapkan alat
9. Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
10. Mengobservasi kemajuan persalinan, tekanan darah dan suhu setiap 4
jam sekali, nadi, denyut jantung janin dan kontraksi setiap 30 menit
sekali
Tabel observasi kala I fase aktif dilatasi maksimal
Perna His
Tekanan DJJ
Nadi pasan Suhu (x 10 Lama Pembu
Waktu Darah (x/me
(x/menit) (x/me (0C) meni (detik) kaan
(mmHg) nit)
nit) t)
00.00 120/80 89 22 36,5 150 3 35 5
00.30 91 154 3 35
01.00 93 148 3 35
01.30 91 151 3 40
02.00 92 36, 5 150 3 40
02.30 93 146 3 45
03.00 94 152 4 45
03.30 95 154 4 45
04.00 110/70 94 24 36,7 153 4 45 10
Tabel 2.2 Tabel observasi kala I fase aktif dilatasi maksimal

KALA II
SUBJEKTIF
Tanggal : 27 Maret 2015 Pukul : 04.00
Kelurahan : Ibu merasa semakin mulas dan ingin mengedan

OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran : Composmentis
2. Keadaan umum : Baik
3. Tanda-tanda vital : TD :110/70 mmHg
Nadi : 89x/menit
Suhu : 36,5
Pernapasan : 24x/menit
23

4. Abdomen
Inspeksi
Gerakan janin : Aktif
Palpasi
Leopold IV
Bagian terendah janin sudah masuk : Divergent 1/5
His : 4x10menit, durasi 45 detik, intensitas kuat
Auskultasi :+
DJJ :143x/menit, kuat, teratur
Punctum Maksimum : 1
5. Anogenital
a. Portio : Tidak teraba
Penipisan : 100%
Pembukaan : lengkap
b. Ketuban : (-)
c. Bagian bawah janin : Ubun-ubun kecil depan
d. Presentasi : Kepala
e. Penurunan : H III+
f. Molase : Tidak ada

ASSESMENT
Ibu : G1P0A0 hamil 39 minggu 4 hari inpartu kala II
Janin : Tunggal hidup intrauterin presentasi kepala

PLANNING
1. Menyiapkan pertolongan persalinan seperti kelengkapan alat, bahan, obat;
mengenakan APD, memasukkan oksitosin 10 IU kedalam spuit 3cc
2. Memastikan pembukaan lengkap dan janin dalam keadaan baik
3. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran
4. Menawarkan ibu untuk minum dan makan
5. Mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi
6. Menolong persalinan bayi lahir pukul 05.00 WIB, JK= laki-laki, bayi
menangis spontan, kulit kemerahan, pergerakan aktif
7. Keringkan bayi
8. Memeriksa janin kedua tidak ada janin kedua

KALA III
SUBJEKTIF
Tanggal : 27 Maret 2015 Pukul : 06.15
Keluhan : Ibu masih merasa mules

OBJEKTIF
24

PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran : Composmentis
2. Keadaan umum : Baik
3. Abdomen
Palpasi : TFU : 2 jari diatas pusat
Kontraksi uterus : Baik
Kandung kemih : Kosong
4. Anogenital
Pengeluaran pervaginam : darah 20 cc

ASSESMENT
Ibu : P1A0 inpartu kala III
Bayi : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

PLANNING
1. Memberitahu kepada ibu bahwa akan disuntik oksitosin 10 IU untuk
membantu uterus berkontraksi baik
2. Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha atas kanan bagian luar
3. Menjepit tali pusat dengan klem pertama 3 cm dari perut bayi dan
memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama, memotong tali pusat
yang steril
4. Mengganti kain pembungkus bayi dengan kain bersih dan kering
5. Melakukan IMD
6. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
7. Memastikan plasenta telah lepas yaitu tali pusat bertambah panjang,
adanya pancaran darah dan bentuk uterus menjadi lebih bulat.
8. Menolong lahirnya plasenta dengan kedua tangan, putar plasenta searah
jarum jam sampai plasenta dan selaput lahir plasenta lahir lengkap
pukul 05.15
9. Melakukan massase uterus

KALA IV
SUBJEKTIF
Tanggal : 27 Maret 2015 Pukul : 05.15
Keluhan : Ibu merasa perutnya masih mulas
OBJEKTIF
1. Kesadaran umum : Composmentis
2. Keadaan umum : Baik
3. Abdomen
25

Palpasi
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : baik
Kandung kemih : kosong
4. Anogenital
Pengeluaran pervaginam : darah
Perineum : ruptur daerah perineum grade II

ASSESMENT
Ibu : P1A0 inpartu kala IV
Bayi : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan

PLANNING
1. Memeriksa robekan jalan lahir terdapat robekan jalan lahir grade 2
2. Melakukan penjahitan secara jelujur
3. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik sehingga tidak terjadi
perdarahan postpartum
4. Observasi kontraksi, perdarahan, TTV setiap 15 menit sekali di jam
pertama pasca persalinan dan 30 menit sekali di jam kedua pasca
persalinan
5. Ajarkan ibu dan keluarga cara melakukan massase uterus dan menilai
kontraksi, mewaspadai tanda bahaya pada ibu, serta kapan harus
memanggil bantuan medis
6. Dekontaminasi semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
7. Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering
8. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
9. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
10. Melengkapi partograf
26

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

KUNJUNGAN I (6 Jam Postpartum)


Tanggal : 27 Maret 2015 Pukul : 11.00
Tempat: Puskesmas Kecamatan Tebet

SUBJEKTIF
Ibu merasa sedikit mulas, nyeri pada luka jahitan, tidak pusing dan tidak lemas.
Ibu merasa nafsu makan ibu baik, sudah makan 2x dengan porsi sedang. Ibu
sudah minum lebih dari 1 botol air mineral 60 ml.
Ibu mengaku sudah buang air kecil sebanyak 3x.
Ibu sudah bisa melakukan aktivitas sendiri seperti ke kamar mandi untuk BAK.
Ibu merasa ASI yang keluar belum banyak.

OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
TD : 110/60 mmHg Rr : 21 x/menit
N : 83x/menit T : 36,5oC
Konjungtiva : tidak pucat Sklera : tidak ikterik
2. Keadaan payudara
Bentuk : Simetris
Puting : Bersih, menonjol, tidak lecet
Pengeluaran : Ada Banyak/Sedikit
Jenis : Kolostrum
27

Pembengkakan : Tidak ada


3. Abdomen
TFU : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : Baik
Kandung kemih : Kosong
4. Ekstremitas atas dan bawah
Atas : Simetris (+)/(+), oedema (-)/(-)
Bawah : Simetris (+)/(+), oedema (-)/(-), varises (-)/(-),
homan sign (-)/(-)
5. Pengeluaran pervaginam
Lochea : Warna : Merah
Jenis : Rubra
Jumlah perdarahan : 200 cc
6. Perineum dan anus
Luka episiotomi/jahitan : Ada Grade : 2
Keadaan luka : Basah
Tanda radang : Tidak ada
Keadaan vulva : Bersih
Anus : Tidak ada hemoroid
7. Obat-obatan yang didapat : Tablet penambah darah 30 tablet 1x1,
Amoxilin 500mg 3x1, Vitamin A 200.000 IU 1x1

ASSESMENT
Ibu P1A0 postpartum 6 jam

PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik,
perdarahan normal, kontraksi rahim baik, keadaan luka jahitan bersih dan
basah
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang kebersihan diri yaitu
menganjurkan ibu untuk membersihkan diri pada seluruh tubuhnya,
menjaga kebersihan vagina, mengganti pembalut sesering mungkin
minimal 2x kali dalam sehari
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pola istirahat yang cukup untuk
mencegah kelelahan yang berlebihan, karena bila ibu kurang istirahat akan
mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi oleh tubuh
4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pola nutrisi, memakan
makanan yang bergizi tanpa ada pantangan makanan
28

5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan payudara


sepertimenggunakan bra yang dapat menyokong payudara
6. Memberikan pendidikan kesehatan tentang manfaat ASI Eksklusif, seperti
bayi akan lebih cerdas, lebih sehat, dan nutrisi pada ASI telah disesuaikan
oleh kebutuhan bayi, memiliki kandungan imunisasi untuk daya tahan
tubuh bayi
7. Memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya nifas seperti
perdarahan yang abnormal, sekret vagina yang berbau, demam, nyeri perut
berat, kelelahan atau sesak, bengkak pada tangan, wajah dan tungkai, atau
sakit kepala atau pandangan kabur, nyeri payudara, pembengkakan
payudara, dan luka atau perdarahan pada puting
8. Menyepakati kunjungan nifas 6 hari pada tanggal 27 Maret 2015

KUNJUNGAN II (6 Post Partum)


Tanggal : 3 April 2015 Pukul : 10.00
Tempat: Puskesmas Kecamatan Tebet

SUBJEKTIF
Ibu sudah tidak merasa mulas
Nafsu makan ibu baik, makan 3x dengan porsi sedang setiap harinya dan minum
lebih dari 8 gelas perharinya.
Ibu buang air kecil 7x perharinya, dan BAB setiap hari.
Ibu dapat melakukan aktivitas rumah tangga tanpa dibantu.
Ibu tidur siang setiap harinya sekitar 1-2 jam. Dan tidur malam 6-7 jam, namun 2-
3x terbangun untuk menyusui bayi dan mengganti popok bayi.
OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg Rr : 18 x/menit
N : 85x/menit T : 36,3oC
Konjungtiva : tidak pucat Sklera : tidak ikterik
2. Keadaan payudara
Bentuk : Simetris
29

Puting : Bersih, menonjol, tidak lecet


Pengeluaran : Ada Banyak/Sedikit
Jenis : Kolostrum
Pembengkakan : Tidak ada
3. Abdomen
TFU : pertengahan pusat-sympisis
Kontraksi uterus : Baik
Kandung kemih : Kosong
Bekas luka operasi : Tidak ada
4. Ekstrimitas atas dan bawah
Atas : Simetris (+)/(+), oedema (-)/(-)
Bawah : Simetris (+)/(+), oedema (-)/(-), varises (-)/(-),
homan sign (-)/(-)
5. Pengeluaran pervaginam
Lochea : Warna : Merah kekuningan
Jenis : Sanguninolenta
Banyak :
6. Perineum dan anus
Luka episiotomi/jahitan : Ada Grade : 2
Keadaan luka : Basah
Tanda radang : Tidak ada
Keadaan vulva : Bersih
Anus : Tidak ada hemoroid
ASSESMENT
Ibu P1A0 postpartum 6 hari

PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan normal,
jahitan masih basah
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya nifas seperti
perdarahan yang abnormal, sekret vagina yang berbau, demam, nyeri
perut berat, kelelahan atau sesak, bengkak pada tangan, wajah dan
tungkai, atau sakit kepala atau pandangan kabur, nyeri payudara,
pembengkakan payudara, dan luka atau perdarahan pada puting
3. Memberikan pendidikan kesehatan cara memperbanyak ASI seperti
dengan membersihkan puting dan melakukan pijatan, menyusui 2-3
jam sekali, memompa ASI, skin to skin, mengkompres payudara jika
mengeras, makan makanan yang bergizi, menggunakan KB yang tepat,
minum air putih yang banyak, menyusui dengan posisi yang benar
4. Memberikan pendidikan kesehatan perawatan luka jahitan seperti
menjaga luka bersih dan kering, menghindari pemberian obat
tradisional
5. Menyepakati kunjungan nifas 14 hari dirumah Ny.A
30

KUNJUNGAN III (14 Hari Post Partum)


Tanggal : 10 April 2015 Pukul : 17.00
Tempat: Puskesmas Kecamatan Tebet

SUBJEKTIF
Ibu sudah tidak merasa mulas
Ibu merasa nafsu makan ibu baik, makan 3x dengan porsi sedang setiap harinya.
Ibu minum lebih dari 8 gelas perharinya.
Ibu mengaku buang air kecil 7x perharinya, dan BAB setiap hari.
Ibu dapat melakukan aktivitas rumah tangga tanpa dibantu.
Ibu mengaku menyempatkan untuk tidur siang setiap harinya sekitar 1-2 jam. Dan
tidur malam 6-7 jam, namun 2-3x terbangun untuk menyusui bayi dan mengganti
popok bayi.
OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg Rr : 19 x/menit
N : 86x/menit T : 36,4oC
Konjungtiva : tidak pucat Sklera : tidak ikterik
2. Keadaan payudara
Bentuk : Simetris
Puting : Bersih, menonjol, tidak lecet
Pengeluaran : Ada Jenis : Kolostrum
Pembengkakan : Tidak ada
3. Abdomen
TFU : tidak teraba
Kontraksi uterus : tidak teraba
Kandung kemih : Kosong
Bekas luka operasi : Tidak ada
4. Ekstrimitas atas dan bawah
Atas : Simetris (+)/(+), oedema (-)/(-)
Bawah : Simetris (+)/(+), oedema (-)/(-), varises (-)/(-),
homan sign (-)/(-)
5. Pengeluaran pervaginam
Lochea : Warna : Kekuningan
Jenis : Serosa
31

Banyak :
6. Perineum dan anus
Luka episiotomi/jahitan : Ada Grade : 2
Keadaan luka : Kering
Tanda radang : Tidak ada
Keadaan vulva : Bersih
Anus : Tidak ada hemoroid

ASSESMENT
Ibu P1A0 postpartum 14 hari

PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan normal,
luka jahitan sudah kering
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya nifas seperti
perdarahan yang abnormal, sekret vagina yang berbau, demam, nyeri perut
berat, kelelahan atau sesak, bengkak pada tangan, wajah dan tungkai, atau
sakit kepala atau pandangan kabur, nyeri payudara, pembengkakan
payudara, dan luka atau perdarahan pada puting
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara memerah ASI dengan
tangan yaitu, bersihkan puting susu dengan memerah sedikit ASI, lalu 2-3
cm diatas puting jari tlunjuk 2-3 cm di bawah puting, tekan seluruh jari
sisanya ke arah dinding dada, tekan areola dengan gerakan memutar dari
belakang puting antara ibu jari dan jari lain ke arah puting lalu lepaskan
4. Memberikan pendidikan kesehatan cara menyimpan ASI perah yaitu
disimpan dalam wadah yang dapat menampung ASI, mudah disterilkan,
bila disuhu ruangan ASI hanya bertahan 6-8 jam, jika disimpan dalam
freezer ASI dapat bertahan hingga 2 minggu. Jika sudah diberikan pada
bayi, ASI tidak boleh disimpan, dan meminta pada ibu untuk tidak lupa
menuliskan tanggal dan jam pemerahan
5. Memberikan pendidikan kesehatan tentang hubungan seksual dapat
dilakukan setelah darah tidak keluar dan ibu tidak merasa nyeri ketika
memasukkan jari ke dalam vagina
6. Memberikan pendidikan kesehatan kontrasepsi pasca salin seperti MAL,
kondom, IUD, minipil dan suntik

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

Tanggal : 27 Maret 2015


32

Pukul : 06.00 WIB

KUNJUNGAN I
SUBJEKTIF
Bayi telah selesai IMD, bayi sudah berhasil mencapai puting dan menghisap
dengan kuat, bayi belum BAB dan belum BAK

OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,60C
Rr : 43 x/menit
N : 144 x/menit
2. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 3150 gram
Panjang badan : 49 cm
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar lengan : 12 cm
3. Pemeriksaan khusus
Kepala : Anencephali (-), caput suksadaneum (-),
cephalhematom (-),moulase (-)
Muka : Oedem (-), syndrom mongoloisme (-)
Mata : Posisi bola mata simetris (+), konjungtiva anemis
(-),sklera ikterik (-)
Telinga : Posisi daun telinga simetris dan sejajar dengan
mata, terdapat 2 lubang telinga
Hidung : Terdapat 2 lubang hidung, sekret (-), pernafasan
cuping hidung (-), septumnasi (+)

Mulut : Palatoskisis (-),labioskisis (-), dan


labiopalatoskisis (-)

Leher : Pembesaran kelenjar tiroid dan getah bening (-)


Dada / Mammae : Terdapat dua puting, simetris, retraksi dinding
dada (+)
Perut : Omfalokel (-),herniadiafragmatika (-)
Tungkai : Simetris (+), polidaktil (-), sindaktil (-)
33

Genitalia : Skrotum (+),penis (+), testis turun

3. Pemeriksaan Refleks Primitif


a. Refleks Moro : ada
b. Refleks Rooting : ada
c. Refleks Grasping : ada
d. Refleks Sucking : ada
e. Refleks Tonic neck : ada

Eliminasi

a. Miksi : Belum
b. Mekoneum : Belum

ASSESMENT
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam

PLANNING
1. Memberikan bayi salep mata antibiotik profilaksis tetrasiklin 1%
2. Menyuntikan vitamin K1 0,1 cc disuntikan secara IM pada 1/3 paha
kiribayi bagian luar
3. Memastikan suhu tubuh bayi normal
4. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa bayi dalam keadaan normal

KUNJUNGAN II
Tanggal : 27 Maret 2015
Pukul : 06.00 WIB

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayi sering menyusu, sudah BAB dan BAK
OBJEKTIF
Keadaan umum baik, tanda-tanda vital : nadi : 134 kali/ menit, pernapasan 43
kali/menit, suhu : 36,6C, warna kulit kemerahan, gerak aktif, bayi menyusu
dengan baik. Tali pusat tidak ada perdarahan. Bayi sudah bisa menghisap puting
susu ibu.
ASSESMENT
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam

PLANNING
1. Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaan bayi dalam keadaan normal
2. Memberikan pendidikan kesehatan tanda bahaya bayi
3. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu untuk tetap menjaga
kehangatan bayi dengan menggunakan topi, baju yang kering dan bersih
34

4. Memberikan pendidikan kesehatan tentang cara merawat tali pusat yaitu


dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi, tidak
membungkus tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke
puntung tali pusat, mengoleskan alkohol masih diperkenankan tetapi tidak
dikompreskan, lipak popok dibawah puntung tali pusat, tali pusat dalam
keadaan bersih dan kering, jika puntung tali pusat kotor bersihkan dengan
air DTT dan sabun dan segera keringkan
5. Memberikan pendidikan kesehatan tanda infeksi tali pusat seperti
kemerahan pada kulit sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau
6. Memberikan pendidikan kesehatan pada ibu tentang cara memandikan
bayi
7. Memberitahu ibu bahwa bayi akan disuntik imunisasi Hepatitis B0 yang
berfungsi untuk mencegah bayi terkena hepatitis B
8. Menyuntikan imunisasi HB0 dengan dosis 0,05 mg
9. Menyepakati kunjungan bayi baru lahir 6 hari tanggal 3 April 2015 di
Puskesmas Kecamatan Tebet

KUNJUNGAN III
Tanggal : 3 April 2015
Pukul : 10.00
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan ASI keluar banyak dan bayi menyusu dengan sering.
Bayi sudah BAB dan sudah BAK
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,70C
Rr : 40 x/menit
N : 121 x/menit
2. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 3100 gram
Panjang badan : 49 cm
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar lengan : 12 cm

ASSESMENT
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 6 hari

PLANNING
35

1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan baik dan
normal
2. Memberikan pendidikan kesehatan tanda bahaya bayi
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang imunsasi yaitu, ketika bayi
berusia 1 bulan bayi harus diimunisasi BCG dan Polio1, saat usia 2 bulan
bayi harus diimunisasi Polio2, DPT1, HB1, saat bayi berusia 3 bulan bayi
harus diimunisasi Polio3, DPT2 dan HB2, ketika bayi berusia 4 bulan bayi
harus diimunisasi Polio5, DPT3, dan HB3, dan imunisasi Campak ketika
usia bayi sudah 9 bulan
4. Menganjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya sesering mungkin dan
menyendawakan bayi setelah bayi disusui
5. Memberitahu ibu bahwa bayi akan mengalami BAB 5-6 kali sehari dan
akan berkurang pada minggu kedua

KUNJUNGAN IV
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan ASI keluar banyak dan bayi menyusu dengan sering.
OBJEKTIF
Keadaan umum baik, tanda-tanda vital : nadi : 121 kali/ menit, pernapasan 41
kali/menit, suhu : 36,8C, warna kulit kemerahan, gerak aktif, bayi menyusu
dengan baik.
ASSESMENT
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 14 hari
PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan baik dan
normal
2. Memberikan pendidikan kesehatan tanda bahaya bayi
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang imunsasi yaitu, ketika bayi
berusia 1 bulan bayi harus diimunisasi BCG dan Polio1, saat usia 2 bulan
bayi harus diimunisasi Polio2, DPT1, HB1, saat bayi berusia 3 bulan bayi
harus diimunisasi Polio3, DPT2 dan HB2, ketika bayi berusia 4 bulan bayi
harus diimunisasi Polio5, DPT3, dan HB3, dan imunisasi Campak ketika
usia bayi sudah 9 bulan
4. Mengingatkan ibu untuk terus memberikan bayi ASI Eksklusif

BAB III
PEMBAHASAN
36

Pada BAB ini penulis akan membahas masalah-masalah yang terjadi pada Ny.A
mulai dari kehamilan 35 minggu sampai 2 minggu postpartum, serta bayi baru
lahir dengan menggunakan dokumentasi SOAP, semua akan dikaitkan dengan
teori.
A. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III
Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny.A selama masa kehamilan
dimulai pada usia kehamilan 35 minggu, dengan HPHT: 23 Juni 2014 dan
Taksiran Persalinan 30 Maret 2015.
Asuhan kebidanan yang diberikan mencakup pengkajian dan pemantauan
selama kehamilan serta identifikasi resiko yang mungkin terjadi pada masa
kehamilan. Ny.A telah melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 7x
yaitu setiap bulan sampai kunjungan kehamilan kurang dari 28 minggu,
setiap 2 minggu pada usia kehamilan 28-36 minggu, dan setiap minggu
pada usia kehamilan diatas 36 minggu. Hal tersebut sesuai dengan standar
yaitu 4 kali kunjungan, yaitu 1 kali pada trimester pertama, kali pada
trimester dua, dan 2 kali pada trimester tiga yang bertujuan untuk
menghindari resiko komplikasi pada kehamilan dan persalinan.
Menurut Litbangkes Depkes RI standar asuhan minimal 14 T:
1. Tanyakan dan menyapa ibu dengan ramah
Setiap kali kunjungan bidan selalu menanyakan kabar Ny. A dan
keluhan yang ibu rasakan. Pada kunjungan pertama ibu mengeluh
sering buang air kecil, kunjungan kedua, ketiga dan keempat ibu
merasa sakit bagian bawah. Hal ini merupakan hal fisiologis. Sering
buang kecil dan merasa sakit dibagian bawah adalah salah satu bentuk
ketidaknyamanan kehamilan trimester III. Sering buang air kecil
diakibatkan karena tekanan uterus pada kantung kemih. Sedangkan
sakit dibagian bawah disebabkan karena seiring dengan turunnya
kepala janin. Bidan telah memberikan beberapa pendidikan kesehatan
mengenai keluhan ibu, setelah dilakukan asuhan keluhan ibu
berkurang dan merasa nyaman.
2. Timbang berat badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal
dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.
37

Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama


kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukan
adanya gangguan pertumbuhan janin (Kemenkes RI, 2010)
Berat badan Ny.A sebelum hamil 50 kg dan tinggi badan 152,5 cm,
dengan IMT yaitu 21,5 yang artinya Ny.A tergolong kategori normal.
Berat badan Ny.A sebelum hamil adalah 50 kg, pada pemeriksaan
kehamilan yang terakhir adalah 61,5 kg, yang artinya kenaikan berat
badan selama hamil 11,5 kg, hal ini sesuai dengan teori Saifudin
(2010) yang menyatakan bahwa ibu dengan IMT 19,8-26 maka
pertambahan berat badannya 11,5-16 kg.
3. Ukur lingkar lengan atas (LiLA)
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk
skrining ibu hamil beresiko kurang energi kronis (KEK). Kurang
energi kronis disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan
gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA
kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan
bayi berat lahir rendah (BBLR) (Kemenkes, 2010). Pada pemeriksaan
kehamilan didapatkan bahwa Lingkar Lengan Atas (LiLA) Ny.A
adalah 26 cm, hal ini masih dikategorikan normal.
4. Ukur tekanan darah
Menurut Kemenkes RI (2010) Pengukuran tekanan darah pada setiap
kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi
(tekanan darah 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia
(hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah, dan atau
proteinuria). Selama pemeriksaan, penulis menemukan tekanan darah
Ny.A masih dalam batas normal antara 110/70mmHg-120/80 mmHg.
5. Tekan atau palpasi payudara (Benjolan), perawatan payudara, senam
payudara dan tekan titik peningkatan ASI.
Perawatan payudara dilihat dari keadaan puting susu ibu. Puting susu
ibu menonjol dan bersih setiap kunjungan.Menjaga kebersihan
payudara terutama puting susu untuk bisa menjadikan ASI optimal
diberikan kepada bayi baru lahir, merangsang kelenjar-kelenjar air susu
sehingga produksi ASI nantinya akan banyak dan lancar,
mempersiapkan sebaik mungkin payudara ibu.Pada saat palpasi tidak
ditemukan benjolan.Perawatan payudara dengan tehnik SADARI
38

membantu bila ada benjolan tidak normal pada payudara sehingga bisa
dilakukan pengobatan dan perawatan lebih dini lagi untuk mencegah
hal-hal yang tidak kita inginkan (www.doktersehat.com, 2015)
6. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
diakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak
dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur
kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin
(Kemenkes, 2010).
Tabel tinggi fundus uteri trimester III

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri (TFU)


(Minggu)
28 3 jari di atas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus
36 3 jari dibawah prosesus xiphoideus
40 Pertengahan pusat-prosesus xiphoideus
Tabel 3.1 Tinggi fundus uteri trimester III
Dalam 4 kali pemeriksaan kehamilan selama trimester III, tinggi
fundus uteri Ny.A mengalami perubahan.Berdasarkan teori yang
dikemukakan oleh Sulistyawati (2012) usia kehamilan 36 minggu
tinggi fundus uteri 3 jari dibawah processus xyphoideus, sedangkan
usia 40 minggu adalah pertengahan pusat-processus xyphoideus.Pada
kasus Ny.A, TFU sesuai dengan usia kehamilan. Selain untuk
mengetahui usia kehamilan, TFU juga dapat menentukan tafsiran berat
janin (www.emedicine.medscape.com, 2015). Untuk menentukan
perkiraan berat janin dengan rumus dari Johnson- Tausak, yaitu : (TFU
(dalam cm) 11, 12 atau 13) x 155 10%, jika kepala belum masuk
PAP dikurangi 13, jika sudah sejajar dikurangi 12 dan jika sudah
masuk PAP maka TFU dikurangi 11. Tinggi fundus uteri Ny. A yaitu
31 cm dan dari hasil pemeriksaan kepala sudah sejajar PAP jadi dapat
dimasukan kedalam rumus: (31 cm 12) x 155 = 2.945 gram 10%.
Dari TFU 31 cm didapatkan tafsiran berat badan janin yaitu 2.945
gram (+10% = 3236,5 gram, -10% = 2650,5 gram). Berat janin
dikatakan normal jika berat janin 2500 gram-4000 gram.
7. Hitung denyut jantung janin (DJJ)
39

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap


kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ
lebih cepat dari 160/menit menunjukkan adanya gawat janin
(Kemenkes,2010). Selama pemeriksaan kehamilan Ny.A, DJJ selalu
berada pada batas normal yaitu 140x/menit-148x/menit.
8. Tentukan presentasi janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini
dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III
bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke
panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah
lain (Kemenkes,2010). Sejak kunjungan pertama hingga kunjungan
keempat, hasilnya presentasi janin adalah presentasi kepala yang
merupakan presentasi normal.
9. Tentukan keadaan (palpasi) liver dan limpa
Standar asuhan ini tidak dilakukan selama masa kehamilan. Hal ini
dikarenakan puskesmas belum menerapkan standar asuhan tersebut
dan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis.

10. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)


Menurut Kemenkes (2012) pemberian imunisasi pada wanita usia
subur atau ibu hamil harus didahului dengan skrining untuk
mengetahui jumlah dosis (dan status) imunisasi tetanus toksoid (TT)
yang telah diperoleh selama hidupnya. Pemberian imunisasi TT tidak
mempunyai interval (selang waktu) maksimal, hanya terdapat interval
minimal antar dosis TT.
Jika ibu belum pernah imunisasi atau status imunisasinya tidak
diketahui, berikan dosis vaksin (0,5 ml IM di lengan atas) sesuai tabel
berikut
Tabel pemberian imunisasi Tetanus Toksoid

Pemberian Selang waktu minimal


TT1 Saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada kehamilan)
TT2 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan)
TT3 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang waktu
minimal terpenuhi
TT4 1 tahun setelah TT3
40

TT5 1 tahun setelah TT4


Tabel 3.2 Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid
Dosis booster mungkin diperlukan pada ibu yang sudah pernah
diimunisasi. Pemberian dosis booster 0,5 ml IM disesuaikan dengan
jumlah vaksinasi yang pernah diterima sebelumnya pada tabel berikut:

PERNAH Pemberian dan selang waktu minimal


1 kali TT2, 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan
2 kali TT3, 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang waktu
minimal terpenuhi)
3 kali TT4, 1 tahun setelah TT3
4 kali TT5, 1 tahun setelah TT4
5 kali Tidak perlu lagi

Pada kasus Ny.A, mengaku telah melakukan suntik TT3 pada saat usia
kehamilan 32 minggu 2 hari.
11. Beri tablet tambah darah (tablet besi)
Pada setiap kunjungan Ny.A selalu mendapatkan tablet besi dan telah
mencapai 90 tablet. Pemberian tablet besi ini untuk mencegah anemia
gizi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet
selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama (Kemenkes RI,
2010). Pemberi asuhan selalu mengingatkan ibu untuk rajin
mengkonsumsi tablet Fe pada malam hari untuk menghindari mual
yang merupakan efek samping dari tablet Fe dan selalu mengingatkan
untuk tidak meminum Fe dengan teh, ataupun kopi karena dapat
mengganggu penyerapan zat besi. Ny.A mengatakan selalu
meminumnya setiap hari menggunakan air putih.
Pada usia kehamilan 35 minggu, Hb Ny.A ialah 12 gr% hal ini
tergolong normal.
12. Pemeriksaan laboratorium (rutin dan khusus)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi:
a. Pemeriksaan golongan darah,
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darah yang sewaktu-waktu
diperlakukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan. Ny.A telah
melakukan pemeriksaan golongan darah, dan hasilnya adalah Ny.A
memiliki golongan darah O dengan rhesus +.
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
41

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal


sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga.
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut
menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi
anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam
kandungan. Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 27 Februari 2015,
didapatkan kadar Hb Ny.A adalah 12 gr% dimana hal ini termasuk
kedalam kategori normal.
c. Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada
trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan
untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria
merupakan salah satu indikator terjadinya preeklampsia pada ibu
hamil. Ny.A telah memeriksakan protein urin yang hasilnya adalah
negatif.
d. Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus harus
dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal
sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga).
Ny.A juga telah melakukan pemeriksaan dan didapatkan hasilnya
adalah negatif.
e. Pemeriksaan darah Malaria
Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan
pemeriksaan darah Malaria dalam rangka skrining pada kontak
pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan
pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi. Ny.A tidak
melakukan pemeriksaan darah malaria, karena daerah tempat
tinggal Ny.A bukan merupakan daerah endemis, dan Ny.A tidak
ada indikasi terhadap penyakit ini.
f. Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada
kehamilan. Di Puskesmas Kecamatan Tebet, semua ibu hamil yang
memeriksakan disini akan langsung dilakukan pemeriksaan PMS
yang bernama PMT/CT minimal 1 kali selama proses kehamilan.
42

Ny.A telah melakukan pemeriksaan PMT/CT pada awal periksa


kehamilan dan hasilnya negatif.
g. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan resiko tinggi
kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil
setelah menjalani konseling kemudian diberi kesempatan untuk
menetapkan sendiri kemputusannya untuk menjalani tes HIV. Di
Puskesmas Kecamatan Tebet, semua ibu hamil yang memeriksakan
disini akan langsung dilakukan pemeriksaan HIV minimal 1 kali
selama proses kehamilan. Ny.A telah melakukan pemeriksaan ini
pada awal periksa kehamilan dan hasilnya negatif.
h. Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai
menderita Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi
Tuberkolosis tidak mempengaruhi kesehatan janin. Selain
pemeriksaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas rujukan. Ny.A tidak
melakukan pemeriksaan ini karena Ny.A tidak dicurigai menderita
Tuberkulosis.
13. Tatalaksana/penanganan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan.
Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk seusai dengan sistem
rujukan. Tidak ada kelainan yang ditemukan oleh pemberi asuhan
terhadap Ny.A sehingga tidak dilakukan penanganan kasus. Hal ini
dikarenakan tingkat kesadaran ibu dalam melakukan ANC secara
teratur, sehingga ketika ditemukan kelainan segera ditangani dengan
standar.
14. KIE Efektif
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:
a. Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya
secara rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar
beristirahat yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam per
hari) dan tidak bekerja berat. Pemberi asuhan memberikan
43

pendidikan kesehatan, dan ibu merasakan tubuhnya segar karena


tidur yang cukup.
b. Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan
selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan,
mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok gigi
setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olahraga ringan.
Pemberi asuhan memberikan pendidikan kesehatan ini, ibu
melakukannya dan berjalan-jalan disore hari.
c. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga
terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau
masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi,
transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini penting apabila
terjadi komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas agar segera
dibawa ke fasilitas kesehatan. Pendidikan kesehatan ini diberikan
oleh pemberi asuhan, ketika suami sedang menemani ibu ke
puskesmas. Setelah diberikan asuhan, suami kemudian menyiapkan
segala kebutuhannya bila terjadi komplikasi.
d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik
selama kehamilan, persalinan dan nifas misalnya perdarahan pada
hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan
lahir saat nifas, dsb. Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting agar
ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan. Ibu
telah diberikan pendidikan kesehatan, ibu dan suami mengerti
dengan apa yang dijelaskan.
e. Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan
yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting
untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu.
Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet tambah darah secara
rutin untuk mencegah anemia pada kehamilannya. Pemberi asuhan
44

memberikan pendidikan kesehatan, dan ibu teratur meminum tablet


fe, makan makanan yang cukup dan bergizi.
f. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada
bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat
kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi. Pemberian
ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan. Pemberi asuhan telah
memberikan asuhan yang diberikan, ibu akan melakukan IMD dan
berusaha untuk memberikan ASI eksklusif ketika bayinya lahir.
g. KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB
setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu
punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak dan keluarga.
Pemberi asuhan telah memberikan pendidikan kesehatan, ibu dan
suami sudah mulai memikirkan kb yang cocok bagi ibu.
B. ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN
Kala I:
Pada asuhan kala I Ny.A datang pukul 20.00 WIB pada tanggal 26 Maret
2015, mules-mules, dan keluar lendir sejak pukul 08.00 sejak tanggal 26
Maret 2015, pergerakan janin aktif. Hal ini merupakan tanda-tanda
persalinan yang dinyatakan oleh Wiknjosastro (2009)yaitu partus dimulai
bila timbul his dan keluar lendir bersemu darah.
Kemudian dilakukan vaginal touch (VT) pada Ny.A hasilnya pembukan3
cm dan ketuban masih positif, hal ini sesuai dengan teori bahwa pecah
ketuban secara spontan paling sering terjadi sewaktu-waktu pada
persalinan aktif (Saifuddin, 2010).
Selama persalinan kala I ibu mendapatkan asuhan seperti pemantauan
keadaan ibu yaitu pemeriksan tekanan darah setiap 4 jam, suhu ibu setiap 2
jam, nadi setiap 30 menit, his setiap 1 jam pada fase laten 30 menit pada
fase aktif, pemeriksaan dalam 4 jam sekali, dan memantau keadaan janin
yaitu memeriksa DJJ setiap 1 jam sekali pada fase laten, 30 menit pada
fase aktif (Saifuddin, 2010).
Selain itu, tindakan yang dilakukan oleh pemberi asuhan adalah memenuhi
kebutuhan cairan dan nutrisi, mengajarkan ibu teknik relaksasi, pengaturan
posisi, memperbolehkan ibu untuk berjalan atau melakukan aktivitas
seusai dengan kesanggupannya, memperbolehkan ibu untuk BAK,
45

memberikan dukungan dan meyakinkan ibu, mendengar keluhan ibu


(Saifuddin, 2010).
Selama persalinan kala I, pemberi asuhan memonitor kemajuan persalinan
dengan menggunakan partograf yang berfungsi untuk memantau kemajuan
persalinan dan membantu dalam mengambil keputusan dalam
penatalaksanaan (Saifuddin, 2010)
Proses kala I Ny.A dari pembukaan 3 cm sampai 10 cm berlangsung
selama 8 jam. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Wiknjosastro (2010) yaitu kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri
telah lengkap, pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 13 jam,
sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam. Namun hal ini sesuai dengan
teori kurva friedman yang dibahas oleh Saifuddin dalam bukunya yang
berjudul Ilmu Kebidanan (2010). Proses kala I yang terlalu cepat atau
dikenal dengan presipitatus yaitu proses partus yang kurang dari 3 jam
dapat menyebabkan perlukaan luas pada jalan lahir, khususnya vagina dan
perieum dan bayi dapat mengalami perdarahan dalam tengkorak karena
bagian tersebut mengalami tekanan kuat dalam waktu yang singkat
(Saifuddin, 2010).

Kala II:
Ibu memasuki kala II dengan tanda-tanda ibu gelisah, ada dorongan ingin
meneran ada tekanan pada anus, vulva membuka, perineum menonjol, his
yang semakin kuat dan sering. Dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan
hasil pembukaan lengkap, portio tidak teraba, ketuban negatif.
Pada kala II menggunakan 58 langkah APN. Beberapa prinsip dasar
pencegahan infeksi diantaranya mencuci tangan sesuai prosedur pada saat
akan dan sudah melakukan tindakan, memakai sarung tangan steril atau
desinfeksi tingkat tinggi dan menggunakan alat perlindungan diri lengkap.
Hal ini bertujuan untuk pencegahan infeksi dan penggunaan perlindungan
diri yang lengkap untuk mencegah atau meminimalkan infeksi serta
mencegah atau menurunkan penularan penyakit. Pada saat melakukan
pertolongan persalinan Ny.A, penolong sesuai dengan prosedur dalam
pencegahan infeksi seperti dilakukannya mencuci tangan sebelum
melakukan tindakan. Kala II berlangsung selama 1 jam, hal ini sesuai
46

dengan teori yaitu bahwa persalinan kala II pada primigravida berlangsung


selama 2 jam (Kemenkes, 2010).
Asuhan yang diberikan pemberi asuhan saat itu antara lain tetap
memberikan dukungan kepada ibu, menawarkan minum, menjaga
kebersihan ibu, mengatur posisi ibu, menjaga kandung kemih tetap
kosong, didampingi oleh suami (Saifuddin, 2010)
Selama berlangsungnya proses persalinan, Ny.A diberikan makanan dan
minuman, menurut Saifuddin (2010), hal ini dapat mencegah terjadinya
dehidrasi dan meningkatkan tenaga ibu dalam meneran.
Selama proses persalinan, Ny.A didampingi oleh suami. Hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Saifuddin (2009) bahwa
menghadirkan orang yang dianggap penting dapat memberikan dukungan
berupa mengusap keringat, memberikan minum, mengubah posisi.
Berat badan bayi Ny. A 3100 gram, sesuai dengan tafsiran berat badan
janin dengan menggunakan rumus Johnson Tausak (32-12) x 155 10 % =
3100 gram. Berat badan bayi baru lahir sesuai dengan usia kehamilan.

Kala III:
Pada kala III berlangsung selama 15 menit dan dilakukan manajemen aktif
kala III, ibu diberikan suntikan oksitosin 10 IU secara IM 1/3 paha kanan
bagian luar yang berfungsi untuk merangsang uterus untuk berkontraksi
juga untuk mempercepat pelepasan plasenta, lalu tidak lama terdapat
tanda-tanda pelepasan plasenta sesuai dengan teori Wiknjosastro (2009)
seperti pada tali pusat bertambah panjang, pancaran darah, bentuk uterus
menjadi lebih bulat. Kemudian plasenta dikeluarkan dengan menggunakan
manuver brand Andrew untuk mencegah inversi uteri. Setelah plasenta
lahir, masase fundus agar menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat
mengurangi pengeluaran darah dan mencegah perdarahan postpartum
(Wiknjosastro, 2009).
Plasenta lahir pukul 05.15 WIB, lahir lengkap. Kala III berlangsung
maksimal 30 menit, baik pada primipara maupun multipara (Kemenkes,
2013).

Kala IV:
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama
postpartum. Masa postartum merupakan saat paling kritis untuk mencegah
47

kematian ibu, terutama kematian disebabkan karena perdarahan. Penyebab


utama dari perdarahan adalah kontraksi uterus yang kurang baik. Oleh
karena itu sebelum 1 jam berlalu, ibu belum boleh dipindahkan ke
kamarnya dan masih memerlukan pengawasan yang seksama. Nadi dan
tensi diawasi tiap 15 menit. Ibu baru saja mengalami perubahan fisik
setelah melahirkan bayinya. Ny.A mengeluh masih merasa mulas, hal ini
disebabkan karena kontraksi uterus dan dibantu dengan massase uterus.
TFU 2 jari dibawah pusat.
Selama kala IV penulis mengobservasi keadaan umum, tekanan darah,
denyut nadi, suhu tubu, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, kandung
kemih dan perdarahan setiap 15 menit pada 1jam pertama dan 30 menit
pada 1 jam kedua. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Kemenkes (2013) bahwa petugas memantau kontraksi dan pencegahan
perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascasalin, 20-30 menit
pada jam kedua pascasalin.
Pada saat 2 jam postpartum pada tanggal 27 Maret 2015 pukul 07.00,
didapatkan TTV dalam batas normal, TFU 2 jari di bawah pusat, lochea
rubra berwarna merah dan tidak ditemukan tanda hofman. Ny.A diberikan
terapi oral Amoxcyllin 500mg 3x1, yang bertujuan untuk mengantisipasi
terjadinya infeksi, pemberian vitamin A 200.000 IU 1x1 yang bertujuan
agar ibu dapat memberikan manfaat vitamin A melalui ASI, serta
memberika tablet SF 1x1 guna mencegah anemia postpartum.
Setelah dilakukan pengawasan selama 2 jam pasca persalinan, yang
dilakukan yaitu mengobservasi keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda
vital, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan setiap 15 menit
pada satu jam pertama postpartum dan setiap 30 menit pada satu jam
kedua, karena 2 jam setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi
ibu dan bayi, keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar
biasa, ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan
diri dari perut ibu keluar. Kala IV Ny.A dalam batas normal. Kemudian ibu
dan bayi ditempatkan dalam satu ruangan tujuannya agar dapat
meningkatkan hubungan ibu dan bayi sebagai permulaan menyusui
48

bayinya. Pada kala IV ini, ASI yang diberikan masih sedikit, hal ini
merupakan hal yang normal dan alamiah (www.breasfeedinginc.ca)

C. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


Penilaian bayi baru lahir menggunakan APGAR score dengan hasil 9 pada
1 menit pertama, dan 10 pada menit kelima. Penilaian dilakukan dengan
melihat keadaan umum, meliputi: keadaan bayi, usaha untuk bernafas,
tonus bayi, kondisi bayi, suhu tubuh, dan kelainan bwaan (Kemenkes,
2010). Dari hasil pemeriksaan bayi Ny.A tergolong bayi normal.
Pada saat kelahiran bayi, bayi diletakkan diatas perut ibu untuk dilakukan
IMD selama 1 jam, dengan hasil bayi dapat mencapai puting pada menit
ke 50 dan menghisap puting susu dengan kuat. Dalam asuhan persalinan
dalam melakukan IMD bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit
ibunya selama paling sedikit 1 jam (Saifuddin, 2008). IMD penting
dilakukan karena dapat menjaga kehangatan bayi, membantu mengurangi
perdarah ibu, merangsang kelenjar susu untuk memproduksi ASI
(www.indonesian-publichealth.com)
Memberikan salep mata kepada bayi Ny.A untuk pencegahan infeksi mata
yang diberikan segera setelah proses IMD dan bayi selesai menyusui,
sebaiknya 1 jam setelah lahir. Pemberi asuhan memberikan salep mata
tetrasiklin 1% untuk mencegah infeksi mata sesuai yang dianjurkan oleh
Kemenkes (2010) menggunakan salep mata antibiotik tetrasiklin 1%.
Pemberian vitamin K kepada bayi Ny.A untuk mencegah terjadinya
perdarahan intrakranial yang disebabkan karena sistem pembekuan darah
pada bayi baru lahir belum sempurna. Vitamin K1 ini diberikan sebelum
pemberian imunisasi hepatitis B, dengan dosis yaitu 1 mg. (Kemenkes,
2010)
Memberikan imunisasi Hb0 kepada bayi Ny.A untuk mencegah infeksi
Hepatitis B terhadap bayi. (Kemenkes, 2010)
Pada tanggal 27 Maret 2015 bayi dimandikan sore hari pukul 16.00. Hal
ini sesuai dengan Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial yang
dikeluarkan Kemenkes pada tahun 2010 yaitu bayi sebaiknya dimandikan
pada waktu yang tepat yaitu tidak kurang dari 6 jam setelah lahir dan
setelah kondisi stabil. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama
49

setelah lahir dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan


kesehatan bayi baru lahir.
Berat badan bayi Ny.A pada saat pemeriksaan nifas pertama berat badan
turun turun, hal ini dianggap wajar karena menurut Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Neonatal Esensial yang dikeluarkan Kemenkes pada tahun
2010 dalam minggu pertama, berat bayi mungkin turun dahulu baru
kemudian naik kembali dan pada usia 2 minggu umumnya telah mencapai
berat lahirnya. Penurunan berat badan maksimal untuk bayi baru lahir
cukup bulan maksimal 10%, untuk bayi kurang bulan maksimal 15%.Agar
berat badan bayi tidak turun terus menerus, ibu dianjurkan untuk
memberikan ASI setiap 2 jam sekali.
Semua tindakan asuhan bayi baru lahir yang dilakukan sesuai teori
termasuk rooming in yang bertujuan untuk menjaga bayi tetap hangat, dan
mendorong ibu untuk menyusui bayinya sesegera mungkin dan mencegah
paparan infeksi pada bayi.
D. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kira-kira
6 minggu (Kemenkes, 2010).
Asuhan yang diberikan selama masa nifas adalah kebersihan diri, pola
istirahat, gizi, perawatan payudara, hubungan seksual dan keluarga
berencana (Saifuddin, 2009)
Pada masa nifas dilakukan 3 kali kunjungan yaitu 6-8 jam setelah
persalinan, 6 hari setelah persalinan, 2 minggu setelah persalinan. Hal ini
tidak sesuai dengan teori karena tidak melakukan kunjungan keempat
yaitu 6 minggu pascapersalinan karena keterbatasan waktu PK III.
Pada masa nifas berlangsung normal yaitu setelah plasenta lahir sampai 2
jam post partum, tinggi fundus uteri dan pengeluaran lochea yaitu 2 jari
dibawah pusat pengeluaran lochea rubra, 7 hari pertengahan pusat dengan
symfisis, 2 minggu tidak teraba, sesuai dengan teori Saifuddin (2009).
50

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny.A umur 21 tahun
G1P0A0 mulai usia kehamilan 35 minggu, bersalin, nifas 6 jam sampai 2
minggu, dan bayi baru lahir 2 jam sampai 2 minggu, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Kehamilan
Pada masa kehamilan, sejak usia kehamilan 35 minggu 4 hari sampai
38 minggu 4 hari kunjungan antenatal dilakukan sebanyak 4 kali.
Setiap kunjungan antenatal di Puskesmas Kecamatan Tebet, ibu dan
janin dalam keadaan batas yang normal. Puskesmas Kecamatan Tebet
tidak melaksanakan standar pemeriksaan 14T, yaitu menggunakan
standar 10T.
b. Persalinan
51

Pada proses persalinan Ny.A kala II proses persalinan ini berlangsung


normal, tanpa adanya penyulit atau komplikasi.
c. Nifas
Dalam masa nifas ibu tidak ada tanda infeksi Proses involusi uterus ibu
berjalan normal. Asuhan kebidanan pada masa nifas sudah
dilaksanakan pada 6 jam post partum, 6 hari post partum, 2 minggu
post partum. Masa nifas berlangsung baik, tidak ada masalah maupun
komplikasi.
d. Bayi baru lahir
Penatalaksanaan bayi baru lahir berlangsung baik, bayi baru lahir
berlangsung baik, dapat bernapas dengan spontan, dan segera
menangis kuat. Asuhan pada bayi baru lahir mendapatkan vitamin K
untuk mencegah perdarahan intrakranial, salep mata untuk mencegah
infeksi, dan sudah mendapatkan imunisasi Hb0.

B. SARAN
1. Bagi puskemas
Meningkatkan kualitas pelayanan yang sudah baik, sehingga dapat
terus memberikan asuhan yang bermutu lebih baik, yaitu
menggunakan standar 14T.

Vous aimerez peut-être aussi