Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ISSN.1907-753X
ABSTRAK
Pertamina bekerjasama dengan Perusahaan Swasta mulai memasarkan aspal jenis
multigrade dengan merek dagang Aspal Prima 69/70, Prima 51 dan Prima 55 pada tahun
2004. Aspal Prima ini sekarang masih dalam taraf uji laboratorium dan uji lapangan.
Berdasarkan hasil pengujian awal Sutarno (2004), ternyata aspal Prima 55 mempunyai titik
lembek yang lebih rendah dari spesifikasi teknis yang ditetapkan. Dari latar belakang
tersebut, timbulah ide untuk meneliti bagaimana jika Aspal Prima 55 yang sudah
diproduksi oleh Pertamina tersebut ditingkatkan kualitasnya dengan modifier Gilsonite
Resin sebagaimana penelitian sebelumnya untuk membuat perkerasan Hot Mix memenuhi
spesifikasi dan lebih awet. Permasalahan yang ada adalah berapa prosentase kadar
Gilsonite Resin yang harus ditambahkan pada campuran tersebut. Hasil pengujian kualitas
Aspal Prima 55 menunjukkan bahwa sifat-sifat fisik aspal : penetrasi, titik nyala dan titik
lembek tidak memenuhi spesifikasi aspal multigrade, kecuali berat jenis dan daktilitas.
Penambahan Gilsonite Resin dalam penelitian ini menjadikan kualitas Aspal Prima 55
dapat memenuhi spesifikasi aspal multigrade, sehingga kualitas perkerasan Hot Mix jenis
HRS B, AC dan ATB yang menggunakan aspal prima 55 dapat ditingkatkan.
Kata kunci: Aspal Prima 55, Gilsonite Resin, Hot Mix
Halaman 16 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2007
ISSN.1907-753X
b. Bagaimana pengaruh campuran Gilsonite Menurut Sukirman S. (1999) Hot Mix adalah
Resin pada Aspal Prima 55? campuran agregat dan aspal semen dalam
c. Bagaimana kualitas Hot Mix yang keadaan panas sebagai bahan perkerasan
menggunakan aspal Prima 55? jalan. Jenis Hot Mix yang sering dipakai di
d. Bagaimana kualitas Hot Mix Aspal Prima Indonesia adalah AC (Asphalt Concrete), HRS
55 yang ditambah dengan modifier (Hot Rolled Sheet) dan ATB (Asphalt Treated
Gilsonite Resin? Base). Spesifikasi jenis-jenis hot mix
e. Berapa prosentase kadar Gilsonite tersebut seperti ditunjukkan dalam Tabel 2
optimum yang ditambahkan pada s/d 4.
campuran Hot Mix Aspal Prima 55?
Tabel 2. Spesifikasi Lapis Perkerasan HRS B
1.3. Tujuan Penelitian
Ukuran Spesifikasi Gradasi Stabilitas Marshall %Rongga
Tujuan dari penelitian ini adalah : Saringan ( %lolos saringan) Marshall, kg Quotient dlmcampuran
Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 17
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2007 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X
Halaman 18 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2007
ISSN.1907-753X
2.5. Wheel Tracking Test dengan sifat fisik yang disyaratkan pada
spesifikasi. Material yang dipergunakan
Wheel Tracking adalah alat yang digunakan adalah material yang memenuhi persyaratan
untuk menguji ketahanan deformasi dari spesifikasi baik gradasi maupun sifat teknis
campuran aspal di laboratorium, yaitu untuk lainnya. Material aspal semen diperoleh dari
mengetahui deformasi yang terjadi akibat Perusahaan Swasta yang bekerjasama
roda yang bergerak diatas permukaan benda dengan Pertamina Unit Produksi IV Cilacap.
uji dari campuran aspal panas (hot mix) Selanjutnya menentukan proposi campuran
pada suhu 60C. Roda penguji terbuat dari agregat agar dapat mendapatkan gradasi
karet keras dengan berat 118 lb. Nilai campuran yang sesuai dengan spesifikasi
deformasi diperoleh dari kedalaman gradasi pada Tabel 2.2 sampai dengan 2.4
permukaan benda uji akibat beban repetisi. masing-masing untuk HRS , AC dan ATB.
Dari hasil pengujian Wheel Tracking tersebut Kemudian membuat benda uji tanpa
dapat diperoleh Stabilitas Dinamis Gilsonite resin dengan variasi kadar aspal
(lintasan/mm) dan Kecepatan Deformasi yaitu : 5% , 6%, 7%, 8% dan 9% baik untuk
(mm/menit). Berdasarkan spesifikasi yang HRS, AC dan ATB.
dikeluarkan Praswil 2003, Stabilitas Dinamis Setelah dilakukan pengujian Marshall, maka
untuk campuran aspal panas minimal 2500 dilakukan analisa untuk mendapatkan kadar
lintasan/mm. aspal optimum. Dengan menggunakan kadar
aspal optimum tersebut dibuatlah benda uji
2.6. Gambaran Penelitian Sebelumnya dengan menambahkan Gilsonite resin
dengan berbagai macam variasi yaitu : 0%,
Hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh 6%, 8%, 10% dan 12% dari aspal optimum.
Puslitbang Jalan, Bandung maupun penulis Setelah itu dilakukan pengujian Marshall
mengenai additive Gilsonite, cukup untuk berbagai macam variasi kadar
memberikan peningkatan mutu dari Gilsonite tersebut. Kemudian dilakukan
karakteristik campuran perkerasan yg lebih analisa untuk menentukan % kadar Gilsonite
berarti, yaitu : mengurangi rutting akibat Optimum. Dengan menggunakan % kadar
pembebanan berat, mengurangi kepekaan Gilsonite Optimum dibuatlah benda uji
terhadap perubahan temperatur dan (sampel) lagi untuk kondisi yang
pengaruh perendaman air, serta memerlukan perendaman dan non
meningkatkan daya rekat/ikat dari aspal perendaman, guna mengetahui kepekaan
terhadap aggregat (Puslitbang Jalan, terhadap pengaruh air. Kemudian dilakukan
1993). pengujian Marshall dan Wheel Tracking
terhadap sampel-sampel tersebut.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Basuki R, 1997 adalah sebagai berikut : Disamping itu juga dilakukan pemeriksaan
Dengan kadar Gilsonite opt 7.8% dari kadar terhadap sifat-sifat fisik aspal setelah
aspal opt 5.2 % untuk jenis perkerasan dicampur gilsonite dengan beberapa variasi
Asphalt Concrete, hasil pengujian stabilitas seperti diatas. Dari seluruh hasil pengujian
dinamis memberikan nilai 1346 lint/mm maupun pemeriksaan tersebut kemudian
untuk sampel yang direndam selama 24 dianalisa sehingga akhirnya diperoleh suatu
jam, sedangkan sampel tanpa penambahan kesimpulan. Tahapan penelitian ini
Gilsonite dan tanpa perendaman hanya meliputi: studi Literatur, menyiapkan
memberikan nilai 1320 lint/mm. Ini material agregat, aspal dan gilsonite,
merupakan indikasi bahwa campuran pengujian di laboratorium, analisa data dan
dengan Gilsonite sangat tahan terhadap kesimpulan hasil penelitian. Secara skematis
pengaruh air, misalnya pada kawasan yang metodologi penelitian sebagaimana
rawan banjir. ditunjukkan pada Gambar 1.
Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 19
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2007 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X
60
agregat halus
% lolos saringan
50
40
pasir
Hasil pengujian kualitas aspal prima 55
30 filler sebelum diberikan tambahan Gilsonite
20
sebagaimana terlihat pada Tabel 7.2 (pada
10
kolom persen penambahan Gilsonite dalam
0
0.01 0.1 1
Halaman 20 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2007
ISSN.1907-753X
55 dapat ditingkatkan mutunya setelah aspal tersebut akan cepat mengeras dan
penambahan gilsonite > 6% dari berat aspal. menjadi rapuh. Berdasarkan hasil
pemeriksaan (Tabel 7.) yang diplotkan pada
Gambar 2. tersebut, keseluruhan sifat fisik
300
Titik lembek
200
ditambah dengan Gilsonite pada kadar = 6.8
Daktilitas
% dari kadar aspal, namun demikian
Sifat fisik aspal
150
Titik Nyala
tentunya harus dilakukan juga pengujian
Berat Jenis secara fisik terhadap sifat campuran (aspal +
100
Kehilangan Berat (KB) agregat) yang menggunakan aspal prima 55
Pen.setelah KB + modifier gilsonite.
50
Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 21
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2007 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X
9.0 7
5.0 4
4.0 3
3.0
2
2.0
1.0 1
0.0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kadar Aspal (%) Kadar Aspal (%)
7
aspal optimum = 7%
6
% Air Void
4
STABILITAS
3
AIR VOID 2
1
MARSHALL QUOTIENT 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kadar Aspal (%)
5 6 7 8 9 Gambar 5 (c)
KADAR ASPAL (%)
Gambar 5. Hasil Analisa Marshall AC
Gambar 4. Penentuan Aspal Opt. HRS B
aspal optimum = 6.1%
Hasil akhir dari perhitungan data pengujian
Marshall untuk campuran tanpa Gilsonite
untuk jenis perkerasan AC dapat dilihat STABILITAS
pada Gambar 5. Dengan mengacu pada
spesifikasi pada Tabel 3, dibuatlah gambar AIR VOID
untuk menentukan besarnya kadar aspal
optimum sebagaimana ditunjukkan pada MARSHALL QUOTIENT
Gambar 6. Dari gambar tersebut didapatkan
kadar aspal optimum untuk perkerasan AC
pada penelitian ini sebesar 6.1%. 5 6 7 8 9
Series1 Poly. (Series1) KADAR ASPAL (%)
1000
800 Marshall untuk campuran tanpa Gilsonite
600 untuk jenis perkerasan ATB dapat dilihat
400
pada Gambar 7. Dengan mengacu pada
200
spesifikasi pada Tabel 4, dibuatlah gambar
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 untuk menentukan besarnya kadar aspal
Kadar Aspal (%) optimum sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 8. Dari gambar tersebut didapatkan
Gambar 5 (a) kadar aspal optimum untuk perkerasan AC
pada penelitian ini sebesar 6%.
Halaman 22 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2007
ISSN.1907-753X
600
Puslitbang Jalan Departemen Pekerjaan
400
200
Umum Bandung. Hasil dari pengujian Wheel
0
Tracking sebagaimana ditunjukkan dalam
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tabel 8 s/d 10.
Kadar Aspal (%)
5 6 7 8 9
KADAR ASPAL (%) Berdasarkan hasil analisa Marshall pada
Gambar 8. Penentuan Aspal Opt. ATB Gambar 4, untuk campuran HRS B besarnya
kadar aspal optimum adalah 7%. Dari uji
Marshall didapatkan nilai stabilitas sekitar
Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 23
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2007 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X
962 kg (spec : 550 1250 kg), Marshall teknis. Perendaman yang dilakukan sampai
Quotient 2.6 (spec : 1.8 5), % Rongga dengan 2 hari) memberikan penurunan nilai
dalam campuran 4.39 (spec : 3 - 6). Dari stabilitas sampai dengan 1057 kg.
nilai-nilai tersebut di atas ternyata kualitas Berdasarkan pengujian Wheel Tracking
Hot Mix yang menggunakan aspal prima 55 (Tabel 10), kualitas hot mix ATB yang
masih memenuhi persyaratan teknis. menggunakan aspal prima 55 memberikan
Perendaman yang dilakukan sampai dengan nilai stabilitas Dinamis 3000 lintasan/ menit
2 hari memberikan penurunan nilai (spec : > 2500 lintasan/ menit). Hasil
stabilitas sampai dengan 883 kg. perendaman selama 2 hari memberikan
Berdasarkan hasil pengujian Wheel Tracking penurunan terhadap Stabilitas Dinamisnya
(Tabel 9), kualitas hot mix HRS B yang yang begitu besar yaitu 2423 lintasan/menit,
menggunakan aspal prima 55 memberikan yang artinya bahwa kualitas hot mix untuk
nilai stabilitas Dinamis 2625 lintasan/ menit jenis ATB yang menggunakan aspal prima 55
(spec : > 2500 lintasan/ menit). Akan tetapi kurang tahan terhadap pengaruh air.
hasil perendaman selama 2 hari memberikan
penurunan yang berarti terhadap Stabilitas
4.6. Pengaruh Gilsonite terhadap Sifat
Dinamisnya yaitu menjadi 2333 lintasan/
Campuran
menit, yang artinya bahwa kualitas hot mix
yang menggunakan aspal prima 55 kurang Dengan pemberian Gilsonite sebesar 8% dari
tahan terhadap pengaruh air. 7% aspal optimum pada campuran HRS B,
terjadi peningkatan yang cukup besar
Berdasarkan hasil analisa Marshall pada
terhadap Stabilitas Marshall yaitu dari 962
Gambar 5, untuk campuran AC besarnya
menjadi 1422 kg, namun diatas kadar
kadar aspal optimum adalah 6.1% . Hasil Uji
gilsonite 8% nilai stabilitasnya cenderung
Marshall untuk aspal opt tsb mempunyai
menurun lagi. Sedangkan perilaku dari nilai-
nilai stabilitas sekitar 1058 kg (spec : >
nilai Marshall Quotient dan % Rongga dalam
1000 kg), Marshall Quotient 3.54 (spec : 2.5
campuran untuk semua variasi kadar
5), % Rongga dalam campuran 4.43 (spec :
gilsonite yang dicoba (6%,8%,10% dan 12%)
3 - 5). Dari nilai-nilai tersebut di atas
keseluruhannya masih masuk pada range
ternyata kualitas Hot Mix yang menggunakan
spesifikasi yang telah disyaratkan. Oleh
aspal prima 55 masih memenuhi persyaratan
karena itu untuk lapisan perkerasan HRS B
teknis. Perendaman yang dilakukan sampai
yang menggunakan aspal prima 55 sebaiknya
dengan 2 hari memberikan penurunan nilai
diberikan tambahan Gilsonite sebesar 8%
stabilitas sampai dengan 938 kg (< 1000 kg),
dari aspal optimum.
yang artinya bahwa kualitas hot mix yang
menggunakan aspal prima 55 kurang tahan Pemberian Gilsonite untuk campuran AC
terhadap pengaruh air. Berdasarkan hasil sebesar 6.8% dari 6.1% aspal optimum,
pengujian Wheel Tracking (Tabel 9), kualitas memberikan peningkatan stabilitas Marshall
hot mix AC yang menggunakan aspal prima yaitu dari 1060 kg menjadi sekitar 1300 kg ,
55 memberikan nilai stabilitas Dinamis 3316 namun diatas kadar gilsonite 6.8% nilai
lintasan/ menit (spec : > 2500 lintasan/ stabilitasnya cenderung menurun lagi.
menit). Akan tetapi hasil perendaman Sedangkan perilaku dari nilai-nilai Marshall
selama 2 hari memberikan penurunan yang Quotient (MQ) dan % Rongga dalam
berarti terhadap Stabilitas Dinamisnya yaitu campuran adalah sebagai berikut : pada
menjadi 2739 lintasan/ menit. kadar gilsonite diatas 10% nilai MQ-nya
berada di bawah 2.5 kg/mm yang berarti
Berdasarkan hasil analisa Marshall pada
keluar dari batas spesifikasi (2.5 s/d 5
Gambar 6, untuk campuran ATB besarnya
kg/mm), sedangkan pada kadar gilsonite
kadar aspal optimum adalah 6% . Hasil uji
7% nilai % rongga udara dalam campuran
Marshall pada kadar aspal opt. tsb
yang didapat sudah melebihi batas
memberikan nilai stabilitas 1294 kg (spec :
spesifikasi 5, dimana batasnya adalah 3
450 1500 kg), Marshall Quotient 2.44 (spec
sampai dengan 5. Sehingga dapat
: 1.8 5), % Rongga dalam campuran 5.11
disimpulkan bahwa kadar Gilsonite untuk
(spec : 3 - 6). Dari nilai-nilai tersebut di atas
jenis perkerasan AC dalam penelitian ini
ternyata kualitas Hot Mix yang menggunakan
aspal prima 55 masih memenuhi persyaratan
Halaman 24 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2007
ISSN.1907-753X
dapat diberikan sebesar 6.8 % dari aspal ada di air membantu terjadinya oksidasi
optimum yang didapat. pada aspal sehingga sifat-sifat adhesi
maupun kohesinya akan hilang. Akibatnya
Berdasarkan hasil analisa Marshall, untuk
aspal mudah terkelupas dari butiran agregat
campuran ATB tanpa Gilsonite, besarnya
ataupun cracking jika diamati di lapangan.
kadar aspal optimum adalah 6% . Nilai
Tanda-tanda yang dapat dilihat dari kondisi
tersebut mempunyai stabilitas Marshall
ini di laboratorium adalah berkurangnya
1300 kg. Stabilitas tersebut akan meningkat
nilai stabilitas sampai dibawah nilai
seiring dengan bertambahnya penambahan
stabilitas yang disyaratkan.
kadar Gilsonite, namun diatas 9% tidak
menampakkan kenaikan yang berarti. 7000
Sedangkan nilai Marshall Quotient dan %
rongga udara dalam campuran untuk semua 6000
3000
deformasi berturut-turut 0.0160, 0.0127 dan Gambar 7.9 Pengaruh perendaman pada Stabilitas
0.0140 mm/ menit. Nilai-nilai Stabilitas
Dinamis tersebut sudah memenuhi Penambahan Gilsonite ternyata memberikan
spesifikasi yang disyaratkan (yaitu 2500 hasil yang bagus terhadap nilai Stabilitas
lintasan/menit). Marshall maupun Stabilitas Dinamis untuk
ketiga jenis perkerasan yang direndam
Sedangkan untuk sample yang telah sampai 2 hari. Stabilitas Marshall yang
dicampur dengan Gilsonite Resin (8% untuk didapatkan untuk campuran HRS B, AC dan
HRS B , 6.8% untuk AC dan 9% untuk ATB), ATB setelah direndam 2 hari berturut-turut
hasil pengujian Wheel Tracking memberikan adalah 1441, 1144, dan 1251 kg. Sedangkan
peningkatan nilai stabilitas yang cukup Stabilitas Dinamis yang didapatkan dari
tinggi yaitu untuk HRS B 1.4 kalinya (dari Wheel Tracking Test untuk HRS B, AC, ATB
2625 menjadi 3705 lintasan/menit), sedang yang telah direndam 2 hari adalah sebagai
AC terjadi peningkatan 1.73 kali (dari 3315 berikut: 3150, 5250 dan 4200
menjadi 5727 lintasan/ menit) dan ATB lintasan/menit. Dari hasil tersebut terlihat
terjadi peningkatan 1.75 kali (dari 3000 bahwa nilai Stabilitas Marshall maupun
menjadi 5250 lintasan/ menit). Namun Dinamis untuk sample yang direndam 2 hari
demikian untuk mengetahui pengaruh untuk ketiga jenis perkerasan yang di tes
stabilitas terhadap perendaman air (jika memberikan nilai yang lebih tinggi dari
struktur perkerasan dilapangan tergenang sample tanpa Gilsonite dan tanpa direndam.
air banjir), maka diperlukan pengujian Hal ini menunjukkan bahwa penambahan
stabilitas benda uji pada sample yang Gilsonite Resin benar-benar dapat
terlebih dahulu direndam air selama 1 hari meningkatkan kualitas aspal prima baik
dan 2 hari. peningkatan fisik aspal maupun peningkatan
kekuatan campuran hot mix-nya.
4.7. Pengaruh Gilsonite terhadap
Perencaman Air 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Salah satu penyebab kerusakan lapisan 5.1 Kesimpulan
perkerasan campuran aspal panas adalah
Dari hasil percobaan di laboratorium,
akibat pengaruh genangan air pada
beberapa kesimpulan yang dapat diambil
perkerasan tersebut. Unsur Oksigen yang
yaitu :
Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 25
Volume 3, Nomor 1, Agustus 2007 Jurnal APLIKASI
ISSN.1907-753X
Hasil pengujian kualitas aspal prima 55 stabilitas yang cukup signifikan yaitu
menunjukkan bahwa sifat-sifat fisik hasilnya berada dibawah spesifikasi yang
aspal: penetrasi, titik nyala dan titik ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan
lembek yang diuji tidak memenuhi bahwa kualitas Hot Mix yang
persyaratan (spesifikasi aspal menggunakan aspal prima 55 kurang
multigrade), kecuali berat jenis dan tahan terhadap pengaruh air.
daktilitas. Dengan demikian kualitas Penambahan Gilsonite pada aspal prima
aspal prima 55 perlu diperbaiki. 55 ternyata dapat meningkatkan harga
Penambahan Gilsonite Resin dengan Stabilitas Marshall dan Stabilitas Dinamis
kadar = 6.8% dari berat aspal prima 55 yang cukup besar. Dan yang cukup
ternyata dapat memperbaiki kualitas menjanjikan adalah pengaruh
sifat-sifat fisik aspal prima 55. perendaman perkerasan terhadap
Pencampuran Gilsonite tersebut penurunan kekuatannya ternyata dapat
memberikan kecenderungan nilai direduksi, sehingga pemakaian Gilsonite
penetrasi aspal prima 55 makin menurun ini sangat cocok untuk daerah yang
yaitu dari 73.4 pada kadar 0% menjadi rawan banjir.
56,8 pada kadar 12%. Penurunan nilai Dari hasil penelitian ini kadar Gilsonite
penetrasi ini memberikan indikasi akan yang perlu ditambahkan untuk masing-
menjadikan meningkatnya tingkat masing jenis perkerasan yang
kekerasan campuran sehingga menambah menggunakan aspal prima 55 adalah
kemampuan mendukung beban berat. sebagai berikut: (i) untuk HRS B,
Pengaruh sifat fisik yang lainnya adalah Gilsonite yang perlu ditambahkan adalah
semakin tinggi kadar Gilsonite semakin 8% dari berat aspal optimum yang
tinggi pula nilai daktilitas, titik nyala didapatkan; (ii) untuk AC, Gilsonite yang
maupun titik lembeknya. Nilai daktilitas perlu ditambahkan adalah 6.8% dari
yang tinggi berarti tingkat kohesinya berat aspal optimum yang didapatkan;
semakin baik tetapi lebih peka terhadap dan (iii) untuk ATB, Gilsonite yang perlu
perubahan temperatur. Namun apabila ditambahkan adalah 9% dari berat aspal
didasarkan pada hasil titik lembeknya optimum yang didapatkan.
yang semakin tinggi (dari 53.5C pada 0%
Gilsonite menjadi 71.5 C pada 5.2. Saran
penambahan gilsonite 12%, ini berarti
Untuk menghindari kesulitan dalam
kepekaan terhadap perubahan
pencampuran Gilsonite + Aspal prima 55 di
temperatur bisa direduksi, sehingga dari
AMP nantinya, karena pada saat pelaksanaan
segi tes fisik saja penambahan Gilsonite
percobaan dilaboratorium sulit untuk
pada aspal prima 55 dapat memberikan
mendapatkan campuran yang betul-betul
peningkatkan terhadap kualitasnya.
homogen (sering terjadi penggumpalan),
Berdasarkan hasil analisa Marshall untuk
maka diperlukan suatu fabrikasi tersendiri
campuran HRS B, AC dan ATB, nilai
untuk pencampuran Gilsonite dan Aspal
Stabilitas yang diperoleh adalah
Prima 55, sehingga pada saat pemakaian di
berturut-turut 962, 1058 dan 1294 kg,
Pugmill (AMP) sudah berupa aspal cair yang
sehingga masih memenuhi persyaratan
siap untuk disemprotkan pada agregat.
(spesifikasi) yang ditetapkan. Disamping
itu untuk syarat Marshall Quotient dan
DAFTAR PUSTAKA
rongga dalam campuran untuk ketiga
jenis hot mix yang dibuat dengan aspal Bima Kimia Citra, P.T (1994), Upaya
prima 55 juga masuk dalam spesifikasi. Peningkatan Mutu Stabilitas
Berdasarkan hasil uji Wheel Tracking, Perkerasan Jalan Dengan Penggunaan
Stabilitas Dinamis untuk HRS B, AC dan Bahan Pengaya Gilsonite Resin,
ATB berturut-turut adalah 2625, 3316 (unpublished).
dan 3000 lintasan/menit sehingga masih
Bina Marga (2003), Teknologi Campuran
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.
Akan tetapi pada hasil uji perendaman 2 Perkerasan Jalan Untuk Lalu-lintas
Berat dan Padat, Jakarta
hari, baik pada Uji Marshall maupun
Wheel Tracking terjadi penurunan
Halaman 26 Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini
Jurnal APLIKASI Volume 3, Nomor 1, Agustus 2007
ISSN.1907-753X
Brown, Stephen Professor (1990), The Shell Romagsa, Henry (1987), Gilsonite-An
Bitumen Handbook, Shell Bitumen U.K. Asphalt Modifier for High Stability
Pavement, proc.of Konferensi Tahunan
Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat
Teknik Jalan III, Bandung.
Bina Program Jalan, Second Nine
Provinces Road, Rehabilitation Project, Sukirman, Silvia (1992), Perkerasan Lentur
Buku 3, Spesifikasi Umum. Jalan Raya, Nova, Bandung.
Puslitbang Jalan, Dept. PU (1993),Penelitian Sutarno (2004), Pengaruh Air Laut terhadap
Bahan Gilsonite untuk Campuran Jenis Aspal Concrete yang Menggunakan
HRS, (unpublished). Campuran Aspal prima 55, Tesis, MMT-
ITS, Surabaya
Basuki Rachmad (1997), Pengaruh
Penambahan Gilsonite Resin Terhadap
Kadar Aspal Optimum Pada Asphalt
Concrete, Puslit-ITS.
Jurnal APLIKASI: Media Informasi & Komunikasi Aplikasi Teknik Sipil Terkini Halaman 27