Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB 1. PENDAHULUAN
1.3.2 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi Pembaca:
untuk memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai proses audit atas kas.
2. Bagi Penulis:
untuk menambah pengalaman dalam membuat makalah ini dan menambah wawasan tentang
proses audit.
BAB 2. PEMBAHASAN
Yang tidak dapat digolongkan sebagai bagian dari kas dan bank dalam neraca adalah :
a. Deposito berjangka yang jatuh tempo lebih dr 3 bln
b. Check kosong dan check mundur
c. Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund)
d. Rekening giro yg tidak dapat segera digunakan baik di dalam maupun di luar negeri,
misalnya karena dibekukan
Saldo Kas
Saldo kas meliputi penerimaan ditangan yang belum disetor, kas di bank, pada rekening
giro umum dan rekening tabungan, serta akun impres seperti kas kecil dan rekening di bank
untuk gaji.
Organisasi
1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas
2) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi
3) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi
pengiriman, dan fungsi akuntansi.
Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
4) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan mengunakan
formulir faktur penjualan tunai.
5) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap lunas pada
faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.
6) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit
kartu kredit.
7) Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengirima dengan cara membubuhkan cap sudah
diserahkan pada faktur penjualan tunai.
8) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan
tanda pada faktur penjualan tunai.
Praktik yang sehat
9) Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan
oleh fungsi penjualan.
10) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang
sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.
11) Perhitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak
oleh fungsi pemeriksa intern.
Organisasi
1. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan fungsi penerimaan kas.
2. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
3. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk cek atas nama atau dengan cara
pemindah bukuan (giro bilyet).
4. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar piutang yang harus ditagih
yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
5. Pengkreditan rekening pembantu piutang oleh fungsi akuntansi (bagian piutang) harus
didasarkan atas surat pemberitahuan yang berasal dari debitur.
Praktik yang sehat
6. Hasil perhitungan kas harus direkam dalam berita cara penghitungan kas dan disetor penuh ke
bank dengan segera
7. Para penagih dan kasir harus diasuransikan.
8. Kas dalam perjalanan (baik yang ada di tangan bagian kasa maupun di tangan penagih
perusahaan) harus diasuransikan.
B. Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek. Pengeluaran kas
yang tidak dapat dilakukan dengan cek (biasanya karena jumlahnya relatif kecil),
dilaksanakan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan salah satu diantara sistem
fluktuasi dan sistem impres.
Berikut beberapa penyebab timbulnya perbedaan saldo antara catatan menurut perusahaan
dengan rekening Koran yang diterbitkan oleh bank:
Deposit in Transit (Setoran dalam Perjalanan)
Sifatnya akan mengoreksi (menambah) besarnya saldo cash in bank menurut rekening koran
(catatan bank).
Outstanding Checks (Cek yang Masih Beredar)
Sifatnya akan mengoreksi (mengurangi) besarnya saldo cash in bank menurut rekening Koran
(catatan bank).
Not Sufficient Fund Check (Cek Tidak Cukup Dana)
Sifatnya akan mengoreksi (mengurangi) kembali besarnya saldo cash in bank menurut
catatan perusahaan
Notes plus Interest Collected by Bank (Penagihan Piutang Wesel, Beserta Bunganya Lewat
Bank) yang belum dicatat dalam jurnal atau pembukuan perusahaan.
Sifatnya akan menambah saldo cash in bank menurut catatan perusahaan.
Interest Income (Bunga Bank atas Saldo Rekening Perusahaan yang Mengendap atau Sering
Dikenal Sebagai Jasa Giro) yang belum dicatat dalam jurnal atau pembukuan perusahaan.
Sifatnya akan menambah saldo cash in bank menurut catatan perusahaan.
Bank Service Charges (Biaya Jasa Bank) yang belum dicatat dalam jurnal atau pembukuan
perusahaan.
Sifatnya akan mengurangi saldo cash in bank menurut catatan perusahaan.
Error in Recording (Kesalahan dalam Pencatatan)
Untuk rekonsiliasi bank, jika jumlah tertentu telah salah dicatat oleh perusahaan, maka selisih
jumlah kesalahan tersebut seharusnya ditambahkan atau dikurangkan dari saldo cash in bank
menurut catatan perusahaan, disertai dengan pembuatan jurnal koreksi. Demikian juga jika
jumlah tertentu telah salah (keliru) dicatat oleh bank, maka selisih jumlah kesalahn tersebut
seharusnya ditambahkan atau dikurangkan dari saldo cash in bank menurut catatan bank,
tanpa perlu membuat jurnal koreksi dalam pembukuan perusahaan.
Kuesioner
Y = Ya T =
Tidak
TR = Tidak
Relevan
Y T TR
Penerimaan Kas/ Bank
Apakah digunakan kwitansi khusus perusahaan?
Bila Ya, apakah:
a. Bernomor urut tercetak?
b. Digunakan menurut urutan nomor urut?
1
c. Bentuk pembayaran menggunakan kwitansi?
d. Buku kwitansi terdaftar? Dicatat secara up-to-date?
e. Buku kwitansi terkontrol dengan baik?
f. Bagian akuntansi memerhatikan urutan nomor urut?
Bila digunakan bon (penjualan) kontan, apakah:
a. Bernomor urut tercetak?
b. Digunakan menurut urutan nomor urut?
2 c. Bentuk pembayaran dinyatakan dalam kwitansi?
d. Bon kontan terdaftar?
e. Dicatat secara up-to-date?
f. Bagian akuntansi memperhatikan urutan nomor urut?
3 Apakah penagih piutang (kolektor) atau orang yang
membuka sampul pengiriman uang (khusus untuk
perusahaan yang menerima pembayaran berupa cek
melalui pos) membuat suatu daftar cek dan uang tunai
yang diterima?
Bila Ya, apakah:
a. Satu salinan (copy) diberikan kepada bagian
akuntansi?
b. Daftar tersebut dicocokkan oleh bagian akuntansi
dengan kwitansi?
Bila tidak digunakan kwitansi atau bon (penjualan) tunai,
apakah perusahaan menggunakan cash register untuk
mengadministrasikan penerimaan?
4
Bila Ya, uraikan pengendalian internal mulai dari
penerimaan sampai penyetoran hasil penerimaan (pada
kertas terpisah)
Apakah penjualan tunai atas sisa bahan dan sejenisnya
5
prosedurnya sama dengan penjualan biasa?
Apakah hasil penerimaan baik dari penjualan tunai
6 maupun penagihan piutang disetorkan secara utuh ke
bank paling lambat keesokan harinya?
Apakah penyetoran dilakukan oleh pegawai yang bukan
7
pemegang buku piutang?
Apakah bukti setoran dicocokkan dengan kwitansi/ bon
8
(penjualan) tunai oleh bagian akuntansi?
Apakah total yang tertera pada bukti setoran dicocokkan
9 dengan transaksi debit pada buku bank yang
bersangkutan?
1 Apakah Debet Memo dari bank diterima langsung oleh
0 pejabat tertentu (yang bukan kasir) untuk diinvestigasi?
1
1 Apakah tugas kasir terpisah dari pembukuan piutang?
Apakah tata administrasi diatur sedemikian rupa
sehingga kasir atau orang yang menyetor ke bank tidak
1
mendapat kesempatan untuk mencatat atau mengubah
2
angka pada buku piutang dan daftar perhitungan saldo
yang akan dikirim kepada pelanggan?
Bila perusahaan membina beberapa dana kas sesuai
1 dengan sumber penggunaannya, apakah dana kas tersebut
3 dan surat berharga secara fisik disimpan secara terpisah
dan diadministrasikan masing-masing (tidak tercampur)?
1 Untuk cek mundur yang diterima, apakah:
4 a. Hanya diberikan kwitansi sementara penerimaan cek
mundur?
b. Diberikan kwitansi asli bila telah dapat diuangkan?
c. Disetorkan ke bank pada saat jatuh tempo?
d. Dibina buku catatan cek mundur?
Bila Ya, apakah orang tertentu (bukan kasir) secara
berkala mencocokkan catatan tersebut dengan kwitansi
sementara/ asli?
Apakah pengaman untuk menjaga uang kas cukup?
1 Sebutkan bagaimana?
5 Disimpan dalam brankas yang kuncinya dipegang oleh
dua orang yang berbeda
Apakah atas kerugian yang mungkin diderita atas uang
1 yang disimpan atau di perjalanan diasuransikan dengan
6 cukup?
Sebutkan perinciannya!
Apakah penerimaan yang sifatnya rutin, misalnya sewa,
1 dividen, bunga, dan sebagainya secara berkala ditelaah
7 sehingga atas kekurangannya segera dibuatkan catatan
dan diinvestigasi?
1
8 Apakah kantor Pusat mengontrol penerimaan Cabang?
Rekonsiliasi Bank
Apakah rekonsiliasi bank:
15.1 Dibuat paling sedikit sebulan sekali?
1
15.2 Oleh seorang pejabat terpisah dari: pemegang uang
5
kas termasuk penyetor uang kas ke bank?
15.3 Diperiksa oleh pejabat yang senior?
1 Apakah rekening koran langsung dikirim oleh bank
6 kepada orang yang membuat rekonsiliasi?
Apakah penyetoran ke bank yang belum tampak di
1 rekening koran, cek yang masih beredar, dan transfer
7 antar bank diperhatikan dengan seksama pada saat
rekonsiliasi?
Kas Kecil
Apakah kas kecil atau dana kas lainnya:
1 18.1 Menggunakan sistem dana tetap?
18.2 Pengeluaran dibatasi dengan suatu jumlah tertentu?
8 18.3 Besarnya dana diperiksa secara periodik?
18.4 Diawasi dengan memadai?
1 Bila seseorang menguasai labih dari satu kas, apakah
9 dibina dan dibukukan secara terpisah dengan rapi?
2 Apakah bukti pengeluaran kas kecil:
20.1 Diperlukan untuk semua pembayaran?
20.2 Ditandatangani oleh yang melakukan pembayaran?
0 20.3 Ditandatangani oleh yang memeriksa pembayaran?
20.4 Ditulis dengan tinta?
20.5 Jumlah, kecuali ditulis dengan angka, juga dieja
dengan huruf?
20.6 Disetujui oleh pejabat yang berwenang?
2 Apakah secara berkala dilakukan kas opname secara
1 mendadak?
Apakah pengisian kembali kas kecil dilakukan:
2 22.1 Dengan cek?
2 22.2 Semua dokumen yang mendukung pembayaran
diperiksa?
2 Apakah pemberian uang muka harus disetujui oleh
3 pejabat perusahaan yang berwenang?
2 Tidak terdapat bon gantung yang lama tidak
4 dipertanggungjawabkan?
B. Catatan lain:
PROSEDUR ANALITIK
Pada tahap awal pengujian substantif terhadap kas, pengujian analitik dimaksudkan
untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang
memerlukan audit lebih intensif.
Rasio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan auditor,
misalnya ratio tahun yang lalu, rerata ratio indusri, atau ratio yang dianggarkan. Di samping
itu, auditor perlu membandingkan akun Kas yang tercantum di neraca dengan saldo kas pada
akhir tahun yang lalu. Perbandingan ini membantu auitor untuk mengungkapkan:
1. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa
2. Perubahan akuntansi
3. Perubahan usaha
4. Fluktuasi acak, atau
5. Salah saji
Pertimbangan Lain :
Pengujian Untuk Mendeteksi Lapping
Lapping adalah suatu penyimpangan yang disebabkan oleh misapropiasi secara sengaja
atas penerimaan kas. Lapping dapat melibatkan penggelapan penerimaan kas secara
sementara atau permanen untuk kepentingan pribadi dari seseorang yang melakukan tindakan
yang bukan wewenangnya. Kondisi yang kondusif untuk lapping tersedia pabila seseorang
yang menangani penerimaan kas juga memegang buku besar piutang usaha. Auditor harus
menilai kemungkinan lapping guna mendapatkan pemahaman tentang pembagian tugas
seperti penerimaan dan pencatatan penagihan dari pelanggan.
Pada dasarnya proses audit memiliki tujuan untuk menilai kewajaran suatu entitas.
Dalam proses mengaudit kas auditor memiliki tujuan untuk memperoleh keyakina bahwa
saldo kas yang ada di neraca benar-benar sesuai dengan saldo yang sebenarnya sebagaimana
telah disesuaikan dengan bukti-bukti yang tersedia. Langkah-langkah untuk mengaudit kas
yang pertama kali dilakukan auditor yakni melakukan prosedur awal, dimana auditor
mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industri klien dan mencocokkan antara saldo
investasi awal dan kas dengan jumlah yang diaudit. Selanjutnya prosedur analitis, pengujian
rincian transaksi, prosedur rincian saldo, dan terakhir yaitu memverifikasi penyajian dan
pengungkapan kas.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing, Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Agoes, Sukrisno. 2006. Praktikum Audit, Buku 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Badan Penerbit Universitas Jember. 2011. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Edisi Ketiga. Jember:
Badan Penerbit Universitas Jember.
Boynton, William C., dkk. 2002. Modern Audit Jilid 2, Edisi Ketujuh. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Elder, Randal J., Mark S. Beasley. dkk. 2011. Jasa Audit dan Assurance, Buku Dua. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
Mulyadi. 2010. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Salemba Empat
Sumber : http://tiasaccountingworld.blogspot.co.id/2013/10/audit-terhadap-kas.html